karya :Diah Indiatul ~~~~~~“SEBUAH MEMORY”~~~~~~ “Hidup - TopicsExpress



          

karya :Diah Indiatul ~~~~~~“SEBUAH MEMORY”~~~~~~ “Hidup yang bahagia tak selamanya di hiasi dengan senyuman. Bahagia itu jika bisa melihatnya tersenyum. Banyak hal yang tak bisa dijelaskan di Dunia ini, banyak kisah yang tak bisa di ceritakan. Setia,,, tak harus mencintai satu orang dalam hidupnya, setia itu,,, menjaga dan menyayangi setiap apa yang kita punya”. Mereka sering memanggilku Adit, karena memang namaku Aditya wijaya. Ku perkenelkan sedikit tentangku,, aku Adit, siswa kelas satu di SMK Cendika Bangsa, salah satu sekolah ternama di kotaku. Aku sama dengan anak laki-laki lain pada umumnya yang juga bisa mencintai. Ku caritakan,, kisah cintaku tak semulus dengan apa yang ku harapkan.. cinta ini memberiku arti mencintai, mengajariku menghargai cinta itu sendiri. Benar,, harusnya aku bersyukur ‼ karena tuhan masih memberiku rasa yang sangat berharga, yaitu rasa cinta. Awal mula aku melihatnya di lapangan tempat biasa aku bermain futsal, saat ku perhatikan dia tampak biasa saja seperti halnya wanita lainnya. sejak saat itu aku sering melihatnya ditempat ini. Sempat kulihat dia tertawa, wajahnya tampak ceria, tawanya begitu lepas,, seakan tak pernah ada beban yang menimpanya. ku sadar, ada rasa yang lain dalam hati ini, tapi ku tak yakin kalau inilah cinta. Aku sempat mencari tau tentang dirinya, kata arif, namanya “Dia amelia” nama itu ?? mengingatkanku akan seseorang yang pernah hadir di hidupku tapi takbisa kumiliki. Tidak hanya namanya, tapi suara, sikap, tingkahlakunya, semua terasa sama dengan Amelku, hanya saja dia bukan Amel, melainkan ‘Dia’. Sudah hampir dua minggu sejak pertemuan pertamaku di lapangan futsal waktu itu, tapi kami masih tak saling mengenal. Tak kusangka kalau sebenarnya kita berada disatu sekolah yang sama, bukan hanya itu, ‘Dia’ seangkatan denganku, hanya saja kelas kami berbeda. Ada rasa ingin mengenalnya jauh lebih dekat, banyak hal yang menjadi alasan mengapa aku ingin mengenal dirinya, dan ku yakin alasan pertama adalah karena aku menginginkan dia menjadi Amel ke-2 yang hadir dihidupku. Aku sadar ini tak benar, tapi yang jelas aku slalu melihat bayangan Amel didirinya, harusnya ku sadari ‘Dia’ bukanlah Amel. Banyak cara kulakukan untuk mengenalnya lebih dekat lagi, dan ahirnya keadaan ini menjadikan satu jalan mulus untukku. Saat pembagian kelas, namaku berada dikelas yang sama dengannya. “inilah takdir ‼” kataku. Taukah kalian kalau sebenarnya aku slalu memperhatikan dirinya ?? saat melihat dirinya, bayangan tentang Amel lagi-lagi mmuncul. Aku tau kalau tak seharusnya aku slalu melihat dirinya dengan bayangan Amel. Dan aku sadar kalau sebenarnaya aku telah jatuh hati pada ‘Dia’, bukan lagi terhadap Amel dimasa laluku, melainkan ‘Dia amelia’. Saat jam istirahat, kulihat Dia sedang baca buku didepan kalas, tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, ku dekati Dia dan duduk disampingnya, Dia masih tak menyadari akan kehadiranku, kulihat wajahnya yang sangat serius itu. “Hemmm,, lagi belajar ??” tanyaku basa-basi, Ku lihat Dia berhenti membaca buku dan melihat ke arahku, “iya,,” jawabnya sambil mengangguk, suaranya terdengar datar tapi merespon pertanyaanku. Dia kembali lagi fokus pada buku yang dipegangnya. “kamu ikut kelas musikkan?? waktu itu aku sempat melihatmu di kelas musik.” kataku, sebenarnya aku memang sudah mengetahui hal itu, aku bertanya hanya sekedar ingin terasa akrab dengannya. “hmm ,,” angguknya sekali lagi, Dia terdiam “kamu bukannya, angota tim futsal, yang satu tim dengan arif kan?” katanya meneruskan. Aku tak menyangka Dia mengenalku, tidak ! setidaknya Dia tau tentangku “iya, aku juga sering melihatmu di lapangan.” aku pun berusaha mengimbangi percakapan ini. Tiba-tiba Dia mengulurkan tangannya, “namaku Dia amelia, tapi mereka sering memanggilku ‘Dia’,,” Dia memperkanalkan diri. Aku sambut uluran tangannya dengan tersenyum kearahnaya, walaupun sebenarnya aku telah lama mengetahui namanya. “kamu Aditkan?” tanyanya lagi. Sekali lagi aku mengangguk “padahal aku belum semperkanalkannya,” kataku, Dia tersenyum, tapi tak mengeluarkan kata-kata lagi, “tepatnya Aditya wijaya” kataku