← Hey Sunbae [FF] My Sweet Bad Boy → By My Side SEP - TopicsExpress



          

← Hey Sunbae [FF] My Sweet Bad Boy → By My Side SEP 17 Posted by fabulousauthor 2 Votes Author : Ydghyuk Cast : Byun Baekhyun, Kim Yoori, Kim Jongin Type : NC17, Yadong, Oneshoot *** Muehehe -..- (?) Saya iseng (lagi) bikin ff ini -_-v oh iya, waktu itu ada yang komen bilang kalo pengen di mos kayak gitu? Haha ._. yakin? Wakakakak. Saya lupa bilang, FF Hey Sunbae itu engga 100% nyata -..- saya engga jadi target operasi dan saya gak ada adegan kissing sama ketua sebas (?) LOL -_- Oke, happy reading ~ *** Kim Yoori’s POV Kalian pasti ingat saat Baekhyun menyatakan perasaannya padaku. Senang? Tentu saja. Selama 2 tahun kami tetap menjaga perasaan itu. Tapi tau kah kalian? Baekhyun … belum pernah memintaku menjadi kekasihnya. Aku sendiri bingung, apakah kami sepasang kekasih? Tidak, ia hanya mengatakan kalau ia mencintaiku. Apakah kami sahabat? Tidak, kami saling mencintai bukan sebagai sahabat. Lalu apa? Hubungan tanpa status? Terdengar sangat konyol ditelinga. Entahlah, bagiku status tidak terlalu penting. Yang penting kami saling mencintai, bukan begitu? *** Author’s POV “Sunbae ..” panggil seorang anak laki-laki. Kim Yoori menoleh sambil tersenyum, ia sangat mengenal suara itu. Sejenak ia tertawa dalam hati mengingat caranya memperlakukan anak itu saat masa orientasi. “Apa? Kau tidak trauma padaku ya? Hahaha” Yoori tertawa sembari menjitak pelan kepala Sehun. “aku bukan pengecut, lagi pula dimarahi habis-habisan oleh ketua sebas cantik sepertimu lebih baik daripada dihukum guru olahraga. Huahaha” kini giliran Sehun yang tertawa, Yoori hanya memandanginya geli. “aishh sudahlah, ada perlu apa?” “begini, bisakah kau membantuku untuk pelatihan sebas berikutnya? Aku mencalonkan diriku, hehe” Sehun berkata pelan-pelan agar tidak diketahui yang lain. Semenjak dirinya dijadikan target operasi beberapa bulan lalu, ia berniat melampiaskan dendamnya pada adik kelas. Tentu saja dengan perantara Kim Yoori yang notabenenya adalah mantan ketua sebas. “Sehun-a, kau ternyata memiliki pikiran yang sama denganku saat aku berada di posisimu. Huahaha” Keduanya kembali tertawa hingga ada seseorang yang memanggil salah satu dari mereka. Keduanya menoleh, Yoori tersenyum senang dan melambaikan tangannya ke arah orang itu. “baiklah, nanti akan kubantu” ucap Yoori seraya berjalan menjauh. Ia menghampiri Baekhyun yang sudah tidak mengenakan seragam sekolah menengah atas. Ia sudah lulus 2 tahun lalu dan menjalani kuliahnya di salah satu universitas di Seoul. “ya ! sekarang kau mulai mendekati pria lain. Apa kau sudah berpindah ke lain hati?!” “Dasar bodoh, dia itu hanya adik kelas” Yoori menggerutu sembari masuk ke mobil Baekhyun. Pria itu tersenyum geli melihat tingkah Yoori. “kau sudah makan? Tadi Ibu ku memasakkan banyak makanan, kau mau?” “Belum, Ya sudah, kita ke rumahmu saja” Yoori bergelut manja di lengan Baekhyun. Ia sangat menikmati kebiasannya memeluk lengan pria itu kemana pun. Seakan meminta Baekhyun agar tak pernah beralih dari sisinya. *** “Sepertinya eomma sedang pergi, tunggulah disini. Aku akan menyiapkan makanannya” ucap Baekhyun lalu meninggalkan Yoori yang sedang asyik memainkan ponsel milik pria itu. Ia menyalakan sebuah lagu yang ada di ponsel itu. Lagu yang tidak banyak diketahui orang, namun ia sangat menyukainya. Lagu yang mewakili isi hatinya. “I’m just listening to the clock go ticking I am waiting as the time goes by I think of you with every breath I take I need to feel your heartbeat next to mine You’re all I see in every…” Alunan lagu itu tiba-tiba saja berhenti. Digantikan oleh nada dering sebuah panggilan masuk. Yoori mengernyit bingung. ‘Unknown Number’ Awalnya ia ragu, namun akhirnya ia menyentuh bagian layar yang berwarna hijau. “Yeoboseyo?” “Apakah ini ponsel milik Baekhyun?” Suara seorang wanita terdengar di seberang sana. Yoori hanya bergumam mengatakan iya. “bisakah aku berbicara dengan Baekhyun?” “baiklah, tunggu sebentar. Tapi, ini dengan siapa?” “Aku Jee In, Kim Jee In” Nama itu sangat asing di telinga Yoori. Yoori berjalan menuju dapur sambil membawa ponsel itu, ia mendekati Baekhyun yang sedang menuangkan air ke dalam gelas. Baekhyun menoleh pada Yoori seolah bertanya ‘Ada apa?’ “Ada seseorang yang ingin berbicara denganmu. Namanya Kim Jee In” kata Yoori seraya memberikan ponsel itu pada Baekhyun. Pyaangg (?) Baekhyun menjatuhkan gelas ditangannya. Ia segera menggamit kasar ponsel itu dari tangan Yoori. Wajahnya panik. “Jee In?! apakah itu kau?! Jee In?!” teriak Baekhyun. Yoori memandanginya aneh, ‘Apa? Ada apa ini? Siapa wanita itu?’ “Aku akan kesana secepatnya. Aku mohon kau jangan pergi kemanapun” Baekhyun berlari sesaat setelah mengambil kunci mobilnya. Bahkan ia tak mengatakan sepatah katapun pada Yoori. Meninggalkan gadis itu tenggelam dengan berbagai pertanyaan yang menyerangnya. *** “ya ! kenapa kau pulang sendiri? Bukannya Baekhyun yang menjemputmu?” “tanyakan pada byun” Jong In semakin bingung dengan jawaban Yoori. Gadis itu hendak memasuki kamarnya, namun terhenti karena Jong In menginterogasinya lagi. “Bukankah kau bilang tadi ingin makan siang dengan Baekhyun?” “tanyakan lagi pada byun” Jong In mengelus dadanya dan mengatur nafasnya. Meredam emosi yang menggebu – gebu terhadap sikap yeodongsaeng satu – satunya ini. “Ya .. Jong, apakah kau mengenal Jee In?” tanya Yoori setelah beberapa saat menutup pintu kamarnya dan keluar lagi. Jong In nampak shock, ia terdiam hingga beberapa detik dan tidak menghiraukan pertanyaan Yoori. Gadis itu yakin bahwa kakak laki-lakinya ini mengetahui sesuatu diantara gadis yang bernama Jee In dengan Baekhyun. Terlihat dari raut wajah Jong In yang seakan sedang merangkai kata – kata untuk diucapkan. “Kau pasti kenal gadis itu. Beritau aku” “apa yang kau ketahui tentang dia?” “dia? Maksudmu Kim Jee In? Tadi ia menghubungi Byun, dan aku terkejut melihat reaksinya yang sangat shock saat aku menyebut nama Jee In.” Jong In semakin kehabisan kata – kata. Namun di dalam hatinya ia juga menyimpan amarah terhadap Baekhyun. Entah karena alasan apa. “lalu?” Yoori sedikit bingung, “lalu ia pergi tanpa mengatakan apapun padaku, kupikir si Byun akan pergi menjemput orang yang bernama Jee In itu” suara Yoori terdengar kecewa. Semenjak kejadian itu ia berusaha menampik segala pikiran negatifnya. “Jong, dia bukan siapa – siapa kan?” suara Yoori melemah. Ia takut penantiannya selama 2 tahun itu akan sia – sia. Ia takut hati Baekhyun ternyata bukan untuknya. Dan ia sangat takut jika kata – kata cinta 2 tahun lalu itu hanya omong kosong. “tidak akan” *** Baekhyun’s POV Aku hanya mematung memandangi gadis itu dari kejauhan. Gadis yang 3 tahun lalu pergi melanjutkan sekolahnya di Kanada. Orang – orang yang silih berganti melewatiku, tak menghalangi mataku untuk tetap terpaku pada sosok yang menurutku sudah berubah dari segi penampilannya. Saat ini ia terlihat sangat modis, berbeda 180° dari penampilannya dulu. Dan akhirnya ia melihatku, sedikit bingung, namun saat ia memicingkan matanya, ia tersenyum lalu melambaikan tangannya. Aku pun ikut tersenyum dan berjalan mendekatinya. “Kau sama sekali tidak berubah..” kalimat pertama yang kudengar darinya semenjak 3 tahun lalu. “Kau sangat berubah” jawabku. Jee In hanya tertawa kecil kemudian memeluk lenganku. Aku kembali tersenyum. “Bolehkah aku menginap dirumahmu? Aku sangat merindukan Ibu mu, haha” Sifat dan suara tawanya sama sekali tidak berubah. *** “Aigoo .. Jee In-a. Kau sudah berubah sekali ya, sangat cantik” seru eomma sembari memandang takjub gadis di hadapannya. “Ahjumma juga semakin cantik. Bahkan aku sampai pangling saat bertemu tadi” Aku memilih meninggalkan mereka yang sedang asyik bersenda gurau setelah lama tidak bertemu. Kulihat sekilas layar ponselku, ada 10 panggilan tak terjawab dan 20 pesan masuk. Aku menghela nafas, sedikit frustasi dengan situasi ini. “ya ! Baekhyun-a, kenapa kau melamun sendirian?” Jee In menghampiriku lalu duduk disampingku. Ia menyandarkan kepalanya pada bahuku dan menatap langit – langit kamarku. Kami terdiam lama. Sangat canggung rasanya jika memulai percakapan lebih dahulu. “kenapa kau baru tiba sekarang? Kemana saja kau … selama 3 tahun itu?” Jee In belum menjawab. Ia sibuk memainkan jarinya dan sesekali menarik nafas panjang. “Appa melarangku untuk memikirkan hal lain kecuali sekolah. Setelah mengetahui nilai ujian pertamaku sangat rendah, ia menyita ponselku dan tidak mengizinkanku keluar rumah tanpa sepengetahuannya. Dan saat aku mengatakan ingin kembali ke Seoul, ia memberiku syarat jika aku ingin ke Seoul lagi, maka aku harus mendapatkan beasiswa di universitas” Aku merasakan lenganku basah. Entahlah sepertinya Jee In sedang menangis. “Dan kau tau? Aku berhasil mendapatkan beasiswa itu dan kembali ke Seoul. Semua itu hanya untuk mu, aku hanya ingin kembali seperti dulu bersamamu. Kau tidak memberi hatimu pada gadis lain kan? Aku percaya kau tidak akan pernah melakukannya” Jee In tertawa dan menegakkan tubuhnya. Dan aku dapat memastikan ia benar-benar menangis tadi. Ia mengubah raut wajahnya untuk kembali terlihat bahagia. “Ayo kita makan, Ibu mu bilang kalau Ia akan memasakkan makanan special untukku malam ini” Jee In menarikku keluar kamar. Aku memikirkan kembali kata – kata Jee In. Gadis itu, adalah cinta pertamaku. Dan tak kupungkiri bahwa sampai detik ini aku masih sangat menyayanginya. Posisinya di hatiku sangat sulit digantikan. Lalu aku kembali teringat oleh Yoori. Gadis yang 2 tahun lalu mulai merubah suasana hatiku. Aku mengatakan kalau aku mencintainya. Namun tak pernah menjadikan ia kekasihku. Karena saat terpikirkan hal itu, maka nama Kim Jee In akan kembali terngiang di kepalaku. *** Author’s POV Hampir setengah jam Yoori berdiri didekat jendela rumahnya. Ia menantikan Baekhyun yang biasanya akan mengantarnya ke sekolah. Namun hari ini sama sekali tidak ada tanda – tanda kedatangannya. Bahkan kemarin malam Yoori mencoba menghubungi Baekhyun hingga 10x dan mengiriminya puluhan pesan, akan tetapi tidak ada satupun yang di respon oleh Baekhyun. Membuatnya merasa sedikit khawatir telah terjadi hal yang tidak diinginkan. “Kau yakin akan tetap menunggu Baekhyun?” tanya Jong In merasa resah melihat Yoori yang tidak beranjak sedikitpun dari jendela. “Kau tau sendiri kan kalau Byun rutin mengantarku ke sekolah” Tidak puas akan jawaban Yoori, Jong In mengambil ponselnya lalu menghubungi Baekhyun. “Baekhyun-a, kenapa kau belum datang? Yoori sudah menunggumu …. Apa kau bilang?! Kenapa kau melakukan ini?!” Tanpa menunggu penjelasan Baekhyun, Jong In menutup telfonnya dan terlihat kilatan di