FF|My Girlfriend’s A Lovable Noona|One Shoot|SiFany Tiffany - TopicsExpress



          

FF|My Girlfriend’s A Lovable Noona|One Shoot|SiFany Tiffany Hwang, sosok gadis berparas cantik dan berhati malaikat. Ia salah satu anggota dari girlband Korea yaitu Girls Generation. Tiffany yang terkenal dengan eye smile-nya ini juga sangat ramah dan perhatian kepada siapa saja. Padahal dulu ia adalah salah satu anggota yang kurang disukai karena keterbatasan pengetahuan bahasa serta budaya tentang Korea. Maklum saja, Tiffany lahir dan besar di Amerika. Tapi itu sudah beberapa tahun yang lalu. Dengan berbekal sifat ingin tahu yang besar sekaligus cepat belajar, akhirnya kini Tiffany menjadi seseorang yang dikagumi teman-temannya. Bukan hanya itu, para artis senior dan penggemarnya juga sangat mengagumi gadis berkulit putih tersebut. Tiffany merupakan seorang pekerja keras. Selama satu bulan, ada-ada saja job yang dikerjakannya. Baik itu dengan kedelapan saudarinya ataupun sendiri. Apalagi jika sedang promo album terbaru mereka sekaligus konser. Tiffany tidak pernah mengeluh dan selalu menunjukkan kebahagiaan kepada semua orang. Tak lupa juga memberi semangat untuk member Girls Generation yang lain. Singkatnya, Tiffany mempunyai banyak alasan untuk dicintai. Dan salah satu yang sangat mencintainya adalah Choi Siwon. Siapa yang tidak kenal Choi Siwon? Seorang bintang yang sangat dipuja masyarakat Korea bahkan beberapa penjuru dunia. Tampan, kaya, taat agama, dan salah satu member Super Junior. Siwon menjadi kekasih Tiffany sejak mereka melakukan project yang sama untuk iklan kosmetik. Siwon dan Tiffany didaulat menjadi grand ambassador produk tersebut. Mereka melakukan syuting di Thailand dan merayakan hari ulang tahun Tiffany disana. Saat itulah Siwon mengambil kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. Siwon sudah mengagumi Tiffany sejak saat gadis itu trainee di managemen yang sama dengannya. Begitu pula dengan Tiffany. Namun itu hanya sebatas mengagumi, karena Tiffany sempat berpacaran dengan Nichkhun, anggota band 2PM. Setelah putus dari Khun, Tiffany mulai menyadari keberadaan Siwon yang selalu membuatnya nyaman. Jika mereka tidak sempat bertemu, Siwon akan mengirimi perhatiannya lewat pesan atau telepon. Semakin lama perasaan kagum dan nyaman Tiffany berubah menjadi cinta. Tetapi tentu saja Tiffany tidak berani mengungkapkan. Ia tahu resiko yang akan dihadapinya jika menjalin hubungan khusus dengan seorang Choi Siwon. Saat hanya digosipkan berpacaran saja, Tiffany sudah mempunyai segudang haters yang berasal dari kalangan Elf (penggemar Super Junior). Oleh karena itu, Tiffany hanya menahan perasaannya. Ia menyibukkan diri dengan pekerjaan atau berlibur dengan member Girls Generation yang lain. Berbeda dengan Siwon. Ia tidak peduli dengan apa kata orang lain tentang perasaannya. Ia hanya takut Tiffany terluka jika gadis itu bersedia menjadi kekasihnya. Namun Siwon tidak dapat menahan lagi. Ia merasa jika tidak memiliki Tiffany sekarang, ia akan kehilangan gadis itu. Seperti saat Tiffany berhubungan dengan Khun. Dan Siwon akhirnya berhasil menjadikan Tiffany sebagai kekasihnya setelah berusaha meyakinkan gadis itu selama beberapa bulan. Siwon berjanji akan selalu berada di samping Tiffany jika suatu saat ada berita yang merugikannya. Tiffany juga merasa terlindungi ketika kedelapan member Girls Generation yang lain mendukung hubungan mereka. Maka, sekarang Siwon Tiffany adalah pasangan yang paling dikagumi managemen mereka, SMent. Mereka mempunyai sifat care yang sama. Sopan dan hormat terhadap para sunbae dan memberikan teladan yang baik bagi para hoobae. Tak heran keluarga managemen SMent menyayangi mereka. Sebenarnya Siwon senang melihat para hoobae dan teman laki-lakinya mengagumi Tiffany. Itu wajar. Namun semakin lama berhubungan dengan Tiffany, ia semakin tahu kalau penggemar kekasihnya itu banyak sekali. Khususnya anggota SHINee dan EXO. Entah mengapa, Siwon menjadi risih ketika melihat Tiffany perhatian kepada mereka. Ditambah lagi jika hoobaedul-nya itu berkolaborasi dengan Girls Generation. Otomatis mereka mempunyai waktu bersama-sama. Sampai ketika suatu hari, Siwon mengunjungi Tiffany di tempat latihan mereka. Sebenarnya Siwon tidak mempunyai jadwal untuk latihan karena ia baru saja pulang dari Brazil dan Peru untuk konser SS5. