Iling-ilengen pas sek licek ker..Tail Arema Di Gajayana Mbek - TopicsExpress



          

Iling-ilengen pas sek licek ker..Tail Arema Di Gajayana Mbek Pakde Ayas...Garai Terharu.... Sang Dwi Warna itu tampak menari-nari di tengah hamparan rumput Stadion Gajayana Malang. Di samping puluhan Aremania tampak bersatu padu memanggulnya. Bahkan puluhan bendera merah putih kecil tampak berjejer seperti siap menjadi pengawal induknya. Sejurus kemudian hanya satu komandu Koor "Padamu Negeri" nan membahana menyeruak ke seluruh penjuru Stadion. Masih Ingat Atraksi Bendera yang tiap pertandingan selalu dikibarkan oleh Aremania di Lapangan tiap kali Arema bertanding. Jika ya tentu kita ingat bagaimana beberapa tahun yang lalu Atraksi ini menghadirkan pesona tatkala Arema bertanding di Stadion Gajayana Malang. Atraksi ini memang singkat, tidak perlu butuh waktu lebih dari 5-10 menit. Tapi begitu Anda menyaksikannya dijamin hati ini tergetar karenanya. Apalagi jika prosesi nan singkat ini diiringi dengan gemuruh nyanyian Padamu Negeri oleh segenap Aremania. Meski gempitanya belum mampu menyaingi Anfield, San Siro, Camp Nou ataupun lainnya. Namun untuk ukuran Asia jaminan akan takjubnya hati Anda akan selalu ada. Publik boleh memandang ini hanyalah sekedar atraksi belaka. Namun bagi segelintir orang ada makna lebih di balik Atraksi Bendera ini. Di satu sisi ini adalah sebuah karya monumental khas, bukan saja sebagai pembaharu namun juga pendobrak bagi iklim suporter di indonesia waktu itu. Nyaris sampai sekarang belum ada yang mampu meniru bahkan menyamai prestasi monumental ini. Toh hal ini mungkin sama ketika kita mambandingkannya sebagai suatu karya seni, sama seperti ketika Anda menonton tayangan populer Masquerade di televisi. Namun itu dulu, Gegap gempita Atraksi Bendera yang melegenda ini sekarang tidak muncul lagi. Terakhir saya menyaksikan sendiri tatkala Arema bertanding melawan Persija pada Januari 2002. Itu adalah terakhir kali rasanya Sang Saka berkibar di belantara Stadion Gajayana Malang. Percaya atau tidak, lewat atraksi itu para Pemain Arema seakan memiliki doping legal ketika akan memulai pertandingan. Bahkan pemain Arema kala itu, Nanang Supriadi berkata bahwa ia akan merinding ketika akan menginjakkan kaki di lapangan. Namun masa kejayaan atraksi itu seakan pudar di telan waktu.Sudah lama Aremania maupun Aremanita tidak menyaksikan atraksi yang melegenda itu. Andai Atraksi itu muncul kembali tentu bukan saja 1-2 orang saja yang merindukan. Syaa yakin seluruh Aremania ataupun Aremanita juga merindukan hal ini. Jika menilik prestasi Arema belakangan ini tentu kita patut prihatin, Sebagai Suporter setia salah satu tugas kita adalah memberikan dukungan semaksimal mungkin kepada Tim Kesayangan kita ini. Dukungan tidak hanya berupa kuantitas tetapi juga kualitas. Percayalah sebagai kuantitas Arema adalah salah satu yang terbaik tapi untuk menjaga Kualitas diperlukan setidaknya curahan energi tersendiri untuk ini. Kita bisa menghadirkan sebuah surprise tersendiri untuk Tim Arema. Dari 24 pemain Arema sekarang ini, kalau kita hitung mundur beberapa tahun yang lalu terlihat bahwa dulu mereka bukan sebagai Skuad Arema. Simak saja Hendro Kartiko, tahun 2002 ia masih membela PSM Makassar. Ketika Aremania menyajikan Atraksi Bendera pada waktu PSM bertandang ke Malang ia bertindak sebagai pemain Tim lawan. Seandainya kita bisa menghadirkan kembali Atraksi Bendera yang sekiranya belum pernah dilihat atau dirasakan pemain Arema sekarang ini, tentu mereka akan merasa tertegun seperti orang yang baru menemukan sesuatu yang berarti bagi dirinya sendiri. Atraksi Bendera ini adalah salah satu dorongan moril tersendiri bagi Pemain Arema tatkala mereka terpuruk. Kabar terakhir yang saya dapat Bendera Raksasa itu sudah rusak dan sulit untuk dipergunakan kembali. Bendera Raksasa kepunyaan Mapala Jonggring Salaka ini akan tetap menjadi legenda para Aremania. Siapapun pemain Arema akan selalu bergetar sanubarinya jika melihat atraksi ini. BIR
Posted on: Tue, 09 Jul 2013 15:53:41 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015