Story From Member -= I am Sory, if I Hurt You - TopicsExpress



          

Story From Member -= I am Sory, if I Hurt You =- Babyleeimcho_06 Callistha Rilley||Aiden Sierra||Victoria Aguiar Callistha Rilley View Kuterdiam menatap wajah tampan yang tengah tertidur di atas tempat tidur miliknya. Aiden. Aiden Sierra. Oh aku tak habis pikir bagaimana bisa dia mabuk seperti tadi. Aku tahu dia pasti stres memikirkan wanita jalang yang meninggalkannya itu. Bodoh. Aiden bodoh. Kenapa dia masih memikirkan wanita itu. Wanita tak tahu diuntung. Wanita tak tahu berterima kasih. Wanita yang saat ini berstatus sebagai mantan kekasihnya. Wanita yang meninggalkannya untuk pergi dengan laki-laki lain dengan alasan perjodohan. Wanita bernama Victoria Aguiar. “Victoria,, don’t leave me alone..!!!” Aish,,, lagi-lagi Aiden memanggil nama Victoria. Oh Victoria., lihat apa yang kau perbuat pada Aiden. Tidak kah kau menyesal telah meninggalkannya seperti ini. Tidak kah kau menyesal telah melukainya. Ah aku rasa jawabannya adalah TIDAK. Kau tak akan pernah menyesal. NEVER. “Victoria.., kumohon tetaplah bersamaku.” Oh great..!! Lagi-lagi dia menyebut nama Victoria. Aku muak., jika terus berada disini mungkin aku akan membunuhmu tuan Aiden. Lebih baik aku pulang. Ini juga sudah jam 05:00 pagi. Kulangkahkan kakiku keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuatkannya susu dan menyiapkan beberapa roti isi kesukaannya. Setidaknya itu cukup untuk mengisi perutnya sampai jam makan siang tiba. Setelah meletakan susu dan roti isi kesukaannya disalah satu meja kamarnya., aku segera bergegas untuk pulang ke Apartement ku yang terletak tak jauh dari Apartement milik Aiden. Aiden Sierra View Eughh,,, kepalaku pusing sekali. Kubuka mataku yang masih tertutup dengan perlahan sembari kukedip-kedipkan sesekali untuk membiasakannya dengan cahaya matahari yang dengan lancang menyeruak masuk kekamarku. Ku edarkan pandanganku ke meja kecil disamping tempat tidurku guna melihat jam bekerku. Pantas saja sudah seterang ini ternyata saat ini sudah pukul 06:15 pagi. Sudah siang rupanya. Aku harus bersiap kesekolah., hari ini Kamis. Itu artinya akan ada pelajaran Mrs. Marrieta Weasley dikelasku. Guru ter Killer yang pernah kutemui. Mimpi buruk. Segera ku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku. Meskipun sedikit pusing tak ku hiraukan. 5 menit berada dikamar mandi tubuhku jauh lebih bersih dan sedikit tidak pusing lagi.Ku pergi kemeja seberang tempat tidur guna menyiapkan peralatan untuk sekolah tapi retina mataku menangkap ada segelas susu dan roti isi serta memo kecil disampingnya. Ini pasti buatan Callistha. Si cantik nan jenius yang merupakan Manager sekaligus Sahabatku. Ku tengguk susu itu sedikit setelah itu ku baca memo kecil disampingnya. To:Aiden Good morning. Hai bodoh,, cepat habiskan sarapanmu, kemudian istirahatlah. Aku telah meminta izin dengan Mrs.Marrieta Weasley jadi kau tak perlu khawatir. Saat jam makan siang aku akan ke appartement mu. Dan ingat jangan menangis seperti anak kecil. Do you understand..?? Oh Callistha kau memang paling mengerti aku. Thanks Babe. Kulanjutkan menghabiskan susu dan roti isi kesukaanku. Setelah semuanya habis kuputuskan untuk melanjutkan tidurku kembali. Semoga dengan tidur rasa pusing itu akan hilang. Callistha sekali lagi terima kasih. ^O^ Callistha Rilley View Aku disini duduk mendengarkan Mr. James Potter menjelaskan mata kuliahnya. Bosan. Biasanya aku sangat bersemangat saat mata kuliah Mr. Potter, tapi tidak untuk hari ini. Pikiranku kacau. Kacau karena bocah kecil