menjelaskan. Belum sempat berbiacara banyak dengannya tapi bel telah menghentikan kita, ku lihat Dia menutup buku yang tadi dibacanya dan berdiri dari tempat duduknya “Ayo kekelas,,,” ajaknya, dan akupun mengikuti langkah kakinya menuju kelas. *** Sejak hari itu aku slalu berusaha mendekatinya, entah dengan cara mengajaknya ke perpus, mentraktirnya makan,, dan bahkan hanya sekedar basa-basi menyapanya, itu ku lakukan untuk memberi isyarat agar Dia sadar dan merasakan kalau aku memang benar-benar inginkan Dia lebih dari sekedar teman dekat. Ku dengar dari Arif, Dia adalah sosok yang tak mudah jatuh cinta, dan mungkinkah tak ada kesempatan bagiku untuk menjadi seorang yang berarti untuknya ?? Aku slalu bertanya pada diriku, apakah aku benar-benar mencintai Dia sebagai dirinya? Atau hanya mencintai karena dirinya mengingatkan aku terhadap seorang yang takbisa kumiliki dimasa lalu? Jika rasa ini hanya karena sosok Amel dimasa laluku, bukankah ini tak adil untuk Dia? Dia gadis yang baik, walau terlihat dingin tapi kurasa Dia mempunyai sisi dimana Dia mampu menjaga dirinya sendiri. Dilihat dari apa yang terjadi selama ini, kurasa memang benar Dia tak mudah untuk care pada setiap orang, mereka bahkan menganggap Dia adalah wanita dingin yang hanya bisa menyendiri, sebenarnya Dia bukan gadis dingin yang hanya bisa menyendiri, hanya saja Dia bukan gadis yang bisa bersikap care pada semua orang, tepatnya Dia orangnya pemilih. Banyak ku dengar dari mereka, kalau mereka enggan dan takut untuk mendekati Dia. Tapi tidak untukku, kepribadiaanya, menjadi satu alasan Dia terlihat beda dari wanita yang slama ini ku temui. Ada banyak hal didunia ini yang takbisa di ungkapkan melalui kata-kata, seperti halnya rasa yang kurasakan saat ini. saat berada didekat dirinya, mulutku terasa kelu untuk ungkapkan rasa itu, padahal aku sangat ingin Dia mengetahui bagaimana perasaanku terhadapnya. tapi aku seperti pengecut saat didekatnya, banyak rasa yang kurasakan, ada rasa kecewa jika nantinya Dia menolakku, ada rasa takut jika nantinya Dia menjauhiku. Aku tak bisa memendam rasa ini terlalu lama. Ok ‼ jika aku tak bisa mengatakan dengan suatu keseriusan, bukankah banyak kisah cinta yang diawali dengan pengakuan kebetulan, dengan bercanda misalnya. Ahir-ahir ini aku sering menggodanya dengan kata-kata cinta, dan Dia hanya menanggapinya dengan senyuman, memang sempat wajahnya terlihat memerah saat tak sengaja aku mengatakan kalau aku mencintainya. Sebenarnya kata itu bukan hanya ungkapan tampa alasan. melainkan ada banyak alasan dalam setiap kata yang ucapakan untuknya. Ku lirik Dia yang berada didekatku, aku memang sengaja memilih tempat duduk yang berdekatan dengannya, supaya bisa slalu didekatnya. Hari ini waktu fisika kosong, tapi tak ada Guru pengganti yang datang. Kelas ini terasa rame karena mereka semuanya sibuk dengan berbagai urusannya masing-masing, ku lihat Dia sedang asik bercerita dengan teman sebangkunya yaitu Linda. kudengar Linda adalah satu dari sekian banyak teman yang sangat dekat dengan Dia. Entah apa yang mereka ceritakan, sesaat Dia terlihat tersenyum dan tertawa disela-sela ceritanya. Aku tersenyum sendiri melihat mereka apalagi melihat ekspresi wajahnya. Sungguh membuatku ingin ikut dalam percakapan itu. Aku meraih permen disaku seragamku, tepatnya permen kiss yang diballik bungkusnya ada tulisan I miss you, tapi tak mungkin aku memberikan ini, aku mengambil sebuah bulpoin dan kertas. Ku tulis kata dikertas itu dan menempelkannya dibalik bungkus permen. Aku melangkah dan menghampiri dua gadis itu, Dia menoleh kearahku yang berdiri dikekatnya, kuserahkan permen itu padanya, dia nampak bingung tapi mengambilnya dari tanganku. Ku lihat Dia membalik bungkus permen itu dan mebaca tulisannya. “Boleh aku gabung??” Dia membacanya agak keras, tapi tak terlalu keras. “hmmmmmm……?” Dia berekspresi bingung, dan kemudian tersenyum “Boleh,,,” katanya membolehkan. Aku duduk di hadapannya, banyak yang kita bicarakan, dari hal pelajan sampai mengarah pada yang agak pribadi, sebagai seorang laki-laki aku tak begitu suka bercerita, tapi demi dirinya aku berusaha mengikuti alur ceritanya, walaupun tidak terlalu mengerti. Sesekali aku tersenyum melihatnya, seperti orang