menjawab tuduhan dan fatwa sesat,eseni palsu. بسم الله - TopicsExpress



          

menjawab tuduhan dan fatwa sesat,eseni palsu. بسم الله ارحمن ارحيم בשם יהוה הרחמן והרחום السلام عليكم ورحمة الله وبركته השלום עליכם ורחמיה וברכתו kami membaca salah satu fatwa seseorang yang mengaku dirinya adalah anggota eseni qumran,dan memiliki teks peshitta arami asli abad 1 Masehi,pengakuannya ini pun membuat kita penasaran,apakah benar klaim dia bahwa peshitta yang asli ada di DSS (Dead Sea scrool) namun suatu bab di buku the mysteri of Dead sea scrools menjelaskan kitab/sefer apa saja yang ditemukan di qumran. Selain manuskrip yang berisikan tulisan-tulisan agama, didapati pula di gua-gua Qumran, beberapa tulisan tangan yang menjelaskan norma kehidupan Jemaat Esenes di antaranya Kitab Para Murid dan Kitab yang belakangan dikenal sebagai Manuskrip Damaskus (Damsyik). Yang lebih mungkin diterima adalah bahwa nama Damaskus merujuk kepada sumber-sumber yang tercantum pada sebagian Kitab Nabi-Nabi berkenaan dengan hukuman Tuhan bagi para pembangkang Bani Israel. Pada 9 : 1 Kitab Zakharia disebutkan : Ucapan Ilahi, Firman TUHAN datang atas negeri Hadrakh dan berhenti di Damsyik: Juga pada 5: 25 - 27 Kitab Amos : Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yanq telah kamu buat bagimu itu, dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuanqan jauh ke seberang Damsyik, firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam. Menelaah lebih jauh, didapat pengertian lain bahwa nama Damsyik merupakan julukan simbolis bagi Jemaat Qumran. Sementara para Nabi menyinggung soal pengasingan Bani Israel ke wilayah utara di luar Damsyik sebagai hukuman atas perbuatan mereka menyembah terafim (patung), sebaliknya manuskrip­manuskrip Damsyik menformat ulang redaksi ayat sehingga menghadirkan makna yang berbeda, menjadi semacam janji bagi sekelompok orang yang menyelamatkan keyakinan mereka dari komunitas Yahudi dengan memilih hidup mengasingkan diri, sehingga dengan demikian mereka mampu menyelamatkan keyakinan mereka yang benar. Aku akan mengasinqkan kemah-kemah rajamu dan tonggak-tonggak keberhalaanmu dari perkemahanKu ke Damsyik. Berdasarkan pada gaya penafsiran simbolis Jemaat Qumran, kemah-kemah raja menunjukkan makna Kitab Tuhan, tonggak ­tonggak berhala dimaksudkan sebagai Kitab Para Nabi. Sehingga berdasarkan penafsiran ini, ayat tersebut mengandung pengertian bahwa Tuhan akan memindahkan Kitab Taurat bersama Jemaat Esenes berikut Kitab Para Nabi - yang sangat dibenci oleh penganut Yahudi di Jerusalem- jauh dari wilayah Kerajaan Yehuda, demi menjaga keselamatannya. Mereka menggali sumur. Sumur yanq digali oleh para penguasa, yanq digali oleh orang-orang mulia dari bangsa Israel dengan tongkat. Sumur disini diartikan sebagai ajaran agama, dan orang-orang yang menggali sumur tersebut adalah orang-orang Bani Israel yang mengikuti petunjuk Tuhan, yang meninggalkan tanah Yehuda dan menetap di Damsyik. Tuhan menyebut mereka sebagai para penguasa. Sedangkan tongkat merupakan simbolisasi dari orang yang mengajarkan agama. Nabi Yesaya berkata : Ia mengeluarkan peralatan untuk bekerja. Orang-orang mulia adalah mereka yang datang untuk menggali sumur dengan mempergunakan tongkat...... hingga mereka hadir di tengah masa kejahatan, hingga datangnya oranq yang mengajarkan kejujuran di akhir zaman......semenjak hari kedatangan sanq guru tunggal dan hingga kebinasaan tentara-tentara yang kembali bersama pemimpin pendusta akan memakan waktu 40 tahun. Pada kurun waktu itu, Tuhan akan murka kepada Bani Israel seperti dikatakan, karena itu Bani Israel akan melalui masa panjang tanpa pemimpin, tanpa raja dan tanpa hakim. Sedangkan istilah yang dipergunakan untuk mengidentifikasikan jati diri mereka, Jemaat Esenes menggunakan nama Breth Khadasyah (Brit chadashah), yang berarti perjanjian baru. Dan mereka, meskipun berselisih pandang dengan para Pendeta Rumah Suci di Jerusalem, dan berseberangan dengan mereka, namun Jemaat Qumran itu tetap menganggap diri mereka sebagai jemaat ahli ibadah yang mempunyai pendeta pemimpin yang diangkat dari anggota jemaat yang paling tinggi kedudukannya. Para anggota jemaat dilarang mengadakan perkumpulan lebih dari sepuluh orang tanpa dihadiri oleh pendeta pemimpin. Meskipun demikian, urusan jemaat sekecil apapun, akan diselesaikan melalui mekanisme musyawarah. Tema permasalahan terlebih dahulu dilontarkan ke hadapan majelis untuk didiskusikan, masing-masing berhak mengeluarkan pendapat, dan pada gilirannya al
Posted on: Wed, 04 Dec 2013 07:33:51 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015