ULUMUL QUR’AN (PENULISAN AL-QUR’AN) Makalah ditulis dan - TopicsExpress



          

ULUMUL QUR’AN (PENULISAN AL-QUR’AN) Makalah ditulis dan dipresentasikan dalam rangka memenuhi tugas matakuliah ulumul Qur’an Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam yang di bimbing oleh bpk. Abdul Wadud Nafis, Lc., MEI OLEH : KELOMPOK 9 QORIROTUL AINI (084121149) DEWI ANGGRAENI (084121152) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JEMBER MARET, 2013 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sebagian besar literatur yang membahas tentang ilmu-ilmu al-quran, istilah yang dipakai untuk menunjukkan arti penulisan, pembukuan dan kodifikasi al-quran adalah jamul al-quran artinya pengumpulan al-quran. Sementara hanya sebagian literatur yang memakai istilah kitabat al-quran dan tadwin al-quran. Namun demikian mencermati pembahasan yang terdapat dalam literatur tersebut, istilah-istilah yang mereka pergunakan mempunyai maksud yang sama, yaitu proses penyampaian wahyu yang turun oleh Rasullah kepada para sahabat, pencatat atau penulisannya sampai dihimpun catatan-catatan tersebut dalam satu mushaf yang utuh dan tersusun secara tertib. Terminologi pengumpulan al-Quran memiliki dua konotasi yaitu konotasi penghafalan al-quran dan konotasi penulisan al-quran secara keseluruhan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penulisan Al-Quran? 2. Bagaimana proses penulisan Al-Quran? C. TUJUAN Agar kita dapat mengetahui sejarah penulisan Al-Quran, dan untuk mengetahui bagaimana proses penulisan Al-Quran pada masa Nabi Muhammad SAW, Pada masa Abu Bakar As-Siddiq, pada masa Utsman bin Affan, dan untuk mengetahui penyempurnaah Al-Quran tersebut. PEMBAHASAN PENULISAN AL-QURAN 1. Pada Masa Nabi Kerinduan nabi terhadap kedatangan wahyu tidak saja diekspresikan dalam bentuk hafalan, tetapi juga dalam tulisan nabi memiliki sekretaris pribadi yang khusus bertugas mencatat wahyu, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban Bin Sa’id, Kholid Bin Alwalid, dan Muawiyah Bin Abi Sofyan. Proses penulisan Al-Quran pada masa nabi sangat sederhana. Mereka menggunakan alat tulis sederhana yang berupa lontaran kayu, pelepah kurma, tulang-belulang, dan batu. Allah berfirman dalam surat al- Bayyinah ayat 2: Artinya: (yaitu) seorang utusan Allah (yakni Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (al-Qur`an). Kegiatan tulis menulis al-quran pada masa nabi disamping dilakukan oleh sahabat nabi, juga dilakukan para sahabat lainnya. Kegiatan itu didasarkan dengan hadist nabi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh muslim yang artinya: “Janganlah kamu menulis sesuatu yang berasal dariku, keuali al-quran. Barang siapa telah menulis dariku selain al-quran hendaklah ia menghapusnya”. Para sahabat menulis wahyu dikepingan tulang-belulang, pelepah kurma, dan bebatuan. Pada masa nabi belum ada upayah untuk melakukan unifilasi dan kodifikasi al-quran. Selain wahyu masih turun, juga belum ada kebutuhan yang mendesak upayah itu. Masjid nabi di Madinah adalah tempat yang paling strategis dan efektif dalam memasyarakatkan al-quran. Di masjid ini para sahabat memperoleh informasi tentang wahyu yang baru turun. Disamping itu, para sahabat juga dapat mengkonfirmasikan hafalan mereka melalui bacaan dan tadarus yang dilakukan parasahabat senior. Yang tak kalah pentingnya ialah sahabat memperoleh informasi tentang tata urutan ayat dan surah dari nabi. Adapun faktor-faktor yang mendorong penulisan al-quran pada masa nabi adalah: a. Membukukan hafalan yang telah dilakukan oleh nabi dan para sahabatnya. b. Mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna. Uraian