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk menemui kekasihnya, Tiffany. Siwon sengaja tidak memberitahu kepulangannya karena ia ingin memberikan kejutan untuk Tiffany. “Siwon Oppa!” panggil seorang gadis bertubuh tinggi saat Siwon memasuki gedung latihan SMent. Siwon menoleh dan tersenyum. “Sulli-yah, Soojung-ah. Lama tak bertemu. Apa kabarmu?” tanya Siwon kepada si penyapa yang ternyata Sulli dan Krystal. “Kami baik-baik saja, Oppa. Bukannya Oppa sedang tour ke Brazil?” tukas Krystal atau Soojung. “Kami sudah sampai di Korea tadi pagi. Kalian mau kemana?” tanya Siwon lagi. “Kami ingin membeli eskrim, Oppa. Seharian ini latihan terus, membuatku lelah,” jawab Sulli. “Oppa mau kemana? Ada latihan ya?” Siwon tersenyum manis. Melihat itu Sulli dan Krystal saling melempar senyuman. Mereka tahu apa maksud Siwon datang kemari. Sulli dan Krystal berdehem. “Oooh. Hmm, baiklah. Kalau begitu, orang yang kau cari ada di ruang latihan Oppa. Sejak pagi aku melihatnya latihan terus,” ujar Sulli. “Benar. Padahal sudah kusuruh istirahat, tapi dia selalu menolak,” sambung Krystal. “Jinjja? Jangan-jangan ia belum makan siang,” kata Siwon khawatir. “Kalau soal makan siang, Tiffany Eonnie tentu saja sudah. Karena tadi Yoona Eonnie memaksanya makan siang bersama,” kata Sulli lagi. “Oh, baguslah. Kalau begitu, aku akan kesana. Kalian hati-hati di jalan, ne?” “Nde, arraso Oppa! Annyeong!” Siwon bergegas ke ruang latihan yang terletak di lantai 2 gedung itu. Tiffany memang sangat rajin latihan dance. Ia tahu bahwa kelemahannya adalah dalam hal menari, namun bukan berarti Tiffany suka meleha-leha. Jika mempunyai waktu luang, Tiffany akan menyibukkan dirinya dengan latihan dance. Terkadang ditemani Yoona, Yuri maupun Hyoyeon. Sampai di depan ruang latihan, Siwon mengintip Tiffany dari dinding kaca. Senyumnya mengembang lebar saat melihat sang pujaan hati sedang menari diiringi lagu terbaru mereka ‘I Got A Boy’. Tiffany sebenturnya pandai menari, namun tidak selentur Yoona, Yuri dan Hyo. Siwon selalu meledek Tiffany jika gadisnya itu membuat kesalahan koreo di atas panggung. Karena tak tahan lagi ingin memeluk kekasihnya, Mr. Skinship itupun mengendap-endap masuk melalui pintu yang dibelakangi Tiffany. Ia sudah siap mendengar teriakan kaget kekasihnya saat nanti melihat kedatangannya yang tiba-tiba. Dan benar saja, ketika Siwon berdiri mantap di dekat pintu masuk, Tiffany yang latihan menghadap ke cermin besar di hadapannya, terkejut dan kontan saja segera membalikkan badan. “OPPA!!!” teriak Tiffany kesenangan. Siwon mengernyit mendengar suara teriakan lengking Tiffany. Bahkan suaranya melebihi kerasnya music. “Annyeong, Miss Tiffany Hwang!” Tanpa babibu lagi Tiffany langsung berlari menuju Siwon dan menghambur ke pelukan pria itu. Siwon mendekapnya erat, tak peduli dengan tubuh Tiffany yang benar-benar basah oleh keringat. “Omo! Kapan kau pulang? Aish, mengapa tidak memberitahuku?” cemberut Tiffany. Siwon mengelus punggungnya yang sudah basah total oleh keringat. “Aku baru tiba tadi pagi, chagi. Bagaimana keadaanmu? Apa kakimu tidak sakit lagi?” tanya Siwon lembut. Ia tahu Tiffany mempunyai penyakit ligamen yang mengharuskannya selalu mengkonsumsi obat dari dokter. “Gwaenchanha, Oppa. Hmm, jeongmal bogoshippo.” Siwon tersenyum kecil. “Nado.” Cukup lama mereka berpelukkan. Siwon sepertinya enggan melepas pelukan mereka. Ia sudah kecanduan dengan wangi tubuh Tiffany, aroma segar rambutnya serta hembusan napasnya. Siwon pernah membaca sebuah artikel dari natizen tentang Tiffany yang mana menyebutkan bahwa wangi tubuh gadis berusia 24 tahun ini sangatlah baik. Dan itu 100 persen benar. “Oppa?” “Hmm?” “Yah! Oppa bergeraklah. Dari tadi kau hanya mengendus-endus di leherku. Badanku berkeringat, you know!” omel Tiffany seraya menampar lengannya pelan. Siwon tertawa lalu melepaskan pelukannya dan melingkarkan tangan di pinggang Tiffany. “Kan aku sudah pernah mengatakan kalau aku suka wangi tubuhmu. Tak masalah jika kau belum mandi selama satu minggu pun,” kelakar Siwon. Tiffany tertawa sehingga eye smile nya yang sangat terkenal itu muncul. “Eewh, itu sangat menjijikkan Oppa. Lihat, aku sudah membasahi t-shirt mu,” ucap Tiffany seraya berusaha menjauh dari Siwon. Akan tetapi Tiffany tidak tahu kalau pria di hadapannya sedang rindu berat padanya. Seberapa keras usaha Tiffany untuk menghindar dari Siwon namun pria bertubuh tinggi atletis itu selalu berhasil mencengkram pinggangnya. “Oppa, lepaskan! Hahahha, jangan menggelitikku. Geliiii!!!” Tiffany tertawa terbahak-bahak ketika Siwon mulai menggelitiknya. Mereka bergelut di lantai ruangan tersebut dan suara tawapun membahana disana. Tiffany menarik-narik rambut Siwon agar ia menghentikan gelitikannya. Ia sangat tidak tahan jika digelitik. Tiffany bisa mengeluarkan airmata karena tertawa. Siwon suka mendengar suara tawa yang serak dari Tiffany. Aigoo, ia mencintai semua hal tentang kekasihnya. “Nde, nde, aku berhenti. Mianhae,” ucap Siwon yang akhirnya melihat Tiffany sudah menangis karena kegelian. Ia menerima dengan pasrah saat Tiffany memukuli abs-nya berulang kali sebagai bentuk balas dendam. Mereka duduk di lantai, saling berhadapan dan bertukar pandang. Siwon memperhatikan Tiffany yang kini menyanggul rambutnya sehingga tampaklah leher putih bersih gadis itu. Ia menelan ludah dan berterima kasih di dalam hati kepada Tuhan karena telah menciptakan manusia seindah Tiffany. “Ayo kita dinner malam ini di apartemenku. Otte?” tawar Siwon. Tiffany tampak berpikir. “Hmmm, bagaimana ya? Sepertinya malam ini aku akan sibuk,” jawab Tiffany hanya untuk menggoda Siwon. “Sibuk? Bukannya persiapan konsermu masih lama?” Siwon cemberut. Tiffany tertawa melihat ekspresi cemberut Siwon dan lantas menangkup wajah tampan itu. “Kau mudah sekali tertipu. Nde, aku akan makan