matanya. Membuat Yoori yakin sesuatu telah terjadi. “Bagaimana? Apa katanya?” tanya Yoori penasaran. “Hari ini aku yang akan mengantarmu” ucap Jong In dan menarik tangan Yoori kasar. “Kenapa bukan Baekhyun?! Apa yang terjadi?!” “dia tidak bisa mengantarmu” Jong In semakin geram. Terutama saat Baekhyun menyebut nama Jee In tadi. “kenapa?!” Yoori terlihat sedih. Ia menatap mata Jong In, menginginkan penjelasan yang membuatnya lebih tenang. Namun Jong In tidak bisa menjawabnya. Laki – laki itu kembali menarik pergelangan tangan Yoori tapi tak beberapa lama, Yoori melepaskannya. “aku merasa pusing, sepertinya aku sakit. Aku tidak bisa sekolah hari ini” ucap Yoori lemah dan berjalan pelan menuju kamarnya. *** Hampir satu hari penuh Yoori merebahkan dirinya di ranjang. Tangannya menggenggam erat ponselnya dan matanya tak beralih sedikitpun dari layar ponsel itu. Berharap nama Baekhyun muncul dengan membawa pesan ataupun menghubunginya. Namun hari semakin gelap, tanda – tanda sebuah pesan sama sekali tidak muncul. Gadis itu tidak menyerah, bahkan sampai saat ini, seragam sekolah yang ia pakai semenjak pagi tadi masih melekat rapi. “Yoori-ya, ayo kita makan” Tidak ada respon sedikitpun yang ia berikan pada Jong In, matanya tetap terpaku pada benda ditangannya. “Yoori-ya, aku mohon jangan seperti ini” “Jong, kenapa Byun tidak memberikan kabar apapun? Kenapa dia tidak menjengukku saat aku sakit? Aku lelah” ucap Yoori yang hampir tidak terdengar. Jong In memasuki kamar Yoori dan memerhatikan gadis itu yang masih tak berkutik sedikitpun. Beberapa menit suasana menjadi sunyi, Jong In berusaha memikirkan apa yang harus ia katakan dan akibat yang akan diterimanya jika ia berterus terang. “Yoori-ya, sebaiknya kau berhenti mengharapkan Baekhyun” Yoori menegakkan tubuhnya menghadap Jong In, matanya berkaca-kaca. Tak percaya pada apa yang dikatakan Jong In beberapa detik yang lalu. “apa kau bilang?” Jong In menghela nafas, kemudian melanjutkan kata-katanya, “Jangan seperti ini karena pria itu, dia .. dia tidak akan bisa bersamamu” Yoori tertawa masam, namun dilanjutkan dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya. “Kau tau? Selama 2 tahun sudah aku dan dia saling mencintai, walaupun kami belum bisa dikatakan sepasang kekasih. Dan sekarang, kau bilang bahwa dia tidak akan bisa bersamaku?!” Jong In mengepalkan kuat tangannya. emosinya benar – benar meledak. “KAU TIDAK MENGERTI !” teriak Jong In di depan adik perempuannya itu. Ia benar-benar tidak tahan dengan sikap keras kepala Yoori. “APA YANG TIDAK AKU MENGERTI?! KATAKAN ! APA?!” balas Yoori ikut berteriak. “PRIA ITU ! BAEKHYUN ! DIA TIDAK PERNAH BENAR – BENAR MENCINTAIMU ! KAU DI BODOHI SELAMA 2 TAHUN !” Plaakkk (?) Tanpa ragu Yoori menampar keras pipi kanan Jong In. Ia sama sekali tidak menduga bahwa Jong In tega mengatakan hal itu padanya. Jong In terdiam, merasakan panas di pipinya akibat tamparan Yoori. Ini pertama kalinya mereka bertengkar hebat. Jong In memandang Yoori penuh iba, “Yoori-ya, kumohon dengarkan aku baik-baik …” “kau ini siapa? Keluar dari kamarku !” “Kim Yoori ..” “KELUAR ATAU AKU AKAN PERGI SELAMANYA !” *** 3 hari berlalu, semenjak malam itu, Yoori benar-benar tidak pernah berkomunikasi dengan Jong In. Ia mengabaikan pria itu dan berusaha menganggap Jong In tidak ada. Baekhyun pun sama sekali tidak bisa dihubungi. Yoori benar-benar telah putus kontak dengannya. Ia menjalani hari-harinya seperti biasa. Tetap bersekolah dan menganggap tidak terjadi apapun. “Nunaa ..” sapaan pertama yang diterimanya hari ini. Yoori hanya menoleh sebentar dan kembali memejamkan matanya. Menghayati alunan lagu dari sepasang headset di telinganya. Sehun hanya memandangi wajah sunbaenya yang lama kelamaan meneteskan cairan bening dari matanya. Semenjak 2 hari lalu, Sehun hanya mendapati sunbaenya yang seperti ini. Selalu mengeluarkan air mata. Sehun melepas paksa headset itu. Dan menatap Yoori lekat-lekat. “Kau ini kenapa sih?! Apa matamu tidak lelah menangis sepanjang hari?!” “Bukan mataku, tapi hatiku yang lelah” Sehun menatap malas sunbae dihadapannya setelah menerima jawaban itu. Ia pun tak mengerti mengapa Kim Yoori yang biasanya selalu tertawa saat bertemu dengannya, menjadi murung seperti ini. “Nunaaa … ceritakan padaku apa yang terjadiii” “Pergilah, ini bukan kelasmu” jawab Yoori malas. “ayolaahh” “aku suruh kau pergi !” ucap Yoori setengah berteriak. Namun Sehun sama sekali tidak beranjak. Ia tetap pada posisinya. *** Yoori terpaksa mengikuti ajakan Sehun untuk pergi ke toko sepatu yang tidak jauh dari sekolah mereka. Karena Sehun yang sepanjang hari terus mengoceh disampingnya, membuat kepalanya ingin meledak dan pada akhirnya ia menyerah. Sementara Sehun sedang melihat-lihat sepatu olahraga, Yoori berjalan ke bagian sepatu kulit khusus untuk pria. Sejenak ia teringat pada kakak laki-lakinya. Tidak seharusnya hari itu ia menampar Jong In, mungkin yang dikatakannya benar, ia tidak akan pernah bisa memiliki Baekhyun. Tanpa sadar air matanya kembali menetes, ia buru – buru mengusapnya dan mengambil sepasang sepatu untuk dibelinya. Setelah membayar sepatu itu, Yoori mengedarkan pandangannya mencari sosok Sehun yang tiba –tiba menghilang. Namun bukannya Sehun yang dilihatnya melainkan seseorang yang beberapa hari ini membuatnya menangis, Byun Baekhyun. Yoori berusaha