Sains Dalam Al Quran dari sini Termasuk pembuktian umur alam - TopicsExpress



          

Sains Dalam Al Quran dari sini Termasuk pembuktian umur alam semesta dan kecepatan cahaya di bagian bawah. Bumi berputar pada porosnya dan perhitungan 1 hari (Astronomi) “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat (berganti posisi secara kontinyu/persisten dan cepat yaitu sesuatu yg bergerak pada dirinya sendiri),..” (QS. 7:54 ) Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. (QS. 36:37) Matahari adalah bintang di antara banyak bintang lainnya (Astronomi) “Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya (darinya) matahari dan bulan yang bercahaya.” (QS. 25:61 ) Matahari sebagai pusat peredaran benda langit/tata surya: Heliosentris (Astronomi) ” dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (QS. 36:38-39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun (bulan) tidak dapat mendahului siang (matahari). Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. 36:40 ) “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya,” (QS. 91:1-2 ) “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. 21:33 ) …Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.” (QS. 7:54 ) Dapat dilihat bahwa sebelum kata/kalimat “dan diciptakan matahari, bulan dan bintang-bintang” yang jelas benda yang mempunyai siang dan malam adalah bumi. Konteks langit diatas adalah bukan benda tapi semesta. Pergantian siang menuju malam secara cepat jika berdasar bahwa bumi berbentuk bola/bulatan menunjukkan bahwa bumi berpindah situasi tanpa dibatasi suatu sekat (selang waktu). Pemahaman ini diperoleh ketika melihat roda kereta/pedati dimana sisi-sisinya dan inti/pusatnya berganti posisi/arah secara cepat (berputar). Ini adalah ciri khas roda yang berputar pada sumbunya…. Keterangan-keterangan diatas juga merupakan sanggahan kepada sejumlah pendapat bahwa matahari mengelilingi bumi. Sebuah sanggahan tentang hal ini dapat anda klik disini. Sementara untuk posisi matahari dapat terbit dari barat, dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya bumilah yang berputar dari atas kebawah sehingga kutub utara berpindah ke posisi kutub selatan dan kutub selatan berpindah ke ke kutub utara. Perhitungan bulan (1 bulan): “Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua” (QS. 36:39 ) Maksudnya: bulan-bulan itu pada awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung. “dan dengan bulan apabila jadi purnama,” (QS. 84:18 ) Purnama berlangsung fluktuatif ada yg 28 hari, 29, 30, 31 hari. Perhitungan 1 tahun: “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan/takaran). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.” (QS. 55:5-8 ) “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS. 9:36 ) Maka jika bulan mengikuti matahari (sudah dijelaskan diatas), maka dalam 1 tahun matahari terdapat 12 bulan (QS. 9:36 ), padahal 1 bulan diketahui ada misal 30 hari (1 hari adalah waktu siang-malam-siang). Maka automatis bumi terdapat +/- 300 hari. Logikanya jika matahari hanya membutuhkan 1 kali perpindahan maka bumi membutuhkan 300 kali perpindahan. Jika matahari membutuhkan 1 jam untuk sampai ke titik A, bumi membutuhkan 300 jam untuk sampai ke titik A, yang artinya bumi tertinggal atau lebih lambat 300 jam dari matahari. Maka jika kedua titik ini disatukan dan bergerak bersamaan maka jelas bahwa bumi yang mengikuti (follower) matahari dan bukan matahari mengikuti bumi. Atau lebih jelasnya untuk perilaku benda berotasi, karena bumi berputar pada porosnya (sudah dijelaskan diatas), maka satu titik tetap di bumi misal titik Z akan bertemu dengan titik P di matahari jika bumi bergerak memutari matahari tsb agar titik Z bertemu dengan titik P untuk sama-sama mensinkronisasi posisi ke titik A (titik A misalnya suatu titik tetap (fixed) terhadap bintang jauh)… Dalam buku Prof. Dr. Quraish Shihab “Membumikan Al Quran (1994, Mizan) pada halaman 31, dalam Al Quran terdapat keajaiban. Kata yaum (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan dalam Al Quran sejumlah 365 kali (sama dengan 1 tahun); sedangkan hari dalam bentuk jamak/plural (ayyam), disebutkan jumlah 30 kali (sama dengan jumlah hari satu bulan). Kata-kata ˜bulanâ (syahr) hanya terdapat 12 kali (sama dengan satu tahun). Metonic