malam denganmu. Berhubung jam makan malam hanya tinggal 2 jam lagi, lebih baik aku mandi dulu. Ne?” Siwon mengecup ringan bahu telanjang Tiffany. “Ne.” Tepat ketika Tiffany dan Siwon berdiri, masuklah dua orang pemuda tampan ke dalam ruangan. Siwon dan Tiffany menoleh. Ternyata Baekhyun dan Chanyeol EXO. Mereka berdua menghampiri Siwon Tiffany, sambil membawa beberapa dasi di tangannya. Siwon mengernyit. “Eoh, ada Siwon Hyung juga ternyata!” seru Chanyeol. “Annyeonghasaeyo, Siwon Hyung!” sapa Baekhyun dan Chanyeol serempak sambil membungkukkan badan. Siwon membalas sapaan kedua juniornya. “Jadi, apa kalian sudah menemukan mana dasi yang tepat?” tanya Tiffany tiba-tiba kepada kedua pemuda tersebut. Siwon hanya bisa memandangi Tiffany. “Belum, Noona. Oleh karena itu kami membawanya kesini. Kami masih bingung dengan warna dasi yang kira-kira cocok untuk dipakai nanti malam,” jawab Baekhyun dengan gaya manja. “Nanti malam? Kalian ada acara?” Siwon bertanya. “Iya, Hyung. Kami akan menghadiri acara reality show yang diadakan di Dongguk University,” jawab Chanyeol antusias. “Oh, kalau begitu semoga sukses,” ucap Siwon. “Gomawo, Hyung!” Tiffany mengambil dasi-dasi yang ada di tangan Baekhyun dan Chanyeol dan mulai mencoba untuk mencocokkan dengan leher mereka. Tadi siang Tiffany sudah melihat kostum yang akan dipakai kedua junirnya ini, jadi sekarang ia hanya berimajinasi kalau Baekhyun dan Chanyeol sedang memakai kostum tersebut. Siwon tidak lepas memandangi gerak-gerik Tiffany yang terkadang bercanda dan bahkan menyentuh lengan kedua pemuda tampan tersebut. Skinship seperti itu sebenarnya wajar dilakukan oleh Tiffany dengan para hoobae. Tetapi Siwon tidak menyangka kalau Tiffany berani menyentuh mereka di hadapannya. Siwon berdehem. “Ehem! Chagiya, katanya kau mau mandi,” tukas Siwon ketus. “Eoh, kalian akan pergi ya? Apa kami mengganggu? Jwesonghamnida!” ucap Baekhyun cepat-cepat. “Ah, ani. Gwaenchanha. Ehm, Hyunie-yah, kau lebih cocok memakai dasi berwarna hijau terang ini karena wajahmu pasti akan lebih tampan jika memakainya. Dan Chanyeol-ah, kau pakai dasi kupu-kupu berwarna biru sapphire ini, ne?” tutur Tiffany tanpa menghiraukan kekesalan Siwon. “Wah, benarkah Noona? Baiklah, aku akan memakainya,” ucap Chanyeol. “Noona memang daebak!” puji Baekhyun dengan wajah tersipu. Kedua pemuda ini memang fans berat Tiffany. Siwon menggeram kesal lalu mendekati Tiffany. Tanpa terduga, Siwon mengecup pipi kanan Tiffany dan sedikit tepi bibirnya cukup lama. Kontan saja Tiffany kaget, begitu pula kedua member EXO yang menyaksikannya. “Kutunggu kau di lobi.” Siwon tersenyum kecut kepada Baekhyun dan Chanyeol kemudian meninggalkan mereka bertiga. Tiffany tidak tahu harus berkata apa kepada Baekhyun dan Chanyeol yang masih terpaku menatapnya. Aish, Siwon Oppa. Kau membuatku malu saja -_- “Eng….Noo—Noona, sebaiknya kami juga pergi. Gomawo atas sarannya,” ucap Chanyeol gugup. Sebagai laki-laki ia bisa mengerti sikap yang ditunjukkan Siwon barusan. Ya, jelas sekali kalau Siwon cemburu. “Nde. Semoga sukses dengan acara kalian,” kata Tiffany. ♥ “Yak, Oppa! Apakah kau harus menciumku di depan orang lain seperti tadi? Baru kali ini kau melakukannya,” protes Tiffany saat mereka memasak sup kimchi di dapur apartemen Siwon. Siwon bersikap seolah tidak peduli, ia malah asyik memotong sayuran. “Oppa? Kau tidak mendengarku?” tanya Tiffany lagi. “Ani,” jawab Siwon singkat tanpa menoleh ke arah Tiffany. Tiffany heran dengan perubahan sikap Siwon yang tiba-tiba. Tadi jelas-jelas ia mengatakan kalau merindukan dirinya dan tiba-tiba sejak menyetir ke apartemen tadi, Siwon berubah menjadi pendiam. Seperti ada sesuatu yang dipikirkannya. Tiffany memutuskan untuk menanyakan langsung kepada Siwon. Jika Siwon masih cemberut, nafsu makannya akan hilang. Kemudian Tiffany mendekati Siwon dan memeluknya dari belakang. Siwon terkejut dengan skinship yang tiba-tiba dilakukan kekasihnya. “My Woody, apa yang sedang kau pikirkan, eoh? Aku tidak suka melihatmu jadi pendiam seperti ini. Jebal,” bujuk Tiffany dengan suara manjanya. Siwon tak dapat berbuat apa-apa selain tertawa kecil. Ia meletakkan pisau dan membalikkan badan. Tangannya memegang kedua pundak Tiffany dan menatapnya super lembut. “Aku benar-benar tidak apa-apa. Jeongmal! Aku hanya memikirkanmu, Chagi.” Tiffany mencibir. “Kenapa jadi gombal begini, aeih.” “Sungguh! Aku memikirkanmu setiap saat. Disaat aku bangun tidur, makan, latihan bahkan di atas panggung, aku tetap memikirkanmu. Bukan kehendakku, tapi kau memang selalu hadir dalam pikiranku, Tiffany. Saranghae,” ungkap Siwon yang membuat jantung Tiffany berdebar-debar. Tiffany bersyukur mempunyai kekasih yang penuh dengan kasih sayang seperti Siwon. Lalu, sebagai tanda terima kasih, Tiffany berjinjit untuk memberi kecupan lembut di bibir Siwon. Ciuman singkat namun lembut dan dalam. Siwon menatap mata Tiffany saat gadis itu menjauhkan wajahnya. “Ayo lanjutkan! Perutku sudah lapar sekali,” ucap Tiffany mengalihkan keadaan. Sementara wajahnya sudah merona merah karena malu telah mencium Siwon terlebih