berpura-pura tidak melihatnya. Ia berjalan cepat ke arah pintu toko namun Baekhyun terlebih dahulu memanggilnya. Yoori memasang wajah seakan gembira bertemu kembali dengan Baekhyun, berbeda dengan hatinya yang sangat sakit. “ohh, hai Byun.. bagaimana kabarmu?” sapa Yoori. Pria didepannya hanya terdiam. Ia memperhatikan wajah Yoori yang sedikit lusuh. Berbeda dari biasanya. “Apa kau makan dengan baik?” Baekhyun balik bertanya. Tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Yoori. “Tidak. Aku tidak bisa makan dengan baik” *** Satu jam berlalu dan tak ada yang memulai percakapan. Yoori sedari tadi hanya menunduk menatap secangkir Vanila Latte ditangannya. Sedangkan Baekhyun tak henti-hentinya memandangi Yoori. “Apa … ada yang ingin kau bicarakan?” Yoori memberanikan diri mengeluarkan suaranya. Ia sungguh tidak tahan dengan situasi ini. Ia berharap sesuatu yang membahagiakan keluar dari mulut Baekhyun. “Kim Yoori, apa kau mencintaiku?” Yoori mendongak menatap Baekhyun. Kini mata mereka bertemu. Yoori sangat ingin mengatakan atau bahkan berteriak ‘iya, aku mencintaimu Baekhyun, sangat mencintaimu’ apa dengan berkata begitu, Baekhyun akan kembali padanya? Belum sempat Yoori menjawab, sosok wanita bertubuh tinggi menghampiri mereka dan tanpa aba-aba mencium pipi kanan Baekhyun. Yoori memandanginya tak percaya. Tubuhnya gemetaran. Apa maksudnya ini?! “Yoori-ya ..” Baekhyun berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Namun Yoori malah mengukir sebuah senyuman di wajahnya. Membuat Baekhyun bingung. “Aku tidak mencintaimu, aku tidak pernah mencintaimu, dari dulu, aku tidak pernah sedikitpun berpikir untuk mencintaimu” ucap Yoori dengan suara bergetar, air matanya tidak bisa dibendung lagi. “Kenalkan, ini Kim Jee In, dia .. dia adalah … kekasihku. Kami sudah berpacaran sejak 3 tahun lalu” Yoori merasakan saat itu juga bumi berhenti berputar. Ia seakan tidak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di depannya karena banyak air mata yang menghalanginya. Yoori semakin melebarkan senyumnya. Dan tertawa kecil bahkan terlihat seperti orang yang tidak waras. “Aku tau, aku sudah tau, Baekhyun. Aku sudah mendoakan kalian agar bisa cepat menikah” Yoori seakan turut berbahagia atas pasangan di hadapannya. Sedangkan Jee In terkejut melihat keadaan Yoori. Ia tidak tau apa yang terjadi sebenarnya dan siapa Yoori bagi Baekhyun? “baiklah, aku harus pergi” ucap Yoori segera menggendong tas punggungnya dan berlari keluar café itu. Baekhyun pun tidak percaya pada apa yang telah ia katakan. Ia merasa dirinya adalah lelaki paling kejam dan bajingan. *** Yoori berjalan gontai menuju rumahnya. Ia merasakan dadanya sesak dan matanya sangat berat. Pikirannya begitu kosong hingga ia tak menyadari telah sampai didepan rumahnya. Jong In memandangi Yoori dari lantai atas. Walaupun Yoori selalu mengabaikannya, namun Jong In tidak pernah berhenti mengawasi adiknya itu dari kejauhan. Yoori menengok ke lantai atas, menatap Jong In yang juga melakukan hal yang sama. Yoori menyunggingkan senyumnya. Dan Jong In tau sesuatu telah terjadi. Gadis itu berjalan memasuki kamarnya lalu diikuti oleh Jong In. beberapa saat Yoori terdiam, namun setelah itu ia mengambil sesuatu di dalam tasnya dan memberikannya pada Jong In. “apa ini?” Jong In menatap bingung sebuah kotak ditangannya. “itu sepatu untukmu, apakah ukuran kakimu masih sama?” Jong In merasakan hal yang aneh, ia meletakkan kotak itu tanpa melihat isinya “apa yang terjadi?” Yoori hanya diam, ia mengambil kembali kotak itu dan hendak menyimpannya. Namun Jong In tidak bisa diabaikan semudah itu. Yoori kembali menatap Jong In dan langsung menghamburkan pelukannya. Ia mengeluarkan seluruh air mata yang tersisa dan membenamkan kepalanya di pundak Jong In. “oppaaa … dia tidak akan bisa bersamaku. Tidak bisaa… tidak bisaa. Oppaaa” Pertama kalinya Yoori memanggilnya dengan sebutan oppa. Namun bukan itu yang semestinya ia pikirkan. Ia menepuk – nepuk pelan punggung Yoori dan berusaha menenangkannya. “oppa, katakan padaku, semua itu bohong kan? Baekhyun hanya berpura-pura saja kan?” Yoori melepaskan pelukannya dan mengusap seluruh wajahnya. Ia tersenyum dan meyakini bahwa semua yang terjadi hari ini adalah kebohongan. “Yoori-ya, Kim Jee In dan Baekhyun sudah berpacaran sejak 3 tahun lalu” “sudahlah oppa, kau tidak pandai berbohong, jika semua itu benar, bukankah harusnya kau sudah mengatakannya padaku sejak dulu?” Yoori bangkit dari duduknya. Ia berkacak pinggang di depan Jong In dan tetap tersenyum, “baiklah, kalian tidak bisa berbohong padaku, sekarang aku sangat lelah dan ingin istirahat” Yoori berakting seolah ia memang benar-benar lelah dan merebahkan dirinya di ranjang tanpa mengganti seragamnya ataupun melepaskan sepatunya kemudian menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Jong In berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamar itu. Setelah yakin Jong In telah pergi, Yoori kembali menangis kencang dan berteriak. Ia merasakan dunianya hancur dan semua orang telah menghianatinya. Ia berteriak frustasi dan melempar semua barang dikamarnya. Ia tak segan – segan mengambil ponselnya dan melemparnya ke arah cermin. Rasanya ingin kehilangan oksigen detik ini juga. Itulah yang ada dipikiran Yoori. Namun Jong In ternyata tidak beranjak sama sekali dari pintu