gila saja. “kog senyum-senyum?” tanyanya penasaran, mungkin karena melihatku dari tadi tersenyum kearahnya. “emang kenapa? gak boleh??” jawabku mengejeknya. “Aku cuma seneng aja ngeliat wajahmu,, dari tadi ekspresimu lucu” kataku Dia tampak cemberut. “jangan bilang kalau kamu suka sama Dia ??” tanya Linda dengan tiba-tiba Dia menyenggol lengan Linda dan berkata “apaan sih Lin,,,” wajahnya terlihat malu-malu “kalau iya kenapa? gak ada masalah kan Di?? pasti Dia juga suka kan sama aku??” kataku dengan sangat percaya diri. tapi kurasa memang benar kalau Dia juga suka padaku, karena setiap aku menggodanya Dia terlihat malu-malu dan salah tingkah “yeee,, GR banget sihh,,,!” katanya dengan tersenyum malu “tapi benar kan???” godaku lagi Dia hanya terenyum kearah ku, dan kurasa ini pertanda baik. Tiba-tiba Dia berdiri “Aku ke toilet dulu ya” ucapnya berpamitan pada kita, aku dan Linda mengangguk, kulihat tangannya masih memegang permen yang tadi kuberikan padanya. Dia berjalan menuju pinti sambil melihat permen yang ada ditangannya tampa melihat kedepan dan…… “Bruuukkk ‼” Dia menakbrak pintu yang ada dihadapannya. “Auwww ‼” teriaknya yang sontak mengalihkan perhatian teman sekelas, Dia memegang dan mengelus dehinya yang mungkin tersa sakit. Wajahnya tampak cemberut menahan sakit. “Hahahahahaha………” Semua anak-anak dikelas melihatnya dan mentertawakan kejadian itu, Dia hanya tersenyum malu sambil meringis kesakitan “makanya Di,, kalo jalan itu liat jalannya, bukan malah mandangin permen pemberian Adit,,, hahaha” Linda meledek Dia, Dia hanya merengut kesal ke arah Linda dan melangkah pergi keluar kelas. Aku diam-diam tersenyum atas sikap Dia yang menurutku lucu, bahkan sangat lucu. Dalam hariku bahagia, kurasa Dia juga menaruh ahti padaku. ‘ini kesempatan bagus untukku’ kataku dalam hati. *** Terkadang memeng hanya lima huruf yaitu c.i.n.t.a yang dapat dengan mudah merubah kepribadian seseorang. mengubah hitam menjadi putih, mengubah kebaikan menjadi suatu yang buruk, bahkan terburuk sekalipun. Terkadang juga karena cintalah keterpurukan itu menjadi suatu keindahan, yang sangat indah. Hadirnya cinta itu,,,, tak bisa diprediksikan dengan fikiran, takbisa di rencanakan oleh hati. Cinta itu akan datang jika sudah saatnya, rasa cinta itu bagaikan jodoh yang bisa setiap saat hadir. Sudah hampir setengeh tahun aku memendam rasa yang desar untuk Dia, tapi aku belum juga mengatkan dengan serius kalau aku memang benar menyukainya. Tidakkah Dia mengerti akan perasaanku ?? benar, aku tak pernah mengungkapkan dengan serius, tapi selama ini aku sudah sering menggodanya dan berkata kalau aku menyukainya. Ku rasa Dia mengerti, hanya saja Dia bersikap seolah-olah tidak tau tentang perasaanku. Haruskah aku berkata serius, dalam artian tidak lagi menggodanya melainkan berkata dengan hati? Saat ini aku berniat untuk mengungkapkan rasa ini. kucari Dia, ternyata Dia sedang di atap sekolah, bersama Linda. Atap sekolah adalah tempat yang biasa Dia datangi, saat kutanya kenapa? Dia menjawab ‘Disini aku bisa melihat Dunia yang ada disekitarku, membuatku tenang dengan rutinitas yang slama ini kujalani, menghilangkan rasa penak di kepalaku’ itulah alasan mengapa Dia sangat menyukai tempat itu. kuhampiri Dia, awalnya memang hanya sekedar basa-basi dan sesekali menggodanya lagi. “Udahlah Dit, berhenti menggodaku, aku pastikan kalau rayuanmu itu tak mempan untukku” ucap Dia sambil tawanya lepas. Aku mencoba serius, kali ini, karena kukira ini moment yang tepat untuk mengatakan sesungguhnya kalau aku memang menyukainya “Di,, aku harus berkata apalagi untuk membuat mu percaya, aku serius kalau aku mencintaimu?” Aku mencoba meyakinkannya. kutatap Dia dengan serius, tapi Dia masih tertawa. “Udahlah dit,, kamu lucu deh,,, dengan ekspresi seperti ini” dia masih saja menganggapku bercanda. sekali lagi kutatap Dia, “Kali ini aku serius, bukankah ahir-ahir ini Arif pernah berkata kalau aku menyukaimu?” ku lihat wajahnya berubah, senyumannya terhenti, raut wajahnya terlihat kaku dan terkejut. Awalnya memang aku meminta bantuan Arif, untuk mendekati dan memberi tahu Dia kalau aku menyukainya. “Aku mencintaimu Di, Aku padamu ‼” ucapku meneruskan. Memang ahir-ahir ini aku sering bercerita