dahulu. Siwon hanya berdecak gemas lalu kembali memotong sayurannya. “Wah, mashita! Kau sudah mulai pintar memasak, Chagi.” “Jinjja? Neh, aku tahu.” Tiffany senang Siwon memuji masakannya. Dulu Tiffany adalah koki yang payah bersama Yoona dan Jessica. Namun setelah melihat kegigihan Yoona untuk memasak, Tiffany juga tidak mau kalah. Ia belajar memasak dari Taeyeon dan juga Hyoyeon. Tiffany ingin terlihat sebagai calon istri yang baik untuk Siwon. “Oppa, apa kau sedang sibuk dengan jadwalmu?” tanya Tiffany. “Belum ada jadwal dalam waktu dekat ini. Bukankah kita harus menghadiri pernikahan HyungGuk?” Tiffany mengangguk. Sebenarnya ia sangat ingin menghabiskan waktu bersama Siwon. Namun sepertinya mustahil karena Siwon sedang sibuk dengan SS5 dan Girls Generation sebentar lagi akan memulai world tour mereka. Otomatis kadar pertemuan mereka berdua semakin minim. Terkadang Tiffany ingin sekali membolos satu hari dan mengajak Siwon menghabiskan waktu bersama. Saat mereka dalam situasi makan yang tenang seperti itu, ponsel Tiffany berbunyi berkali-kali. Siwon ikut menoleh ke arah benda berwarna pink tersebut. Tiffany mengambilnya dan membaca nama yang tertera di layar ponsel. “Aku jawab telepon sebentar, ne?” Tiffany meminta izin dari Siwon. Tapi percuma saja sebab sebelum Siwon sempat menjawab, Tiffany sudah memencet tombol hijau di ponselnya. “Yobosaeyo. Nde, Kris-ah?” Mendengar nama itu Siwon menghentikan suapannya. Ia melirik Tiffany yang wajahnya langsung ceria mendapat panggilan dari member EXO-M tersebut. “Jinjjayo? Ah, ne. Aku ikut senang mendengarnya. Aku selalu mendoakan kalian. Dan kau juga harus bekerja keras. Arraso?” Siwon menggerutu dalam hati mendengar tawa renyah Tiffany saat berbicara di telepon. Ia mendentingkan sendok ke piring dengan keras agar Tiffany mendengarnya. Namun Tiffany bukannya terganggu, gadis itu malah berdiri dan berjalan menjauh sambil tetap melanjutkan pembicaraannya dengan Kris. Siwon terperangah. Sebenarnya Tiffany merasakan sesuatu yang aneh pada Siwon. Tapi ia tidak tahu apa penyebabnya. Jika Siwon merasa tidak diacuhkan oleh Tiffany, menurut Tiffany itu salah besar. Tiffany selalu menghargai waktu jika bersama Siwon. Lantas apa yang menyebabkan Siwon bertingkah layaknya pemuda 17 tahun jika Tiffany berbicara dengan para hoobae? “Ehmm, Kris-ah, kalau begitu kututup dulu, ne? Siwon Oppa sedang menungguku,” alasan Tiffany untuk mengakhiri pembicaraan. Sebenarnya Kris tidak tahu kalau Tiffany sedang makan malam dengan Siwon. Tiffany memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan kembali ke meja makan. Ia melihat Siwon sudah tidak ada di meja makan. Pria itu kini sedang mencuci piring dan gelas yang kotor. Tiffany tersenyum kecil lalu berjalan menghampirinya. “Oppa! Biar aku saja!” celetuk Tiffany. “Eoh, gwaenchanha. Kau menonton dvd saja. Kemarin aku membeli film baru, siapa tahu kau suka. Pergilah, nanti kususul,” ujar Siwon tanpa memandang Tiffany. “Oppa? Kenapa kau cemberut lagi?” Tiffany memberanikan diri untuk bertanya. Siwon menghentikan aktifitasnya dan menghela napas. Kepalanya menoleh ke samping, melihat gadis itu sedang menatapnya bingung. Siwon tidak ingin memulai pertengkaran hanya karena Tiffany menjawab telepon dari Kris. Bisa-bisa nanti Tiffany menertawakannya. “Ani, aku tidak cemberut,” kilah Siwon sambil memaksakan senyumnya. Tiffany mengernyit. “Oppa, kau berbohong!” tuduh Tiffany sedikit kesal. Siapa yang tidak gemas dengan sikap cemberut dan merajuk seperti itu? “Kenapa menuduhku berbohong? Tanya dirimu!” sindir Siwon. Tiffany semakin mengernyit. Kini Siwon meletakkan kedua tangannya di pinggang. “Apa maksudmu?” Siwon tidak menjawab. Ia masih menahan kesalnya sejak kejadian di ruang latihan tadi sore ditambah lagi dengan gangguan makan malam mereka. Tidak, sebenarnya sudah beberapa hari ini ia kesal sebab Tiffany terlalu dekat dengan para hoobae di managemen SMent. Dan tanpa diharapkan, ponsel Tiffany berbunyi kembali. Siwon mendengus. Tiffany mengabaikannya dan membaca nama si pemanggilnya kali ini. “Silahkan jawab dari adik-adikmu yang tampan itu!” tukas Siwon tanpa diduga. Tiffany terperangah mendengar nada ketus Siwon, terlebih lagi dengan kata-kata yang diucapkannya. Tiffany hanya menggeram kesal dan memperlihatkan layar ponselnya tepat ke depan wajah Siwon. “Kau bisa baca sendiri? Ini dari adikku, YOONA!” bentak Tiffany. Siwon menelan ludah. Ia sendiri bisa membaca nama si pemanggil yang masih tertera di layar ponsel kekasihnya. Tiffany menjawab panggilan Yoona setelah menjauh dari Siwon. Dalam hati Siwon ada sedikit rasa bersalah. Tidak seharusnya ia berkata seperti itu kepada Tiffany. Namun Tiffany juga bersalah karena memang tadi ia menerima telepon dari Kris. “Mianhae, Yoong-ah. Sebentar lagi aku akan pulang. Apa kau sudah makan?