itu. Bocah kecil yang mabuk-mabukan karena stress ditinggalkan oleh wanita. Bocah kecil yang rela menghabiskan air matanya hanya untuk wanita kejam dan tak tahu terima kasih. Wanita bernama Victoria Aguiar. Dan bocah kecil itu bernama Aiden. Aiden Sierra. “Callistha,, are you hear me,,???” Oh Mr. Potter menegurku. “Yes, sir.” Jawabku sekenanya. “Are you serious..?? I don’t belive it. Sedari tadi kau hanya melamun, bagaimana mungkin kau mendengarkanku.”ucap Mr. Potter menjawab pernyataanku. “I’m so sorry Sir.”jawabku sekenanya lagi. “Okay. No problem. But don’t repeat it again. Are you understand?” “Yes I am.” Fiuh,, bagaimana bisa aku ditegur oleh Mr.Potter. Memalukan. Seorang Callistha Rilley ditegur oleh Mr.Potter. Untung saja Mr.Potter tidak memarahiku habis-habisan. Ah sudahlah., lebih baik aku fokus saja pada mata kuliah ini. Masalah Aiden akan kupikirkan nanti. Kubuka kembali buku pelajaran milik ku, kemudian kembali fokus mendengarkan penjelasan Mr.Potter. ^O^ Aiden Sierra View Oh Callistha., dimana kau..? Kenapa sampai sekarang kau belum datang juga., tak tahu kah kau kalau aku kelaparan. Lebih baik aku membuka situs jejaring sosial., barangkali ada sesuatu yang menarik dan bisa membuat rasa lapar ini berkurang. Ku ambil Ipad kesayanganku, ku buka salah satu situs informasi oneline. Kubaca satu persatu judul artikel yang telah di update. Ku lihat satu persatu judul artikel itu.“Mark Parkinson terlihat berkencan dengan Reyla Keina.” “Percy Jackson dan istrinya dikaruniai anak” “Bisnis baru Jamy Royle Failed” “Konferensi Pers: Cho Kyu Hyun-Im Yoon Ah Bertunangan” Oh, tak ada yang menarik., setidaknya itu yang aku fikirkan sampai retina ku menangkap berita tentang diriku, dan juga tentang Nya. Victoria Aguiar. “Aiden Sierra-Victoria Aguiar Putus” “Pasca Putus Aiden Sierra membatalkan beberapa kontrak” “Callistha Rilley meminta maaf.” “Victoria Aguiar terbang ke China.” Sejujurnya aku ingin menangis. Sedih..? Tentu saja, orang tak waras yang tak sedih jika ditinggalkan oleh wanita seperti Victoria Aguiar. Wanita cantik nan lembut yang punya segudang talenta dan berhati malaikat. Wanita yang pernah menjadi milikku. Wanita ke 2 yang paling berarti untukku setelah ibuku. Victoria.., please comeback me babe,,!! Aku mulai sedih, tapi aku tetap bertahan untuk tidak menangis. Sejauh ini berhasil tapi setelah aku melihat sebuah frame kecil di meja kecil yang terletak di samping tempat tidurku pertahananku perlahan mulai runtuh. Air mata yang mati-matian kutahan akhirnya mengalir juga. Kuambil frame itu. Kupandangi potret sempurna diriku dan dirinya saat perayaan Hari jadi kami yang ke 1000. Kupeluk frame itu, ku biarkan air mata ini terjun bebas tak perduli jika Callistha datang dan melihatku seperti ini. Tak peduli jika Callistha memarahiku. Atau apapun itu. Aku tak peduli. Callistha Rilley View Kulangkahkan kaki ku dikoridor Universitas. Aku harus bergegas ke appartement Aiden untuk memberinya makan siang. Saat sedang berjalan tiba-tiba saja ada suara melengking seorang wanita memanggil namaku. Biar ku tebak., ini pasti suara Krystall Larter. “Callistha....!!!!” “Hmb..., ada apa Krys..??”tanya ku pada Krstall yang saat ini ada didepanku. “Aku Cuma ingin mengajakmu makan siang bersama. Kau mau tidak..?” “Sorry.., tapi sepertinya tidak bisa Krys. Mungkin lain kali”tolakku halus. “Ah.., sayang sekali. Baiklah lain kali kita makan siang bersama ya..??”tanyanya “Tentu saja.” “Hemb.., kalau begitu aku duluannya David sudah menungguku. Bye Callistha.”ucapnya lalu pergi sambil melambaikan tangan kearah ku. Aku pun membalas lambaian tangannya sembari tersenyum. Ku lanjutkan perjalanan ku yang tertunda. 