pada Arif kalau aku menyukai Dia, dan memang sempat Arif mengatakan pada Dia, tapi tetap saja Dia tak mau percaya. Kali ini ku beranikan menyatakan perasaanku langsung pada Dia dan di depan Linda. Ini kulakukan agar Dia percaya kalau aku sangat menyukainya. Tiba-tiba Dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menjauhiku tampa sepatah katapun, aku bingung dan mengejarnya Ku raih tangannya dan bertanya “Kamu kenapa?” Dia hanya diam mematung. “Adit, aku gak suka cara kamu bercanda,, ini keterlaluan”. katanya lirih “tapi aku serius Dia” kataku meyakinkannya “Aku padamu ‼” “apa buktinya?” nada suaranya mulai meninggi, ucapannya seolah menantangku untuk membuktikan seberapa besar perasaanku padanya. “aku harus bagaimana agar kamu percaya?” tanyaku “yakinkan aku, kalau kamu memang benar menyukaiku ‼” ucapnya kemudian berlalu meninggalkanku. Aku tertunduk, ada rasa sakit dihatiku, inikah rasanya ?? aku menghela nafas pelan, kemudian terasa ada yang menepuk bahuku, aku menoleh “sabar ya Dit,, Dia orangnya memang begitu, Dia memiliki memory yang kurang menyenangkan akan hal cinta, jadi,,,” Linda terdiam sejenak, “ku harap jika kamu serius dan tulus menyukainya,,, tetap semangat ‼” kata Linda meneruskan dan melangkah pergi menyusul Dia. Sekali lagi aku bertanya, inikah rasanya ?? Dia pergi tampa memberiku jawaban dari yang ku katakan tadi, sebenarnya aku kecewa, tapi harus bagaimana lagi? aku juga tidak mungkin bisa memaksanya, karena paksaan hanya akan menyebabkan berat disatu pihak, dan aku tak mau itu. *** Setelah kejadian itu, berbagai cara telah kulakukan untuk meyakinkah Dia kalau aku memang benar nenyukainya, bukan karna Dia sama dengan Amel, tapi karena aku memang benar nyukainya, menyukai dirinya sebagai Dia. Sudah hampir dua bulan sejak kejadian itu, Dia bersikap dingin padaku, sikapnya kali ini membuatku merasa kalau Dia tidak menyukaiku, atau bahkan membenciku. bagaimana tidak ‼ saat tak sengaja bertatap muka, Dia langsung memalingkan wajahnya dariku. Ku rasa Dia memang benar menjauhiku, aku penasaran kenapa sikapnya jadi berubah drastis. ingin sekali aku bertanya, tapi saat aku ingin mengajaknya bicara, Dia slalu menghindar tampa memberi tahuku apa alasannya. Sekeras apapun aku berusaha untuk meyakinkan Dia, sekeras itu pula Dia menjauhiku, aku bingung, waktu itu Dia memintaku untuk membuktikan kebeneran perasaanku untuknya, dan sekarang Dia bersikap seolah-olah Dia membenciku, sebenarnya bagaimana perasaanya untukku? jika memang Dia tak mau memberiku harapan, seharusnya dari awal Dia tak memintaku untuk menbuktikannya dan harusnya Dia menolakku saat itu juga. Sebagai manusia aku juga mempunyai batas kesabaran. Ada saatnya aku ingin menyerah pada perasaan ini, hatiku terasa sakit jika harus menghadapi kenyataan kalau Dia tidak memiliki rasa yang sama denganku. Dalam keterpurukan akan kisah cinta ini, aku sangat membutuhkan seorang yang bisa menghiburku, membantuku melupakan rasa untuknya walau hanya sejenak. Aku benar-benar frustasi akan keadaan yang ku buat sendiri. Ada juga rasa menyesal akan rasa yang kurasakan padanya, kenapa aku harus mempunyai rasa sebesar ini kepada orang yang tak bisa kumiliki. bahkan untuk sekedar melirikku saja dia tak mau. Sebegitu besarkah rasa bencinya padaku?? Bagaimana tidak ku katakan kalau Dia membenciku, saat tak sengaja melihatnya Dia menatapku dengan tatapan yang sangat tajam, seolah olah tatapan itu memberi tahuku kalau Dia sangat membenciku. Sebenarnya apa kurangnya aku? Apa salah ku? Apa salah jika aku mempunyai rasa sebesar itu padanya? Sebenarnya jika di izinkan untuk memilih, pasti aku lebih memilih mencintai orang lain yang bisa menerimaku dari pada harus mencintai orang yang tidak sama sekali melirikku atau bahkan membenciku. Saat keterpurukan yang kuhadapi, aku bertemu dengan Aliya, seorang teman yang mau mendengarkan keluh kesahku, Aliya memberiku kekuatan untuk tetap berusaha dan meyakinkan ku kalau aku memang benar menyukai Dia. Aliya slalu memberiku semangat akan kisah ini, katanya cinta itu butuh perjuangan, dan perjuangan itulah yang pada ahirnya akan mengantarkan kita pada kebahgiaan. Aliya seorang teman yang baik yang bisa menbuatku tenang, yang mampu membantuku