Hikmah cuaca Panas,,,,,, Akhir-akhir ini siang, sore atau malam - TopicsExpress



          

Hikmah cuaca Panas,,,,,, Akhir-akhir ini siang, sore atau malam cuaca terasa begitu panas. Udara teramat gerah. Sehingga keringat merembes di balik baju dan meleleh di sekitar pipi. Ingin sekali selalu buka baju, meskipun tak banyak mengurangi gerah yang melanda. Minum es berkali-kali, gerah hanya hilang sebentar lalu suasana panas kembali. Kipas angin selalu berputar siang dan malam. Entah sudah berapa watt aliran listrik yang telah dia ‘makan’. Di balik cuaca panas dan gerah ini, saya memetik sebuah pelajaran. Yaitu tentang ingatanku yang mengarah ke alam setelah kematian dan kebangkitan kembali setelah hari kiamat. Sebuah masa di mana Allah mengumpulkan manusia dari yang pertama hingga manusia yang terakhir di sebuah padang luas yang bernama Padang Mahsyar. Padang Mahsyar adalah sebuah bumi yang baru yang tidak bulat seperti bumi kita sekarang ini. Padang itu adalah sebuah daratan rata yang berwarna keperakan dan maha luas membentang. Tak ada gunungnya, bukit atau lembahnya. Tak ada sungainya, danau atau lautan. Tak ada pepohonan, buah-buahan ataupun rerumputan. Tak ada tempat berteduh dan tak ada tempat bernaung meskipun hanya sebuah payung kecil untuk sekedar menutupi kepala. Pada saat itu manusia digiring oleh sebuah suara setelah kebangkitan kembali dari kuburnya untuk berkumpul di Padang Mahsyar. Semua manusia baik laki-laki maupun perempuan berkumpul di sana tanpa selembar benang pun pakaian yang menutupi tubuhnya. Dan semua manusia berdiri menghadap Tuhannya tanpa alas kaki dan kemaluan yang belum dikhitan. Suasana saat itu sangat mencekam. Tak ada yang berpikir untuk melihat aurat satu sama lain. Terlebih memang saat itu tak ada satu pun manusia yang memakai pakaian. Justru akan terlihat aneh bila ada manusia yang berpakaian di antara orang-orang yang telanjang. Sama seperti anehnya saat ini jika melihat orang berjalan tak berpakaian di tengah keramaian orang-orang yang berpakaian. Matahari Allah dekatkan dengan kepala manusia hanya beberapa jengkal saja. Panasnya takkan bisa dibayangkan saat ini. Lihatlah panas di bumi ini atau di tengah-tengah padang pasir Afrika atau Saudi Arabia. Itu hanya panas di bumi dengan matahari yang jauhnya jutaan kilometer dari bumi. Bagaimanakah panas matahari yang hanya beberapa jengkal saja dari kepala? Apalagi saat itu semua manusia tak berpakaian dan tak beralas kaki alias nyeker. Di Padang Mahsyar masing-masing orang mengeluh kepanasan dan memang sangat kepanasan. Masing-masing orang akan berkeringat. Banyaknya keringat sesuai dengan kadar dosa masing-masing orang. Ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai perut, ada yang sampai dada, ada yang sampai leher dan ada yang tenggelam dalam keringatnya sehingga dia harus bersusah payah berenang dalam genangan keringatnya. Alangkah baiknya bila sekarang kita merenung dan mengukur diri, seberapa banyak dosa yang mau terus diperbuat maka sebanyak itulah kelak dia akan berkeringat. Pada saat yang panas dan tak dapat berteduh itu kita mesti berdiri menunggu. Menunggu Allah memanggil nama kita untuk menuju ke perhitungan amal dan pengadilan Tuhan. Semua manusia menunggu dengan cemas, lelah, panas, susah dan payah. Entah untuk berapa lama menunggu. Satu tahun, 10 tahun, 100 tahun, sejuta tahun ataukah bahkan semilyard tahun. Dan yang perlu diketahui, satu hari di akhirat itu kadarnya 50.000 tahun di dunia. Tak ada atap yang menaungi manusia kecuali sebuah atap atau naungan besar yang Allah sediakan. Namun