TEROR - PENYANDANG VICTIM MENTALITY SYNDROM (FIKSI MISTERY PART - TopicsExpress



          

TEROR - PENYANDANG VICTIM MENTALITY SYNDROM (FIKSI MISTERY PART I) Penulis Arzintha Milannesty D"azzuri Cinta bagaimanakah yang berlabuh? Jika akhirnya harus kandas ditengah jalan. Percekcokan dalam berumah tangga adalah hal yang lazim dan lumrah sebagai biduk dalam kehidupan, namun jika berakhir dengan perceraian bukankah sebuah prahara dan noktah? " Aku sudah tidak tahan mas, jika tak kamu rubah akan semua sikap dan sifatmu padaku, ingat aku istrimu. Empat tahun kita pacaran tak ada sedikitpun sifat yang kau tunjukkan kini padaku" isak seorang istri namanya Auli Plak plak plak, Sebuah tamparan keras menempel pada pipi yang duren senjuring, wanita itu makin terisak, karena perihnya hati dan sakitnya tamparan itu, suatu hubungan percintaan selama masa pacaran 2tahun dan telah berumah tangga 4tahun haruskah kandas, sampai disini? "Sudah sudah, diam aku muak mendengar semua celotehmu, tuduhanmu terlalu berlebihan. Ingat aku tak pernah selingkuh tapi terus kamu menuduhku. Kini akupun selingguh agar kau puas dengan tuduhanmu dulu padaku" kata suaminya yang bernama Ariel "Aku minta cerai, mas. Aku sudah tidak tahan lagi" kata Auli "Ingat, aku takkan menceraikanmu. Kalau kamu mau pergi, tinggalkan aku. Silakan, pergi sana !!!" Usir suaminya **** Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 malam jantung kota Surabaya dimana sebuah Ibukota di Jawa Timur, sudah nampak lenggang dan sepi "Kemanakah langkahku kini?" Dari perkawinan 4tahun yang belum di karuniai buah hati, haruskah berakhir" bisik batin wanita itu Dia tak mempedulikan jalanan yang konon mengundang bahaya bagi dirinya, seorang wanita berjalan seorang diri dengan troli dan dandanan yang cukup cantik di tambah sekdres warna biru dongker semakin menggambarkan betapa mulusnya dan putihnya pemilik raga ini, namun ternyata kecantikan tak selamanya memberi bahagia. Seperti wanita ini. Uang selalu tersedia, perhiasan lengkap tersandang dan mobil rumah semua serba lux. "Aku tak mungkin pulang ke Bandung, ke orang tuaku, karena kondisi disana tak juga kalah runyam dengan kondisiku. Ibuku yang menikah lagi setelah papaku meninggal karena serangan jantung. Semua harta warisan papa di habiskan oleh papa tiriku yang ternyata seorang penjudi dan pemabuk, terlebih sifatnya tak jauh dari suamiku, ringan tangan" bisik batin Auli Tanpa disadari Auli, ada beberapa pasang mata mengawasi gerakannya, mungkin mereka berniat jahat hendak merampok Auli yang sedang berduka, namun yang namanya ke tindakan kriminal tak mau mengenal kondisi korban yang penting maksud hati tercapai. "Hai, nona cantik, mau ke mana malam malam begini" hardik seorang lelaki yang tiba tiba muncul mencegah Auli" "Siapa kalian?tolong jangan ganggu aku, kalian mau apa?" Bentak Auli ketika salah satu dari mereka mendekati Auli dan menyentuh tangannya. "Ikut kami aja non, kita bersenang senang malam ini" sahut lelaki yang terdengar mabuk dari suaranya "Jangan, jangan sakiti akuu" pinta Auli sambil berlari meninggalkan tiga lelaki itu dan meninggalkan barang bawaannya. Tapi kesempatan berlari itu malah membuat ketiga lelaki itu makin bernafsu untuk memburu dan mengejarnya. Jalanan yang sepi bertambah mencekamnya suasana malam itu. Bruakkk braak ciiieetttttt Sebuah mobil menabrak Auli, dimana Auli terus berlari melihat ke belakang takut para pengejarnya makin dekat, namun naas Auli tidak melihat ke depan, kalau langkahnya membuat makin ketengah jalan. Alhasil sebuah mobil menabraknya. "Aaachhhhhh" teriak Auli. Tapi untung saja, mobil itu bisa ngerem mendadak, hingga Auli hanya luka kecil. "Aduh, gimana sich mbak, lari kok tidak lihat jalan?" Kata lelaki itu "Maaf mas, tolong saya. Saya