Cycle (Astronomi) Kata yang berarti tahun, yaitu sanah disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 19 kali! Bagaimana kita memahaminya? Angka 19 atau 19 tahun adalah satu periode di mana posisi relatif bumi dan bulan kembali ke posisi semula secara berulang setelah 19 tahun kemudian. Siklus ini ditemukan oleh Meton orang Yunani dan disebut Metonic cycle. “Jika sekarang tanggal 20 Maret tahun 2000, dan bulan purnama terlihat pada posisi dekat bintang Virgo, kapan kita dapat melihat bulan purnama pada posisi yang sama?” “Jawabnya bukan bulan depan atau tahun depan, tetapi tanggal 20 Maret tahun 2019, 19 tahun kemudian.” Mengapa 19 tahun? Karena fase Tahun Matahari dan Tahun Bulan akan bertemu tepat pada siklus yang ke-19, di mana 235 bulan Kalender Bulan tepat sama dengan siklus 19 tahun berdasarkan Kalender Matahari. (29,53 hari x 235 kira-kira sama dengan 365,24 hari x 19). Meton dari Athena pada tahun 440 SM mengetahui bahwa 235 bulan berdasarkan Kalender Bulan sama dengan 19 tahun Kalender Matahari. Oleh karena itu, siklus ini dikenal dengan siklus Meton, dan merupakan basis perhitungan kalender di Yunani sampai Kalender Julius Caesar diperkenalkan pada tahun 46 SM. Bagi kaum Muslim, menggunakan Kalender Bulan karena sesuai dengan kebutuhan untuk perhitungan bulan Ramadhan, bulan Haji, dan peristiwa-peristiwa Islam lainnya. Namun sebelumnya, Kalender Bulan ini dipergunakan juga oleh kaum Yahudi, bangsa Babilonia, dan Cina. Matahari dan bulan beredar menurut orbitnya (Astronomi) “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (Qs. 14:33 ) “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. 21:33 ) Musim disebabkan oleh kemiringan Poros bumi dan keluarga posisinya ke Matahari (Kosmologi, Klimatologi) “Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari.” (QS. 37:5 ) Fotosintesis, klorofil di Tanaman dan Tanaman Pangan (Biologi) “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus (pori-pori daun), yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita (energi matahari, foton) itu di dalam kaca (pipa kapiler) (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak (bahan bakar energi matahari) dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 35:24 ) “yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api (foton) dari kayu yang hijau (klorofil), maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS. 36:80 ) Lamanya satu tahun dan satu bulan yg sempurna (Kosmologi) ” Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. 10:5) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. (QS. 36:39) Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan/takaran). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.” (QS. 55:5-8 ) Kalender matahari terbaik dipakai untuk pertanian (Kosmologi) “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya.” (QS. 55:5-6 ) Pupuk, Mikro Organisme dan bumi (Biologi, Ilmu Kimia, Agronomi) “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati (kompos) dan mengeluarkan yang mati (kotoran) dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. 6:95 ) Bumi berbentuk bola (Astronomi) “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan (yukawiru, huruf arab ) malam atas siang dan menutupkan (yukawiru, huruf arab) siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. 5:39 ) Saling menutupkan satu hal dg hal lain = mutual overlap Dalam istilah kosakata arab Yukawiru/takwir mempunyai kata dasar kura yg berarti bola atau gulungan, maka kata kerja Yukawiru mempunyai arti membentuk bola atau bulatan. Dan overlaping malam dan siang akan membentuk bola. Bumi dipisahkan ke dalam Beberapa Zona Iklim dan zona waktu berdasarkan posisi terbit matahari (Geografi, Ilmu Iklim) “Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari.” (QS. 37:5 ) “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. 