Sebuah Kisah Keajaiban Berpuasa Aku benar-benar membuktikan bahwa - TopicsExpress



          

Sebuah Kisah Keajaiban Berpuasa Aku benar-benar membuktikan bahwa ada keajaiban yang hadir pada orang yang berpuasa. Ini bukan kisah tentang Ramadhan, namun tetap tentang energi keajaiban dari berpuasa. Puasa tidak sekedar membuat jiwa bersih, hati bening, pikiran jernih dan tubuh semakin sehat. Berpuasa justru adalah tantangan dimana setiap orang yang dari segi fisik lapar dan haus ustru dituntut untuk banyak beramal khususnya amal sosial. Banyak fenomena keajaiban bagi yang melakukan puasa dengan tulus, setulus niat awal menjalankan puasa. Ketika berpuasa, amal-amal sosial yang secara fisik sulit dilakukan justru nampak keajaibannya. Inilah yang pernah kualami. Mau tahu kisahnya? Simak sebuah pengalaman pribadi yang tak mudah dilupakan olehku. Pagi itu, aku mengantar istriku belanja ke sebuah minimarket yang berjarak 1 km dari rumah kami. Aku menduga minimarket itu masih tutup, karena waktu menunjukkan kurang dari pukul 07.00. Ternyata pintu sudah dibuka. Istriku segera masuk dan menunaikan tugasnya, sementara aku menunggu di luar, menjadi “tukang parkir”. Baru saja standar motorku turunkan, dari belakang tiba-tiba ada yang memanggilku. “Minta tolong, dorongkan A’ “(Aa panggilan bahasa Sunda untuk laki-laki yang baru dikenal). Kucarii sumber suara seseoorang yang minta tolong didorongkan mobilnya. “Mana?” Aku bertanya pada orang yang meminta tolong. “Sini A’”Bapak tadi menunjuk sebuah truk warna kuning. Ternyata Bapak itu adalah Kenek truk. “Haaaa? Truk ternyata.” Betapa kagetny aku. Bapak Kenek itu juga berhasil meminta bantuan anak sekolah yang badannya lebih kecil dariku dan seorang lagi seorang lekaki paruh baya tukang ojek yang lebih pendek dariku. “Pak didorong ke belakang ya?” Aku memberi saran. “Ke depan A’” Kenek meyakinkan dengan pengalamannya “Okelah kalau begitu.” Bisik hatiku, setuju meski berat Perasaanku berkecamuk sejenak. Hari kamis itu aku sedang puasa, ditambah lagi yang akan didorong adalah makhluk kuning besar ini hanya 4 orang bertubuh kecil. Ditambah lagi Bapak Kenek ini mengajak mendorong ke arah tanjakan, karena bila didorong berlawanan, ada lubang yang akan memerosokkan truk. Aku langsung menghentikan pergolakan hati. Bapak kenek itu telah memilihku membantunya. Dia juga meminta bantuan dengan ramah. Aku juga yakin bagian dari skeneario Allah. Aku meyakinkan diri sendiri bahwa aku sedang diuji oleh Allah pagi ini. Dengan hati yang masih bmbang karena keraguan akan kekuatan diri dan kondisi berpuasa, aku dan 3 orang lainnya mendorong. ”Satu, dua, tiga…” Bapak kenek memimpin pasukan pendorong. Upppphh, hhhppp… kukerahkan energi yang tadi saat sahur hanya makan nasi, tempe dan sayur kelapa. Mobil hanya bergoyang sedikit. Kukerahkan lagi seluruh kemampuan. Aku tak berpikir lagi tenaga ini akan segera habis dengan cepat dan kelelahan akan mengiringi puasaku hari ini. Akhirnya Kenek menyuruh kami berhenti. Dia berubah pikiran. Kami diminta mendorongnya ke belakang. Saya berharap mobil ini tak sampai terperosok ke lubang yang jaraknya hanya 4 m dari roda belakang. Kutenegok sekeliling. ”Mana pendorong yang lain. Wah, semua pada pergi. Tinggal aku sendiri dan Bapak Kenek” Batin saya kembali berkecamuk. Aku tak peduli, ini berarti Allah menambah ujian bagiku. Dengan tawakkal dan berpikir logis, aku akhirnya saya jadi pendorong satu-satunya selain Bapak Kenek. Mudah-mudahan jalan sedikit miring ini membuat Besi Kuning Besar ini bergerak. ”Bismillah…huppps.” Alhamdulillah, baru bergerak satu meter saja, mesin truk itu langsung meraung-raung. Truk itu akhirnya bergerak maju. Aku sangat takjub, mudah-mudahan ini salah satu keberkahan dan keajaiban dari orang yang berpuasa. Dengan senyum lebar Bapak Kenek dan Sopir mengucapkan terima kasih padaku. Mereka berlalu dengan senyum. Setelah truk itu berlalu, aku merenung. Sambil duduk di kursi panjang depan swalayan, mataku berkaca-kaca. ”Alhamdulillah…terima kasih Kau beri hidayah padaku untuk melepas alasan-alasan yang menghalangi aku berbuat baik.” Sebenarnya aku punya alasan yang sangat kuat untuk tidak membantu mendorong truk tadi. Saya bisa saja bilang. ”Pak maaf saya lagi buru-buru, istri saya mau cepat pulang.” ”Pak perut saya sakit dan lemas.” ”Maaf pak, yang lain aja, saya gak kuat.” Aku bersyukur Allah telah menuntunku untuk menuntaskan kebaikan meski tanpa diniatkan dari awal. Aku tak mau menyia-nyiakan pintu kebaikan yang telah Allah bukakan padaku. Aku pulang dengan wajah cerah meski pagi ini cuaca mendung. Aku benar-benar membuktikan bahwa ada keajaiban yang hadir pada orang yang berpuasa. Di Bulan Ramadhan, tak ada alasan untuk menghindari interaksi sosial dengan sesama. Justru di bulan ini, interaksi sosial menempati keutamaan dan ganjaran yang lebih utama dari bulan-bulan lainnya. Aku teringat sebuah perkataan dari Nabi Muhammad SAW : “Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan.” (HR. al-Tirmidzi dari Anas) Semoga Ramadhan ini, keajaiban-keajaiban berpuasa ini juga menimpa para pemimpin bangsa, orang kaya, pemegang keputusan dan pengayom rakyat. Amin. Salam berbagi di Bulan Ramadhan.
Posted on: Sun, 21 Jul 2013 15:01:04 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015