…hmm, nde arraso. Bye!” Tiffany mengakhiri panggilannya dengan Yoona lalu bergegas ke ruang tamu dimana tadi ia meletakkan tasnya. Ia berniat pulang sekarang juga. Ia sudah tersinggung dengan sikap Siwon malam ini. Bagaimana mungkin Siwon yang biasanya bersikap dewasa kini bahkan marah hanya karena Tiffany bergaul akrab dengan pemuda-pemuda lain? Lagipula Tiffany sudah menganggap mereka seperti saudara sendiri. “Fany-ah, kau mau kemana?” tanya Siwon menyusul langkah Tiffany menuju pintu. “Pulang,” jawab Tiffany ketus. Ia tidak ingin repot-repot melihat ke arah lawan bicaranya. “Biar kuantar, ne?” “Tidak usah.” “Fany-ah!” Siwon menarik tangan Tiffany sampai gadis itu berbalik menghadapnya. Mereka saling menatap tajam satu sama lain. “Kau tak boleh pulang sendiri. Aku akan mengantarmu ke dorm.” Tiffany menepis tangan Siwon dengan kasar. “Kau bahkan tidak meminta maaf. Tch!” Siwon berdiri menghalangi pintu apartemennya. “Minta maaf? Untuk apa?” “Untuk apa? Apa kau tidak sadar kalau kau sudah berpikiran negative padaku?” tanya Tiffany tajam. Siwon merasa tersinggung saat itu. Ia bertolak pinggang dan mendengus. “Seharusnya kau yang meminta maaf padaku. Bukankah kau yang selalu merusak suasana kita? Jika sedang berduaan denganmu, pasti ada-ada saja yang datang mengganggu. Luhan, Baekhyun, Chanyeol, Kris, Key, Minho, lalu siapa lagi mereka yang memanggilmu Noona kesayangan, eoh? Apa mereka harus selalu menanyakan pendapatmu jika akan melakukan sesuatu? Apa mereka harus selalu bersikap manja padamu? Dan kenapa kau meladeninya? Kasih sayangmu kepada mereka kau samakan dengan kasih sayangmu kepadaku.” Tiffany diam membatu. Apa pendengarannya salah? Omong kosong apa yang dilontarkan Siwon padanya? Tanpa terasa airmata Tiffany tidak terbendung lagi. Ia berusaha mati-matian agar Siwon tidak melihat airmata itu jatuh, jadi ia menahannya. Tiffany memaksakan tawa tapi ternyata karena gerakan itu airmatanya pun jatuh. “Oh, jadi begitukah pemikiranmu selama ini? Kenapa kau baru mengatakannya sekarang Oppa? Hmm?” Siwon tidak menjawab. “Sekarang, kau ingin aku bagaimana? Kau ingin aku menjauhi mereka, begitu? Dan bolehkah aku mengatakan sesuatu? Bagaimana hubunganmu dengan teman-teman dekat wanitamu itu? Aku tidak tahu namanya, tapi…bolehkah aku mengatakan kalau aku juga tidak menyukai mereka? Walaupun itu profesimu, apakah kau bisa seenaknya dekat dengan mereka di luar syuting, eoh?” “Mwo? Tiffany, itu pekerjaanku—“ “Hahaha, pekerjaanmu? Wah, daebak! Kau menjadi pihak yang beruntung dalam masalah ini. Jadi, kau boleh berdekatan dengan wanita mana saja karena itulah pekerjaanmu, sedangkan aku tidak boleh bersosialisasi dengan hoobaedul di kantor?” “Bukan begitu, Fany-ah. Maksudku—“ “Sudahlah, Oppa. Aku harus pulang sekarang. Minggir!” Siwon kembali menarik tangan Tiffany yang mendorongnya minggir dari pintu, namun Tiffany sangat keras kepala. Siwon juga tidak ingin menyakiti Tiffany, oleh karena itu ia mengalah. Ia pun bergeser ke tepi agar Tiffany bisa membuka pintu. “Aku pulang,” ucap Tiffany lalu benar-benar keluar dari apartemen Siwon. Siwon hanya bisa berdiri di pintu apartemennya, menyesali tindakannya di dalam hati. Penyesalannya kali ini lebih besar. Dari penuturan Tiffany tadi Siwon menyadari kalau sebenarnya ia yang paling egois disini. Ia menginginkan Tiffany hanya untuk dirinya sendiri. Sekalipun ia sudah tahu kalau Tiffany memang seorang Noona yang paling disayang serta dihormati oleh junior-junior mereka. “Ah, shit!” maki Siwon pada dirinya sendiri. ♥ “Jadi, besok Eonnie akan ke LA? Wah, pasti seru! Semangat untuk lemparan pertamamu!” “Gomawo, Yoongie-yah. Sebenarnya aku tidak percaya diri.” “Kau pasti bisa, Fany-ah. Setidaknya aku bisa melihat lemparanmu saat Japan Tour. Lebih baik dari Sica kurasa.” Tiffany tertawa mendengar Taeyeon berkelakar. Mereka baru saja pulang dari pernikahan HyungGuk yang mana Siwon juga menghadirinya. Taeyeon, Yoona dan Seohyun menyadari kalau daritadi Tiffany selalu menghindari Siwon. Mereka enggan bertanya karena Tiffany sangat sensitive dengan hal-hal seperti itu. Besok adalah waktunya Tiffany berangkat ke LA untuk lemparan pertamanya pada pertandingan baseball Dodgers. Begitu pula dengan Siwon yang juga berangkat ke New York untuk menghadiri acara bersama grupnya. Sejak pertengkaran mereka malam itu, Tiffany tidak pernah lagi menjawab panggilan Siwon maupun membalas pesannya. Ia butuh waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu. “Kau tidak berangkat dengan Siwon Oppa?” tanya Taeyeon hati-hati. “Eoh? Hmm, tidak mungkin Taeng-ah. Kau kan tahu kalau banyak media serta paparazzi di bandara,” jawab Tiffany ringan. Taeyeon mengangguk mengerti. “Erm…Eonnie?” panggil Yoona dari kursi kemudi lembut. Tiffany yang duduk di sampingnya menoleh. “Aku lihat tadi…kau dan Siwon Oppa…erm—“ Taeyeon berdehem keras, membuat Yoona menghentikan pertanyaannya. Tiffany sadar kalau saudari-saudarinya ini memperhatikan kecanggungan antara dirinya dan Siwon beberapa menit yang lalu di gedung pernikahan. “Oooh, itu. Kami hanya tidak ingin menarik perhatian media,” jawab Tiffany cepat-cepat. Taeyeon dan Seohyun saling pandang di jok belakang. Mereka tahu kalau si ratu eye smile ini sedang berbohong. “Tetapi yang kami lihat kau yang menghindari Siwon Oppa. Fany-ah, jujurlah pada kami. Kalian sedang bertengkar ya?” Taeyeon