24:35 ) Zona 1: pelita (cahaya) didalam kaca seperti mutiara yang dinyalakan yg minyaknya berasal dari zona 2 (daerah khatulistiwa) Zona 2: pohon zaitun yg tumbuh didaerah moderat (antara daerah selatan dan khatulistiwa) Zona 3: tidak di barat (misal utara) Zona 4: tidak di timur (misal selatan) Zona 5: cahaya (zona) diatas cahaya (zona yang lain) (antara daerah utara dan khatulistiwa) Zona moderat adalah Best for Living (Ilmu Ekonomi, Geografi) “(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.” (QS. 35:24 ) Penemuan Utara dan Kutub Selatan dan Kondisi kasar mereka (Geografi, Kosmologi) “Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya” (QS. 55:17 ) Dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin. “Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam”. (QS. 57:6 ) Yang dimaksud dengan memasukkan malam ke dalam siang yang menjadikan malam lebih panjang dari siang, dan memasukkan siang ke dalam malam ialah menjadikan siang lebih panjang dari malam. Sebagai yang terjadi pada musim panas (daerah gurun) dan dingin (daerah kutub). Gempa tektonik (akibat lempeng bumi yang bergeser setiap kurun waktu tertentu) (Geologi) “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” (QS. 27:88 ) Langit yang mempunyai orbit-orbit peredaran (Astronomi) “Demi langit yang mempunyai jalan-jalan” (QS. 51:7 ) Gaya gravitasi / gaya berat (Kosmologi) “Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan)” (QS. 55:7 ) Jumlah air lebih banyak dari daratannya (Geografi) Kata-kata yg disebut dalam Quran Al-bahar Laut 32 Al-bar Daratan 13 Total kata = 45, dapat dikalkulasi: 32/45 X 100% = 71.11111111% (persentase air di bumi) 13/45 X 100% = 28.88888888% (persentase daratan di bumi) Terdapat tekanan atmosfir dan udara menipis di ketinggian (Kosmologi) “Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS. 6:125 ) Terdapat butiran es di komet dan ini juga menyatakan bahwa salju turun dari butiran-2 es, fenomena stalagmit dan stalagtit (Kosmologi) “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. 24:43 ) Terdapat 7 lapisan atmosfer di bumi (Kosmologi) “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.” (QS. 67:3 ) “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan SEPERTI ITU PULA bumi” (QS. 65:12 ) Gerhana bulan, bulan purnama, bulan yang bercahaya (Astronomi) “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” (QS. 71:16 ) Black Hole/Wormhole, pulsar, bintang syria (sirius) (Astronomi) “Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan (QS. Al Mursalaat, 77: 8 ) Demi langit dan Ath Thaariq, tahukah kamu apakah Ath Thaariq? (yaitu) bintang yang cahayanya menembus. (QS. At Thaariq, 86: 1-3) dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi’ra (QS. An Najm, 53: 49) maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (QS. An Najm, 53: 9) Bintang-bintang, matahari dan bulan bersinar (Astronomi) “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya),” (QS. 15:16 ) “Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.” (QS. 41:12 ) “dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.” (QS. 16:16 ) “dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” (QS. 52:49 ) “Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” (QS. 6:76 ) “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. 41:12 ) Untuk matahari: “Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,” (QS. 18:90 ) Untuk bulan: “Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” (QS. 71:16 ) Pelita menimbulkan cahaya, sinar (pelita) mataharilah menjadikan bulan bercahaya…. Perhitungan astonomi berdasarkan matahari dan bulan (Astronomi) “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (55:5 ) “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Ilmu falak (Astronomi) “Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. 6:97 ) Lubang dilapisan ozon (Kosmologi) Sahih Bukhari, Volume 9, Book 88, Number 250: Narrated Abu Huraira: The Prophet said, “A hole has been opened in the dam of Gog and Magog.” Wuhaib (the sub-narrator) made the number 90 (with his index finger and thumb). Atmosfir yang melindungi bumi (Kosmologi) “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (QS. 21:32 ) Sifat lapisan atmosfir yang memantulkan (Kosmologi) “Demi langit yang mengandung hujan.” (QS. Ath Thaariq, 86:11 ) Hujan = Raj’i (Arab) berarti juga kembali. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Seperti diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri atas sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan. Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa. Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh. Dalam sebuah ayat Alquran pun disebutkan sifat angin yang ‘mengawinkan’ hingga terbentuknya hujan. “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan, dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al Hijr, 15:22 ) Dalam ayat ini, ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin menggerakkan awan. Namun, penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran ‘mengawinkan’ dari angin dalam pembentukan hujan. Angin membantu penyerbukan (Kosmologi) “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan, dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al Hijr, 15:22 ) Proses pembentukan hujan itu (Kosmologi) “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. 30:48 ) Laut terdiri dari berlapis-lapis dan cahaya (alami) tidak dapat menembus didalamnya (Kosmologi) “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. (QS. 24:40 ) Laut terdapat batas-batas sehingga tidak bercampur (Kosmologi) “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (QS. 25:53 ) Tiga kegelapan yang dilalui bayi dalam kandungan (Kedokteran) “Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu,” (QS. 39:6 ) Bayi terdapat dalam rahim ibunya di lindungi oleh tiga lapisan selaput halus tapi kuat. Selaput itu adalah Amnion membrane, Decudea membrane, dan Chorion membrane. Madu yg menyembuhkan (Kedokteran) “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. 16: 69 ) Susu terletak antara tahi dan darah (Anatomi) “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. 16:66 ) Dari air dijadikan segala sesuatu yang hidup (Biologi) “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. 21:30) Protoplasma merupakan zat utama pembentuk tubuh makluk hidup. Dan 80 sampai 85% protoplasma terdiri dari air. Tepat sama dengan apa yang dikatakan Al Quran 1400 tahun yang lalu di daerah gurun yang jarang air. “Protoplasm is the basis of all living matter, and ‘the vital power of protoplasm seems to depend on the constant presence of water’ (Lowsons’ Text-book of Botany, Indian Edition. London 1922, p. 23 ‘Living protoplasm always contains a large amount of water.’ ” (T.J. Parker and W.A. Haswell, Textbook of Zoology, London, 1910, Vol I. p. 15) Segala sesuatu adalah berpasang-pasangan (Ilmu Alam) “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. 36:36 ) Gunung sebagai pasak (Geologi) “dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. 78:7 ) “Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,” (QS. 16:15 ) Al Quran menyatakan bahwa gunung-gunung sebagai pasak bagi bumi. Hal ini sangat bersesuaian dengan penemuan Geologi terbaru. The mountains, like pegs, have deep roots embedded in the ground. (Anatomy of the Earth, Cailleux, p. 220) Professor Emeritus Frank adalah penasehat Ilmu Pengetahuan Jimmy Carter (mantan presiden AS), dan 12 tahun menjadi President of the National Academy of Sciences, Washington, DC. Dalam bukunya yakni Earth mengatakan bahwa gunung mempunyai akar-akar didasarnya. Akar-akar ini jauh menghujam di bumi jadi gunung bagi bumi seperti pasak. Jari jemari itu telah disusun dengan sedemikian rupa sehingga sidik jari setiap orang itu berbeda-beda (Anatomi) “Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.” (QS. 75:3-4 ) Ubun-ubun di kepala (otak) yang mengendalikan gerakan tubuh (Anatomi) “Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. 96:15-16 ) Riset yang dilakukan pada tahun-tahun belakangan ini mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertanggung jawab atas manajemen fungsi-fungsi tertentu dari otak, terletak pada bagian depan tengkorak. Jika kita melihat pada bagian dalam tengkorak di bagian depan kepala, kita akan menemukan bagian depan dari cerebrum. Besi tidak berasal dari bumi (Astronomi) “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (QS. 57:25) Jagad raya terus mengembang (more redshifting rather than the violet one), Big Bang, Doom Day, Big Crunch, planet Saturnus (Astronomi) “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.” (QS. 21:30) (Big Bang) “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.” (QS. 55:37 ) (Big Bang atau Particular Bang) “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya KAMI BENAR-BENAR MELUASKANNYA.” (QS. 51:57) (Expanding to maximum) “Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang/kolom .. melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana seolah-olah ia iringan unta yang kuning.” (QS. 77:30-33) “(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS. 21:104) (Big Crunch)” (QS. 51:47) Galaksi gelap (Dark Matter) dan langit yang bertingkat/berlapis (Astronomi) “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. 