melupakan rasa sakit ini walaupun sebentar. *** Sudah hampir satu minggu aku tak melihat Dia disekolah, ‘kemana Dia?’ ada rasa kehilangan saat dirinya tak ada dikelas ini, aku juga tak tau kemana Dia menghilang. Sebelum Dia menghilang, Linda sahabanya sempat memberiku surat yang isinya kalau Dia “tak bisa menerimaku”. Saat membaca isi surat itu, hatiku sakit, bagaimana tidak Dia menulis kalau,, “Aku tak mau hanya gara-gara kamu, hubunganku dangan Ayah menjadi buruk.” Sebenarnya apa cobak arti dari kalimat itu? Sebegitu jahatnyakah diriku yang telah sengaja masuk kekehidupannya? Seburuk itukah arti diriku untuknya? Sempat ada rasa tak percaya sebelum benar-benar mendengar sendiri dari mulutnya. Tapi jujur aku kecewa, bahkan sangat kecewa, setelah banyak hal yang kulakukan untuknya, dia malah tak menghargainya sama sekali. Seharusnya dari awal Dia menolakku, bukan membuatku tersiksa dan menggantungkan status ini. Tak ada seorangpun yang mau statusnya digantung seperti ini, Dia tak pernah berkata kalau Dia tak mencintaiku, kufikir ada kesempatan untukku bisa menjadi kekasihnya, tapi apa maksud dari surat itu? Dia menolak ku? bukankah tak ada kata-kata penolakan dalam suratnya ataupun dari ucapannya, ini membuatku bingung. Seharusnya jika Dia tak memiliki rasa yang sama untukku, Dia menjawab saat ku utarakan perasaanku dulu, bukan malah memberiku harapan dengan menyuruhku membuktikan rasa ini. Semakin aku berusaha meyakinkan Dia akan perasaanku, maka semakin besar rasa cintaku untuknya, dan itupun membuatku semakin tersiksa. Aku kecewa tapi tak bisa berbuat apa-apa, dalam hatiku sebenarnya masih berharap suatu saat nanti Dia bisa membuka hati dan menerimaku. *** Sejak menghilangnya Dia, aku slalu berfikir keras, harus tetap mencintainya dan menunggu Dia membalas perasaanku atau mengahiri rasa ini? Aku menceritakannya pada Aliya tentang apa yang kurasakan, dan Aliya slalu memberiku kekuatan, katanya,,,,, “Cinta itu adalah suatu hal yang rumit, yang harus difikirkan secara matang sebelum memutuskan untuk berhenti atau melanjutkan, jika memang cintamu tulus,,, apa salahnya meneruskan ??? tapi jika kamu tak bisa bertahan, maka berhentilah.. kamu harus tau ada saatnya kebahagiaan itu datang saat kita mulai bisa merelakan apa yang tak bisa kita miliki.” kata-kata Aliya slalu membuatku berfikir, berfikir bagaimana menghadapi keadaan yang menurutku rumit. Dan perlahan rasa ini mulai hilang, entahlah apa karna memang aku sudah mulai bisa rela atau memang hatiku tlah memilih orang lain ?? Ya,, kehadiran Aliya membuatku sadar akan berharganya cinta, Aliya hadir saat aku mulai terpuruk akan rasa yang mendalam, Aliya menjadi sosok teman, sahabat dan slalu ada saat aku membutuhkan seseorang, tak bisa ku tolak kalau aku menaruh rasa pada Aliya. Aliya mampu membuatku lupa akan sedih dan rasa sakitku, Aliya mampu mengobati luka hati akibat cinta yang takterbalas, tapi jujur rasaku untuk Dia tak semudah itu hilang begitu saja. Aku mencoba tuk lupakan rasa itu dan memilih berhenti mencintainya dan meneruskan kisahku, dengan hati ku pilih Aliya dan mundur dari harapan memiliki Dia. Ini bukan menyerah melainkan suatu pilihan yang harus kupilih, tetap menanti Dia, atau meneruskan kisah tampa Dia ?? dan ahirnya aku memutuskan untuk meneruskan kisah tampa Dia. Aku cukup merasa nyaman dengan adanya Aliya disisiku, walau terkadang rasa itu muncul, rasa yang telah kuputuskan untuk berhenti, yaitu rasaku untuk Dia. Sebenarnya tak mudah untuk menghilangkan rasa itu, apalagi rasaku itu terlalu besar untuk Dia. keadaan ini membuatku bingung, disatu sisi aku harus belajar menjaga dan mencintai apa yang kumiliki saat ini. Dan disisi lain aku harus lupakan rasa yang teramat dalam dan besar untuk seorang yang tak bisa kumiliki. *** Hari ini terasa biasa, sama dengan hari sebelumnya, namun masih tetap berharap Dia akan hadir lagi, aku tau Dia tak kan menghilang untuk selamanya, tapi aku masih berharap bisa melihatnya lagi, walaupun kesempatan itu sudah tidak ada. Aku tau seharuskan fikiran tentang Dia harus kuhilangkan, karena disisiku sekarang sudah ada orang lain yaitu Aliya. Saat masuk kelas betapa kagetnya aku melihat sosok itu, Aku harap ini bukan mimpi. ternyata benar, ini