diatas memperlihatkan bahwa pada masa nabi, al-quran tidak ditulis pada satu tempat, melaikan pada tempat yang terpisah-pisah. Hal ini berdasarkan dua alasan: a. Proses penurunan al-quran, masih berlanjut sehingga ada kemungkinan ayat yang turun belakangan “ menghapu” redaksi dan ketentuan hukum ayat yang sudah turun t dengan ayat terdahulu. b. Penyusunan ayat dan surat al-quran tidak bertolak kronologi turunnya, tetapi bertolak dari keserasian antara satu ayat dengan ayat lainnya atau antara satu surat dengan surat yang lain. Terkadang ayat dan surat yang turun belakangan ditulis lebih dahulu dari pada ayat atau surat yang turun terlebih dahulu. 2. Pada Masa Abu Bakar As-Siddiq Kaum muslimin melakukan konsensus untuk mengangkat abu bakar as-siddiq sebagai khalifah sepeninggal nabi SAW. Pada awal masa pemerintahan Abu Bakar, terjadi kekacauan akibat ulah musailamah Al-Kadzab beserta pengikut-pengikutnya. Mereka menolak membayar zakat dan murtad dari islam. Pasukan islam yang dipimpin oleh Kholid Bin Alwalid segera menumpas gerakan itu. Peristiwa tersebut terjadi di Yamamah tahun 12 H. Akibatnya, banyak sahabat yang gugur termasuk 70 orang yang hafal al-qur’an. Tragedi berdarah dari Yamamah tersebut dicermati secara kritis oleh Umar Bin Khattab. Ia menjadi risau dan khawatir peristiwa serupa terulang lagi, sehingga semakin banyak korban dari kalangan huffadh yang gugur. Bila demikian, “masa depan” al-quran terancam. Maka muncul ide kreatif umar yang disampaikan pada abu bakar as-siddiq untuk segera mengumpulkan tulisan-tulisan al-quran yang pernah ditulis pada masa nabi saw. Semula abu bakar keberatan atas usul umar dengan alasan belum pernah dilakukan nabi saw, tetapi umar berhasil meyakinkannya. Dibentuklah sebuah tim yang dipimpin oleh zaid bin tsabit dalam rangka merealisasikan mandat dan tugas suci tersebut. Pada mulanya, zaid keberatan tetapi akhirnya juga dapat diyakinkan. Abu bakar memilih zaid bin tsabit mengingat kedudukannya dalam qira’at, penulisan, pemahaman dan kecerdasan serta kehadirannya pada masa pembaaan Rasullah saw yang terakhir kalinya. Zaid bin tsabit melaksanakan tugas yang berat dan mulia tersebut dengan sangat hati-hati dibawah petunjuk abu bakar dan umar. Sumber utama dalam penulisan tersebut adalah ayat-ayat al-quran yang ditulis dan dicatat dihadapan nabi saw dan hafalan para sahabat. Disamping itu, untuk lebih hati-hati, catatan-catatan tersebut dan tulisan al-quran tersebut baru benar-benar diakui berasal dari nabi saw, bila disaksikan oleh dua orang saksi yang adil. Dalam rentang waktu tim zaid pernah satu kali kesulitan, mereka tidak menemukan naskah ayat 128 surat at-taubah. Padahal, banyak sahabat meng hafal al-quran termasuk zaid sendiri jelas-jelas menghafal ayat tersebut. Akhirnya, naskah ayat tersebut ditemukan juga ditangan seorang yang bernama abu khuzaimah al-ansori. Hasil kerja zaid yang telah berupa mushaf al-quran disimpan oleh abu bakar sampai akhir hayatnya setelah itu berpindah ketangan umar bin khattab. Sepeninggalan umar mushaf disimpan oleh hafsah binti umar. Dari rekaman sejarah diatas, diketahui bahwa abu bakar adalah orang pertama yang memerintahkan penghimpunan al-quran. Umar bin Khattab adalah pelontar idenya serta zaid bin tsabit adalah pelaksana pertama yang melakukan kerja besar penulisan al-quran secara utuh dan sekaligus menghimpunnya kedalam satu mushaf. Adapun karakteristik penulisan al-quran pada masa ini adalah: 1. Seluruh ayat al-quran dikumpulkan dan ditulis dalam satu muhsaf berdasarkan penelitian yang cermat dan seksama. 2. meniadakan ayat-ayat al-quran yang telah mansukh. 