Sejak pagi tadi, aku mau nulis status selalu ada saja kendala. - TopicsExpress



          

Sejak pagi tadi, aku mau nulis status selalu ada saja kendala. Perut sakit ingin ke belakang. Kemudian aku turuti kemauan perut. Akhirnya tuntas dan lega. Selanjutnya ada godaan lagi. Perut lapar. Waduh!,kataku sambil nepuk jidat. Maunya aku turuti kemauan perut. Celingak-celinguk, mau ke meja makan tidak ada meja makan, menuju ke dapur isinya cuman itu saja. Kopi sasetan...! Wah..! Kalau begitu aku harus bagaimana? Ya, mandi saja dulu deh, terus ke warung nasi . Itu rencanaku. Gebyor-gebyor, seger rasanya. Sehabis mandi perut tetap tidak bisa diajak kompromi. Padahal seingatku, jam 6.00 tadi. Perut sudah terisi roti bakar pemberian, ehm...!? Harus saya ungkapkah? Tidak perlu. Nanti malah menimbulkan pandangan mata tak elok. Biarkan dia mencintaiku dengan caranya. GR...! Roti bakar, kopi, kretek, sudah memberi harmoni dipagiku. Tetapi agak siang sedikit, seperti sekarang lapar tetap menggoda, Nah, aku tetap clingak-clinguk sambil berpikir. Bagaimana cara mengatasi rasa laparku sampai siang ini? Biasanya untuk melupakan saya membaca feature Samuel Mulya di Kompas. Baru kemudian jam 11.00 pergi ke warung nasi. Ya, berhubung aku tidak berada dibascamp, tempat langganan Kompas. Jadi tidak membaca. Ping, masih ditempat semula? BBM 10.30 dari seseorang. Aku balas sambil menyebut on location. Tepat didepan pintu, berhenti mobil Avansa. Aku beranjak dari tempat duduk. Tak asing bagiku mobil itu. Sudah mandi, teriak seseorang dari dalam mobil. Berkaca mata hitam, t-shirt, dengan kerudung yang membawa ke indahan pribadinya. Sudah...! mau kemana,jawabku. Aku ganti dulu, . Aku pun bergegas masuk, ambil koas didalam tas. Tas kecil tempat kamera, Hape dan BB, aku sambar. Masuklah aku ke mobilnya. Belum aku bicara dia sudah tertawa. Ada apa?, tanyaku. Gak ada apa-apa!, jawabnya. Didalam mobil yang dibuat tanda tanya dengan sikapnya. Aku koreksi, dari bau ketek sampai bau mulut. Hi, kenapa seperti itu?, tanyanya. Sengaja aku tidak jawab. Asik dengan diriku sendiri. Bermain BB murah hasil pembelian dari duit santunan kejaksaan. Mobil terus berjalan, sampailah aku dan dia disebuah rumah makan. Kami pun memesan makanan. Roti bakare enak ta?, tanya dia lagi. Mantap, jawabku sambil memberi tanda jempol. Pesaji pun datang sambil membawa makanan yang kami pesan. Berdua kami menikmati. Dia sangat doyan sambel. Rakus benar kamu, batinku. Keringat pun keluar dari kulitnya yang lembut. Dasar orang kaya, sudah cantik dan terawat, makan ditempat mahal, gerutuku. Rupanya dia mendengar. Apa..??, Gak apa-apa, Selesai makan berdua pergi ke suatu tempat. Perjalanan dua jam. Disana kami melihat hamparan tanah, seluas 50 hektar. Tanah milik orang tuanya ini, yang sekarang diklaim oleh sebuah pengembang. Sambil bercerita riwayat tanah, kami menikmati teriknya matahari. Semua kronologi aku catat dan data-data sudah ter-list. Tinggal melanjutkan investigasi. Dugaan sementara, ada permainan pejabat dengan pengembang. Hal seperti itu, sudah lagu lama. Aku tak kaget. Tinggal kuat-kuatan saja. Di rencana kami juga, pemilik ini cantik punya kelihaian merayu. Settingan ke arah merayu pejabat yang terlibat dan pengembang. Sudah kami kaji dengan matang. Bagiku merancang skandal merupakan strategi tepat dan cerdas. Kini perutku lapar lagi. Siapa yang bertanggung jawab? #intermeso.
Posted on: Sun, 24 Nov 2013 06:59:07 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015