Dia. Hari ini Dia kembali masuk kelas setelah kurang lebih dua minggu menghilang, tapi aneh,, kenapa Dia tidak mengenakan seragam ?? aku tak bisa berbohong, kalau sebenarnya ada rasa bahagia, tapi rasa itu sesaat hilang mengingat akan hadirnya Aliya. “Adit, aku mau bisa bicara ??” tiba-tiba Dia menghampiriku dan memulai pembicaraan. Aku melihat kearahnya, “ya, bicaralah,,” kataku dengan datar. Sebenarnya aku senang Dia mulai menyapaku, tapi sekali lagi aku harus mengingat akan hadirnya Aliya. “hmmm,,, tengtang pernyatanmu waktu lalu??” kata-katanya terhenti. “Aku dengar kamu,,,, dengan Aliya ??” tanyanya meneruskan. Ku tatap wajahnya sejenak, kali ini aku harus benar-benar memilih, bukan menyerah. dengan hati-hati ku berkata “Dia, aku minta maaf ‼” kali ini kata-kataku yang terhenti. “Hanya sekedar itukah rasamu untuk ku ??” suaranya terdengar keras, Aku bingung, ‘ada apa ini?’ tanyaku pada diri sendiri “mana kata-kata manis dan janjimu kalau kamu akan menungguku ?? bukankah kamu bilang kalau kamu akan membuktikan sebesar apa perasaanmu itu? dan ternyata hanya sebatas ini??” suaranya terdengar bergetar, tapi Dia masih bisa tersenyum sinis. Apakah saat ini Dia sedang marah ?? jika iya, kenapa harus marah ?? bukankah Dia tidak menyukaiku ? bukankah Dia membenciku ?? Apa sebenarnya Dia juga memiliki rasa yang sama denganku ? Aku bingung harus menjawab apa kali ini. Sebenarnya ada rasa menyesal atas keputusannku yang terburu-buru memilih Aliya. Tapi kenapa kejujuran itu terungkap saat tak mungkin lagi aku bersamnya? Dan sekarang disisku ada Aliya, tak mungkin aku menyakiti hati Aliya dan memilih Dia. Bukankah slama ini Aliya lah yang ada untukku saat aku tersakiti oleh sikap Dia. “Dia, sekali lagi maaf, aku tak pernah berkata bohong jika aku menyukaimu, itu tulus,,, tapi kamu,,,,” kata kataku terhenti, haruskah aku katakan kebenarannya? “kamu tidak pernah sedikitpun mau menghargainya, bahkan untuk melirikku pun tidak !!” ucapku meneruskan. “Aku kira kamu tak menyukaiku, atau malah membenciku ‼ Kamu harus tau,, Aku juga sama seperti yang lain yang mempunyai titik jenuh untuk menunggu. aku merasakan sakit saat kamu menggantung perasaanku, apalagi saat kamu menulis surat itu? apa cobak maksud dari suratmu itu??” kataku berusaha menjelaskan padanya Kali ini Dia tertunduk, aku tak menyangka kalau Dia juga mempunyai rasa yang sama walau aku tak tau sebesar apa perasaanya terhadapku. “Itu,, itu,, ????” Ucapnya tak meneruskan, Dia terlihat ragu untuk menjelaskannya, dan tiba-tiba “Maafkan aku jika aku menyulitkan keadaan mu, dan terima kasih pernah mengisi hariku,,,” suaranya terdengar pelan, tiba tiba Dia berbalik dan melangkah menjauhiku. “Dia,, bukan maksud mempermainkanmu,, tapi inilah pilihan. Aku lelah Dia harus terus menerus mengejar seorang yang tak bisa kuraih. orang yang kukira slama ini membenciku, seharusnya jika kamu memang punya rasa yang sama untukku, waktu itu kamu menerimaku, bukan malah menggantungkan hubungan ini” kataku panjang lebar, berharap Dia akan mengerti akan keadaanku saat ini. Langkahnya terhenti, Dia membalikkan badan dan berkata “Seharusnya dari awal kamu jangan ucapkan kata cinta itu padaku, jika pada ahirnya kamu sendiri tak bisa menjaganya, seharusnya dari awal kita tak usah bertemu” “Salah jika aku mencintaimu ??” tanyaku “Jika seandainya aku tau akan merasakan sakit bila mencintaimu, maka dari awal ku kubur rasa ini.” Dia hanya terdiam mendengar ucapannku, sebenarnya aku tak tega padanya, dan jujur kalau sebenarnya aku masih sangat sangat mencintainya. sudah kukatakn kalau perasaanku tak mudah hilang begitu saja untuknya. Hanya saja aku harus menjaga hati Aliya. aku tak mau Aliya merasa kecewa seperti apa yang kurasakan pada Dia. ‘sebenarnya gadis seperti apa dirimu? gadis yang tak mau berterus terang dan penuh dengan teka teki ‼’ “Dia aku benar-benar minta maaf, bukan niatku untuk mengecewakannmu, tapi ini sebuah pilihan. Aku hanya ingin setia” ucapku pelan berharap Dia bisa mengerti akan keadaanku. Dia tidak merespon, matanya terlihat berkaca-kaca “Terimakasih untuk semuanya, dan maaf atas surat itu, bukan maksudku untuk,,,,,,” ucapannya terhenti, sekali lagi Dia tak meneruskan membahas surat itu, entah