3. seluruh ayat yang ad telah diakui kemutawatirannya. 4. dialog arab yang dipakai dalam pembukuan ini berjumlah tujuh qiroat sebagaimana yang telah dituliskan pada kulit unta pada masa Rasulluah. 3. Pada Masa Utsman Bin Affan Pada masa usman, wilayah negara islam telah meluas sampai ketripoli barat, Armenia dan Azarbaijan. Pada waktu itu, islam sudah tersebar kebeberapa wilayah di Afrika, Syiria, dan Persia. Para penghafal al-quran pun akhirnya menjadi tersebar, sehingga menimbulkan persoalan baru, yaitu silang pendapat dikalangan kaum muslimin mengenai bacaan (Qira’at) al-quran. Para pemeluk islam dimasing-masing daerah mempelajari dan menerima bacaan al-quran dari sahabat ahli qira’at di daerah yang bersangkutan. Penduduk syam misalnya, belajar al-quran pada Ubay bin Ka’ab. Warga kuffa berguru pada abdullah bin masut, sementara penduduk yang tingal di basrah berguru dan membaca al-quran dengan qira’at Abu Musa Asary. Versi qira’at yang dimiliki dan diajarkan oleh masing-masing ahli qira’at satu sama lain berlainan. Hal ini merupakan menimbulkan dampak negati di kalangan umat islam waktu itu. Masing-masing saling membanggakan versi qira’at mereka dan salin mengakui bahwa versi qira’at mereka yang paling baik dan benar. Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan, diantaraorang yang mengikut menyerbu kedua kota tersebut adalah Khudzaifah Bin Al-Yaman. Ia melihat banyak perbedaan dalam cara-cara membaca al-quran, bahkan ia mengamati sebagian qira’at itu bercampur dengan kesalahan. Masing-masing mempertahankan bacaannya serta menentang setiap bacaan yang bukan berasal dari gurunya. Melihat kenyataan yang memprihatinkan ini Khudzaifah segera menghadap Khalifah Utsman dan melaporkan sesuatu yang telah dilihatnya. Utsman segera mengundang para sahabat dari ansor dan muhajirin bermusyawarah mencari jalan keluar dari masalah serius tersebut. Akhirnya, dicapai suatu kesepakatan agar mushaf abu bakar disalin kembali menjadi beberapa mushaf. Mushaf-mushaf itu nantinya dikirim keberbagai kota atau daerah untuk dijadikan rujukan bagi kaum muslimin terutama mana kala terjadi perselisihan tentang qira’at antara mereka. Untuk terlaksananya tugas tersebut, khalifah utsman menunjuk satu tim yang terdiri dari empat orang sahabat, yaitu Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Zubair, Sai’d ibn Al-‘As dan Abd al-Rahman ibn Al-harits ibn Hisyam. Keempat orang ini adalah para penulis wahyu tim ini bertugas menyalin mushaf al-quran yang tersimpan dirumah hafsah, karena dipandang sebagai mushaf standar. Hasil kerja tim tersebut berwujud empat mushaf al-quran standar. Tiga diantarannya dikirim kesyam, kuffah, basrah dan satu mushaf ditinggalkan dimadinah untuk utsman sendiri yang nantinya dikenal sebagai al-mushaf al-imam. Adapun mushaf yang semula dari hafsah dikembalikan lagi kepadanya. Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa jumlah pengadaan mushaf sebanyak lima buah, ada lagi yang menyebut tujuh buah dan dikirim selain tiga tempat diatas yaitu mekkah, yamman, bahrain. Agar persoalan silang pendapat mengenai baaan al-quran dapat diselesaikan seara tuntas, utsman memerintahkan semua mushaf al-quran yang berbeda dengan hasil kerja “panitia empat” ini segera dibakar. Tentang jumlah mushaf yang ditulis, berapapun jumlahnya tidak menjadi persoalan. Yang pasti, upaya tersebut telah berhasil melahirkan mushaf baku sebagai rujukan kaum muslimin dan menghilangkan perselisihan serta perpecahan diantara mereka. Beberapa karakteristik mushaf al-quran yang ditulis pada masa Utsman ibn Affan antara lain: a. ayat-ayat al-quran yang ditulis seluruhnya berdasarkan riwayat yang mutawatir. b. Tidak