Sistem Pendidikan Korea Selatan Tanggal 27 September 2012, - TopicsExpress



          

Sistem Pendidikan Korea Selatan Tanggal 27 September 2012, BBC News melansir 20 ranking terbesar pendidikan dunia. Kedua puluh negara yang mendapatkan ranking tersebut adalah: Finland South Korea Hong Kong Japan Singapore UK Netherlands New Zealand Switzerland Canada Ireland Denmark Australia Poland Germany Belgium USA Hungary Slovakia Russia Dalam analisys BBC News bahwa prestasi tersebut di raih lebih banyak dipengaruhi oleh kualitas guru dan kualitas lulusan. Berkaitan dengan kualitas guru, BBC News menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara kualitas guru dengan besarnya gaji (tunjangan) guru. Ini dibuktikan, bahwa negara-negara setingkat Finland, Korea Selatan, bukanlah negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang super, dibandingkan dengan negara-negara dengan berada di bawahnya. Selain itu, bahwa sekolah-sekolah yang berada di negara tersebut bukan sekolah- sekolah yang menjadi tujuan. Finland misalnya, jika dibandingkan dengan UK atau USA justru berada jauh di bawah. Selama ini orang- orang lebih bangga menyekolahkan anaknya di USA ketimbang di Korsel, atau lebih memilih menyekolahkan anaknya di UK ketimbang di Finland. Website huffingtonpost mencatat pentingnya guru guru berkualitas dan peningkatan sistem rekruitmen guru yang ketat. Bagaimanapun, tidak ada korelasi yang jelas antara gaji yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik. Temuan Intinya adalah sebagai berikut: There are no magic bullets: The small number of correlations found in the study shows the poverty of simplistic solutions. Throwing money at education by itself rarely produces results, and individual changes to education systems, however sensible, rarely do much on their own. Education requires long-term, coherent and focussed system-wide attention to achieve improvement. Respect teachers: Good teachers are essential to high-quality education. Finding and retaining them is not necessarily a question of high pay. Instead, teachers need to be treated as the valuable professionals they are, not as technicians in a huge, educational machine. Culture can be changed: The cultural assumptions and values surrounding an education system do more to support or undermine it than the system can do on its own. Using the positive elements of this culture and, where necessary, seeking to change the negative ones, are important to promoting successful outcomes. Parents are neither impediments to nor saviours of education: Parents want their children to have a good education; pressure from them for change should not be seen as a sign of hostility but as an indication of something possibly amiss in provision. On the other hand, parental input and choice do not constitute a panacea. Education systems should strive to keep parents informed and work with them. Educate for the future, not just the present: Many of todays job titles, and the skills needed to fill them, simply did not exist 20 years ago. Education systems need to consider what skills todays students will need in future and teach accordingly. Korea Selatan Seperti halnya pendidikan di negara- negara lain, termasuk Indonesia. Pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan dalam beberapa jenjang, yaitu jenjang pendidikan primer (primary education), pendidikan sekunder (secondary education), dan pendidikan tinggi (high education). Pendidikan primer di Korea Selatan diwajibkan untuk anak- anak berusia 6 sampai 14 tahun. Pada jenjang pendidikan primer ini, prosesnya dilaksanakan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pendidikan sekunder di Korea selatan idealnya dilaksanakan selama 6 tahun, yaitu 3 tahun di sekolah menengah (setara dengan SMP di Indonesia) dan sekolah atas (setara dengan SMA di Indonesia). Pada jenjang pendidikan sekunder ini, prosesnya dilaksanakan sekolah- sekolah kejuruan (setara dengan SMK di Indonesia). Selain itu, pada usia-usia sekolah menengah dan sekolah tinggi ini, anak-anak Korea Selatan melaksanakan beberapa pendidikan tambahan, yaitu melalui kegiatan kursus- kursus tertentu. Pendidikan tinggi di Korea Selatan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan perkuliahan di beberapa perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta yang jumlahnya sekitar 330 perguruan tinggi. Adapun beberapa perguruan tinggi yang terkemuka di Korea Selatan antara lain Universitas Korea (Korea University), Universitas Nasional Seoul (Seoul National University), Universitas Ewha (Ewha Womens University), dan Universitas Yonsei (Yonsei University). Program Penilaian Siswa Internasional (Program for International Student Assessment) yang dijalankan oleh OECD baru- baru ini menempatkan pendidikan Korea Selatan di peringkat 11 dunia. Walau siswa-siswa sekolah Korea Selatan seringkali menempati ranking tinggi pada tes komparatif internasional, sistem pendidikannya sering dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu banyak menghafal. Sistem pendidikan Korea Selatan yang tergolong disiplin dan terstruktur adalah pengaruh Konfusianisme yang sudah tertanam sejak lama dalam masyarakat Korea. Siswa- siswanya jarang memiliki waktu cukup untuk bersantai karena mengalami tekanan untuk berprestasi baik dan masuk universitas Manajemen Pendidikan Korea Selatan Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan. Di daerah terdapat dewan pendidikan (board ofeducation). Pada setiap propinsi dan daerah khusus (Seoul dn Busam), masing-masing dewan pendidikan terdiri dari tujuh orang anggota yang dipilih oleh daerah ototnom, dari lima orang dipilih dan dua orang lainnya merupakan jabatan ex officio; yang dipegang oleh walikota daerah khusus atau gubernur propinsi dan super intendent, Dewan pendidikan diketuai oleh walikota atau gubernur. Anggaran pendidikan Anggaran pendidikan Korea Selatan berasal dari anggaran Negara, dengan total anggaran 18,9% dari Anggaran Negara. Pada tahun 1995 ada kebijakan wajib belajar 9 tahun, sehingga forsi anggaran terbesar diperuntukan untuk ini, adapun sumber biaya pendidikan, bersumber dari, GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan, keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagi pendidikan kejuruan. Guru/Personalia Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat academic (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu : sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah, sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training) dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian. Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di senior college harus berkualifikasi dokter (S3). Kurikulum Reformasi kurikulum pendidikan di korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan equal accessibility ke sekolah menengah di daerahnya. Keunggulan Beberapa hal yang perlu menjadi perbandingan bagi kita dalam pengelolaan pendidikan dengan Korea Selatan, diantaranya adalah sebagai berikut: Untuk sekolah taman kanak-kanak Youchiwon dimulai usia 3 tahun hingga 6 tahun, kapan saja boleh masuk sekolah ini asal sudah mencukupi usiannya. Sebenarnya ada juga usia 2 tahun tapi sekolah ini berseling sehari sekolah dan sehari tidak, hanya beberapa jam saja ini hanya milik swasta. Pra sekolah ada yang milik negara dan swasta. Untuk pra sekolah swasta pemerintah tetap membantu, mengawasi dan memperhatikan sepenuhnya pengolahan sekolah- sekolah TK ini. Hal yang sangat mempengaruhi besarnya pertumbuhan ekonomi di korea Selatan selain investasi pemerintah di bidang pendidikan, adalah kebijakan pemerintah terutama mengenai ekonomi yang mendukung tumbuhnya industri. Industri tersebut kemudian menjadi mesin ekonomi yang efektif karena perkembangannya disesuaikan dengan ketersediaan tenaga kerja yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Baik negri dan swasta pra sekolah memiliki program pendidikan yang sama, yaitu lebih banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan lingkungan. Mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari, BAB, ganti baju, sikat gigi… dan lain-lain. Sebelum masuk sekolah SD biasanya untuk pra sekolah anak- anak akan dibawa berkunjung ke SD untuk sekedar melihat-lihat sekolah mereka selanjutnya bagaimana. Pada umumnya anak yang masuk sekolah SD menerima surat pemberitahuan ijin masuk sekolah pada bulan Februari dan awal maret. Lalu bisa mendaftar pada sekolah dasar. Korea sangat terobsesi