Senin, 24 Juni 2013 15:48 WIB | Dibaca: 39 | Editor: Heru Pramono - TopicsExpress



          

Senin, 24 Juni 2013 15:48 WIB | Dibaca: 39 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Izi Hartono surya/izi hartono TERBARING- Muhammad Farid Akbar, terbaring tidak berdaya di rumahnya, Senin (24/6/2013) SURYA Online, SITUBONDO - Muhammad Farid Akbar (13), seorang siswa kelas dua MTs ini, sudah delapan bulan ini tidak bersekolah dan harus terbaring tidak berdaya di rumahnya. Putra ketiga pasangan suami istri (pasutri) Watimin (46) dan Nurwinda (45) warga Dusun Krajan Selatan RT 03/ RW 01, Desa/ Kecamatan Kendit, paha kirinya terus membengkak akibat terjangkit tumor tulang. Akibat penyakit yang dideritanya itu, tubuh Muhammad Farid Akbar semakin kurus. Selain tangannya masih menancap jarum infus, di dekat tempat tidurnya juga disiapkan tabung oksigen. Berbagai upaya telah dilakukan oleh kedua orang tua bocah yang mau masuk ke kelas tiga ini, namun upayanya tidak berhasil menyembuhkan buah hatinya tersebut. Bahkan, Muhammad Farid Akbar, terpaksa di bawa pulang paksa karena tidak memiliki uang untuk menanggung biaya pengobatannya selama menjalani perawatan di RSUD Abdoer Rachem Situbondo. “Anak saya baru satu hari di rumah, karena sebelumnya 4 hari di rawat di rumah sakit,” ujar Wakimin, ayah kandung Muhammad Farid Akbar saat ditemui Surya di rumahnya, Senin (24/6/2013). Menurutnya, sejak sekolah di SD, dibagian lutut belakang kaki kiri anaknya ditemukan benjolan kecil, akan tetapi lama kelamaan benjolan dikakinya semakin membesar. “Penyakit di kakinya sudah di operasi di rumah sakit Solo pada Nopember 2012 lalu dengan biaya sendiri sebesar Rp 25 juta, tapi kakinya saat ini tumbuh dan semakin membesar,” katanya dengan wajah sedih. Dikatakan, dirinya menghendaki penyakit anaknya bisa disembuhkan, agar anaknya bisa melanjutkan sekolahnya. “Kalau anaknya mau sekolah terus, tapi kondisi tidak memungkinkan mas,” tutur Wakimin. Berdasarkan hasil diagnosa dokter di rumah sakit, kaki anaknya yang terjangkit tumor ganas itu harus diamputasi. “Jika tidak ada pilihan, kami sekeluarga pasrah kakinya diamputasi,” katanya pasrah. Meski demikian, pihak keluarga berharap ada orang yang peduli untuk membantu biaya pengobatan anaknya. Bahkan, pihak Pemkab Situbondo melalui Bupati bisa memberikan keringanan biaya atau menggratiskan biaya operasinya. “Saya sekarang sudah benar benar tidak mampu dan tidak memiliki biaya lagi mas, untuk hidup saja sudah begini,” pungkasnya. Berita Selengkapnya Klik di Sini » Akses Surabaya.Tribunnews lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews/m/
Posted on: Mon, 24 Jun 2013 09:20:16 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015