apa yang sebenarnya ia rahasiakan tentang isi surat itu, tapi yang pasti hanya Dia lah yang tau alasannya. Dia berbalik dan melangkah menjauhiku, sesaat kakinya terhenti. “Sekali lagi aku minta maaf” katanya, kemudian berlalu. Aku hanya bisa melihat kepergiannya, tampa bisa menghentikan Dia. karena memang sudah tak ada lagi alasan untuk mengejarnya, aku harus tetap mengikat kalau sekarang sudah ada Aliya disisiku. Terasa sakit memang saat tau kalau ternyata Dia juga mencintaiku, dan lagi lagi aku tak bisa memilikinya, tapi harus bagaimana lagi?? mengejarnya? lalau bagaimana perasaan Aliya?. Tidak ‼ Aku memang harus benar-benar memilih kali ini. Memilih Aliya, menjaganya. Ini bukan karena aku tidak setia pada Dia. ini kulakukan karena aku setia, setia kepada apa yang saat ini kumiliki bukan setia pada seorang yang tak bisa kumiliki. *** Sejak permbicaraan kami tadi pagi, aku tak melihatnya lagi dikelas, tadi Dia juka tidak mengikuti kelas bhs. Inggris, apa Dia benar-benar sakit hati dan kecewa, sebenarnya aku sangat menyesal harus mengatakan itu padanya. Aku benar benar menyesal harus memilih Aliya, andai saja aku tau kalau Dia juga memiliki rasa untukku, pasti aku akan menunggunya sampai Dia benar benar bisa menerimaku. Dia adalah wanita yang tidak terbuka dan penuh teka teki, tapi itulah yang memnjadi alasan kenapa aku sangat menyukainya. Dia berbeda dengan sederetan wanita yang pernah kutemui. Sebenarnya tadi aku sangat ingin mengejarnya dan mengatakan kalau aku sangat menyukainya. Tapi itu tak mungkin untuk sekarang. Aku duduk termenug memikirkan kisahku dengannya, saat ini aku benar benar bingung. Dia adalah seorang yang sangat kucintai, telah banyak pengorbananku slama ini untuk membuatnya merimaku, dan sekarang aku harus melepaskannya begitu saja. membiarkannya pergi????? ‘Apakah ini benar ??’ tanyaku pada diri sendiri. Tapi jika aku mengejarnya, bagaimana perasaan Aliya? Aliya gadis baik, aku tak tega menyakiti hatinya. jika saja aku seorang yang jahat, tentu saja aku akan memilih mereka berdua. memang benar saat ini aku masih sangat mencintai Dia, tapi aku juga sayang dengan Aliya. walaupun tak sebesar rasaku untuk Dia. “AAhhh ‼‼ keadaan ini benar benar membuatku frustasi” kataku “Adit.. ” Lamunanku terhenti saat mendengar namaku disebut. aku menoleh. Aku kira yang memanggilku adalah Dia, tapi ternyata bukan. Linda mendekat menghampiriku. “pasti lagi mikirin Dia sama Aliya kan???” tanyanya, kukira Linda memang sudah mengetahui perasaanku, walau aku tak pernah bercerita. Aku diam tak menjawab, bukan tak suka Linda ikut campur. Hanya saja tak ada lagi yang bisa ku jawab, fikirannku terlalu kacau. “Aku mengerti posisismu, pasti sangat terasa bingung dan kacau kan ?? dan tentang Dia…” sejenak ucapannya terhenti dan melihat kearahkku “Aku mengenal Dia sejak kecil, aku tau bagaiman Dia. Sebenarnya bukan hanya kamu yang merasa tersiksa dan tersakiti, Dia juga merasakannya……” Ucapan Linda membuatku menatapnya dengan tatapan bingung. Jujur aku tidak mengerti tentang apa yang dikatakan Linda, aku ingin sekali bertanya agar Linda memnjelaskannya secara detail. Tapi saat ini keadaanku sedang kalut, jadi kuurungkan niatannku ini, aku tak ingin tambah merasa sakit lagi. Cukup rasa ini. “hmmm,,,,,” tiba tiba Linda menyerahkan kertas padaku, Aku bingung,, ‘apa ini’ fikirku. Tampa bertanya aku mengambil kertas itu dan membacanya. teruntuk temanku Aditya wijaya Maaf sebelumnya Aku tak bisa mengatakannya langsung karena keterbatasan waktu yang kumiliki. Tak ada sedikit niat untuk melukai hatimu dan membuatmu bingung atau bahkan menggantungkan status mu. aku pernah merasakan luka yang teramat sakit. dan itu membutku trauma, tiba tiba saja kamu datang dalam hidupku yang terlalu singkat untuk bersamamu, ini yang pertama untukku, untuk pertama kalinya ada seoarang yang sangat menyayangiku dan rela mengorbankan apapun untukku, Jika slama ini kamu merasa bahwa kamulah satu satunya orang yang sangat tersakiti, maka itu salah ‼ Seandainya kamu tau, kalau aku juga tersiksa dengan kepura puraanku, aku tersiksa dengan perasaanku sendiri, perasaan yang harusnya kukatkan dan perasaan yang seharusnya kuungkapkan. Sebenarnya aku tak tau caranya untuk bersikap, dari