10 menit berlalu, kali ini aku sudah berada di lorong appartement milik Aiden. Sekantung makanan kubawa., aku tahu dia pasti sangat lapar. Ku tekan kode appartement milik Aiden, ku buka pintu perlahan. “Aiden..., aku da......”ucapanku tercekat begitu melihat Aiden sedang menangis sambil memeluk frame kecil. Frame yang ku yakin berisi potret dirinya dengan wanita itu. Tak kulanjutkan panggilanku tadi tapi dengan segera ku datangi dia untuk menenangkannya. Kurengkuh tubuhnya kemudian kupeluk dirinya, menenangkan dirinya sejenak. Tangisnya pun pecah lebih hebat, air matanya mengalir lebih deras membasahi pakaian yang ku kenakan. Sebenarnya hatiku ingin memarahinya, tapi kutahan semua itu. Jika saja kau tahu apa yang terjadi sebenarnya, kau mungkin tak akan sudi menangisi wanita jalang itu. Kau bodoh Aiden.,tapi aku MENCINTAI mu, akan kulakukan apa saja supaya kau bahagia. Sudah beberapa menit berlalu, tangisnya pun perlahan mereda, kulepaskan pelukanku membiarkan dirinya menyandarkan diri di sofa berwarna gading. Kuberjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. Setelah mengambil segelas air mineral aku kembali ke tempat Aiden berada. “minumlah...!!!”kataku sambil memberinya segelas air mineral. “Thanks..”ucapnya sambil mengambil gelas dari tanganku. Ditengguknya air itu perlahan, kududukan diriku disampingnya. Ku tatap wajah sendunya dari samping. Sungguh demi apapun juga, walaupun wajahnya sendu tapi tetap saja terlihat tampan. Pahatan sempurna dari sang kuasa. “Terima kasih. Terima kasih banyak,,”ucapnya kemudian menatap tepat ke manik mataku. “Tak masalah, apa kau merasa lebih baik sekarang,,??”tanyaku perlahan. “Ya.., aku merasa lebih baik sekarang., tapi tetap saja aku terkadang masih teringat dengan nya. Dan setiap aku mengingatnya itu rasanya sakit. Disini. Tepat disini.”ungkapnya sembari menunjuk ke arah dadanya. “Ya aku tahu itu.., tapi berusahalah melupakannya dan menjalani aktivitas mu seperti biasa.”ungkapku. “Akan ku coba melupakannya., tapi sepertinya aku tak bisa melanjutkan aktivitas ku sebagai seorang idol. Aku lelah, aku lelah dengan kilatan kamera-kamera itu.”jawabnya. “Lalu,,?? Kau mau apa..??”tanyaku lagi. “Biarkan aku berhenti saat ini juga.”ucapnya lagi. Mataku terbelalak kaget. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Tak sadarkah ia kalau ia terikat kontrak kerja dengan berbagai pihak. “Tidak..!! Kau tak bisa berhenti sekarang, setidaknya tunggulah sampai akhir tahun ini.”ucap ku tak terima. “Why,,? Kenapa tidak bisa? Aku hanya seorang Idol bukan presiden negara ini.”jawabnya. “Bodoh. Kau bodoh. Kau pikir seorang Idol sepertimu bisa bersikap seenaknya,,? Tidak. Kau tidak bisa seenaknya. Kau sudah terikat kontrak sampai akhir tahun ini. Kalau kau membatalkan kontrak itu secara sepihak, kita harus membayar ganti rugi. Dan lagi ganti rugi itu tidak sedikit. Aku dan pihak management mu telah membayar banyak untuk membayar ganti rugi terhadap jadwal yang batalkan selama sepekan ini. Keuangan kami sudah menipis.”ucapku lagi. Kali ini aku berusaha stabil didepannya. “Aku tak peduli. Itu bukan urusanku.”ucapnya santai. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Bukan urusannya katanya,,? Cih, tidak sadarkah dia kalau ini karena dia membatalkan jadwal nya sendiri secara sepihak. “Kau EGOIS..!!!”bentak ku padanya. Emosi ku sudah tak dapat aku tahan lagi. Terlihat mata Aiden melebar melihat ku emosi. “Kau benar-benar sangat EGOIS.? Hei tuan Aiden tidak bisa kah kau memikirkan orang lain. Jangan seolah-olah kau manusia paling menderita di dunia yang luas ini. Tak bisa kah bersikap dewasa dan hilangkan sedikit demi sedikit sifat egois mu itu. Kau sekarang bukan anak kecil lagi.”lanjutku masih dengan nada sedikit tinggi. “Fiuh,, lebih baik aku pulang saja. Think smart Tuan Aiden. Dan buang sifat egois mu itu.”ucapku sembari mengambil tas disampingku kemudian berjalan perlahan menuju arah pintu masuk. Sebelum aku melagkahkan kaki keluar kamar itu aku memutarkan kepala ku menghadap ke arah Aiden. “Aku membawakan mu beberapa makanan. Makanlah. Jangan sampai kau sakit.”ucapku sedikit lebih lembut dari ucapanu yang tadi. Kulihat dia hanya menganggukan kepala nya singkat. Ku hela nafasku kemudian melangkahkan kaki keluar dari appartementnya. Aiden Sierra View “Kau EGOIS..!!!” “Kau benar-benar sangat EGOIS.? Hei tuan Aiden tidak bisa kah kau memikirkan orang lain. Jangan seolah-olah kau manusia paling menderita di dunia yang luas ini. Tak bisa kah bersikap dewasa dan hilangkan sedikit demi sedikit egois mu itu. Kau sekarang bukan anak kecil lagi.” Callistha, baru kali ini aku melihatnya marah seperti ini. Sepertinya keterpurukan ku ini membuat banyak pihak susah. Kupikir hanya Callistha yang aku repotkan, ternyata bukan hanya dia. Seluruh management ku ikut susah dan kerepotan karena aku. Aku merasa bersalah terlebih lagi karena fakta yang baru kuketahui tadi. Pikiran ku kacau, aku bingung antara memilih berhenti ataupun melanjutkan Karir ku. Kuedarkan pandangan ke seluruh ruangan ini. Berharap mendapat jawaban dari kegundahan hatiku. Retina mataku berhenti kearah kalender putih di salah satu meja. Tunggu,, bukankah Callistha bilang aku sudah terikat kontrak sampai akhir tahun ini. Itu artinya aku cukup bertahan sampai akhir tahun itu tiba. Kulangkahkan kakiku menuju tempat kalender itu tersimpan. 25 Oktober, hari ini sudah tanggal 25 Oktober berarti sekitar 2 bulan lebih akhir tahun. Tidak lama. Baiklah aku akan bertahan sampai akhir tahun. Ku rogoh saku celanaku untuk mengambil ponsel keluaran terbaru. Ku ketik pesan singkat untuk Callistha. To: Callistha Rilley Callistha maafkan aku. Aku akan menyelesaikan kontrak ku sampai akhir tahun ini. Tapi setelah itu biarkan aku untuk lepas dari dunia gemerlap ini. Ku kirimkan pesan itu. Selang beberapa menit Callistha membalas pesanku. From: Callistha Rilley Baiklah jika itu keinginanmu. Aku akan mengirimkan jadwal mu nanti. Setelah membaca pesan itu, kumasukan kembali ponselku, dan memutuskan untuk makan siang. ^O^ 2 bulan kemudian. Aiden Sierra View Hari ini adalah hari terakhirku berada dalam dunia gemerlap ini. Mulai besok aku bukan lagi seorang Idol. Mulai besok aku hanya akan berstatus sebagai pelajar kelas 3 SMA. Lega, aku sangat lega. Bukan hanya karena aku akan berhenti menjadi Idol tapi juga aku lega karena aku sudah bisa melupakan Victoria Aguiar. Awalnya terasa sulit, tapi semenjak kejadian 1 bulan yang lalu, aku menjadi lebih mudah melupakannya. Sisi buruk dari sikap Malaikat nya terbongkar tepat 1 bulan yang lalu. Flashback Kuedarkan pandangan mataku mencari sosok seorang gadis cantik. Gadis cantik yang adalah sahabat merangkap managerku. Callistha Rilley. Haaah,,,!!! Bagaimana ini aku sudah 10 menit berada disini, tapi sosok itu tak kunjung terlihat. “Baby..., i miss you so much.” Suara itu mengganggu pendengaranku. Victoria, aku yakin itu suara dia. Kutolehkan wajahku kearah sumber suara itu. Deg..!!! Betapa terkejutnya aku, bahwa suara itu memang milik Victoria. Tapi yang paling membuat aku