Sukses Bawa Timnas U-19 Juara, Indra Sjafri Kini - TopicsExpress



          

Sukses Bawa Timnas U-19 Juara, Indra Sjafri Kini Dipuja-puja Kamis, 26 September 2013 11:09 WIB   Share Tweet  bolanet Indra Sjafri TRIBUNNEWS.COM - Mempersiapkan tim dengan materi seadanya, blusukan mencari pemain hingga ke pelosok Tanah Air, pernah dicibir dengan disebut pelatih anak bawang, gaji tidak lancar, dan minim sorotan media massa, merupakan rangkaian pengalaman yang harus dilalui pelatih tim nasional U19 Indonesia, Indra Sjafri. Situasi berbeda dialami Indra setelah kerja kerasnya selama ini berhasil mengantar Evan Dimas dan kawan-kawan menjuarai Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) U19 2013, di Sidoarjo, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Kini banyak media massa yang ingin mewawancarainya. Sosok Indra mulai dikenal ketika dipercaya menangani tim nasional U16 yang tampil di babak penyisihan Piala Asia U16 2011, di Thailand. Meski mencatat hasil impresif, termasuk menggasak Guam 17-0, Indra gagal mengantar timnya ke putaran final. Indonesia tersisih karena hanya berada di posisi tiga klasemen akhir grup, di bawah Thailand dan Australia. Hasil minor itu disebut Indra sebagai buah tiadanya kompetisi yang konsisten untuk pemain-pemain berusia muda. Kegagalan itu tidak mengurangi kepercayaan PSSI kepada Indra. Dia tetap dipercaya memegang Tim Nasional U17 yang tampil di turnamen invitasi di Hongkong, akhir Januari 2012. Indra menegaskan, turnamen itu hanyalah program jangka pendek. Jangka panjangnya, dia sudah menyiapkan rancangan terstuktur agar Tim Nasional Yunior bisa tampil di putaran final Piala Dunia U20 2015. Tim nasional U17 tersebut yang dijadikannya sebagai pondasi untuk melangkah ke Piala Dunia U20. Dalam membentuk Tim Nasional Yunior, Indra sering mencari pemain hingga ke pelosok daerah. "Kalau ingin ke bulan, tentu harus punya desain yang bisa membawa ke sana. Di sepak bola juga seperti itu. Tidak bisa instan dalam menyiapkan tim," ungkap Indra kepada Berita Kota Super Ball, Rabu (25/9). Berangkat dari pengalaman sebagai pemain PSP Padang, ayah dua anak ini mengerti benar manfaat kompetisi. Ketertarikannya kepada sepak bola berlanjut saat dia gantung sepatu pada akhir dekade 1990. Indra dipercaya menangani tim yunior PSP Padang pada 1991. Sekitar dua tahun kemudian, Indra dapat kesempatan bekerja sama dengan pelatih asal Jerman, Adolf Remi. "Banyak ilmu yang bisa saya dapat bersama dia dan seingat saya dia orang pertama yang melarang pihak luar, selain ofisial, berada di bangku pemain cadangan tim," ujar Indra, yang menyebut hingga dekade 1990 masih banyak orang yang lalu-lalang di sekitar bangku pemain cadangan di hampir seluruh pertandingan sepak bola di Padang. "Masalah teknis, dia pula yang mengenalkan gawang portabel dan permainan 4 lawan 4 dalam sesi latihan. Dulu metode ini banyak dicibir, tetapi kini justru jadi tren pelatih di Indonesia," tambahnya. Setelah mendapatkan pengalaman berharga itu, Indra mendapat kesempatan memegang PSP Padang yang tampil di Divisi Utama (1993-1996). Pada 1997, Indra dapat lisensi C AFC, kemudian naik bertahap ke level B pada 1998 dan A pada 1999. Pada 2010, Indra mengikuti kursus penyegaran pelatih dalam program FIFA Futuro. Di tahun yang sama pula, Indra mengambil lisensi A AFC Instruktur Akar Rumput FIFA. "Waktu itu saya pilih konsentrasi di pelatihan pembinaan usia dini karena saya berpikir tidak adanya prestasi tim nasional akibat usia dini tidak diurus dengan benar," tutur pengidola musisi Bryan Adams itu.
Posted on: Sun, 29 Sep 2013 00:39:37 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015