itu aku lebih memilih menjauhimu. kamu harus tau kalau sebenarnya aku juga memiliki rasa yang sama seperti perasaamu unutkku. Aku tak pernah sedikitpun membencimu, Sudah lama ayahku mengajakku pindah, awalnya aku menyutujuinya, tapi dengan kedatnganmu dalam hidupku, keinginan itu slalu ku undur, kamu tau apa alasannya?? itu karena aku tak ingin berpisah denganmu, aku tak ingi jauh darimu. Dan hari ini Ayah mengajaku pindah kekota kelahiran Ayah dulu. Awalnya aku ingin mengatakan kejujuran itu padamu sekarang. Tapi,,, saat aku mendengar kalau kamu lebih memilih Aliya untuk berada disismu,, Aku kecewa dan mengurungkan niatan itu. Maka akulah yang harus mundur dari hidupmu. Seharusnya aku sadar kalau ini juga salahku, andai saja dari awal aku tak memberimu harapan ataupun langsung menerimamu tampa harus membhongi perasaanku sendiri, tentu semua ini takkan terjadi. Maaf jika slama ini aku membuatmu terluka Maaf jika slama ini aku membuatmu kecewa. Harus kamu tau bahwa sebenarnya rasaku jauh lebih besar dari perasaanmu unutkku, karena rasa sayang itu juga aku memilih pergi dan meninggalkanmu. Aku tak ingin membuatmu jauh terluka lagi. Sekali lagi maafkan aku. Jaga Aliya, sayangi Dia, seperti kamu menyayangiku. tapi jangan anggap Aliya sebagai bayangan diriku. karena itu akan menyakiti hatinya. Ada satu permintaanku untukmu, tetap ingat aku, sebagai seoarang yang menyayangimu, bukan sebagai orang yang menyakitimu. Jidikanlah aku sebagai kenagan, sebagai memory yang pernah hadir dalam hidupmu AKu Dia Amelia Aku tutup surat dari Dia, Hatiku rapuh membacanya. Jadi ini alasan kenapa waktu itu Dia menulis surat itu.. Ingin sekali aku mencegah kepergiaanya, memintanya untuk tetap bersamakku disini. Jika itu terjadi, aku akan mengahiri hubungannku dengan Aliya dan memilihnya. Tapi itu tidak mungkin, Kejadian seperti itu adanya ada di film film saja. Kali ini yang bisa kulakukan hanya merelakan kepergiannya, merelakan Dia menghilang dari hidupku. Hanya takdirlah yang bisa mempertemukan lagi. *** Seperti halnya dalam sebuah lirik lagu… Ada banyak cara Tuhan menghadirkan cinta, Yakin engkau adalah salah-satunya, Namun engkau datang di saat yang tidak tepat, Cintaku telah dimiliki... Inilah akhirnya harus kuakhiri, Sebelum cintamu semakin dalam, Maafkan diriku memilih setia, Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya. Maafkanlah diriku tak bisa bersamamu, Walau besar dan tulusnya rasa cintamu, Tak mungkin untuk membagi cinta tulusmu, Dan aku memilih setia... Inilah akhirnya harus kuakhiri, Sebelum cintamu semakin dalam, Maafkan diriku memilih setia, Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya Ohooh... Seribu kali logika ku untuk menolak, Tapi ku tak bisa bohongi hati kecilku, Bila saja diriku ini masih sendiri, Pasti ku kan memilih kan memilih mu.... Inilah akhirnya harus kuakhiri, Sebelum cintamu semakin dalam, Maafkan diriku memilih setia, Walaupun ku tahu cintamu ooh..., Walaupun ku tahu cintamu, Lebih besar daaaa...darinya… Cinta itu,,,, tak selamanya menyatu dengan keinginan, ada saat dimana keinginan harus mengalah pada pilihan. sudah kukatakan setia itu,, bukan hanya mencintai satu orang dalam hidupnya. Namun setia itu menjaga dan menyayangi setiap yang kita miliki. Walau terasa berat untuk melepaskan dan memilih orang lain, tapi inilah hidup ku, Aku tak mungkin meninggalkan satu cinta hanya karena cinta lain dan keegoisanku saja. Maka dari itu aku memilih setia. Biarlah rasaku kepada Dia menjadi sebuah memory yang terindah dalam hidup ini. Memory yang nanatinya akan menjadi kisah di masalalau, menjadi memory yang nantinya akan menjadi cerita dimasa mendatang. Biarlah cinta ini menjadi memory yang takkan pernah hilang. Menjadi kisah yang abadi. ***THE END***
Posted on: Sat, 27 Jul 2013 11:45:05 +0000

Trending Topics



/a>
April 10. Leaning Toward Heresy The mighty God, even the Lord,
When you walk with Jesus you will be tested To ALL my
From now on this is my main focus in life... Gettin a job and
l7.ag/3m2j8 The World of Cube7: - Communication: Enormous online
Quando me dei conta, estava bêbado perambulando pela Av. 06
Red River Protest against BML land grab and Open Carry Rally

Recently Viewed Topics




© 2015