“Beware of Murtadin Syiah” oleh Para ulama.Sejak munculnya - TopicsExpress



          

“Beware of Murtadin Syiah” oleh Para ulama.Sejak munculnya kelompok syiah, ulama dari zaman ke zaman selalu memperingatkan umatnya dari bahaya syiah. Pada awal munculnya saja, peringatan keras ulama ditujukan kepada kaum muslimin untuk menghindar dan menjauhi kelompok kelompok anti sahabat. Karena syiah identik dengan kelompok anti sahabat, bahkan cendrung melakukan abortus aqidah dengan anggapan miring mereka terhadap para sahabat selain Ali. Sambil menempatkan Ali pada posisi yang tidak sewajarnya, posisi yang sebenarnya melecehkan seorang rasul. Pada hal ini ada kesengajaan dikalangan syiah menciptakan kelas manusia atas manusia lainnya dengan bentuk pengkultusan diluar nalar sehat. Ulama ulama sunni menyebut bahaya dari zaman ke zaman, tujuannya adalah agar muslim seluruh dunia dapat melepaskan dirinya dari kategore Syiah atau sejenisnya yang dapat merusak aqidah. Sebab bukan mustahil anak pinak syiah akan terus mengembangkan karakter Rofidhah, sebagai arah tujuan syiah merombak pemikiran muslim menolak sahabat sahabat nabi, dengan kekuatan mesin pendorong kebencian yang menggunakan perangkat intelektual. Biasanya syiah lebih suka intelektual yang humanis, karena dianggap lebih mudah menerima pola pikir syiah. Himbauan dan peringatan para ulama datang dari berbagai abad, terutama abad keemasan Islam. Komentar para ulama tentang Syiah : 1.Alqamah Ibnu Qais [62 H] menyatakan : لقد غلت هذه الشيعة في علي -رضي الله عنه- كما غلت النصارى في عيسى بن مريم “Syiah sangat berlebihan terhadap Ali Radhiallahu’anhu sebagaimana Nashara berlebihan terhadap terhadap Isa bin Maryam” [ Asunah Abdullah bin Ahmad 2: 548]. Ini suatu perkatan yang menunjukkan sikap Al-Qomah Ibnu qais sangat tidak menyukai gaya syiah yang memperlakukan Ali diluar batas kewajaran atau ghuluw. 2.Amir as-Sya’bi [105 H] juga menyatakan : لو كانت الشيعة من الطير لكانوا رخماً “Seandainya Syiah itu burung, adalah sejenis burung elang yang melengking tinggi suaranya” [Assunah Abdullah bin Ahmad dan al Khilal ] Juga komentarnya : ما رأيت قوماً أحمق من الشيعة “Aku tidak melihat suatu kaum yang paling bebal otaknya selain syiah” [Al Lallilkaa’i Syarah Sunah] Kata beliau lagi : نظرت في هذه الأهواء وكلمت أهلها فلم أر قوماً أقل عقولاً من الخشبية. “Aku memperhatikan syiah (pengikut hawa nafsu ini) dan telah berbicara dengan pakarnya ternyata tidak pernah aku melihat suatu kaum yang lebih kecil akalnya dari para pemain gambang (syiah )” [as-Sunnah Abdullah bin Ahmad ] 3. Thalha bin Musharrif [112 H.] الرافضة لا تنكح نساؤهم، ولا تؤكل ذبائحهم، لأنهم أهل ردة “Janganlah kalian nikah dengan wanita wanita rofidhoh, dan jangan makan sembelian mereka, karena mereka (syiah) adalah para Murtadin” [al Ibaanat Shugr 161 ] 4. Al Imam Abu Hanifah [150 H] الجماعة أن تفضل أبا بكر وعمر وعلياً وعثمان ولا تنتقص أحداً من أصحاب رسول الله صلىالله عليه وسلم “Ahlussunah Waljamaah beranggapan, mereka yang utama dikalangan sahabat, mereka adalah Abubakar, Ali dan Usman . Dan Ahlussunah tidak merendahkan seorangpun dari para sahabat Rasululullah shallallahu’alahi wasallam” [al intiqa’ fii fadhoili Tsalaatsah al Immatl Fuqaha’ hal 163 H] 5. Mis’ar bin Kuddam [155 H ] berkata : أن مسعر بن كدام لقيه رجل من الرافضة فكلمه بشئ... فقال له مسعر: تنح عني فإنك شيطان “Mis’ar bin Kuddam bertemu seorang syiah Rofidhoh, lalu syiah Rofidho tersebut membicarakan sesuatu dengannya. Lalu berkata Mis’ar :” enyahlah kau, karena kamu adalah syaiton” [ Al Lallilka’i Syarah sunah 5 ; 14 57 ] 6. Imam Malik bin Anas : الذي يشتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم، ليس لهم سهم، أوقال نصيب في الإسلام “ Mereka yang menghina sahabat nabi shallallahu’alaihi wasallam , mereka tak punya bagian apa apa dalam Islam” [al Ibaanat Shugro 162] Allallilka’i meriwayatkan dari Imam Malik :” Siapa yang memaki sahabat nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam maka dia tidak memiliki hak untuk di bela, sebagaimana firman Allah : “(juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya. Mereka adalah kalangan sahabat rasulullah shallallahu’alaihi wasallam yang hijrah bersamanya, kemudian Firman Allah :” dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman “. Mereka adalah kaum Anshor, kemudian firman Allah yang berbunyi :” dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. [a hashr 8-10 ]. Mereka adalah 3 kelompok, sedangkan siapa diantara mereka memaki sahabat rasulullah, maka mereka bukan dari tiga kelompok tersebut dan tidak ada dalam diri mereka kebenaran. [Syarah Ushul I’tiqad ahlussunah 1268-1269]. 