Tittle : sorry chanyeol Sorry - TopicsExpress



          

Tittle : sorry chanyeol Sorry Chanyeol Chanyeol/YOU plot©Shinstarkey | characters. they belong to god and themselves Oneshot|Romance|PG|Indonesia NOT FOR SILENT READER - - - “hey bodoh! Turun! Sebentar lagi bell selesai istirahat..” panggil seorang gadis yang menatap kearah pohon besar di belakang sekolahnya. sebuah kepala menampakan diri di balik batang pohon besar itu. Seorang laki-laki di atas sana menggelengkan kepalanya. “kau saja yang naik dan menjemputku.. ” ucap laki-laki itu sambil menjulurkan lidahnya. Gadis itu menghela nafas dan menatap di sekitar untuk mencari cara agar laki-laki yang notebene nya adalah sahabat gadis itu, bisa turun dan memgikuti pelajaran fisika dimana mereka berdua adalah sebuah team. Gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap pintu yang bertuliskan ‘ruang guru’ dan memberi aba-aba bahwa ia akan berteriak ke arah sana. “yaa!! Apa yang akan kau lakukan?!” tetiak laki-laki itu panik. Gadis itu tersenyum licik. “tidak lihat kalau aku mau melaporkan seorang murid yang bolos dari pelajaran?” Sang gadis mulai melangkah menjauhi pohon tersebut membuat laki-laki di atas pohon tadi terlihat panik. “yaa!! Ya!! Stop stop! baik baik aku turun!!” sahut panik laki-laki itu dan bergegas turun dengan cara apapun. Dan.. ‘bruk’ Hening Dengan posisi tersebut. Laki-laki itu tanpa sengaja jatuh tepat di atas gadis tadi, dengan bibir mereka yang bersentuhan dan kedua telapak tangan laki-laki itu yang tak sengaja menyentuh dada gadis tersebut. “……….” Mereka berdua bergegas bangkit dengan wajah yang sama-sama tegang. Sang gadis menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan wajah memerah. “ma-maaf bu-bukan maksudku………” Belum sempat laki-laki itu meneruskan kata-katanya, ia segera lari dengan terbirit-birit meninggalkan gadis itu. Membuat sang gadis marah dan menangis. “Park Chanyeol!!! Kau harus betanggung jawab!!!” . YOU p.o.v Aiiisshhh!!! Rasa marah, malu, kesal semua menjadi satu dalam diriku. Semua gara- gara chanyeol!! Dia sudah lancang merebut first kiss ku yang harusnya aku berikan pada junmyoon (kekasihku) dan menyentuh bagian sensitifku. Aaaaa!! Memikirkan itu semua membuat hidupku suram. Aku benci chanyeol!! ‘drrrttttt…drrtttt’ Aku menoleh pada ponselku yang terus bergetar di atas meja belajar. Layar dan lampunya memperlihatkan warna biru yang berarti itu adalah warna setting-an ponselku ketika chanyeol mengirim pesan ataupun menelepon ku. Sshh!! Untuk apa orang itu menghubungiku? Apa belum cukup membuat hidupku merana? Aku mengacuhkan ponselku itu dan segera menarik selimut dan mencoba melupakan kejadian tadi siang. . “hey.. Tumben sekali kau dan chanyeol tidak berangkat bersama?” Aku melirik pada Luna yang menatapku dengan tatapan bingung. Aku membanting tas ku di atas meja sekolah dengan kesal. Luna mengingatkanku dengan makhluk menyebalkan itu. “hey! Ada apa? Kau dan chanyeol sedang bertengkar? Yang benar saja? Kau dan chanyeol kan sahabat sejak taman kanak- kanak bukan?” tanya luna panjang lebar sambil menepuk bahuku pelan. Aku menatap luna dengan risih. Risih karena luna seslalu menyebut nama chanyeol yang sekarang sudah ku blacklist dalam pikiranku karena kejadian kemarin. “jangan