like nya jangan lupa kawan ;) bagaimana dengan perkembangan islam - TopicsExpress



          

like nya jangan lupa kawan ;) bagaimana dengan perkembangan islam di amerika serikat? pada penasaran? langsung simak aja artikel berikut : Selama 40 hari, sejak menjelang bulan suci Ramadhan hingga Hari raya Idul Fitri 1429 H lalu, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Luhur Hadis Darul Hadis, Prof Dr KH Ali Musthafa Ya’kub, mengunjungi 15 negara bagian Amerika Serikat dan Kanada. Berikut ini catatan perjalanan Guru Besar Ilmu Hadis IIQ (Institut Ilmu Alquran) Jakarta yang ditulis khusus untuk Anda: Subhanallah. Diluar pemberitaan tentang fobia Islam yang memenuhi banyak media asing, perkembangan Islam di Amerika Serikat sangat menggembirakan. Masjid mulai banyak ditemukan. Selama 40 hari di 15 negara bagian Amerika Serikat dan Kanada, tak kurang dari 40 masjid yang sempat saya kunjungi. Masjid yang sudah jadi, mereka mau kembangkan lebih besar. Yang masih sementara, mau yang sudah permanen. Yang masih berupa tanah, mereka berusaha meminta izin pemerintah untuk membangun masjid. Sedang yang belum punya masjid, sedang menggebu-gebu untuk mempunyai masjid; mereka patungan menghimpun dana. Proses perwujudan masjid yang paling mudah adalah apabila membangun masjid dengan cara membeli gereja. Gereja dibeli kemudian dijadikan masjid. Mengapa mudah? Karena tidak perlu mengurus izin. Tinggal balik nama seperti kita membeli mobil bekas pakai. Model masjid seperti ini saya lihat ada dua di New York. Disana ada gereja dan sinagog yang dibeli umat Islam dan kemudian dijadikan masjid. Di San Fransisco, lahan milik gereja dibeli kemudian dijadikan masjid. Pertanyaannya, mengapa sampai gereja dijual? Kalau sudah tidak dipakai atau karena sudah tidak ada yang menggunakannya lagi, alias kehabisan jemaah. Daripada menjadi aset nganggur, dijuallah kepada kaum Muslim. Cara lain adalah supermarket atau gudang yang dibeli dan kemudian dijadikan masjid. Seperti dilakukan umat Muslim Indonesia di New York yang membeli gudang kemudian dijadikan masjid, namanya Masjid Al Hikmah. Yang menarik, di Ottawa ada diskotik yang dibeli umat Muslim dan kemudian dijadikan masjid yang mampu menampung sampai 1.200 jamaah. Bangunan diskotik tersebut memang sangat luas. Pengelola masjid ini adalah umat Muslim asal Somalia. MENGGUNAKAN NAMA MASJID Yang menarik juga, setiap masjid di Amerika dan Kanada, mereka tidak menulis nama masjid dengan bahasa Inggris mosque. Tulisan masjed selalu menempel di depan atau belakang nama masjid itu. Tisp-tisp masjid di Amerika Serikat dan Kanada memiliki madrasah atau lazim disebut Islamic School. Ada madrasah yang untuk week end saja, artinya kegiatannya untuk Sabtu dan Ahad, ada juga yang Sunday School cuma hari Ahad saja, tapi ada juga yang sekolah Islam itu seperti Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah di Tanah Air. Sekolah-sekolah Islam itu mendapat akreditasi dan subsidi dari pemerintah dan lulusannya dapat langsung melanjutkan ke perguruan tinggi. Semula saya sempat ragu, bagaimana sikap pemerintah Amerika Serikat terhadap sokolah-sekolah Islam? Saya dapat kabar dari Wakil Duta Besar Indonesia di Washington bahwa sekolah-sekolah Islam mendapat anggaran dari pemerintah. Namun, saya tetap ingin mendapat klarifikasi dari pengelola sekolah-sekolah Islam di sana apa betul mendapat subsidi dan akreditasi dari pemerintah. Jawabnya cukup melegakan. Mereka mendapatkannya, walau jumlahnya tidak terlalu besar. Di New York ada 13 madrasah yang reguler. Kurikulumnya separuh umum, separuh agama. Penduduk New York ada 9 juta orang dan 1 juta diantaranya beragama Islam. Di New York ada 70 Masjid, padahal sebelum peristiwa 11 September, jumlah masjid hanya 25 saja. Subhanallah. Bukan hanya itu, di beberapa tempat ada mahad atau madrasah tahfidzul quran (Penghafal Alquran). Di Maryland misalnya ada Madrasah Alhuda yang juga menyiapkan para hafidz. Bahkan madrasah ini sudah meluluskan 20 orang penghafal Alquran. Murid yang ada sekarang sebanyak 30 orang. Menurut beberapa orang Indonesia yang telah tinggal sejak tahun 1970-an, perkembangan Islam di Amerika Serikat sangat menggembirakan. Bak cendawan di musim hujan, begitu mereka mengibaratkan. Waktu saya di Los Angeles, saya bertemu dengan seorang imam masjid di sana. Saya tanya, Anda dari mana? Dia jawab dari Somalia. : “Anda hafalAlquran di mana?” Dia jawab, ”Di Daarul Ulum School di Atlanta, Georgia, AS.” Jadi, imam masjid di Los Angeles itu hafal Alquran bukan di Timur Tengah tapi justru di Amerika. Wah, tampaknya perlu juga umat Muslim Amerika diundang untuk menghadiri atau mengikuti lomba MTQ dan lomba hafalan Alquran di Indonesia, ya?
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 23:00:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015