kamar Yoori. Ia mendengar dengan jelas teriakan histeris adiknya. Amarahnya kembali meledak dan ia harus menemui orang itu. *** Jong In benar – benar menemui Baekhyun di depan rumahnya malam itu. Ia ingin tau seberapa bajingannya Baekhyun saat ini. Tak beberapa lama kemudian laki-laki itu muncul. Jong In menatapnya dengan penuh amarah. Bahkan satu katapun tidak bisa keluar dari mulutnya. “Jong In-a..” panggil Baekhyun namun tak ada jawaban dari orang di depannya. “aku minta maaf” lanjut Baekhyun. Ia tak berani mendongakkan kepalanya melihat ke arah Jong In. Jong In mendekati Baekhyun dan dengan sekali pukulan ia berhasil membuat Baekhyun jatuh ke tanah. “bukan padaku seharusnya kau meminta maaf” ucap Jong In dan menendang perut Baekhyun. “aku terlalu percaya kau akan bisa melupakan wanita itu dan bahagia bersama Yoori. Tapi ternyata aku salah besar” lagi – lagi Jong In menendang perut Baekhyun, namun pria itu sama sekali tidak melawan. Ia merasa pantas mendapatkan ini semua bahkan ini belum sebanding dengan apa yang telah ia lakukan pada Yoori. Jong In kembali memukulinya tanpa henti dan meluapkan segala emosinya. “Byun Baekhyun. Kau harus bisa memilih. Cinta pertama atau cinta sebenarnya” kalimat terakhir yang diucapkan Jong In yang kemudian pergi meninggalkan Baekhyun yang tergeletak tak berdaya (?). *** Baekhyun memasuki rumahnya dengan wajah yang babak belur. Ia menangis dan mengutuk dirinya sendiri atas kesalahan yang ia perbuat. Jee In melihatnya dari kejauhan dan ikut menangis. Apa ini semua salahnya? Apa kembalinya ia ke Seoul atau lebih tepatnya ke sisi Baekhyun adalah kesalahan besar bagi pria itu? Ia juga ingin memiliki Baekhyun kembali seperti dulu, apa itu tidak pantas? Jee In berjalan mendekati Baekhyun di kamarnya lalu menutup pintu kamar itu. Baekhyun sedikit terkejut dan kemudian menghapus air matanya. “aku sedang ingin sendiri. Aku mohon kau mengerti” ucap Baekhyun kemudian memalingkan wajahnya. Namun Jee In malah duduk disamping Baekhyun. “aku hanya ingin kita kembali seperti dulu. Apa hal itu tidak mungkin?” “aku lelah. Kumohon keluarlah” “Lakukan hal itu denganku, maka aku tidak akan pernah muncul lagi dihadapanmu” Baekhyun menoleh pada Jee In, ia tidak mengerti pada apa yang dikatakan gadis itu. Jee In mendekatkan wajahnya pada Baekhyun. Ia sangat sedih melihat wajah lebam pria itu. Semakin dekat hingga bibir mereka bertemu. Baekhyun memejamkan matanya, begitu pula dengan Jee In. Jee In mengalungkan tangannya pada leher Baekhyun dan memperdalam ciumannya. Tanpa sadar ia meneteskan air matanya. Entah mengapa hatinya begitu sakit namun ia tetap melumat bibir Baekhyun semakin dalam. Pria itu menghentikan kegiatan mereka dan memandangi wajah Jee In yang sudah basah karena air mata. “Aku mohon ..” ucap Jee In yang masih menangis sembari menangkupkan tangannya. Kali ini Baekhyun yang menciumnya terlebih dahulu namun dengan sedikit kasar. Baekhyun mendorong gadis itu dan menindihnya. Ia melumat kasar bibir Jee In hingga gadis itu mengerang dan membuka mulutnya. Tangan Baekhyun tak tinggal diam, ia merobek paksa kaos yang dikenakan Jee In dan membuangnya entah kemana. Ia mulai menciumi leher Jee In membuat gadis itu mendesah tidak karuan. Baekhyun tau yang ia lakukan ini salah, namun ia merasa ini adalah jalan agar tidak ada yang tersakiti lagi karena dirinya. Pria itu lalu membuka seluruh pakaiannya dan kemudian menjamah tubuh Jee In. *** Baekhyun terbangun dari tidurnya. Walau sebenarnya ia sangat malas untuk membuka mata dan mengetahui apa yang akan terjadi setelah kejadian semalam. Ia menggerakkan tubuhnya dan mendapati hanya tinggal dirinya seorang yang tidur di ranjang ini. Tubuhnya masih telanjang dan dikamar itu hanya terlihat bajunya yang berserakan. Baekhyun berjalan ke kamar mandi dan membersihkan badannya. Ia melihat pantulan wajahnya di cermin, masih lebam. Baekhyun kembali mengingat saat Jong In menghajarnya tanpa ampun. “dirimu benar – benar bajingan, Byun Baekhyun” ucap baekhyun pada bayangan dirinya di cermin. Setelah selesai memaki – maki dirinya sendiri, ia memutuskan untuk keluar kamar. Dan yang ia dapati adalah sosok ibunya yang sedang sarapan pagi seorang diri. Biasanya Jee In sudah berada di salah satu kursi itu untuk menemani ibu sarapan, namun ia tak melihat siapapun disana selain Ibunya. “Dimana Jee In?” tanya Baekhyun tanpa basa – basi. Ibunya hanya mengernyit bingung. “Bukankah ia sudah kembali ke Kanada tadi pagi dan berencana akan menetap selamanya disana? Ia tidak bilang padamu?” Baekhyun terlonjak kaget. “Apa?! Selamanya?!” Pria itu tak percaya gadis yang ia tiduri semalam benar-benar menepati kata-katanya. “iya, dia juga mengatakan kalau urusannya denganmu sudah selesai” Baekhyun menahan nafasnya sejenak. “eomma .. laki-laki macam apa aku ini?” *** 2 years later … “Huah.. aku tidak sabar menunggu 2 minggu lagi. Aku akan memarahi mereka lebih parah darimu, nuna. Aku akan membuat semua yang mereka lakukan itu salah ! huahaha” tawa nista Oh Sehun menggema ditelinga Yoori. Gadis itu ikut tertawa dan mengacungkan 2 ibu jarinya kearah Sehun. “jangan membuatku malu, Sehun-a” gurau Yoori lalu meneguk jus jeruk di tangannya. “Oh iya nuna, apa kau akan datang di acara reuni minggu depan?” Yoori terdiam sejenak, kemudian mengangguk. Sehun tersenyum senang mendengarnya. Sudah 2 tahun lamanya mereka bersahabat dekat. Tidak kecil kemungkinan Sehun menyimpan perasaan pada Yoori. Namun ia tidak pernah mengungkapkannya karena ia yakin, Yoori tidak akan membuka hatinya untuk siapapun. “Aku harus kembali kuliah, sampai bertemu lain waktu” ucap Yoori terburu – buru dan meninggalkan Sehun. Gadis itu mengambil ponsel di sakunya lalu menghubungi seseorang. “bagaimana? Kau masih membutuhkan bantuanku?” “tidak perlu. Sekretaris Park sudah datang. Kau lanjutkan saja kuliahmu” sahut seseorang dari seberang sana. Yoori mengangkat bahunya heran kemudian memasuki mobilnya. Sementara itu ditempat yang berbeda, Jong In tengah sibuk menandatangani tumpukan dokumen diatas mejanya. Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia menjabat sebagai direktur di salah satu perusahaan otomotif. Melanjutkan bisnis keluarganya. “Direktur Kim, para pemegang saham telah tiba” ucap sekretarisnya yang baru beberapa lalu tiba. Jong In hampir menyuruh adiknya untuk bolos kuliah demi menggantikan sementara sekretarisnya. “Baiklah” Jong In menutup dokumen ditangannya lalu membenarkan posisi dasinya. Hari ini perusahaan mengadakan rapat pemegang saham yang tentunya harus dihadiri oleh beberapa calon presdir. Termasuk dirinya. Saat beberapa langkah hendak memasuki ruangan rapat, Jong In melihat sosok yang tidak asing baginya. Seketika semua kejadian 2 tahun lalu kembali melintas di kepalanya. “Sekretaris Park, siapa orang yang mengenakan setelan jas putih itu?” tanya Jong In pada wanita yang berdiri disampingnya. Sekretaris Park memerhatikan beberapa pemegang saham dan memastikan orang yang dimaksud Jong In. “Oh.. Dia tuan Byun Baekhyun. Salah satu pemegang saham juga. Kurasa usia Direktur dan tuan Byun tidak berbeda jauh” Jong In tidak menghiraukan tanggapan sekretarisnya mengenai perbedaan umur mereka. Ia masuk ke ruang rapat dengan tenang. Sesampainya di ruang rapat, tidak sengaja mereka duduk berhadapan walau jaraknya tidak begitu dekat. Baekhyun tersentak melihat laki-laki yang duduk di hadapannya kemudian membungkukkan sedikit badannya untuk memberi hormat pada Jong In. Namun Jong In sama sekali tidak menggubrisnya, tetapi memandang kearah lain. Selama rapat berlangsung, Baekhyun tidak mengikutinya dengan baik. Matanya tak lepas dari Jong In. Walaupun Jong In tau Baekhyun tak henti-hentinya melihat kearahnya, pria itu tak menganggap kehadiran Baekhyun. Rapat itu diakhiri setelah 90 menit berlangsung. Melihat Jong In yang beranjak dari duduknya, Baekhyun pun ikut berdiri kemudian mengejar pria itu. Namun nihil, ia kehilangan jejak. “kau mencariku?” sebuah suara muncul dari belakangnya. Baekhyun berbalik lalu membungkukkan lagi badannya. “tidak perlu memberi hormat seperti itu” ucap Jong In sembari menunjukkan senyum sinisnya. “dimana Yoori?” tanya Baekhyun to the point. Ia tak ingin basa basi dengan orang yang amat sangat membencinya. “apa aku tidak salah dengar? Setelah 2 tahun berlalu, kau masih mencarinya? Oh.. atau kau ingin mengembalikan harapan palsu itu lagi padanya?” kata Jong In sarkastik. Ia menepuk pundak Baekhyun lalu berjalan dengan santai melewatinya. Baekhyun hanya mematung di tempatnya. Rasa bersalah itu muncul kembali. Selama 2 tahun ia berusaha mencari keberadaan Yoori. Setelah kepergian Jee In ke Kanada, ia mendatangi rumah Yoori. Namun bukannya Yoori yang muncul, tetapi Jongin yang tanpa basa basi memukulinya lagi lalu mengatakan kalau Baekhyun tidak akan pernah dibiarkan untuk bertemu lagi dengan Yoori. Namun setidaknya saat ini semuanya semakin mudah. Ia mengetahui perusahaan milik Jong In dan bisa mencari tau dimana keberadaan gadis itu. *** Yoori’s POV Aku memarkirkan mobilku di sudut basement sebuah gedung apartement. Sedikit menakutkan juga jika sudah malam seperti ini. Aku sedikit bergidik menyusuri basement yang biasanya sangat jarang ku gunakan. Sebuah mobil mewah melewatiku dengan pelan. Sepertinya si pengemudi sedang kebingungan mencari tempat parkir. Tak beberapa lama kemudian ia terlihat keluar dari mobilnya dan memarkirnya di sembarang tempat. Orang itu mengedarkan pandangannya. Bukan … itu bukan dia.. katakan kalau itu bukan dia.. Aku berlari secepat mungkin setelah melihat wajah orang itu. Oh Tuhan, kenapa memori itu kembali setelah 2 tahun aku berusaha setengah mati menguburnya dalam – dalam. Aku memasuki apartemenku dan menutup pintunya rapat – rapat. Tubuhku gemetar. Keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhku. ‘Jong .. bagaimana ini?’ Ting tong … Suara bel terdengar. Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintunya dengan keras dan memanggil-manggil namaku. *** Author’s POV “Yoori .. Kim Yoori .. Apa benar ini apartemen milik Kim Yoori?” tanya orang itu dari luar. Yoori sama sekali tidak berani menjawabnya. Ia menjauh dari pintu dan duduk memeluk kakinya di sudut ruangan. “Kim Yoori .. kumohon buka pintunya. Ini aku, Byun Baekhyun” Yoori menutup telinganya rapat-rapat setelah sekian lama nama itu disebut kembali. Ia tetap duduk ketakutan dan berteriak histeris. Ia sangat membenci nama itu. Gangguan dalam dirinya kembali menguasai tubuhnya. Ia bertingkah seperti orang yang depresi dan kembali berteriak – teriak kencang hingga terdengar oleh Baekhyun. Pria itu tidak tau apa yang sedang terjadi di dalam. Ia berlari menuju pos keamanan dan meminta