41:12 ) “Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, (QS. 15:14 ) Quasar (Astrofisika, gabungan astronomi, fisika dan matematika) “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus (misykat), yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walauyun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (an-Nur 24 : 35). Esensi ayat ini adalah bahwa Tuhan adalah (satu-satunya) pemberi cahaya di alam semesta tanpa sentuhan api. Namun menyangkut perumpamaan, mufasir klasik menghadapi kesulitan untuk menjelaskan lebih rinci. Dengan beberapa pengecualian mereka akan menjelaskan bahwa misykat , atau suatu lubang yang tidak dapat ditembus, adalah lubang di rumah-rumah untuk tempat lampu obor, yang ada di dinding rumah. Sedangkan pohon (zaitun) yang dimaksud adalah pohon (zaitun) yang tumbuh di bukit-bukit, sehingga sinar matahari dapat menyinari, baik pada saat matahari terbit maupun matahari terbenam. Mufasir modern, seperti Malik Ben Nabi, menjelaskan bahwa misykat adalah lampu bohlam: Pohon yang dimaksud adalah kawat wolfram yang berpijar karena efek listrik tanpa disentuh api, dibungkus gelas kaca, untuk memantulkan seluruh sinarnya ke segala arah sehingga dapat menerangi seluruh ruangan. Lampu bohlam adalah sekat yang tak dapat ditembus, karena hampa udara, tidak ada oksigen di sana. Tetapi, dalam studi yang lebih mendalam tentang cahaya di langit oleh para astrofisikawan, misalnya Mohamed Asadi dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything, perum­pamaan ayat tersebut lebih mendekati kepada fenomena quasar dan gravitasi efek lensa yang menghasilkan cahaya di atas cahaya. Quasar atau Quasi Stellar adalah objek di langit yang ditemukan pertama kalinya pada tahun 1963. Mereka mewakili objek yang paling terang di alam semesta, jauh lebih terang dari cahaya matahari atau bintang. Para astronom menemukan bahwa objek “seperti bintang’ ini terletak miliaran tahun cahaya dari bumi. Objek ini tentunya mempunyai energi yang besarnya sangat luar biasa supaya tetap terlihat dari sini. Energi mereka berasal dari “pusat lubang hitam yang sangat masif”. Karakter pertama dari ayat ini yaitu misykat adalah “lubang hitam”, sedangkan karakter kedua yaitu “pelita dalam kaca” adalah galaksi yang menghasilkan efek gravitasi lensa seperti quasar (pelita) yang terbungkus oleh kaca (gelas). Coba simak keterangan quasar oleh astronom NASA. “Efek gravitasi pada galaksi, quasar yang jauh, serupa dengan efek lensa sebuah gelas minum yang memantulkan sinar lampu jalan yang menciptakan berbagai image(lapisan cahaya atas cahaya)” Energi quasar yang berasal (dicatu) dari lubang hitam, terjadi ketika “bintang-bintang dan gas” dari galaksi terhisap di dalamnya. Karakter lainnya yang disebut “pohon” oleh al-Qur’an adalah sebutan yang tidak lazim oleh para astronom yang menggambarkan galaksi sebagai “pohon-pohon” yang terdiri dari bintang-bintang. Lihat saja istilah diagram Hertzprung­Russel, dalam buku Timothy Ferris, The Whole Shebang, 1997. Barangkali, karakter lainnya yang menarik dari ayat di atas adalah pernyataan “diterangi tanpa tersentuh oleh api”, suatu fenomena fusi nuklir yang menghasilkan cahaya yang sangat terang, di mana di ruang angkasa nyaris tidak ada ok­sigen untuk pembakaran. Bintang-bintang memulai hidupnya dengan unsur kimia yang paling ringan, yakni hidrogen. Gas berkontraksi, karena gravitasi, memanas; atom hidrogen ber­tumbukan dan membentuk helium, unsur yang lebih berat, ketika mengeluarkan energinya. Energi inilah yang membuat objek “bintang- bintang” bersinar tanpa “disentuh api’, energi ini juga yang memelihara keseimbangan posisi bintang-bintang di alam semesta. Sepanjang pengetahuan manusia yang ada sekarang, fenomena quasar inilah yang paling tepat untuk meng­gambarkan ayat di atas. Terlebih lagi perumpamaan dalam ayat tersebut: “seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara”. Bahkan aslinya lebih terang dari sinar bintang, dan memang seperti “mutiara” bila kita lihat dari foto-foto NASA yang ada, gemerlapan, sangat menawan. Dengan demikian, terjemahan bebas ayat 35 Surat an-Nur dari sisi sains adalah: “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang (hitam) yang tak tembus (misykat), yang di dalamnya ada pelita besar (quasar). Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca (efekgravitasi lensa dari galaksi) itu seakan­akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon (galaksi yang dicatu oleh lubang hitam) yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon (galaksi) yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (fusi nuklir) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (efek gravitasi lensa), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”Umur alam semesta dan kecepatan cahaya (Astronomi dan Fisika) a. Umur alam semesta: Excerpt: Mohamed Asadi dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything mengatakan bahwa umur alam semesta, berdasarkan penyelidikannya terhadap bintang-bintang tertua, adalah antara 17 sampai 20 miliar tahun. Sedangkan Profesor Jean Claude Batelere dari College de France menyatakan bahwa umur alam semesta kira-kira 18 miliar tahun. Al Quran, 1400 tahun lalu (610-an SM) telah menyebut bahwa umur alam semesta adalah sekitar 18,26 miliar tahun, berarti data ini mendahului sains dong . Ok, hasil otak-atik-gatuk/kompiling, mari kita buktikan apakah sains mengikuti AlQuran atau tidak: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. 97:4 ) “dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan.” (QS. 51:4 ) “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. 70:4 ) “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. (QS. 32:5 ) “dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya.” (QS. 77:2 ) Kita ambil beberapa asumsi: Allah SWT (titik acuan) = obyek diam Malaikat = obyek bergerak cepat Manusia = obyek bergerak lambat ~ekivalen~ obyek diam (observer/follower). Kita konversikan waktu relatif alam semesta: 1 tahun manusia = 365,2422 hari bumi Dimensi yg dipakai: 1 hari Allah = = = waktu malaikat (kiasan) = = = waktu manusia Maka, 1 hari Allah = hasil perhitungan waktu malaikat thd Allah x hasil perhitungan manusia thd Allah (lihat QS. 70:4 dan QS. 32:5 ) 1 hari di langit (disisi Allah) = 50.000 tahun = 50.000 x 365,2422 = 18.262.110 hari bumi (waktu tempuh malaikat untuk mencapai langit, ini adalah waktu Allah/obyek diam vs waktu malaikat/obyek bergerak cepat) ——-> waktu malaikat (kiasan). Saya menduga bahwa waktu 50.000 tahun adalah perbandingan perjalanan di dalam wormhole (jalan pintas) dengan waktu yang sebenarnya. Teori einstein tentang special relativity mengatakan bahwa a faster moving object appears to experience slower time (fast moving clocks run slower). Artinya obyek yang bergerak cepat akan mengalami waktu tempuh yang lebih singkat daripada obyek yang bergerak lambat. Karena itu obyek bergerak ini harus dikonversikan sebagai ‘obyek diam’ (ke obyek yang lebih lambat), yaitu dijadikan sebuah konstanta, yaitu konstanta pengali/bilangan penghubung. Waktu tempuh malaikat ini kita gunakan sebagai faktor pengali untuk ‘memperkirakan’ waktu yang sebenarnya (waktu Allah/obyek diam vs waktu manusia/obyek bergerak lambat/’obyek diam’), yaitu : Jika 1 hari di langit (disisi Allah) = y.1000 tahun dibumi, dimana y = waktu malaikat (kiasan) maka 1 hari langit = 1000 x 18.262.110 = 18.262.110.000 tahun atau 18,26 miliar tahun dibumi. Rumus diatas dapat dibolak-balik misal: 1 hari dilangit = 1000 tahun = 1000 x 365,2422 = 365242,2 hari bumi (gunakan sebagai faktor pengali, yaitu waktu tempuh malaikat menuju langit/obyek bergerak cepat) 1 hari langit = 50.000 tahun = 50.000 x 365242,2 = 18.262.110.000 tahun di bumi (waktu obyek diam vs waktu obyek bergerak lambat/’obyek diam’). Dengan demikian, umur alam semesta relatif adalah 18,26 miliar tahun. Hasilnya hampir sama dengan perhitungan Profesor Jean Claude Batelere dari College de France tersebut di atas. NASA memperkirakan umur alam semesta antara 12-18 miliar tahun berdasarkan pengukuran seberapa cepat alam semesta kita ini ekspansi setelah terjadinya “Dentuman Besar”. Asumsi diatas sangat bersesuaian dengan ayat dibawah: “Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja.” (QS. 20:47 ) Yang