Berisik Indah, sungguh indah sekali lukisan yang terpampang di - TopicsExpress



          

Berisik Indah, sungguh indah sekali lukisan yang terpampang di dinding. Sesekali aku mengamati, mencari-cari dimanakah titik pertama yang digoreskan sang empu lukisan sehingga menjadi sebuah karya yang begitu elok. Sungguh aku yakin seyakin-yakinnya bahwa seindah apapun lukisan itu pasti dimulai dari sebuah titik yang mungkin tidak satupun orang menduga akhirnya berbuah lukisan indah. Aku masih terpesona dengan lukisan itu, namun seorang lelaki berkacamata dan perempuan disampingku mengusik keasikanku menikmati keindahan goresan kuas dibumbui warna warni diatas kanfas itu. Sebetulnya lelaki itu hanya diam dan tangan kanannya menggegam tangan wanita yang berada disampingnya. Namun perempuan itu terus mengoceh tentang lukisan didepan kami sampai akhirnya aku putuskan untuk pindah menikmati lukisan yang lain. Kali ini lukisannya tidak kalah indah dari yang pertama. Terlihat seorang gadis tengah duduk dipinggir jembatan sungai. Sendu, begitulah lukisan itu menggambarkan wajah si gadis. Jelas sang pelukis seolah tengah menyuguhkan gambaran betapa tertekannya gadis mungil nan imut itu. Dan, sekali lagi lelaki dan perempuan itu berada tak jauh dariku untuk ikut menikmati lukisan si gadis yang membius anganku. Kali ini perempuan itu lebih cerewet mengomentari lukisan tersebut. Anehnya lelaki itu hanya senyum-senyum mendengar ocehan wanita yang sedari tadi menggenggam tangannya. Akupun memutuskan pergi menjauhi kecriwisan itu. Di lantai dua, aku menemukan yang menurutku tidak begitu indah namun paduan warnanya sungguh serasi. Ah, sungguh cerdik para pelukis ini menggambarkan lingkungan sehingga mereka mampu membius para pengagumnya untuk menelanjangi tiap goresan kuasnya. Padahal kalau dipikir, sehebat apapun lukisan tentu akan lebih indah & hidup jepretan kamera. Entahlah, memang segala sesuatu mempunyai pengagumnya sendiri-sendiri. Belum juga aku selesai membanding-bandingkan antara lukisan & foto, dua orang itu tahu-tahu sudah berada disampingku. Sayup-sayup aku dengar percakapan mereka. Ma, aku ingin menyentuh lukisan ini. Kata si lelaki berkaca mata itu. Maaf Pa, di situ tertulis semua properti tidak boleh disentuh. Biarlah mama jelaskan detail lukisan ini seperti tadi ya. Mulailah perempuan itu menggelontorkan ocehannya sambil sesekali mencium tangan lelaki yang ternyata suaminya. Aku merasa penasaran dengan penjelasan wanita itu. Meskipun suaminya seolah tak menanggapi ocehannya kecuali hanya dengan senyuman namun wanita itu begitu bersemangat menjelaskan detail lukisan didepan mereka. Bahkan sampai bahan bingkai lukisan itupun ia jelaskan. Ketika mereka meninggalkan lukisan itu, barulah aku faham ternyata lelaki itu buta. Tak terasa air mataku menetes. Begitu hebat wanita itu menyayangi suaminya yang jelas jauh dari kata sempurna dengan kebutaannya itu. Namun, kasihsayang wanita itu ternyata mampu menjadi mata bagi sang suami yang buta itu untuk menikmati sebuah pameran seni lukis. Salamku Untukmu Yang Di Sana
Posted on: Tue, 29 Oct 2013 14:26:59 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015