Siapa Bilang Sepakbola Kita Sekarat? Pasca rekonsiliasi PSSI-KPSI - TopicsExpress



          

Siapa Bilang Sepakbola Kita Sekarat? Pasca rekonsiliasi PSSI-KPSI yang dicetus Roy Suryo sebagai Menpora, PSSI kembali bersatu, dan kembali menjalankan semua program-programnya yang sempat tertunda. PSSI mulai bangkit, sepakbola kita mulai bergeliat kembali, ini ditandai dengan banyaknya ujicoba yang akan dijalani timnas senior dan timnas junior. Timnas kita akan ditantang oleh beberapa klub mapan eropa seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool, serta beberapa negara dengan nama besar di dunia sepakbola. Tidak bisa dipungkiri, setelah konflik selesai, PSSI kebanjiran promotor. Minat promotor untuk mengadakan kerjasama atau sekedar melakukan ujicoba menjadi meningkat. Hal inilah yang diharapkan oleh masyarakat bola Indonesia. Dengan adanya ujicobat dengan beberapa klub bahkan negara di dunia ini, performance timnas diharapkan meningkat agar prestasi membanggakan dapat dicapai baik tingkat regional maupun internasional. Promotor bisa dijadikan instrumen meningkatkan mutu timnas meskipun bukan menjadi hal yang esensial. Tahun depan, kompetisi kasta tertinggi kembali menjadi satu dengan asumsi 4 klub dari LPI masuk ke ISL secara gratis. Penyatuan liga yang merupakan perintah dari FIFA telah dijalankan PSSI dengan baik. Penetapan PT Liga Indonesia dan Indonesian Super League (ISL) sebagai satu-satunya pengelola liga dan kompetisi sepakbola Indonesia dianggap adalah sebagai langkah yang tepat. Hal ini berdasarkan pada track record ISL yang menunjukkan grafik meningkat dari tahun ke tahun, walaupun ada sedikit “human error” seperti pemukulan terhadap wasit, gaji pemain yang mandek, serta ofisial yang tidak profesional dan sikap suporter yang belum dewasa. Namun, kesalahan seperti itu bisa diantisipasi dengan ketegasan Komisi Disiplin (Komdis) pimpinan Hinca Pandjaitan. Sebelum menuju sepakbola emas yang dicanangkan PSSI, ada baiknya klub-klub peserta liga membenahi diri baik infrastruktur, manajemaen, serta finansial. Infrastruktur berupa pembenahan stadion menjadi lebih baik sesuai standar asosiasi, agar para penonton bisa merasa nyaman ketika berada di stadion, baik dari sisi kenyamanan, keamanan, dan lain-lain. Terkait masalah manajemen, klub perlu membenahi sistem manajemen agar kinerja klub dalam memanage beberapa permasalahan klub bisa efektif dan efisien. Masalah finansial merupakan hal yang sangat penting, karena jika keuangan klub sakit-sakitan, maka aktifitas klub dapat dipastikan mati suri. Hidup segan mati tidak mau. Sudah menjadi keharusan para pemilik klub memperhatikan ini masalah. Entah itu dengan cara menarik promtor atau investor dll. Kondisi sepakbola nasional kita pasca konflik sebenarnya semakin membaik. Hal ini dapat terlihat pada beberapa klub yang kembali bergeliat bersaing mendapatkan posisi terbaik di daftar klasemen liga. Selain dari itu, beberapa klub juga berani mendatangkan pemain-pemain dengan kualitas mentereng, walaupun dibanderol dengan harga yang bisa dibilang cukup mahal. Salah satunya adalah pembelian Serginho Van Dijk oleh Persib yang mencapai 2 miliar rupiah. Dan akhir-akhir tersiar kabar rencana Sriwijaya FC akan merekrut eks bintang Intermilan dan Timnas Brazil, Adriano. Meskipun keadaan sepakbola Indonesia berangsur-angsur membaik, tapi masih ada sedikit masalah yang tetap menghantui beberapa klub, diantaranya PSPS Pekanbaru dan kasus paling gres adalah PSMS Medan. Nah, masalah inilah yang harus dicari solusi penyelesaiannya. Jika disimpulkan secara keseluruhan, sepakbola kita telah membaik dan kembali ke fitrahnya semula. Dengan demikian, apa yang telah diributkan oleh kawan-kawan anti PSSI dan Timnas yang menyebutkan bahwa sepakbola Indonesia sedang SEKARAT adalah tidak benar sama sekali. (kompasiana)
Posted on: Sun, 07 Jul 2013 05:12:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015