sebut nama orang mesum itu!!” sahutku sinis pada luna. Wajahnya semakin terlihat bingung. “mesum? Maksudmu?” Aku menghela nafasku dan menyuruh luna untuk mendekat kearahku agar aku tidak perlu mengeluarkan suara keras untuk menceritakan aib ku kemarin. “Chanyeol sudah mengambil first kiss ku dan menyentuh dadaku.. sial! Aku sudah tidak murni!!” bisikku sambil meringis. Luna membuka matanya lebar dengan mulut yang juga terbuka lebar. Ia nampak kaget sepertinya. “Benarkah ia melakukan itu?? Bagaimana ceritanya?” Dan pada akhirnya aku menceritakan semua yangku alami kemarin pada Luna. . ‘ triiiiiiingggg’ Bell tanda masuk sudah berbunyi seiring aku mengakhirkan ceritaku pada luna tentang kejadian itu. Luna nampak begitu kaget dengan semua ceritaku. Aku menatap bangku di depanku, bangku Chanyeol yang kini masih kosong. Bagus dia tidak masuk! Aku tersenyum sambil menyiapkan buku pelajaran pertama dimana Kyuhyun saem sudah berdiri di depan sana siap untuk mengjarkan matematika. Suara ribut langkah kaki di lorong dapat terdengar dari dalam kelas. Suara orang berlari dan kemudian pintu kelasku terbuka membuat semua menoleh kearah sana. Huh. Park Chanyeol datang. Aku merengutkan wajahku ketika melihatnya yang datang. Membuat mood ku hilang sampai ke titik penghabisan. Setelah di bolehkan masuk oleh kyuhyun saem. Chanyeol segera duduk di bangku tepat di depanku. Risih. Sudah! Tidak usah pikirkan chanyeol. Aku harus fokus pada pelajaran matematika ini. “ssssttt…ssssttt…” “hey _____” “sssstttt” Suara berisik yang berasal dari makhluk di depanku itu menghilangkan konsentrasi belajarku. Apa mau mu chanyeol?! “apa?” jawabku datar namun masih mengalihkan pandanganku dari laki-laki itu. “kau tidak membangunkanku tadi pagi? Kenapa? Aaiiish! Aku hampir telat dan tidak boleh masuk gerbang karenamu. mengapa kau pergi sekolah duluan?” suara chanyeol terdengar berbisik-bisik agar Kyuhyun saem tidak mendengarnya. Apa- apaan dia! Mengajakku mengobrol saat pelajaran! “terserahku. Hidupku tidak bergantung padamu.” Jawabku singkat pada chanyeol. “ya! kau masih marah denganku? Karena kemarin? Uhm?” “diam. Aku ingin belajar.” “jawab aku dulu, kau masih marah padaku? Hey, _____” chanyeol menarik pena yangku genggam saat aku masih menulis catatan matematikaku. Kini emosiku sudah mulai membara. Kapan sih chanyeol berhenti menggangguku? “ya! Chanyeol! Cukup! Jangan menggangguku!!” ucapku reflek pada chanyeol dengan suara keras akibat emosi yang sudah tidak tertahankan lagi. “hem.. Park Chanyeol dan Shin _____. Mengapa kalian mengobrol di kelas saya? Lebih baik kalian berdua keluar sekarang!!” . “semua karenamu Chanyeol! Kapan kau tidak mengganggu hidupku lagi?!” bentakku pada chanyeol. Karena dia aku harus di keluarkan dari pelajaran matematika. Chanyeol menyebalkan. “habis aku tanya, kau tidak mau jawab..” jawab chanyeol, tidak mau di salahkan. Aku mendesisi melihatnya. Laki-laki aneh! “Jawabanku adalah. Aku masih marah padamu! Jangan ganggu aku lagi!!” aku membuang tatapanku dari chanyeol melangkah untuk menjaga jarak darinya. “tapi aku sudah minta maaf kemarin. “ sahut chanyeol tidak mau kalah. Dasar keras kepala! Kalau aku tidak mau memaafkanmu itu urusanku! “kau itu sudah menghancurkan hidupku. Kau mencuri first