menembak tepat ke sasaran. Tiffany menundukkan kepala, menatap jari-jarinya yang bertaut di atas pangkuannya. Mungkin ia harus menceritakan kesedihan ini kepada Taeyeon, Yoona serta Seohyun agar hatinya sedikit lega sebelum ia berangkat ke LA. Dan ia berharap, Siwon segera meminta maaf. ♥ “Ah, pabo! Kenapa kau harus cemburu berlebihan seperti itu Simba!? Kau telah menyakiti hatinya!” sembur Eunhyuk kepada Siwon. “Hyuk benar, Siwon-ah. Kau kan tahu, kalau Tiffany adalah gadis yang ramah. Dengan sikapnya yang penuh perhatian kepada semua orang, bukan berarti ia menyukai mereka. Tiffany pasti hanya mencintaimu,” tambah Donghae, tidak semurka Eunhyuk. “Ya, aku tahu itu. Tapi aku tidak suka jika ia memberi perhatian lebih kepada hoobaedul. Apalagi kalau sudah di depanku,” Siwon memberikan alasannya. Eunhyuk dan Donghae serentak menghela napas. Donghae pun dengan sabar menepuk-nepuk bahu sahabatnya yang sedang resah tersebut. “Siwon-ah, dengar. Kau dan Tiffany belum genap berpacaran selama satu tahun. Tapi aku yakin kau sudah sangat mengenalnya jauh sebelum kalian resmi berpacaran. Sekarang aku ingin bertanya padamu, apakah kau pernah melihat Tiffany tidak memberikan perhatian kepada semua orang? Apakah kau pernah melihat kalau ia berusaha tertawa di hadapan semua orang padahal hatinya sedang bersedih? Siwon-ah, Tiffany itu berhati mulia. Wajar saja ia memberikan perhatian kepada adik-adik junior kita. Mungkin maksudnya hanyalah untuk memberi semangat.” Siwon tertegun. “Kau harus meminta maaf padanya. Dia tidak akan marah lagi padamu. Aku tahu Tiffany, dia tidak akan pernah bisa marah dalam jangka waktu lama,” tambah Eunhyuk. “Dan sebaiknya sekarang kita nikmati waktu di New York City ini!” ♥ Tiffany menghembuskan napas berat lalu menghempaskan tubuh di atas ranjang hotelnya. Ia baru saja tiba di rumah dan bertemu dengan ayahnya. Hmm, Tiffany sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan keluarganya disini. Walaupun ini bukanlah liburan panjang, setidaknya ia bisa mengunjungi keluarganya di tengah-tengah jadwalnya yang super padat. Tiffany mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Sejak take off tadi Tiffany tidak menyalakan ponselnya. Ia bertaruh pasti sudah banyak pesan masuk. Lantas Tiffany pun menyalakan ponsel berwarna pink tersebut dan beberapa detik kemudian, masuklah sederet pesan tanpa henti. Gadis itu berdecak. Sebagian besar pesan dari member Girls Generation, Key SHINee, Luhan serta…Siwon. Jari-jari lentik Tiffany berhenti bergerak saat akan membuka pesan dari Siwon. “Ah, dia mengirim pesan lagi. Kalau tanpa permintaan maaf dan pernyataan menyesal, aku tidak akan membalasnya,” gumam Tiffany pada diri sendiri. Ia teringat ucapan Taeyeon, Yoona dan Seohyun kemarin. Siwon Oppa melakukan itu hanya karena rasa cemburunya yang berlebihan. Di sisi lain, Tiffany juga bersalah karena tidak menjaga perasaan Siwon. Seharusnya Tiffany tidak terlalu memberikan perhatian yang berlebihan kepada para pemanggil Noona itu, apalagi jika di dekat Siwon. Ya, Tiffany sadar akan kesalahannya. Ia berlapang dada mengakui kesalahannya dan menerima nasehat Taeyeon. Namun bukan berarti Tiffany ingin meminta maaf terlebih dahulu. Ia ingin menunggu Siwon yang melakukan hal itu. (heeuh, sama-sama keras kepala) Lalu, tanpa menunggu lagi Tiffany membuka pesan pertama dari Siwon. Tiffany, baby, aku tahu kau masih marah padaku. Aku tahu aku salah karena berpikiran buruk padamu. aku menyesal. Jeongmal mianhaeyo, chagi. Tiffany tersenyum. Yang diharapkannya sudah terjadi. Lalu dengan semangat ia membuka satu lagi pesan dari Siwon. Kali ini Siwon mengirimkan fotonya. Foto itu menunjukkan wajah penuh penyesalan Siwon yang entah mengapa Tiffany menganggapnya sangat konyol. Di atas kepalanya ada dua jari yang membentuk tanduk dan sebuah kepalan tangan yang seolah-olah sedang meninju pipinya. Chagiya, aku benar-benar menyesal. Maafkan aku, ne? Eunhyuk menganggapku iblis bertanduk dan Donghae meninjuku karena telah jahat kepadamu. Apa kau tak kasihan melihatku, eoh? Tiffany tertawa terbahak-bahak karenanya. Betapa senang dan lega hatinya sekarang. Tiffany memikirkan apa yang akan dikirimkannya untuk Siwon. Sebaiknya ia bersikap sok jual mahal agar Siwon benar-benar menyesali sikapnya tempo hari. Sebenarnya berlebihan mungkin, tapi kapan lagi Tiffany bisa mengerjai pria yang dicintainya itu? Hiihihi. Kau belum sepenuhnya kumaafkan Oppa. Tapi semoga kita bisa bertemu setelah acara kita disini selesai. Aku harap kita bisa bertemu. ♥ Siwon berjalan menyusuri koridor apartemen milik sahabat Tiffany. Gadis itu meminta Siwon untuk bertemu disini sebelum Siwon pulang ke Korea. Tiffany tahu kalau jadwal kekasihnya sangat padat. Setahunya setelah kembali ke Korea, Siwon juga harus segera berangkat ke Singapur. Siwon merapikan blazer dan memegang erat sekuntum bunga mawar pink yang tadi dibelinya. Tangannya menekan bel di pintu apartemen bernomor 172 itu. Siwon menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia gugup sekaligus merindukan gadis bernama Tiffany Hwang. Dengan tak