artinya 1 hari disisi Allah akan tetapi bermilyar-milyar tahun disisi manusia. THE VALUES OF QURAN ARE PROVED..! Kalau begitu berapa umur bumi? “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS. 50:38 ) “Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam.” (QS. 41:9 ) Jadi penciptaan langit dan bumi = 6 masa, dan bumi selama 2 masa, berarti penciptaan bumi = 1/3 penciptaan alam semesta. Jika mengacu ke angka-angka diatas maka penciptaan alam semesta sekitar 12-18 miliar tahun. Maka umur bumi adalah seharusnya 1/3 nya, yaitu 4-6 miliar tahun. Ok, kurang lebih demikian. Silahkan dicek ke berbagai literatur apakah benar umur relatif bumi sekitar 4-6 miliar tahun jika umur alam semesta 12-18 tahun. b. Kecepatan malaikat bergerak: Sahih Muslim, Book 042, Number 7134: ‘A’isha reported that Allah’s Messenger (may peace be upon him) said: The Angels were born out of light and the Jinns were born out of the spark of fire and Adam was born as he has been defined (in the Qur’an) for you (i. e. he is fashioned out of clay). Rasulullah SAW bersabda: “Malaikat diciptakan (Allah) dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala sedang Adam diciptakan dari sesuatu yang disifatkan kepada kamu”. (HR. Muslim) “dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya.” (QS. 77:2 ) “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun”. (QS. 70:4 ) Dari ayat diatas terlihat bahwa malaikat mengalami waktu naik/tempuh yang relatif singkat terhadap waktu manusia. Maka, berapakah kecepatan bergerak malaikat sebenarnya (kita hitung secara matematis)? Hipotesis: Jika malaikat adalah dibuat dari cahaya, maka seharusnya kecepatan malaikat bergerak (di ruang hampa) = kecepatan cahaya bergerak (di ruang hampa). Sebagaimana kita tahu rumus fisika dasar untuk menghitung adanya gerak lurus (bebas hambatan/top speed/percepatan = 0) meliputi besaran kecepatan, waktu dan jarak adalah sbb: s = v X t dimana: s = jarak v = kecepatan t = waktu Karena kita menghitung juga hal-hal lain seperti sudut perbandingan/relativitas yang terjadi sudut pandang antara dua obyek, yaitu antara obyek bergerak cepat terhadap obyek bergerak lambat dan obyek bergerak cepat terhadap obyek bergerak cepat itu sendiri, maka rumus diatas dapat diturunkan menjadi rumus yang sesuai, yang dinamakan special relativity (dilatasi waktu). Teori einstein tentang special relativity mengatakan a faster moving object appears to experience slower time (fast moving clocks run slower). Artinya obyek yang bergerak cepat akan mengalami waktu tempuh yang lebih singkat daripada obyek yang bergerak lambat. Ok, karena teori ini mendukung asumsi saya diatas, maka kita uji obyek malaikat dengan teori ini: Rumusnya sbb: @t = @t0 / /(1 – (v”/c”) , ———–> / = diakarkan @t0 = waktu awal/acuan (waktu obyek bergerak/obyek yang diamati terhadap obyek bergerak itu sendiri) = 1 hari @t = waktu akhir (waktu obyek bergerak/obyek yang diamati terhadap obyek ‘diam’/observer/pengamat) = 50.000 tahun x 12 bulan x 27.321661 hari v = kecepatan malaikat ? c = kecepatan cahaya di ruang hampa = 299792.458 km/detik v” = v dikuadratkan c” = c dikuadratkan @t0″ = @t0 dikuadratkan @t” = @t dikuadratkan NASA menggunakan sidereal system untuk menjelaskan posisi ‘sebenarnya’ peredaran benda-benda dilangit relatif (jika mengabaikan adanya pengaruh gaya gravitasi matahari dan bumi/bebas hambatan/kecepatan maksimum) terhadap bintang jauh (satu titik tetap di angkasa) dimana 1 bulan dihitung menurut sidereal system = 27.321661 hari dan bukan 29.53059 hari (sinodic system/sistem matahari). maka nilai v dapat di cari sbb = v = c / 1 – ( @t0″ / @t” ) , ———–> / = diakarkan v = c / 1 – ( 1″ / (50.000 x 12 x 27.321661)”) v = c x 0.9999999999999981 v = 299792.458 x 0.9999999999999981 v = 299792.4579999994 km/detik Terbukti bahwa kecepatan malaikat bergerak = kecepatan cahaya.
Posted on: Fri, 05 Jul 2013 05:05:54 +0000

Trending Topics



0px;">
Hey Lick nation Georgia, we want to get Ronnie’s “Lick Life
#UsAfricaSummit We congratulate Barak Obama and his government for
Modellflystøy i Koreavegen Jeg har med stor interesse fulgt Per
Im back to doing music videos for artists. Anime music video or
Una vez un padre de una familia muy rica llevó a su hijo a pasear

Recently Viewed Topics




© 2015