kiss ku, kau menyentuhku. huh! Hanya dengan maaf seperti kemaren aku tidak bisa langsung memaafkanmu! Kau tahu?! First kiss ku itu hanya untuk Junmyoon!” “sudah aku bilang aku tidak sengaja! Bukan maksudku seperti itu.. lagipula kau sendiri yang membuatku panik dan segera turun dari pohon.” Dasar Tidak pernah mau disalahkan!! Aku mengacuh kan kata-katanya. Bosan berdebat dengan orang keras kepala seperti Chanyeol itu. Kekanak-kanakan, tidak mau di salahkan. Setidaknya, dia mengaku salah dulu baru aku bisa memaafkannya. Kalo seperti ini aku sama sekali tidak ada niatan untuk memaafkan Chanyeol, sekalipun dia teman kecil ku. Kini hening diantara kami. Ketika aku berhenti untuk berdebat dengannya, sepertinya ia juga lelah berdebat denganku. Namun ia mulai memecahkan suasana hening ini. “hey, kau bilang first kiss mu itu untuk Junmyoon, uh? Kau masih berhubungan dengannya?” tanya chanyeol lagi. Walau sudah tidak dengan nada yang menyebalkan tapi aku risih selalu di tanya seperti ini. “bukan urusanmu. Jangan perdulikan aku.” Jawabku acuh. Suara hela-an nafas chanyeol terdengar setelah mendengar jawaban dariku. “Dia bukan laki-laki yang baik.” Sahut Chanyeol singkat dan menatapku serius. “maksudmu? Jangan berbicara yang aneh- aneh tentang pacarku. Sudahku bilang jangan urusi urusanku.” Ia menghela nafas lagi dan mengerutkan wajahnya. “kalau aku memberitahumu, kau juga tidak akan percaya. Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Daripada aku selalu membuatmu kesal lebih baik aku pergi ke kantin saja sampai pelajaran kyuhyun saem berakhir.” Chanyeol mulai melangkah meninggalkanku tanpa berbicara apa-apa lagi. Huh apa maksudnya ia bilang Junmyoon itu tidak baik? Selama ini ia selalu bersika baik padaku. Atau mungkin ini hanya karangan chanyeol agar aku bersimpati padanya. Huh, tidak akan. . “____, apa kau membawa uang lebih? Aku lupa membawa dompetku dan sekarang aku harus membayar peralatan untuk praktek kimia nanti” Aku menatap Junmyoon yang tiba-tiba saja datang ke kelasku. Aku segera mengecek uang di dompetku dan mengeluarkan sejumlah uang yang aku rasa berlebih. “ini.. tidak apa-apa pakai saja.. lagipula uang jajanku minggu lalu maish berlebih.. tidak usah di ganti.. “ ucapku dan menyerahkan uang itu pada Junmyoon. Ia tersenyum padaku layaknya seorang malaikat. Sepertinya ku sangat beruntung kini memilikinya. Banyak gadis yang mengincar Junmyoon, namun pada akhirnya ia memilihku. “terimakasih.. baby” Setelah Junmyoon meninggalkan kelasku, Luna menepuk bahuku, membuatku menoleh kearahnya dengan wajah bingung. “ada apa?” “kau dan Junmyoon itu benar-benar berpacaran?” tanya luna seperti orang keheranan melihatku. “tentu saja. Memang ada apa?” “Entahlah, kalian berdua tidak seperti orang pacaran. Junmyoon menemuimu kalau dia ada perlu denganmu saja. Selebihnya kau jarang bersamanya, bukan?” Uhm. Perkataan Luna benar. Selama aku berpacaran dengan Junmyoon kami hanya bertemu sekedarnya saja. Kalau bukan karena dia yang sedang membutuhkanku atau kalau aku yang memang memaksa untuk bertemu. Kalau di fikir-fikir kami memang tidak seperti orang yang sedang berpacaran. “apa kau tidak merasa kalau dia memanfaatkanmu?” tanya luna lagi, membuatku menoleh kaget padanya. “Junmyoon tidak mungkin