sabar Siwon kembali menekan bel. Ia bingung kenapa lama sekali. Siwon jadi ragu apakah alamat yang dikunjunginya benar atau salah. Siwon melihat pesan yang dikirimkan Tiffany tadi siang sekali lagi. Benar, ini alamatnya. KLIK Terdengar bunyi klik seiring dengan terbukanya pintu apartemen di hadapan Siwon. Siwon berdiri tegap untuk menyambut siapa saja yang akan hadir di hadapannya. “Oh, hallo!” Siwon langsung memasang senyuman manisnya ketika melihat seorang wanita muda yang tadi membukakan pintu. Gadis itu sepertinya orang Korea. Jadi untuk sementara Siwon bisa bernapas lega karena kemungkinan ia tidak salah alamat. “Oh, maaf. Seharusnya, annyeonghasaeyo,” ralat wanita itu lalu membungkuk rendah. “Annyeonghasaeyo!” balas Siwon. “Aku…Choi Siwon.” “Tentu saja, kau Choi Siwon. Aku adalah penggemarmu. Bolehkah aku meminta tanda tanganmu disini?” seloroh wanita berambut lurus sebahu itu sambil menunjuk punggung tangannya. Siwon menaikkan sebelah alis. Apa ini? Kemana Tiffany? Apa aku salah alamat? Tapi kenapa sepertinya wanita ini tahu aku akan akan kesini? “Eehm…baiklah, tapi aku tidak membawa pulpen,” jawab Siwon. “Hahaha, tentu saja!” tukas wanita itu seraya mengibaskan tangan. “Ayo masuk, di dalam ada pulpen!” “Changkamman! Apakah Tiffany Hwang ada disini?” tanya Siwon agar semuanya jelas. Wanita itu tersenyum manis. Matanya masih menunjukkan kekaguman yang tidak ada habisnya kepada Siwon. “Ya, Tiffany menunggumu di dalam. Aku Cindy, temannya. Ayo, masuklah!” Siwon tersenyum lega. Ia bergumam, “tentu saja,” sambil menirukan gaya Cindy. Tentu saja di belakang wanita tersebut. Siwon masuk ke apartemen Cindy dan segera mengedarkan pandangan, berharap menemukan sosok Tiffany saat itu juga. “Tiffany, pangeranmu dataaaang!” seru Cindy. “Oh, sudah datang.” Terdengar jawaban lembut yang berasal dari arah belakang Siwon. Siwon memutar tubuhnya dengan cepat dan melihat Tiffany berdiri di sebelah piano di ruang tamu itu. Siwon tersenyum canggung tanpa mendapat respon apa-apa dari Tiffany. “Fany-ah,” ucap Siwon lembut. “Hai, Oppa,” balas Tiffany ringan. Ia berjalan mendekati Siwon agar pria itu bisa melihat wajahnya dengan jelas. Entah mengapa apartemen Cindy terlihat sedikit gelap. Cindy bilang kalau ia senang dengan suasana remang-remang seperti ini di malam hari. Alasannya agar lebih romantis. Terlebih lagi setelah mengetahui kalau Siwon akan menemui Tiffany di apartemennya. Untuk sejenak suasana terasa canggung. Selain karena hubungan mereka yang baru saja membaik, disana juga ada Cindy yang tak lepas memandangi mereka. “Wah, Siwon-ssi! Apakah bunga ini untukku? Kamsahamnida!” seru Cindy sambil mengambil bunga mawar pink dari tangan Siwon tanpa izin. Tiffany tertawa kecil. Siwon hanya dapat tersenyum kikuk, menyesal karena belum juga menyerahkannya kepada Tiffany. “Kalau begitu, aku akan mengambil pulpen. Tunggu sebentar! Tiffany-ah, persilakan tamu kita duduk!” “Okay, Cindy! I know.” Cindy melesat ke dalam kamarnya, meninggalkan Siwon dan Tiffany yang masih berdiri canggung. “Oppa, silahkan duduk,” ucap Tiffany. Siwon mengangguk. God! Kenapa menjadi canggung begini? Aku begitu gugup ingin memulai pembicaraan dengannya, batin Siwon. Ia memandangi Tiffany yang mala mini sangat cantik. Ia selalu menyukai wajah tanpa make up kekasihnya itu. Rambutnya yang sekarang dicat hitam juga tidak begitu rapi. “Apa kau sibuk sehari ini?” akhirnya Siwon bertanya. “Nde, seharian aku menonton pertandingan baseball. Kau akan pulang ke Korea?” “Nde. Oleh karena itu, aku usahakan bertemu denganmu malam ini. Ehm…Fany-ah, aku—“ “Ini spidolnya, Siwon-ssi!” Perkataan Siwon diinterupsi oleh suara melengking Cindy. Pria itu memejamkan mata menahan sabar, sedangkan Tiffany tertawa melihat keagresifan temannya. Cindy datang dan duduk di sebelah Siwon. Ia menyerahkan sebuah spidol hitam serta beberapa kaset dan poster Siwon. Siwon menatap tak percaya ke arah Cindy. Menyadari tatapan heran Siwon, Cindy buru-buru menambahkan. “Aku kan sudah bilang kalau aku adalah penggemarmu. Aku penggemar Super Junior juga. Jadi tak ada salahnya kan kalau aku meminta tanda tangan sebanyak ini kepadamu? Tenang saja, setelah ini aku akan menghilang dari hadapan kalian sampai besok pagi.” Kini Tiffany yang terperangah mendengar ocehan sahabat SMA nya itu. Apa maksud si cerewet itu dengan menghilang sampai pagi? Jangan katakan kalau ia menyuruh Siwon menginap disini! “Oke, baiklah! Akan kutanda tangani berapapun yang kau mau,” ucap Siwon tak terduga. Tiffany melotot pada Siwon dan dibalas pria itu dengan kedipan mesra. Cindy bertepuk tangan kecil lalu membuat ciuman jauh untuk Tiffany yang kehabisan kata-kata duduk di tempatnya. Singkat kata, Cindy menghilang beberapa menit kemudian. Jantung Tiffany berdebar tak menentu menyadari hanya ia dan Siwon yang berada di dalam apartemen ini. Siwon berpindah duduk ke samping Tiffany. “Aku tidak mungkin meninggalkanmu disini sendirian,” ucap Siwon. Tiffany hanya mengangguk. Siwon menggenggam tangan Tiffany dan menciumnya. “Chagiya, lihat aku.” Tiffany mengatur debaran jantungnya