dikejar sama berandalan hendak menyakiti saya" pinta Auli pada lelaki itu "Mbak, tidak usah kuatir. Mbak aman bersama saya dan akan saya lindungi" kata lelaki itu. Rupanya ke tiga preman itu tiba dihadapan mereka berdua. Dan perkelahian tak dapat dihindarkan. Untung lelaki yang menabrak Auli seorang karateka menyandang sabuk hitam. Dan sudah seorang "simpei" (guru karate) disebuah Dojo. Preman itu dapat di kalahkan dan mereka lari meninggalkan keduanya. " Mbak, gak papa? lututnya berdarah, mari saya bawa ke rumah sakit " kata lelaki itu "Gak usah mas, gak papa hanya luka kecil" kata Auli "Mbak mau kemana jam segini masih dijalanan ?" Tanya lelaki itu "Saya sendiri tidak tau, saya di usir suami saya" kata Auli "Baiklah kenalkan namaku Roy Radityo, panggil aja Roy" kata lelaki itu memperkenalkan diri "Saya Aulia Cardella, panggil saja Auli" katanya memperkenalkan diri "Ayo mbak ikut saya saja malam ini, besok kita pikirkan lagi mbak mau kemana, kebetulan rumah saya ada kamar kosong dan saya tinggal sendiri karena orang tua tinggal di Sumatera" kata Roy "Panggil saja Auli" katanya "Okey Auli, yuk" ajak Roy ***** Sebuah perumahan di komplek mewah dimana para penghuni sudah terlelap dalam buaian mimpi, sementara Auli terlunta lunta dijalan namun nasib menolongnya dengan mempertemukan dengan sosok Roy yang mau membantunya memberi tempat berteduh dan berlindung sementara. "Masuklah disini aku tinggal cuma ama mbok Minah, dan anggap saja rumah sendiri" kata Roy "Makasih Roy, jika tadi tak ada kamu entahlah bagaimana nasibku kini" kata Auli "Berterima kasihlah pada Allah, DIA mungkin yang menuntunku untuk menolongmu" kata Roy Sementara Auli cuma tersenyum tipis. Mungkin dalam benak Auli tersimpan sedikit gumpalan atas penciptaNYA, telah lama Islam ku sandang hanya di KTP tapi segala perintahNYA telah aku tinggalkan sementara LaranganNYA aku jalani. "Tuh kamarnya silakan kamu istirahat di sana, santai aja" kata Roy mengagetkan lamunan Auli "Iya makasih ya Roy" kata Auli Auli memasuki kamar yang lumayan besar dengan kamar mandi didalam, sebuah ranjang jati dan bufet kuno tampak artistik, seprei dan warna dinding yang kontras serta lukisan lukisan dinding yang abstrak menunjukkan pemilik rumah ini mempunyai nilai seni yang cukup tinggi **** "Met pagi Auli" sapanya Roy ketika melhat Auli baru bangun dan keluar dari kamarnya "Pagi Roy, maaf ya semalam aku nyenyak banget tidurnya, jadi kesiangan bangunnya" kata Auli " Gak papa, yuk sarapan dulu, oh iya aku berangkat dulu ya Auli, nanti sepulang kerjaku kamu cerita ke aku tentang suamimu" kata Roy "Iya, Roy. Hati hati ya di jalan" kata Auli "Roy sosok yang baik padahal baru aku kenal, mobil dan rumah yang cukup bergengsi juga jabatan di kantor yang lumayan, kenapa Roy belum punya pendamping? Andai saja diriku jadi kekasihnya takkan aku sia siakan, tapi apakah Roy mau menerimaku sedangkan aku seorang janda, aku tak butuh kemewahan aku hanya butuh kasih sayang dan perhatian saja, sentuhan hangat seorang lelaki yang mencintaiku" pikiran nakal Auli "Aku sudah tidak tahan dengan mas Ariel dan aku secepatnya harus mengurus surat cerai" batin Auli. *** "Sayang nanti kerumah yuk, ada yang mau aku kenalin sama kamu, takutnya kamu cemburu dan salah paham lagi" kata Roy pada kekasihnya yang bernama Vietha teman kantornya. "Siapa sayang?" Tanya Vietha Roy pun menceritakan tentang Auli yang kini berada di rumahnya. Dan tergurat di wajah Vietha yang rada cemburu ada wanita lain dirumah kekasihnya. "Awas ya kamu macam macam, aku kagak mau di duain Roy" kata Vietha tegas "Tidak sayang, aku tidak akan duakan kamu, aku hanya menolongnya" kata Roy. BERSAMBUNG PART II
Posted on: Wed, 14 Aug 2013 05:05:38 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015