memanfaatkanku. Ia bilang ia sayang padaku.” Jawabku segera dengan wajah mengelak. Walau memang terbesit pikiran tentang kata-kata luna tadi. Junmyoon memanfaatkanku. huh, Aku tak boleh berfikir Negatif pada pacarku sendiri. “iya.. iya aku mengerti. Hanya saja antara kau dan Junmyoon itu terlihat aneh. Itu menurut penglihatanku” . Sudah seminggu menghilangnya komunikasiku dengan chanyeol. Saat di hukum pelajaran kyuhyun saem, itu benar-benar menjadi hari terakhir dimana kami berkomunikasi. Ia sungguh tak pernah menggangguku lagi, menghubungiku, menyapaku, bahkan saat di kelas pun yang nyatanya ia duduk berdekatan denganku kini tak pernah mengobrol lagi. Setiap hari chanyeol selalu datang terlambat, mungkin karena biasanya aku selalu membangunkannya di pagi hari dan berangkat bersama dengannya, semenjak kejadian itu, hilang semua kebiasaan kami bersama. Entahlah, Sepertinya aku sudah melupakan kejadian memalukan itu, kejadian dimana menimbulkan pertengkaran antara aku dan chanyeol. Dan sepertinya aku merindukan chanyeol. . “Junmyoon, bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita ke toko ice cream yang baru buka di dekat halte bus sekolah.. Aku ingin mencoba ice cream disana. Mau ya?” tanyaku pada junmyoon dengan nada yang sedikit manja. “tidak bisa.. Pulang sekolah nanti aku harus belajar di rumah temanku.. Maaf ya” jawaban junmyoon itu memang sedikit membuatku lemas. Ia selalu saja tidak punya waktu untuk jalan denganku. “baiklah… tidak apa-apa, lain kali saja kita pergi besama kesana.. “ Junmyoon tersenyum padaku dan kini malah meninggalkanku. Mengapa hubunganku terasa janggal sekarang? . “harganya 2500₩” sahut kasir toko ice cream yang aku kunjungi sendiri. Aku menyerahkan sejumlah uang yang di minta oleh kasir dan segera membawa ice creamku untuk mencari bangku kosong untukku. Pada akhirnya aku ke toko ice cream ini sendiri. Junmyoon tidak bisa, luna pun juga begitu. Mungkin kalau aku tidak ada masalah dengan chanyeol, aku akan pergi besama nya dan mencoba segala rasa ice cream di toko ini. Mataku menangkap sosok yang saat ini dalam pikiranku. Seseorang yang duduk di salah satu bangku di toko ice cream ini sambil memakan satu mangkuk ice cream dengan macam-macam rasa. Chanyeol yang duduk disana. Apa aku harus menghampirinya? Tapi bagaimana ini? Chanyeol terkesan diam membuatku takut untuk berkomunikasi dengannya. Ia tak seperti dulu yang selalu menyapaku terlebih dahulu. Apa dia marah padaku karena sikapku yang selalu mengacuhkannya? Karena aku yang menjauhinya kemarin? Sepertinya harus aku yang meminta maaf padanya. Aku mendekati sosok chanyeol, berdiri di dekat kursi kosong yang berhadapan dengannya. Chanyeol menoleh kearahku dengan wajah yang datar. “boleh aku duduk disini? Bangku lain penuh” tanyaku, mencari alasan agar boleh duduk dekat dengannya. Chanyeol hanya menanggukan kepalanya tanpa berkata apa-apa. Aku segera duduk di bangku tersebut dan mulai memakan ice cream milikku. Hening. Hening sekali di antara kami. Chanyeol tidak berbicara sama sekali, padahal kalau aku sedang bersamanya ia selalu memulai pembicaraan. Kemana chanyeol yang dulu? “uhm.. Chanyeol a-aku minta maaf atas sikapku kemarin.. Aku selalu mengacuhkanmu.. Kau tenang saja aku sudah melupakan