terkejut adalah ketika bibir Victoria bertemu dengan bibir dari seorang yang tak aku kenal. Aku berniat menghampiri mereka tapi ku urungkan niat ku, aku lebih memilih mengikuti mereka berjalan memasuki sebuah Cafe di ujung jalan ini. “Sayang., bagaimana kabar si Aiden,,?”tanya sang lelaki tadi. “Entahlah., aku tak tahu., dan aku juga tak pernah mau tahu. Paling-paling dia masih meringkuk diatas tempat tidur sambil menangis karena ku tinggalkan.”jawab Victoria “Dia pasti sangat mencintaimu,,” “Tentu saja, tapi aku tak pernah sedikitpun mencintainya, aku hanya memanfaatkan kepopuleran nya untuk mendongkrak popularitas ku. Lagi pula aku tak mungkin jatuh cinta pada Remaja labil seperti dia.”ucap Victoria dengan nada mengejek. Deg. Aku bodoh,, benar-benar bodoh, bisa-bisa nya aku menangis untuk wanita jalang seperti dia. Aku muak. Air mataku ingin keluar. Lebih baik aku pergi dari sini, aku tak ingin mendengarkan mereka menertawai kebodohanku. Kulangkahkan kaki ku cepat, mungkin setengah berlari keluar dari cafe itu menuju arah mobilku terparkir. Air mata yang ku bendung akhirnya keluar juga. Kumasuki mobil ku dan kubiarkan kepalaku bersandar bebas di stir mobilku. Ku menangis. Menangisi kebodohanku. Saat aku menangis tiba-tiba ada suara ketukan dari luar, ku paksa melihat keluar, ku temukan Callistha ditempat itu, akhirnya kubuka pintu mobil itu. Callistha masuk dan segera menarikku kedekapannya. Kuceritakan semua yang kudengar tadi pada Callistha. Dia dengan setia mendengarkan ceritaku. “sudah ku bilang., dia itu bukan wanita baik.., tapi kau selalu saja membelanya.”ujar Callistha setelah aku selesai bercerita. “ya., aku terlalu naif..”jawabku sekenanya. “sudahlah.., jangan kau fikirkan dia..,lebih baik sekarang kita pulang dan istirahat.”ucap Callistha. Aku mengangguk setuju, kemudian mnghidupkan mesin mobilku dan melesat menuju appartement ku. Setidaknya aku masih punya seorang Callistha. “Aiden..., bisa kah aku berfhoto denganmu..,” suara seseorang membuyarkan lamunan ku. Oh ternyata fans. “Tentu.., ayo kita berfoto.”ucapku sembari tersenyum padanya. Dia pun mengeluarkan kamera polaroidnya dan berfoto bersamaku. “ah,, terima kasih Aiden,, ku harap Callistha juga ada disini..”ucapnya lalu pergi. Ya ku harap dia ada disini. “Aiden.., ini ada surat dari Callistha.”ada suara memanggilku dari arah belakang., “Ah., terima kasih.,”ucapku sambil mengambil surat beramplop Pearl Mint itu. To: Aiden Sierra. Saat kau membaca surat ini aku sudah berada di Paris, maaf aku tidak memberitahumu. Aku akan melanjutkan kuliah ku di Paris. Jaga dirimu baik-baik, dan belajar dengan tekun, sebentar lagi kau Ujian. Oya sebenarnya aku ingin menyampaikan sesuatu padamu., tapi maaf jika ini lancang menurutmu. Aku.., aku MENCINTAI mu Aiden, sejak dulu, jauh sebelum kau mengenal Victoria. Tapi aku tahu kau tak mungkin memandangku sebagai seorang gadis, kau hanya memandangku sebagai sahabat. Tapi aku bersyukur. Ah sudahlah, aku harus bersiap-siap terbang ke London. Bye Aiden. Semoga kita dapat berjumpa lagi. Callistha Rilley. Callistha,, ternyata dia..., ternyata dia MENCINTAIKU..? Bagaimana bisa aku tak sadar.? Ah Callistha, maaafkan aku, kau pasti terluka saat aku menceritakan kisahku dengan Victoria. Callistha I’m Sorry., if I hurt you..., “Callistha.., I’m Sorry, if I Hurt You..” “Callista., tunggu aku,1 tahun lagi aku akan menjemputmu disana. Di kota paling romantis. Paris. Aku berjanji..” The End #Silahkan Komentarnya, guys...
Posted on: Mon, 04 Nov 2013 14:22:39 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015