dengan pendidikan. Pendidikan benar- benar ditekankan kepada siswa seperti orang gila. Seberapa keras siswa belajar? Selama tahun-tahun sekolah mereka dan kadang-kadang bahkan selama bertahun-tahun, siswa pergi ke sekolah dari jam 8 pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini dikarenakan setelah selesai sekolah, mereka harus menghadiri pendidikan khusus untuk mencoba untuk meningkatkan kinerja akademis mereka. Mereka diprioritaskan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat, yang banyak mendukung masa depan mereka. Di Korea, jika Anda masuk sebuah universitas bergengsi, Anda akan memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapatkan informasi pekerjaan yang baik. Seorang anak memasuki Universitas yang baik tidak hanya menjamin keadaan ekonomi individunya, tetapi juga mencerminkan reputasi orang tua anak. Dalam budaya Korea, pertimbangan yang paling penting bagi seorang pimpinan bukan kepribadian atau pengalaman kerja, melainkan di Universitas apa orang tersebut belajar. Korea memiliki tingkat kelulusan SMA 97%, ini adalah yang tertinggi tercatat di negara- negara maju. Sangat menarik untuk dicatat bahwa 80% sekolah-sekolah di korea memperolehkan hukuman fisik. Dunia Kontroversial Pendidikan Korea Berikut ini adalah hal-hal yang dianggap kontroversial dalam dunia pendidikan di korea: Lee Ju-ho, Menteri Bidang Departemen Pendidikan & Saintek, mengumumkan rencananya pada tanggal 8 Februari 2011 untuk mengirimkan un-menyewa guru cadangan luar negeri untuk memberikan pelatihan tambahan meskipun mendapatkan tentangan dari Uni Guru Korea dan pekerja publik lainnya di tingkat kota dan provinsi. Sekolah-sekolah di Korea Selatan memiliki kecenderungan kuat untuk mengabaikan pendidikan jasmani karena sifat over- kompetitif pada kelas berbasis pendidikan. 81% sekolah menengah dan sekolah tinggi memberlakukan larangan hubungan antara siswa. Sekelompok warga di bawah Gereja Unifikasi memberikan penghargaan kegiatan seksual hilangnya keperawanan tanpa adanya standar yangpasti. Stigmatisasi sosial di Korea, karir perdagangan atau kejuruan (sering dianggap sebagai pekerjaan DDD, kotor, berbahaya, dan merendahkan) artinya bahwa lulusan perguruan tinggi sering mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, sementara posisi kerja kadang- kadang tidak terisi. Ada kekhawatiran yang berlebihan dari pengelola dan sehingga kegiatan persiapan ujian bisa mengancam kesehatan dan emosi siswa. Ada kekhawatiran kurangnya semangat komunitas di kalangan mahasiswa Korea Selatan yang berasal, dalam analisis Dr Lee Mi- na menyatakan bahwa pengasuhan berorientasi pada persaingan dan berorientasi pada persaingan keras antara orang tua. Federasi Guru Korea mengumumkan bahwa 40% guru tidak puas dengan hilangnya otoritas/kekuasaan mereka di dalam kelas karena Sistem Evaluasi Guru baru . Departemen Pendidikan dan Iptek, Departemen Pertahanan Nasional, dan Federasi Asosiasi Guru Korea menandatangani MOU pada tanggal 25 Mei 2011 untuk membicarakan keamanan untuk anak-anak muda, di mana ia berpotensi melanggar protokol Hak Anak PBB. Peringkat OECD Korea Selatan SD, SMP, dan siswa SMA adalah yang terendah dalam hal keceriaan dibandingkan dengan negara- negara OECD lainnya. Survei ini memiliki hasil yang sama dengan siswa di Seoul menurut SMOE. Dr Seo Yu-hyeon, seorang ahli Neurologi dari Seoul mengkritik pendidikan swasta Korea Selatan di bagi balita karena kerasnya dari sistem pendidikan yang dikhawatirkan memburuknya kreativitas dan menekan perkembangan kesehatan otak. Lembaga Pengembangan Pendidikan Korea melaporkan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak memiliki kemampuan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru terutama disebabkan oleh sistem pendidikan yang lebih mementingkan ujian dan terlalu banyak siswa yang untuk dibina guru. Sebuah survei dari Federasi Asosiasi Guru Korea menemukan bahwa 79,5% dari guru yang ada menyatakan tidak puas dengan karir mereka, sebuah tren kini berkembang dan telah berjalan selama tiga tahun berturut-turut. Banyak laporan yang menyatakan tentang meningkatnya pelecehan seksual di sekolah.
Posted on: Tue, 15 Oct 2013 01:30:04 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015