kejadian waktu itu.. “ ucapku sedikit gugup pada chanyeol. Chanyeol menoleh kearahku dan tersenyum sedikit. hanya sedikit? “ah iya, maafkan aku juga.. Waktu itu aku benar-benar tidak sengaja..” ucapnya sambil memakan ice cream nya itu. “jadi, kalau begitu kita tidak bertengkar lagi kan?” sahutku dengan semangat. Chanyeol tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Tetap saja ada yang berbeda darinya. Chanyeol kau sebenarnya kenapa? Uh.. “tapi.. Kau seperti menjauhiku. Ada apa? Kau marah padaku?” tanya ku lagi sambil memasang wajah merengut. “aku janji tidak akan mangcuhkanmu lagi, masa pertemanan kita renggang hanya karena hal ini?” lanjutku lagi. Chanyeol hanya terdiam sambil mengaduk- aduk ice cream nya yang hampir habis itu. Ia tidak menanggapi kata-kataku? Bahkan ia tak menatapku sedikitpun. “ya! Chanyeol. Aku serius! Mengapa kau jadi menjauhiku?” tanyaku lagi dengan nada yang lebih tinggi. Uh, sudah cukup sabar aku menghadapi chanyeol yang entah kenapa seperti orang kerasukan sekarang. “Lebih baik kau mengakhiri hubunganmu dengan junmyoon” Chanyeol mulai membuka suara, namun perkataannya itu membuatku kembali merasa jengkel padanya. Aiish!! Kami baru saja baikan tapi ia memulai pertengkaran ini lagi. “Akhiri saja hubunganmu dengan junmyoon. Ia tidak pantas untukmu” kata chanyeol lagi memperjelas kata- katanya dengan nada dingin. “Ya!! Apa maksudmu berbicara seperti itu?” aku bangkit dari dudukku dan menatap chanyeol dengan geram. Aku sudah cukup sabar kalau ia menjauhiku namun tidak seperti ini, mengapa ia harus mengaturku dan junmyoon. “mengapa kau selalu menjelekan junmyoon? Kalau kau tidak suka pada junmyoon, bilang!!!” Chanyeol berdiri dari bangku nya dan menatapku datar, sedangkan aku sudah benar-benar emosi dengannya. “ch.. Bodoh! Kau tidak tahu bagaimana tingkah pacarmu sendiri? Ia tak seperti yang kau banggakan.” chanyeol mendesis sambil menyelempangkan tas di bahu nya, berjalan hendak meninggalkanku. “hey!!Chanyeol!! Hentikan menjelek-jelekan junmyoon!!! Bilang saja kau cemburu!!!” aku berteriak emosi, teriakanku itu membuat chanyeol menghentikan langkahnya yang sudah beberapa meter dariku. “baik. Aku memang cemburu, karena aku menyukaimu! Namun kalau hanya sekedar cemburu aku bisa mengatasi itu. Awalnya aku bisa menerima kalau memang kau memilih dia. Namun dia tidak seperti yang kau bayangkan. Aku hanya tidak ingin kau tersakiti karenanya.” Walau aku tidak melihat wajahnya namun Suara chanyeol terdengar sangat tegas. Aku yang baru bisa mencerna kata-kata dari nya itu hanya diam mematung. Chanyeol menyukaiku? Sosok chanyeol kini sudah mulai menjauh lagi dariku. Aku yang masih berdiri kaku di depan meja toko ice cream itu tidak mencegah chanyeol untuk pergi lagi. Shock. Itu tepatnya. . baik. Aku memang cemburu, karena aku menyukaimu!