kunci apartemen dengan alasan ada seorang wanita yang sedang dalam bahaya. Setelah mendapatkan kuncinya tanpa ragu ia membuka pintu itu dan mendapati sosok wanita yang jatuh pingsan di sudut ruangan itu. Baekhyun menggendong tubuh Yoori menuju kamarnya kemudian menghubungi dokter. Ia mengamati wajah gadis itu. Tak berubah sama sekali. Hanya saja terlihat lebih lelah dan tak ada raut wajah kegembiraannya seperti dulu. “Apa gadis ini punya trauma akut?” tanya dokter yang setengah jam lalu ia hubungi untuk memeriksa keadaan Yoori. “apa?! Trauma?” “Benar, sepertinya ada sesuatu yang tak sengaja mengingatkannya kembali pada hal yang sebenarnya tak ingin ia anggap sebagai bagian kisah hidupnya” “maksud dokter?” Baekhyun bingung mengartikan kata-kata dokter dihadapannya. Bagian kisah hidupnya? Tidak ingin ia ingat? “Gadis ini akan terguncang mentalnya jika ia kembali teringat akan hal buruk yang pernah menimpanya. Mungkin bisa ditafsirkan demikian” ucap dokter itu sembari memberikan beberapa butir obat penenang untuk Yoori. Baekhyun merenungi kalimat dokter tadi. Apa yang menyebabkan Yoori seperti ini adalah dirinya? Apa semua ini karena dirinya? Baekhyun merasakan sakit di dadanya. Kenapa ia tega menyakiti hati gadis yang bahkan tak pernah berbuat salah padanya? “siapa kau?” tanya Yoori yang ternyata telah sadar. Ia nampak ketakutan dan melempari Baekhyun dengan bantal ditangannya. “ini aku … Baekhyun. Kau masih ingat padaku kan?” Baekhyun berusaha mendekati Yoori. Namun gadis itu menutupi telinganya lagi. Yoori tak berani melihat ke sekitarnya. Ia menunduk dengan tubuh yang gemetar. “Yoori-ya .. aku tidak akan menyakitimu” “Orang itu .. mencintaiku” ucap Yoori membuat Baekhyun terdiam. Yoori melanjutkan kata-katanya. “Selama 2 tahun.. tapi, ia memilih gadis itu. Bukan aku.. dia meninggalkanku.. dia tidak pernah kembali.. dia tidak berbohong .. dia benar-benar pergi .. Byun Baekhyun benar-benar pergi dari kehidupanku” Yoori berbicara dengan diselingi tawa, kemudian suara bersedih, lalu tertawa lagi. Baekhyun meneteskan air matanya melihat keadaan Yoori. Dirinya benar-benar tak bisa diampuni. Ia berlutut di depan ranjang Yoori. Ia mengeluarkan seluruh tangisannya. “Aku bersalah.. Kim Yoori. Aku bukanlah laki-laki yang baik. Byun Baekhyun benar-benar bajingan. Byun Baekhyun yang mencintaimu dan tidak pernah memintamu menjadi kekasihnya. Ia tak pantas untuk hidup” Baekhyun menangis dan memukuli kepalanya sendiri. Seakan tersadar, Yoori mendekati Baekhyun. Ia menepuk pundak Baekhyun dan menyuruh laki-laki itu untuk berdiri. “Byun Baekhyun bukan bajingan. Ia laki-laki yang baik. Kim Yoori yang bodoh terlalu berharap banyak” Yoori tersenyum dan memeluk Baekhyun. Pria itu menangis di pelukan Yoori. Ia sangat merindukan pelukan hangat Yoori. Tangan yang biasanya selalu bergelut manja di lengannya, sekarang terasa dingin dan dingin itu membuat sekujur tubuhnya membeku. *** Semalaman Yoori tertidur satu ranjang bersama Baekhyun. Mereka saling menggenggam tangan erat seakan tak ingin ada yang pergi lagi dari sisi mereka. Hingga pagi tiba, Yoori terkejut melihat keadaan di sekitarnya. Begitu berantakan. Sekilas ia mengingat kembali kejadian semalam dan menghela nafas panjang. Ia memandangi wajah Baekhyun yang tertidur pulas disampingnya. Yoori ingin menyentuh wajah itu, namun ternyata tangan Baekhyun menahannya terlebih dahulu. Baekhyun tersenyum akan tetapi berbeda dengan Yoori. Ia menampik kasar tangan Baekhyun dan beranjak dari ranjangnya. Yoori membereskan barang-barang yang berserakan dan meletakkannya di tempat yang sebenarnya. “Yoori-ya ..” panggil Baekhyun yang berada dibelakangnya. Yoori tak menjawab dan memasuki kamarnya lagi. “akan kuceritakan semuanya ..” Yoori menghentikan kegiatannya. Ia berbalik menghadap Baekhyun, “kau boleh pulang sekarang” Baekhyun mengikuti kemana Yoori pergi dan tetap berbicara, “Jee In sudah kembali ke Kanada ..” Yoori tidak menghiraukannya, namun Baekhyun tak menyerah sedikitpun, “Aku sudah tidak ada hubungan lagi dengannya” Dan tempat yang paling aman bagi Yoori adalah kamar mandi. Ia masuk kedalam dan mengunci pintunya. Baekhyun tetap berbicara didepan pintu, “Aku mencintaimu.. Aku membutuhkanmu.. Kim Yoori, hari-hariku sangat menyiksa tanpamu” Yoori menutup rapat mulutnya agar suara tangisannya tak terdengar. Ia bahkan tidak tau perasaannya untuk Baekhyun masih ada atau tidak. Baekhyun memilih untuk pergi dari apartement Yoori. Ia yakin bahwa ia bisa mengubah jalan pikiran Yoori. *** “ya ! kau bilang kalau kau berjanji akan datang !” “aku tidak pernah berjanji apapun padamu” “aku tidak mau tau ! nuna harus datang ! aku adalah panitianya, semua alumni menyuruh nuna untuk datang ! bagaimana jika semua menuntutku karena tidak mendatangkan dirimu ! bagaimana kalau …” Yoori memutuskan sambungan telfonnya. Rasanya telinganya sakit mendengar ocehan Sehun yang tidak ada habisnya. Ponselnya kembali bergetar, telfon dari Oh Sehun. Yoori hanya tertawa lalu kemudian mengambil tas dan kunci mobilnya. Ia pergi menuju sebuah salon langganannya. Ia akan datang ke acara reuni itu. Lagipula Jong In juga datang, jadi akan ada yang menemaninya disana. Yoori meminta pegawai salon menata rambut dan merias wajahnya. Setidaknya ia berusaha terlihat lebih baik dari sebelumnya. Setelah satu setengah jam