[[ Urban Legend ]] The melody Salah satu kenanganku saat - TopicsExpress



          

[[ Urban Legend ]] The melody Salah satu kenanganku saat masih kecil adalah saat ibuku menyanyikan sebuah lagu untukku. Lembut, hampir seperti berbisik, sungguh sebuah melody terindah dan sangat menenangkan. Aku mengingatnya sebagai sebuah melodi yang menyingkirkan semua hal buruk yang terjadi di kehidupanku sebagai seorang anak dengan umur dua tahun. Melodi lembut itu selalu ada untuku. Saat aku memejamkan mata, seakan akan suara indah dan lembut itu selalu bergaung dalam jiwaku. Aku selalu dapat merasakan belaian tangannya, jemarinya yang membelai kelopak mataku, mencoba menenangkan gejolak batinku, dan masih kuingat pula aroma manis tangannya saat dia memeluku. Ketika akhirnya ku menikah, kurasa dia lebih behagia dari siapapun, bahkan diriku sendiri. Aku adalah bungsu dari delapan bersaudara, kurasa ibuku sangat bahagia karena akhirnya dia bisa menghadiri acara pernikahan terakhir dari anak anaknya. Sebuah kemenangan, kebahagiaan, dan keharuan seorang ibu yang muncul saat akhirnya dia bisa mengantarkan anak anaknya menuju sebuah kebahagiaan baru yang disebut sebagai keluarga. Dia adalah sosok ibu sekaligus nenek terbaik yang pernah ada. Sayangnya bebarapa bulan kemudian saat isteriku sedang mengandung anak pertamanya, ibuku terbaring sakit di ranjangnya. Dia sungguh seorang wanita perkasa, dia taklukan semua kesusahan dalam hidup bahkan sebagai seorang single parent setelah ayahku meninggal, dan berhasil membesarkan kedelapan anaknya menjadi orang yang sukses. Bahkan bergelut dengan kankernya, dia tidak pernah menyerah untuk membiarkan kami terlantar sebagai anak yatim piatu. Tapi umur bukanlah sesuatu yang bisa ditawar lagi, tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkan waktu dan umur sekuat apapun dia. Dia mencoba bertahan selama yang dia bisa dalam tubuh lemahnya, namun akhirnya dia meninggal dua bulan sebelum james, anak pertama kami lahir. Dia meninggal sebelum harapan terakhirnya terpenuhi, untuk melihat wajah manis, dan mencium jemari kecil dari cucu terakhinya. James adalah seorang anak yang cukup rapuh. Perutnya berulang kali mengalami kolik, menderita demam rematik yang cukup parah, dan dia juga mempunyai ruam yang membuatnya tidak nyaman dan selalu rewel. Saat malam tiba adalah benar benar saat dimana semuanya menjadi sesuatu yang paling buruk dari semua waktu yang pernah kami alami. Demam james kian meninggi, sementara diluar badai datang dengan ganasnya mencabut sebuah pohon yang menghantam garasi dan mobil kami yang ada di dalamnya. Namun badai sebenarnya adalah justru didalam rumah. James panas tinggi, menangis dan berteriak, berguling kesana kemari dalam penderitaannya.Aku dan isteriku berusaha dengan segala daya kami untuk menenangkannya,tapi semua sia sia. James tetap saja rewel, sangat rewel dan tidak bisa ditenangkan. Dua hari telah berlalu, tidak seorangpun dari kami yang mampu beristirahat selama 48 jam terakhir. Aku menyuruh isteriku untuk beristirahat, berbaring barang sebentar dan aku bilang akan menyusulnya setelah james bisa sedikit ditenangkan. Maka dia kemudian menuju tempat terjauh dari keributan dirumah itu dan beristirahat. Sedangkan aku tetap bersama anaku, bersiap untuk menghadapi segala yang terburuk. Setelah sekitar 20 menit berikutnya, aku bisa sedikit menenangkan james, namun dia tetap rewel, tidak sepenuhnya tenang. Putus asa akhirnya melihat keadaan yang agak lebih baik, aku memutuskan untuk beristirahat pula, jika tidak aku akan mati karena kelelahan, dan tidak ada lagi yang bisa mengurus isteri dan anaku. Bermaksud tidak membangunkan isteriku aku menuju ketempat berbeda dari isteriku. Dan aku membawa pula baby-monitor agar selalu bisa mengetahui keadaan james. Aku beristirahat di sebuah kursi di ruang tamu, dan memasang volume baby-monitor sehingga aku bisa mengetahui jika ada hal yang salah terjadi. Saat aku duduk di kursi, mulai tertidur, tiba tiba aku terbangun oleh sebuah suara yang tidak pernah aku sangka akan kudengar lagi-kesunyian.Dalam keadaan shock dan agak setengah sadar, aku mengeraskan volume di baby monitor. Dan kemudian kudengar sebuah samar samar sebuah melodi yang dinyanyikan dengan begitu lembutnya. Sebuah melodi yang tidak pernah aku dengar kembali selama 45 tahun terakhir. Aku sangat shock mendengar melodi ini, namun dalam hatiku aku sangat bahagia, semua kenanganku di masa kecil seperti kembali di depan mataku, tak terasa air mataku mulai jatuh. Aku berkata dalam hati “terima kasih Ibu…. Terima kasih Tuhan… terima kasih….” Perlahan saat melodi ini semakin menjauh, dan semakin hilang…maka suara rengekan, tangisan, dan gemerisik suara james yang bergumul dengan sakitnya mereda pula… “I love you mom….” GUX
Posted on: Thu, 21 Nov 2013 03:30:37 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015