…… Sungguh! Kata-kata itu kini sukses merajai seluruh otakku. Apa chanyeol sungguh menyukaiku? Baiklah, tidak bisa aku bohongi lagi, saat ini hanya chanyeol yang ada dalam pikiranku. . “kalian berdua benar-benar masih bertengkar?” Aku menatap luna yang berada di bangkunya sambil memandangku heran. “entahlah. Kemarin kami sudah baikan, tapi ada masalah lain yang membuatku dan chanyeol bertengkar lagi.” jawabku lemas sambil menghela nafas. “pasti berkaitan dengan junmyoon,eh?” Aku segera menatap luna dengan heran. Bagaimana ia bisa tahu? “darimana kau tahu?” “hanya menebak.. Tapi Aku rasa chanyeol benar. Junmyoon itu tidak sebaik yang kau fikirkan.” Aku memutar bola mataku dan menatap luna dengan malas. Mengapa semua orang menjelekkan junmyoon? Apa yang junmyoon lakukan? Apa hanya aku yang tidak mengetahui apa yang junmyoon lakukan itu? Padahal aku ini pacarnya sendiri. Selama ini ia bersikap baik. “dia selingkuh di belakangmu.” ucap luna lagi dan kini membuat mataku terbelalak kaget. Aku menatap luna dengan tidak percaya. Aku tidak pernah menyangka apa yang di katakan luna itu. Entah aku harus percaya atau tidak dengan apa yang di katakan luna. . tidak. Junmyoon bukanlah orang yang seperti itu. Junmyoon tidak mungkin berbuat seperti itu padaku. Kata-kata luna itu kini menjadi beban dalam pikiranku sampai-sampai aku tak memperhatikan pelajaran sekolah. Aku manatap chanyeol yang duduk tepat di depanku, memainkan ponselnya tanpa perduli sungmin saem sedang bersenandung mengulas pelajaran yang lalu. Chanyeol. Dia adalah orang pertama yang menentang hubunganku dengan junmyoon. Apa yang di katakan chanyeol itu benar tentang junmyoon? . Salju kini mendominasi jalanan aspal hitam itu menjadi putih. Badai salju yang tadi sempat melanda kota membuatku tak bisa lekas pulang kerumah. Aku masih menunggu sekolah sampai salju itu tidak turun lagi menyelimuti bumi. Aku menoleh pada jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 7 malam. Sekolah ini sudah sangat sepi beberapa kelas mungkin sudah terkunci rapat dengan beberapa lampu yang sudah padam. Aku menghela nafasku kecil. Luna sudah pulang bersama jonghyun oppa, kakak kelas yang menjadi pacarnya itu. Junmyoon? Aku tahu ia sedang sibuk. Ya, dia anak dari kelas unggulan, mungkin kegiatan kelasnya lebih sibuk di bandingkan kelasku. Sambil menungguh hujan salju itu mereda aku berniat menuju kamar kecil, sekedar untuk merapihkan bajuku agar tak terkesan lusuh. “ euummhh.. Hentikan.. Kalau orang lain melihat kita bagaimana? ” suara samar- samar wanita yang terdengar terengah- engah itu membuatku menoleh pada pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Ah, mungkin ada murid lain juga yang belum pulang, sama sepertiku. Aku mengacuhkan suara orang di dalam kamar mandi itu dan berjalan menuju cermin di depan kamar mandi. Suara rusuh kini terdengar di dalam sana, beserta dengan suara terengah-engah dari seorang wanita dan… Aku rasa ada suara seorang laki-laki juga disana. Tunggu. Apa orang yang di dalam sana itu sedang bercinta? Disekolah? Gila. Mereka memanfaatkan keadaan sekolah yang sepi ini untuk bercinta. Menjijikan! Suara-suara yang keluar dari dalam itu membuatku geli. lebih baik aku pergi dari sini. Sudah cukup menjijikan mendengar suara aneh itu. Aku Hendak melangkah meninggalkan toilet itu, namun suara itu… “ ah.. Junmyoonie… Pelan-pelan.. Euhmmm.. Jangan menggigit bibirku.. Cepat selesaikan ini.. Aku tidak mau kita ketahuan orang lain!! “ Deg. Junmyoon? Aku mrnghentikan langkahku dan menyimak perlahan suara wanita yang berada di dalam sana. Dan kalau aku tidak salah dengar ia menyebut Junmyoon? “sebentar lagi, sayang. Diamlah, kalau kau tidak diam itu malah membuat