berlalu. Ia telah sampai di tempat acara reuni itu diadakan. Sebuah gedung megah yang bisa menampung ribuan orang. Yoori melambaikan tangannya pada dua orang laki-laki yang sedari tadi menunggunya. “ya ! kupikir kau benar-benar tidak datang !” seru Sehun sambil tertawa. Yoori menjitak kepala Sehun dan pura-pura menggerutu, “itu karena laki-laki tampan disampingmu juga datang, aku datang demi dia, bukan demi kau !” ucap Yoori sembari menunjuk kearah Jongin. Ketiganya tertawa bersama. Suara petikan senar gitar menarik perhatian hampir seluruh tamu. Semua orang melihat kearah panggung termasuk Yoori. Gadis itu terkejut, kemudian tersenyum masam, “aku tidak percaya dia berani datang ke acara ini” Jong In menoleh pada Yoori, ia berpikir Yoori telah bertemu dengan Baekhyun sebelum hari ini. “selamat malam. Para alumni Victory High School. Sangat senang bertemu dengan kalian lagi. Mungkin sebagian dari kalian masih mengingat jelas wajahku bahkan mungkin suaraku juga Haha .. Pastinya aku sudah meminta maaf pada kalian yang pernah aku marahi saat masa orientasi dan jangan pernah menyimpan dendam pada para sebas. Sebaiknya kalian membalaskan dendam pada adik kelas, oke?” Semua tamu tertawa. Mereka pasti mengingat kejadian saat mereka berada dalam masa orientasi dulu. Mengingat betapa konyolnya mereka yang tak berani berkutik di depan para sebas. “Malam ini aku akan menyanyikan sebuah lagu. Lagu yang mewakili perasaan seseorang terhadapku. Lagu favorit dari orang yang sangat kucintai” Baekhyun mulai memetikkan kembali senar gitar di pangkuannya dan mulai bernyanyi. I’m just listening to the clock go ticking I am waiting as the time goes by I think of you with every breath I take I need to feel your heartbeat next to mine You’re all I see in everything I just wanna hold you I just wanna kiss you I just wanna love you all my life I normally wouldn’t say this but I just can’t contain it I want you here forever right here by my side All the fears you feel inside And all the tears you’ve cried They’re ending right here I’ll heal your hardened soul I’ll keep you oh so close Don’t worry, I’ll never let you go You’re all I need You’re everything I just wanna hold you I just wanna kiss you I just wanna love you all my life I normally wouldn’t say this but I just can’t contain it I want you here forever right here by my side No one else would ever do I’ve got a stubborn heart for you Call me crazy but it’s true I love you I didn’t think that it would be you who made it clear to me You’re all I need I just wanna hold you I just wanna kiss you I just wanna love you all my life I normally wouldn’t say this but I just can’t contain it I want you here forever right here by my side (David Choi – By My Side) Semua bertepuk tangan setelah Baekhyun mengakhiri lagu itu. Yoori tersenyum kecil. Itu adalah lagu yang sering ia nyanyikan dulu saat bersama Baekhyun. Ia tak menyangka Baekhyun yang dulunya sangat ingin menghapus lagu itu di ponselnya, hari ini ia menyanyikan sendiri lagu itu. Membuat Yoori terharu dan meneteskan air mata. “Kim Yoori .. bisakah kau berdiri di panggung ini bersamaku?” ucap Baekhyun menggunakan mic yang tentunya didengar oleh semua orang disana. Seketika seluruh pasang mata memerhatikan Yoori. Yoori tidak tau harus melakukan apa. Ia hanya diam mematung. “Ikuti kata hatimu..” kata Jong In sambil tersenyum. Ia akan memberikan satu kesempatan lagi untuk Baekhyun. Selama 2 tahun itu ia juga ikut depresi mengurusi Yoori yang sangat susah diatur. Yoori perlahan berdiri, kemudian melangkahkan kakiknya pelan menuju panggung. Semua orang bertepuk tangan. Baekhyun tersenyum bahagia dan menyambut Yoori dengan pelukan. Suara tepuk tangan semakin meriah terdengar dikala Yoori menerima pelukan itu. “Bukankah aku terlalu sabar? Penantianku tidak sia-sia, bukan?” ucap Yoori masih berada dalam pelukan Baekhyun. Pria itu hanya berdehem dan semakin mengeratkan pelukannya. “Byun .. aku tidak bisa bernafas” Baekhyun melepaskan pelukannya kemudian merengkuh wajah Yoori. “Jika kau kehabisan oksigen, setidaknya kau bisa mati dengan tenang dipelukanku” Yoori terkejut dan menjauhkan wajahnya, namun Baekhyun kembali menarik wajahnya dan mencium bahkan melumat bibir gadis itu didepan semua tamu. Orang-orang bersorak. Begitupula dengan Jong In dan Sehun yang walaupun agak sedikit patah hati melihat adegan ciuman itu. *** “KENAPA KAU MENATAPKU SEPERTI ITU?! KAU BERANI MELAWANKU?! KAU TIDAK TAU SIAPA AKU?! HAH?!” teriak Sehun selaku ketua sebas tahun ini. Ia memilih seorang gadis untuk menjadi target operasinya. Gadis itu tak menjawab. Ia hanya menunduk sembari memainkan jarinya. “BODOH ! GADIS MACAM APA KAU?! MENEGAKKAN KEPALA SAJA TIDAK BERANI?! KAU TAU SEDANG BERHADAPAN DENGAN SIAPA HAH?!” teriak Sehun lebih keras. Namun gadis itu mendongak menatap wajahnya. Mata gadis itu berkilat. “APA UNTUNGNYA JIKA AKU MENGETAHUI NAMAMU HAH?! KAU SIAPA BERANI-BERANINYA MENGATURKU ! BAHKAN ORANG TUAKU SAJA TIDAK PERNAH MEMBENTAKKU SEPERTI INI! KAU PIKIR AKU LEMAH?!” Sehun memandang gadis itu tak percaya. ‘Apa ini? Siapa yang ketua sebas?! Kenapa malah dia yang memarahiku?!’ Sehun tetap memasang wajah ketusnya dan berjalan keluar kelas. Ia sangat malu. Malu. -The End-
Posted on: Sun, 27 Oct 2013 13:30:41 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015