UMUR BERAPA ANAK DENGAN DOWN SYNDROME BELAJAR BICARA? Hal itu - TopicsExpress



          

UMUR BERAPA ANAK DENGAN DOWN SYNDROME BELAJAR BICARA? Hal itu sering di tanyakan pada saya saat melihat anak saya Zeina Nabila yang kini berumur 14th asyik mengobrol dengan teman atau pendampingnya. Saya tidak pernah bosan dan tidak akan bosan untuk menjawab hal itu. Jawab saya selalu, “ Saya berkomunikasi dengan dia sejak umur 1 bulan! Dia dapat mengucapkan kata umur 1th “. Hal itu membuat saya semangat untuk melatihnya mengucapkan kata. Pada umur 2,5 tahun dia berbicara satu kalimat lengkap. Zeina mengucapkan satu kalimat,” Mama… dhena …mau.. shushu!”. Hati siapa yang tidak terharu dan bangga melihat anaknya dengan Down Syndrom dapat mengucapkan kalimat, walaupun awalnya terpatah patah tetapi akhirnya terbentuk. Dari situlah saya mengerti bahwa anak dengan Down Syndrom dapat berkomunikasi dan berbicara. Tentunya juga di bantu oleh ahli Speech Therapy dan kesabaran dari keluarga dan lingkungannya. Tanpa hendak menggurui saya ingin berbagi pengalaman di sini. Awalnya saya mengerti dulu arti dari komunikasi, yang mana secara umum pengertiannya adalah proses di mana seseorang memberikan pesan kepada orang lain agar keinginannya/tujuannya dimengerti. Gerak, isyarat, ekspresi, suara dan berbicara merupakan komunikasi. Jadi sejak dini bayi telah berkomunikasi dengan caranya kepada orang di sekitarnya. Untuk berbicara kita membutuhkan bahasa, yang merupakan rangkaian dari kata-kata.Untuk merangkai kata-kata dibutuhkan pemikiran. Hal inilah yang umumnya sulit dilakukan oleh anak Down Syndrom.Selain penerimaan yang lambat, mereka juga memiliki langi-langit mulut yang lebih sempit dan lidah yang lebar. Sehingga otot mulut mereka lemah. Namun demikian umumnya mereka dapat dengan baik berkomunikasi dengan isyarat,gerak ekspresi dan suara. Hal ini akan lebih meningkat lagi apabila pelatihan di bantu oleh seorang ahli Speech Therapy di mana kita sebagai orang tua juga berperan aktif untuk membantu perkembangan komunikasi mereka. Komunikasi saat Zeina berumur 1 bulan ,saya usahakan mengerti keinginan dan perasaannya dengan mendekapnya serta membelainya, biasanya dia akan bereaksi dengan gerak . Apabila dia senang dia akan diam saja , kalaupun keinginannya ada dan tidak terpenuhi dia akan mengeluarkan suara ekh….ekh….ekh…! Zeina tidak dapat menangis selain tenggorokannya tidak normal (sempit) lubang air matanya tersumbat. Dr. menganjurkan agar mengurutnya pelan-pelan daerah disekitar lubang air mata. Komunikasi yang saya dan anggota keluarga lakukan adalah berusaha mengerti setiap gerakan ataupun suara yang dikeluarkannya dan berkata - kata padanya, sebagai contoh : apabila dia menggapai dan mengeluarkan bunyi ekh..kami akan berkata “Mau susu, minum!”, walaupun reaksinya hanya diam saja tetapi susu itu di sedotnya. Dalam waktu tiga bulan saya cukup mengerti komunikasi dengannya. Komunikasi gerak dan isyarat terus kami lakukan dan melatihnya untuk mengunyah makanan agar otot mulutnya kuat. Seorang dokter menganjurkan pada saya untuk melilitkan kain kasa di telunjuk lalu masukkan ke langit-langit mulutnya dan tekan-tekan dengan pelan seolah-olah kita sedang memijat.Lalu putar-putarkan sehingga lidahnya