orang tahu tentang kita ini..” Suara laki-laki di dalam sana terdengar. Dan, ini yang aku takutkan, itu suara Junmyoon, kekasihku. Aku hafal suara itu. Hatiku kini tidak tenang. Rasa sesak kini terasa di dadaku. Ya Tuhan, benarkah itu junmyoon? Dia berkhianat padaku? Dengan keberanian yang aku yakinin, aku berniat membuka pintu kamar mandi itu. Memastikan kalau itu benar-benar bukan junmyoon. ‘braak’ Pintu kamar mandi yang aku dorong itu kini terbuka lebar, memperlihtkan dua orang yang sudah setengah tak berbusana. “junmyoon..” gumamku dengan suara yang tersendat-sendat. Rasa sesak itu kini menlanda paru-paruku membuatku sulit untuk berkata apa-apa. Jadi chanyeol itu benar? Luna itu benar? Aku bodoh.. Airmata karena rasa sakit itu kini keluar dengan derasnya. rasanya aku ingin berteriak dan membunuh junmyoon sekarang juga. “baiklah.. Kalau kau sudah tahu yang sebenarnya. Huh, aku memang tidak pernah mencintaimu, maaf” ucap junmyoon sambil mengancingkan kemeja sekolah yang tadi terbuka. Aku menatap gadis yang berada di sebelah junmyoon, gadis yang bercinta dengan junmyoon. Dia Krystal, gadis populer yang sangat terkenal di sekolah. “kau tega.. Lantas untuk apa kau memilihku?” sahutku sambil terisak. “aku hanya memenuhi taruhan temanku untuk memacari gadis dari kalangan freak sepertimu selama 1 tahun.” jawabnya dengan sangat enteng. Emosiku mulai memuncak. Apa dia bilang? Freak? GAH!! keterlaluan!! dia mempermainkanku! Junmyoon berjalan mendekatiku, ia tersenyum layaknya seseorang yang tidak punya salah apa-apa. “Jangan menangis. Kau semakin terlihat jelek kalau menangis, freak!” Sungguh aku muak. Ia merendahkanku! Aku mengepalkan tanganku dengan geram. rasanya tangan ini sudah tidak sabar lagi untuk menghantam wajah menjijikan yang ada di depanku itu. Wajah laki-laki yang mempermainkanku dengan se-enaknya. Junmyoon! Habis kau! Aku sudah sangat siap mengangkat tanganku untuk mengantam wajah Junmyoon, namun sebuah tangan dari arah belakangku menahannya dan tubuh kurus tinggi itu maju tepat di depanku. “Jangan kotori tanganmu itu hanya untuk memukul laki-laki kotor seperti dia.” Suara berat itu terdengar. Chanyeol menatap Junmyoon dengan tajam dan taklama kepalan tangan Chanyeol kini mengenai tulang pipi Junmyoon, menimbuklan berkas biru di pipinya. “Sial! Dasar kalian berdua Freak!” Chanyeol menarik tanganku hingga kami menjauhi kamar mandi, membiarkan Junmyoon sibuk dengan memar di pipinya itu. Tangis dari mataku masih belum bisa terhenti. Mungkin karena rasa kesal pada diriku sendiri. Aku bodoh! Bagaimana aku mudah terjebak dalam situasi ini, seharusnya aku tahu, seharusnya aku menyadari bahwa seorang Junmyoon, anak populer dari kelas unggulan itu memang tidak masuk akal memilihku. . Normal POV Chanyeol melepaskan genggaman tangannya pada gadis itu, Gadis yang masih terlihat berlinang airmata. Chanyeol menghela nafasnya. Mungkin sedikit rasa iba pada gadis itu, tapi sebenarnya apa yang harus di tangisi oleh ____? Bukankah sia-sia menangisi makhluk kurangajar seperti Junmyoon? “Sudahlah Jangan menangis lagi. Untuk apa kau menangisi dia?” ucap Chanyeol dengan suara beratnya. Gadis itu tak mengubris sedikitpun, ia hanya menghapus airmatanya dengan lengan jaket yang ia kenakan. “Hey! Sudah! Ini