naungan istimewa itu hanya akan menaungi tujuh golongan manusia saja. Ke tujuh golongan yang beruntung mendapat naungan Allah itu adalah pemimpin yang adil, orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid, orang yang tumbuh sejak kecil hingga dewasa dalam ketaatan beribadah kepada Allah, orang yang bersedekah diam-diam sehingga seolah tangan kirinya tak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya, dua orang laki-laki yang saling mencintai dan bersahabat karena Allah berjumpa karena Allah dan berpisah juga karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh seorang wanita cantik, kaya raya dan keturunan bangsawan namun dia menolak dengan mengatakan “Aku takut kepada Allah” dan seorang yang berzikir kepada Allah di kesunyian malam lalu kedua matanya menangis karena mengingat Allah. Setiap manusia kala itu akan maju kehadapan Allah sendirian dan tanpa penerjemah untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya selama hidup di dunia. Tak akan bergeser seincipun kakinya sebelum tuntas Allah menanyai beberapa hal tentang dirinya. Allah akan bertanya tentang masa mudanya untuk apa dia gunakan, umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya sejauh mana dia amalkan dan tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan untuk apa dia belanjakan. Pada saat itu Allah mengunci mulut manusia yang berhadapan denganNya. Tangan yang akan berbicara tentang apa saja yang diperbuatnya selama di dunia secara detail. Kakinya juga akan berbicara membeberkan kemana saja tuannya melangkah selama hidup. Bahkan kulitnya pun turut berbicara dan bersaksi menceritakan semua perbuatan seorang hamba tanpa tertinggal satu perbuatan pun. Tak ada yang tersembunyi, tak ada kebohongan dan memang Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Kemudian catatan amalnya yang para malaikat mencatatnya dibentangkan. Catatan amal itu adalah berupa gulungan yang kurang lebih berjumlah 99 gulungan. Setiap gulungan jika dibentangkan maka luas dan lebarnya sejauh mata memandang. Segala hal, segala ucapan dan segala perbuatan yang besar maupun yang kecil, yang nampak maupun yang tersembunyi tercatat rapi dan tak ada yang terlupakan. Pada saat itu menangis dan meraung-raunglah orang yang memenuhi sejarah hidupnya dengan dosa dan kemaksiatan. Itulah hari pembalasan, di mana saat ini orang yang tertindas tak mampu membalasnya maka mereka kelak mendapat kepuasan. Inilah hari pengadilan Tuhan, di mana tak ada satu orang kaya pun bisa mempermainkan dan memperjual belikan keadilan dengan uangnya seperti saat di dunia. Inilah hari penimbangan amal dan hari pembacaan vonis seorang hamba. Apakah Allah mengampuni dosa-dosanya dan menerima amalnya sehingga layak masuk ke dalam Surga. Ataukah Allah murka kepadanya dan menolak semua amalnya lalu memasukkannya ke dalam Neraka yang menyala-nyala? Sungguh, cuaca yang panas akhir-akhir ini menyebabkan pikiran orang yang mau berpikir mengingat masa-masa mendatang yang penuh kesulitan dan penderitaan. Sebagaimana ada seorang shaleh yang ketika melewati tempat pande besi dia akan jatuh pingsan. Saat siuman teman-temannya bertanya mengapa dia sampai pingsan. Dia menjawab bahwa saat melihat pande besi membakar dan membuat pedang dengan api dia jadi teringat Neraka hingga akhirnya jatuh pingsan. Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kita selama hidup di dunia agar senantiasa berada di jalanNya yang lurus dan menuju keselamatan. Amin. Wallahu a’lam.
Posted on: Sun, 22 Sep 2013 09:54:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015