mengikuti jari kita. Sulit memang untuk memulainya, tetapi dengan kasih sayang, semangat dan kesabaran latihan itu dapat saya lalui sehingga terlihat hasilnya; Lidah Zeina tidak terjulur dan dia dapat mengatupkan mulutnya saat umur 1 tahun. Ke manapun kami pergi dan memungkinkan Zeina kami ajak serta dengan tidak berhenti berkata-kata apa yang dilihatnya. Selain itu di rumah saya memasang Miror di dinding agar dia dapat melihat dirinya sendiri dan melihat saya berkata dengan mulut yang jelas sesuai dengan huruf yang saya keluarkan. Permainan ataupun warna baju saya pilihkan berwarna cerah untuk menarik perhatiannya dan memudahkan interaksinya. Saat Zeina berumur 1 tahun 7 bulan, kami membawanya Umroh. Subhannallah…! Ketika di pesawat menuju pulang di berteriak Mama….mama….mama. Rombongan Umroh kami mendengar itu, serentak mengucapkan Alhamdulillah, kemudian dia menoleh kearah neneknya dan dia ucapkan Andung…Andung (panggilan nenek, bahasa Padang). Yang lucunya …dengan dia mengucapkan itu, terlihat pula di wajahnya kegembiraan.Seolah-olah mengatakan bahwa “ Aku bisa…!” saat itu saya pun memujinya “Zeina cantik..Zeina pinter…Zeina sayang..Zeina bisa!” . Dia pun mengangguk angguk dan bertepuk. Melihat hal itu saya menambah teraphynya dengan Speech Therapy di RS. Harapan Kita. Yang mana di tangani seorang ahli . Saya pun ikut berlatih agar bisa menerapkan nya di rumah. Di rumah zeina terus kami latih dengan kemampuan maksimal pada dirinya dengan mengikut sertakan kegiatan sehari-hari yang saya lakukan. Untuk berbicara padanya saya usahakan untuk selalu menatapnya, dan mengusahakan agar diapun menatap saya ( eye to eye contact). Saya selalu memperlihatkan wajah yang ekspresif saat berbicara kepadanya, sampai dia mengerti wajah sedih, wajah gembira, wajah kecewa, wajah marah dan wajah kesakitan. Dengan stimulus seperti itu, zeina pun lebih cepat mengerti. Stimulus pada anak dengan Down Syndrom lebih cepat mereka pahami dengan cara visual ( dengan alat peraga) antara lain ; -Menerangkan perbedaan panas dan dingin, dengan memegang es batu dan dan air panas di botol. -Memperdengarkan berulang kali suara kencang dan pelan dari TV untuk membedakan tenang dan berisik. -Berdiri ber dua dengannya di depan kaca, kemudian secara berulang ulang kita mengatakan bentuk-bentuk huruf. (Secara lebih rinci akan saya tuliskan pada waktu lain) -Usahakan kontak mata dengan mereka saat kita berbicara Kini umur zeina 14 th ., untuk berbicara umumnya dia mengerti maksud kita dan dia dapat mengatakan keinginannya.Lewat telephone pun dia dapat berkomunikasi dan kita mengerti akan keinginan dan maksudnya. Perlu di ingat bahwa pada anak dengan Down Syndrom penerimaan pembelajaran pada mereka berbeda-beda. Ada yang lambat, ada yang cepat. Juga tergantung dari dukungan keluarga dan lingkungannya. Yang penting kita sebagai orang tua tetap sabar tanpa menetapkan target umur, usahakan gali kemampuan maksimal pada masing-masing anak dengan DS. Cukup panjang saya berbagi pengalaman di sini saya rasa lain waktu akan saya teruskan dengan topik-topik yang lain, sesuai dengan pengalaman saya. Noni Fadhila (Sumber : website potads.or.id)
Posted on: Sat, 22 Jun 2013 09:23:52 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015