memuat ayat-ayat yang mansukh. c. Surat-surat maupun ayatnya telah disusun dengan tertib sebagaimana al-quran yang telah kita kenal. d. Tidak memuat sesuatu yang bukan tergolong al-quran. e. Dialek yang dipakai dalam mushaf ini hanya dialek qurais saja. 4. Penyempurnaan Penulisan Al-Qur’an Sepeninggalan Utsman, mushaf al-quran belum diberi tanda baca seperti baris (harokat) dan tanda pemisah ayat. Karena daerah kekuasaan islam semakin meluas keberbagai penjuru yang berlainan dialek dan bahasanya, dirasa perlu adanya tindakkan preventif dalam memelihara umat dari kekeliruan membaca dan memahami al-quran. Upaya tersebut baru terealisir pada masa khalifah Muawiyah bin Shofyan (40-60 Hijriyah) oleh Imam Abu Al-Aswad Al-Duwali, Yang memberi harakat atau baris yang berupa titik merah pada musyaf al-Quran. Untuk “a” (fathah) disebelah atas huruf, “u” (dlammah) didepan huruf dan “i” (kasroh) dibawah huruf. Sedangkan syiddah berupa huruf lipat dua dengan dua titik diatas huruf. Usaha selanjutnya dilakukan pada masa khalifah Abdul Malik ibn Marwan (65-68 Hijriah). Dua orang murid Abu AL-Aswad Al-Duwali, yaitu Nasar ibn Ashim dan Yahya ibn Ya’mar memberi tanda untuk beberapa huruf yang sama seperti “ba’”, ”ta’”, ”tsa’”. Dalam berbagai sumber diriwayatkan bahwa Ubaidillah bin Ziyad (W. 67 Hijriah) memerintahkan kepada seorang yang berasal dari Persia untuk menambahkan huruf alif (mad) pada 2.000 kata yang semestinya dibaca suara panjang. Adapun penyempurnaan tanda-tanda baca lain dilakukan oleh Imam Kholid ibn Ahmad pada tahun 162 Hijriyah. KESIMPULAN Kesimpulannya bahwa penulisan Al-Quran terbentuk dalam empat tahap, yaitu : • Pada masa Nabi Muhammad SAW kedatangan wahyu tidak saja diekspresikan dalam bentuk hafalan, tetapi juga dalam tulisan nabi memiliki sekretaris pribadi yang khusus bertugas mencatat wahyu, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban Bin Sa’id, Kholid Bin Alwalid, dan Muawiyah Bin Abi Sofyan. Proses penulisan Al-Quran pada masa nabi sangat sederhana. Mereka menggunakan alat tulis sederhana yang berupa lontaran kayu, pelepah kurma, tulang-belulang, dan batu. • Pada masa Abu Bakar As-Siddiq Maka muncul ide kreatif umar yang disampaikan pada abu bakar as-siddiq untuk segera mengumpulkan tulisan-tulisan al-quran yang pernah ditulis pada masa nabi saw. Semula abu bakar keberatan atas usul umar dengan alasan belum pernah dilakukan nabi saw, tetapi umar berhasil meyakinkannya. Dibentuklah sebuah tim yang dipimpin oleh zaid bin tsabit dalam rangka merealisasikan mandat dan tugas suci tersebut. • Pada masa Utsman bin Affan Para pemeluk islam dimasing-masing daerah mempelajari dan menerima bacaan al-quran dari sahabat ahli qira’at di daerah yang bersangkutan. Penduduk syam misalnya, belajar al-quran pada Ubay bin Ka’ab. Warga kuffa berguru pada abdullah bin masut, sementara penduduk yang tingal di basrah berguru dan membaca al-quran dengan qira’at Abu Musa Asary. • Penyempurnaan penulisan Al-Quran Sepeninggalan Utsman, mushaf al-quran belum diberi tanda baca seperti baris (harokat) dan tanda pemisah ayat. Karena daerah kekuasaan islam semakin meluas keberbagai penjuru yang berlainan dialek dan bahasanya, dirasa perlu adanya tindakkan preventif dalam memelihara umat dari kekeliruan membaca dan memahami al-quran. DAFTAR PUSTAKA mediaislamnet/2010/08/sejarah-penulisan-pengumpulan-dan-penyalinan-al-quran/ Shihab, M.Quraish.1999. Fatwa-Fatwa Seputar Al-Quran dan Hadis. Jakarta: Penerbit Mizan. Syamsul Arifin, Abdullah. 2011. Studi Al-Quran. Jember: Pena Salsabila.
Posted on: Mon, 17 Jun 2013 15:10:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015