yang semakin tak menentu kemudian mendongak menatap mata elang Siwon. “Jeongmal mianhaeyo. Aku sangat bersalah padamu. Seharusnya aku mengerti karena sebenarnya aku juga diperlakukan seperti itu oleh teman-teman satu managemen kita. Bahkan oleh teman-teman kita lainnya. Aku tahu aku sudah egois. Aku mengerti rasanya dihormati dan dikagumi oleh mereka. Fany-ah, apa kau sudah bisa memaafkanku?” ungkap Siwon. “Nde, aku memaafkanmu. Baguslah kalau kau sudah paham. Oppa, aku juga ingin meminta maaf padamu. Tidak seharusnya aku berlebihan memperhatikan mereka jika di depanmu. Maaf karena tidak menjaga perasaanmu.” Siwon menarik Tiffany ke dalam rangkulannya. “Tentu saja aku memaafkanmu, Mushroom.” “Kau memanggilku Mushroom lagi, Woody?” goda Tiffany. Siwon melepaskan pelukannya dan menatap mata Tiffany dalam jarak sangat dekat. “Panggil aku sesukamu, chagi. Mulai sekarang, kita harus saling percaya. Walaupun aku bersama seribu perempuan di luar sana, kaulah yang tetap kucintai,” ungkap Siwon sambil menyentuh hidung Tiffany dengan hidungnya. “Jinjja?” gumam Tiffany. Siwon mengangguk dan memasang wajah serius yang lucu. Tiffany tertawa. Siwon menatap wajah cantik di hadapannya itu penuh kekaguman. Ia semakin mendekat ke arah Tiffany hingga jarak mereka benar-benar sangat minim. Tiffany menghentikan tawanya ketika menyadari keintiman jarak diantara mereka. Ia bisa melihat hasrat sekaligus kerinduan di mata kekasih tampannya. “Apa kau mempunyai ide bagaimana caranya menghabiskan waktu malam ini?” bisik Siwon lalu menciumi dagu dan belakang telinga Tiffany. Tiffany memejamkan matanya, menahan rasa nikmat yang tiba-tiba melandanya. Sentuhan bibir Siwon sangat hangat dan lembut di kulitnya. Dan terkutuklah Cindy yang telah membawa mereka ke suasana ini. Tiffany tidak tahu harus berterima kasih atau mengumpat kepada sahabatnya itu. “Me..menurutmu..-engh?” “Bagaimana kalau….,” Siwon menggantung ucapannya. Ia memberi gigitan kecil di leher putih Tiffany lalu beralih menatap mata indah kekasihnya tersebut. Tiffany menelan ludah ketika menyadari apa yang diinginkan Siwon. Ia bisa membaca isyarat mata elang tersebut. “Lagi?” Tiffany meyakinkan. Siwon menyeringai lalu menghujani bibir Tiffany dengan kecupan-kecupan lembut dan nyaring. “Ehm ehm,” gumam Siwon disela kecupan-kecupannya. Tiffany memeluk erat leher Siwon saat pria itu melingkarkan kedua kakinya di pinggangnya (Siwon). Mereka terus berciuman dalam posisi seperti itu. Bahkan saat Siwon berdiri dan berjalan perlahan, ia enggan melepaskan ciumannya dari Tiffany. “Yang mana kamar yang kau tempati?” tanya Siwon yang akhirnya berhasil menguasai dirinya. Tiffany menunjuk sebuah pintu yang terletak tak jauh dari mereka. Siwon segera berjalan kesana, dengan Tiffany yang masih digendongnya. Kali ini Tiffany yang melanjutkan ciuman panas mereka. Suasana menggairahkanpun tercipta seiring dengan suara kecupan-kecupan sepasang kekasih yang sedang dilanda kerinduan ini. Siwon membaringkan tubuh Tiffany dengan sangat lembut, seolah kekasihnya itu akan hancur karena rapuh. Tangan Tiffany tak henti-hentinya menyusuri garis rahang Siwon sementara bibir pria itu melekat seperti magnet di bibirnya. Dengan tangkas dan cekatan Siwon berhasil melucuti pakaian Tiffany. Bibirnya kini bermain di leher turun ke dada Tiffany. Tiffany menahan napas sambil menarik-narik rambut hitam Siwon. Suhu kamar yang tidak terlalu banyak perabotan itu pun terasa panas, membuat pori-pori mereka mengeluarkan keringat. Jujur saja, ini adalah saat terintim mereka untuk kedua kalinya. “Dasar penggila pink,” gumam Siwon saat melihat underwear Tiffany yang serba pink. Tiffany menampar bahu Siwon pelan. “Yak! Kau benar-benar egois. Kau masih berpakaian lengkap, aish!” protes Tiffany. Siwon berdecak gemas. “Kau sangat suka merusak suasana ya,” goda Siwon. Ia mulai membuka satu persatu pakaiannya. Tiffany menelan ludah. Berada di bawah tubuh atletis pria ini dan mendapatkan ‘pemandangan’ yang indah, membuat Tiffany merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. “Fany-ah?” “Hmm?” “Tiffany.” “Hmm, mwo?” “Tiffany.” “Ck, wae? Apa-apaan kau ini, memanggilku tapi tidak mengatakan apa-apa.” Siwon terkekeh. Ia sudah bersiap-siap akan memasuki Tiffany tanpa sepengetahuan gadis itu. “Aku hanya suka memanggil namamu,” ucap Siwon lembut. Ia mencium Tiffany lagi. Kali ini lebih lembut, lama serta dalam. Mereka sama-sama bisa merasakan jantung yang berdebar kencang dari dada yang kini menempel erat. Semakin lama ciuman mereka semakin liar. Tiffany tidak dapat mengimbangi ciuman yang bisa saja membengkakkan bibirnya itu. Ia bertanya-tanya dalam hati, serindu apakah Siwon sampai ia seagresif ini. “Tiffany Noona juga tidak buruk ternyata,” gumam Siwon setelah melepaskan ciuman yang melelahkan. Tiffany menatapnya heran. “M..mwo?” tanya Tiffany dengan suara terengah-engah.“Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu, Tiffany Hwang.” “Nado saranghae, Choi Siwon.” The End FanyTiffany|W.O
Posted on: Fri, 28 Jun 2013 04:42:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015