Sang Anai-anai Terkenang, bila wujud ruang sementara. Hadir - TopicsExpress



          

Sang Anai-anai Terkenang, bila wujud ruang sementara. Hadir mereka yang katanya prihatin dengan suasana. Menghujahkan kata bagai anai-anai buta tanpa sesungutnya. Kayu dimamah menjadi lopong pada rongga. Merasa hebat anai-anai buta Merobek halus teras kayunya Bertepuk megah merasa menang pada rongga Akar terus dengan tugasnya Menyalur khasiat buat pohonnya Tidak diendahkan anai-anai buta Teguh sang pokok meneruskan fungsinya Menyerap partikel dioksida sekular dunia Demi pohon berbuah hasilnya. Tidak berhenti anai-anai buta Hijau daun menghiraukan mereka Perih segala rongga yang terbuka Anggota-anggota meneruskan usaha Terus hidup dedaun sewarna Parasit kecil beralih rongga Melambatkan khasiat kepada isinya Gigih pepohon menyalurkan cahaya Agar dedaun tak gugur melata Anai-anai buta merasa bangga Rongga yang lama di endah lupa Seakan tiada yang membuka mata Bagai tikus membaiki labu faktanya Labu didiamkan digubah cereka Aduh sakitnya tidak terkata Rakusnya anai melaksana agenda Gigihnya akar dibantut usaha Tidak sempat tiba ke pucuknya Dek anai-anai menghalang aturannya. Bertepuk sakan sang anai-anai buta Tugasnya kian selesai gamaknya Pohon itu telah dikerjakan Dengan bangganya mereka bersorak Nah rasakan pohon tak guna Penat lelah kami di sia-sia Akhirnya engkau mendapat habuannya. Dahan terus dengan tugasnya Agar ranting terus terpaut Menghasilkan sang kecil daun menghijau Meneruskan legasi daun yang gugur Agar kitaran tidak terhenti Lantas pohon yang gah terus berdiri. Redup pohon daun menghijau Lopong yang ada nampak cacatnya Lalu ada yang busuk hatinya Tidak cukup dek anai-anai Kapak pula datang menerpa Ditakik sungguh sekuat mungkin Kononnya membuang lopong yang ada. Nah kapak terus di ayun Pakat berlari si anai-anai Tuan besar sudah bekerja Anai-anai tidak lagi berguna Pohon yang rendang menanti rebah Dek rakusnya sang kapak menghentak. Inilah nasib pohon yang rendang Bertahun lamanya menanti sebesar ini Namun hanya berapa ketika Pohon ini akan tumbang Gugurnya daun tidak berakar Akar hanya terus bekerja Biar pun batang dan dahan sudah tiada Kerana akar itu tunjangnya Selagi tidak tercabut Maka tugas tetap terlaksana. Terima kasih sang anai-anai Mata mu memang buta Tapi tidak separah hati yang buta Kerakusan mu inilah natijahnya Tiada lagi daun yang hijau Apatah lagi dahan yang menyokong Kerana semuanya telah tertebang Tinggallah batang terbelah dua Moga kau terus bahagia Merobek meratah bonus habuan mu Tersenyumlah kau wahai anai-anai buta Melihat yang lain terus sengsara. diambil khas daripada Signore Romeor dan diolah pengakhirannya oleh diri ini...puisi ini hampir sama dengan sang syajaratun tetapi ini lebih kepada sang anai-anai buta...cuba fahami maksud disebaliknya...inilah realiti dalam kehidupan KUIN sama ada Mergong,Stargate,Sungai Petani dan Kuala Ketil...ambil iktibar dan pengajaran...jangan pernah berhenti utk terus berdoa...kerana kata sahabatku ALLAH itu Maha Kaya dan Maha Adil...setiap kesusahan yang kita tempuh pasti DIA akan membalasnya dengan kesenangan...tetapi kena banyak bersabar...yang penting jangan banyak sangat tuntut di dunia...simpan sedikit untuk tuntut di akhirat... selamat meneruskan perjuangan di medan yang berbeza...mohon maaf atas segala khilaf...moga ALLAH memberikan hidayah buat kita semua...ALLAHUMMA AAMIIN..^_^
Posted on: Wed, 14 Aug 2013 03:37:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015