7. Al Qadhi Abu Yusuf [182] لا أصلي خلف جهمي، ولا رافضي، ولا قدري “Aku tidak mau shalat dibelakang seorang Jahmi, Rafidhi dan orang berpaham qadariyah” [Syarah Ushul I’tiqad Ahlussunah 4/733.]. Bayan :” pernyataan Abu Yusuf ini menggambarkan sikap pembelaannya terhadap ahlussunah ketika menghadapi paham paham yang merusak Islam. Terutama syiah memang menjadi perhatian tersendiri, karena syiah merupakan motor penggerak dari retorika akal yang dikembangkan kalangan mu’tazilah dan Qadariyah”. 8. Abdurrahman bin Mahdi [198 H.] هما ملتان: الجهمية، والرافضة “Dua sosok agama (baru), yaitu Jahmiyah dan Raafidhoh”. [‘Ammar at Tholiby hal. 125 ] 9. Al Imam Syafi’i [204 H] لم أر أحداً من أصحاب الأهواء،أكذب في الدعوى، ولا أشهد بالزور من الرافضة “Aku belum pernah melihat pengekor hawa nafsu yang lebih dusta pengakuannya dan sumpah palsunya kecuali Syiah Rofidhoh” [ Ibaanatul Kubra Ibnu Batthoh 2/545] 10. Imam Ahmad bin Hambal [241H.] : سألت أبا عبدالله عن من يشتم أبا بكر وعمر وعائشة؟ قال: ما أراه على الإسلام Abu Bakar Al Marudzi: Aku bertanya pada Imam Ahmad tentang orang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah , beliau Menjawab:” Aku tidak melihatnya diatas Islam” [As-Sunah Oleh al Khallal 1; 1493] Dalam pandangan mereka Syiah bukanlah Islam. Semua imam imam besar dari kalangan sunni sepakat, tentang murtadnya syiah dari Islam. Tidak tersisa sedikitpun iman dalam hati mereka, melainkan sebongkahh kebencian pada para sahabat sahabat nabi. Mereka bukanlah kelompok mazhab yang berbeda dengan mazhab mazhab dalam Islam, melainkan millah atau agama tersendiri yang didasarkan pada ilham ilham istidraj dari kalangan imam mereka. Tidak ada bagian sedikitpun dari Islam yang bisa di sematkan kedalam diri syiah, oleh sebab mereka menolak syariat Muhammad dan menggantinya dengan syariat buatan mereka. Allah mereka beda dengan Allah yangg disebutkan dalam Quran, meskipun dalam tipu muslihat mereka selalu menyebut Allah. Permusuhan mereka terhadap para sahabat rasulullah selain Ali adalah bukti bahwa mereka tidak pernah beragama sesuai dengan cara cara Islam melainkan dengan cara cara Syiah. Imam Bukhari seorang ahlul hadist yang sangat terkenal karena himpuunan hadist hadist shhohinya, dan merupakan letaratur Islam kedua setelah Quran memperingatkan : ما أبالي صليت خلف الجهمي والرافضي، أم صليت خلف اليهود والنصارى، ولا يسلم عليهم، ولا يعادون، ولا يناكحون ، ولا يشهدون، ولا تؤكل ذبائحهم “Aku tak bisa membedakan shalat di belakang Jahmi, rafidzi atau shalat dibelakang Yahudi dan Nashrani (sama) , aku tidak memberikan salam kepada mereka, aku tidak bergaul dengan mereka tidak menikahi mereka, tidak menjadi saksi atas mereka dan tidak makan sembelihan mereka”. Ini menunjukkan sikap Imam Bukhari dijamannya saja tidak pernah mendekati syiah, karena syiah dalam pandangan beliau bukanlah Islam yang dikenal Imam Bukhari. Ironinya banyak muslim dijaman sekarang memandangg syiah adalah Islam. Tentu itu sebuah cara pandang salah seorang muslim dalam menatap dunia syiah. Sejarah masa lalu, kalangan intelektual muslim yang terbilang dekat dengan zaman nabi saja telah menjaga diri dan memperingatkan kaumnya dari syiah, untuk tidak bergaul mesra dengan syiah, oleh sebab konsep ajaran syiah yg jauh berbeda dengan islam. Peringatan peringatan ulama sangat keras menjaga lingkungan dan umatnya, dengan mendirikan pagar pagar perintang, sehingga umat kala itu benar benar terlepas dari Syiah. Sedangkan abad ini syiah telah dipandang lazim, masuk dalam kategore mazhab, padahal lebih tepat, Syiah itu dimasukkan dalam kategore agama tersendiri yang berusaha menghancurkan Islam. Didalam keterangan lain seorang ulama Ahmad bin Yunus [227 H ] berkata: إنا لا نأكل ذبيحة رجل رافضي، فإنه عندي مرتد “Kami tidak pernah makan sembelihan seorang Rofidhi, karena sesungguhnya orang itu di mataku telah murtad” Artinya sembelihan orang murtad tidak layak dikonsumsi, karena merupakan bangkai bangkai haram yang dilarang Quran dan sunah. Sedangkan sahnya sembelihan itu bisa dinyatakan sah kalau yang menyembelih tidak terlibat dalam gerakan Syiah. Masihkah ada seorang muslim yang berpandangan bahwa Syiah itu Islam ?....kalau Ia hendaknya Ia segera tobat !!!!!!
Posted on: Tue, 05 Nov 2013 21:12:08 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015