tidak seperti ____ yang aku kenal.. kau itu gadis yang kuat. Mana mungkin hanya karena laki-laki itu kau jadi cengeng seperti ini…” sahut chanyeol lagi sambil menyentuh pelan bahu ____. ‘bruk’ Gadis itu dengan sigap memeluk chanyeol. Melingkarkan tangannya di leher laki-laki tinggi itu. Chanyeol yang sedikit kaget kini tak bergeming, Ia hanya diam terpaku. “Aku tidak menangisi Junmyoon.. aku menangisi diriku sendiri karena sangat bodoh..” ____ mulai mengeluarkan suaranya. “Maafkan aku ya. Aku Bodoh. Aku tidak percaya padamu, aku memang Egois, mungkin kalau dari awal ku percaya padamu, aku akan cepat mengetahui ini semua dan melupakan Junmyoon.” ____ menatap Chanyeol lekat. Chanyeol merasa bahwa kini jantungnya berdegup kencang melihat ____ yang kini berada di dekatnya. “h-hey bisakah kau tidak menatapku seperti itu?” sahut Chanyeol dengan gugup sambil mengalihkan pandangannya dari ____. Gadis itu tersenyum tipis memandang wajah chanyeol. “eumm bagaimana kau bisa ada disini? Bukankah kau sudah pulang duluan? Apa kau mengkhawatirkanku sehingga kembali ke sekolah?” tanya ______ mencari topik baru di antara mereka. “eumm.. ta-tadi ibumu menghubungiku karena kau belum pulang ke rumah, jadi aku menjemputmu..” suara chanyeol terdengar bergetar karena gugup. “Bohong! Kalau saja ibuku khawatir ia pasti akan menghubungi ponselku..” ____ tersenyum manis kearah chanyeol. Membuat laki-laki itu semakin berdebar. “Jadi kau benar menyukaiku, eh?” tanya ____ dengan wajah menggoda. “siapa bilang?” wajah Chanyeol semakin tegang. “kau sendiri.. tidak ingat kata-katamu di toko Ice Cream waktu itu? Uh?” “baik. Aku memang cemburu, karena aku menyukaimu! Namun kalau hanya sekedar cemburu aku bisa mengatasi itu. Awalnya aku bisa menerima kalau memang kau memilih dia. Namun dia tidak seperti yang kau bayangkan. Aku hanya tidak ingin kau tersakiti karenanya.” ____ dengan sengaja memperagakan apa yang chanyeol katakan saat di toko ice ceram itu, dengan suara nya yang di buat berat agar mirip dengan suara chanyeol. Wajah Chanyeol sudah sepenuhnya memerah, sedangkan _____ kini terkekeh melihat Chanyeol yang berwajah lucu dalam keadaan seperti ini. ____ meletakan kedua telapak tangannya di pipi Chanyeol, mengarahkan wajah Chanyeol yang sedari tadi mengalihkan pandangannya agar menatap ____. Wajah Chanyeol semakin gugup melihat semyum yang melengkung dari bibir ____. “k-kau mau apa?” ucap chanyeol gugup. ____ tidak bersuara apa-apa dan beberapa saat kemudian ia menarik kerah baju Chanyeol dan mencium lembut bibir laki- laki itu. “ kalau kau memang menyukaiku, buatlah aku juga menyukaimu dan mencintaimu, Chanyeol” FIN Epilog “HEY! Kau mencuri FirstKiss-ku!!” sahut Chanyeol dengan wajah yang sengaja di buat kesal. “hey! Kau tidak ingat ketika kau jatuh dari pohon? Siapa duluan yang mencuri firstkiss ku? Lagian ini bukan lagi Firstkiss.. kita sudah berciuman dua kali, tahu!” jawab ____ dengan kesal. “kalau begitu, ini bukan yang kedua kali..” wajah chanyeol seperti berfikir keras. “lalu maksudmu?” “ini sudah menjadi ciuman kita yang kelima kali.. hahahah dulu aku sering mencium bibirmu diam-diam” “Ya!! CHANYEOL!” ~~ Chan_Own^^
Posted on: Sun, 24 Nov 2013 09:44:02 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015