MENGINTIP PERJALANAN ARWAH Oleh Herman Utomo dan Ny. Selvie - TopicsExpress



          

MENGINTIP PERJALANAN ARWAH Oleh Herman Utomo dan Ny. Selvie Utomo MENGINTIP PERJALANAN ARWAH Mengintip Perjalanan Arwah (Budha,Konghucu,Tao) Bagaimana perjalanan arwah manusia setelah manusia meninggal? Pertanyaan tersebut tentu tidak bisa kita jawab secara pribadi, karena kita tidak bisa melihat atau berkunjung ke alam arwah (kecuali bagi yg punya kemampuan untuk itu). Untuk menjawab keingin-tahuan tentang alam manusia setelah meninggal, biasanya kita hanya mencari jawabannya di kitab suci, atau buku-buku yang ditulis oleh orang-orang yang punya kemampuan untuk melihat alam arwah atau punya pengalaman berkunjung ke alam arwah, salah satu buku mengenai alam arwah adalah MENGINTIP PERJALANAN ARWAH Oleh Herman Utomo dan Ny Silvie Utomo, penulis saat ini bermukim di Jakarta Barat. Buku tersebut biasanya dibagi gratis di klenteng-klenteng Tri Dharma. Pengantar Tulisan dalam buku ini adalah pengalaman kami berdua, saya dan istri, dalam mengamati dan memperhatikan arwah orang yang telah meninggal. Terutama dari hasil dialog yang kami lakukan dengan arwah leluhur kami, juga dari penjelasan para guru roh kami berdua. Kami telah melakukan ratusan kali dialog dengan para arwah keluarga kami, arwah para teman kami, arwah tokoh nasional maupun tokoh internasional. Memang ada banyak jalan arwah yang harus dijalani oleh orang yang telah meninggal, tergantung dari amal perbuatan dan ibadahnya pada waktu dia masih hidup. Atau dalam Budhisme dikenal dengan karma-karma yang telah dibuat pada waktu dia masih hidup. Melalui dialog dengan para arwah ini, kami coba membuat sketsa sederhana mengenai alam arwah. Sketsa ini kami jelaskan terlebih dahulu sebelum 8 kasus dialog yang kami muat, untuk memudahkan anda mengikuti alur cerita tulisan ini. Kami berdua selalu mengadakan re-check dan cross-chesk terhadap apa yang telah kami peroleh dari dialog dengan para arwah ini, dan kami juga memohon petunjuk dari guru roh kami masing-masing mengenai kebenaran cerita dari para arwah tersebut. Saya dan istri mempunyai guru roh yang berbeda. Didalam buku saya ini saya hanya memilih 8 kasus dialog yang saya harapkan dapat memberikan gambaran mengenai perjalanan arwah. Dan juga tidak menceritakan seluruh perjalanan arwah samapai sejauh seperti yang ada di dalam gambar sketsa alam arwah. Karena Perjalanan arwah seseorang mempunyai sifat pribadi keluarga yang kurang baik untuk diketahui umum, maka nama-nama dalam tulisan ini telah saya samarkan. Setelah seseorang meninggal, banyak ritual duka dilakukan oleh keluarganya untuk menghibur arwah, juga untuk memberikan penghiburan keluarga almarhum. Upacara ritual duka atau ritual yang kami anggap unik dan beraneka ragam, adalah ritual yang dijalankan menurut kebudayaan tradissionil ajaran Khong Hu Cu. Tulisan dalam buku ini tidak mewakili salah satu aliran kepercayaan dan agama, kalau di dalam buku ini banyak dibahas mengenai upacara ritual dari kebudayaan tradisional umat Khong Hu Cu, semata-mata hanya karena keanekaragaman dan keunikannya saja. Penulis, Herman Utomo Ny. Silvie Utomo Tentang Penulis Herman Utomo Dosen, spiritualis, pemerhati metafisika dan konsultan kesehatan non medis. Lahir di kota Bojonegoro tahun 1943. Lulus Sarjana Elektro pada perguruan Tinggi terkemuka di Jakarta. Mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke Jepang, lulus Diploma pada bidang Refrigerating dan Air Conditioning. Menikah dengan Sylvie Yuliati Prayitno dan dikaruniai sepasang putra dan putri. Mulai menjalani laku spiritual secara intensif pada tahun 1975 dibimbing Guru Roh. Sylvie Yuliati Prayitno Lahir di kota Bojonegoro tahun 1950. Guru Kursus Bakery dan Wedding Cakes. Mulai mejalani laku spiritual dibimbing guru Roh pada tahun 1983. Sekarang sebagai Ibu rumah tangga, spriritualis, pemerhati metafisika dan penasehat penyakit non medis. Pendahuluan Perjalanan arwah merupakan perjalanan dari hidup setelah mati. Dan cerita mengenai hidup setelah mati sudah ditulis dalam banyak buku oleh penulis dari timur maupun barat. Sebagian besar sumber informasinya didapat melalui dialog, baik lewat medium maupun melalui hipnotis, dan lain lain. Walau seorang meninggal, butuh waktu beberapa jam sampai beberapa hari baru dia tahu kalau sudah meninggal. Begitu dia tahu kalau sudah meninggal, dia akan panik, bigung, resah dan takut menghadapi kondisi dan situasi yang begitu asing baginya. Dia tidak tahu harus berbuat apa dan harus bagaimana. Keadaan arwah seperti ini perlu mendapat penghiburan, bimbingan dan perlindungan agar arwah menjadi tenang dan pasrah menerima keadaannya. Untuk itu dibutuhkan beberapa upacara ritual duka yang sudah dikenal, sesuai dengan aliran kepercayaan atau agama yang dianut oleh almarhum atau oleh keluarganya. Arwah orang yang baru meninggal biasanya masih berada dirumah bersama keluarganya atau masih berada di alam kehidupan dunia untuk beberapa lama, ada yang selama beberapa hari sampai beberapa tahun baru dapat naik ke alam arwah. Arwah yang belum naik ini memang masih dapat gentayangan kemana saja yang dia mau. Dia dapat gentayangan kemana saja dia berkunjung di alam transisi atau alam peralihan dari alam dunia ke alam arwah, yang juga disebut alam arwah gentayangan. Ada banyak penyebab yang membuat arwah belum dapat naik ke alam arwah, seperti rasa dendam dan penasaran, keterikatan pada keduniawian, ilmu non Ilahi, dan lain lain. Arwah yang belum dapat naik ini perlu ditolong dan dibimbing untuk dinaikkan atau diseberangkan atau juga disebut disempurnakan. Upacara ritual untuk arwah hanya bermanfaat untuk arwah yang belum naik atau arwah yang masih berada dalam alam arwah gentayangan. Seperti upacara pengiriman rumah dan uang(kertas) untuk arwah, yang dilakukan umat Kong Hu Cu dan Taois. Kiriman rumah, uang dan macam-macam barang duniawi ini hanya bermanfaat atau berguna bagi arwah yang belum naik. Setelah arwah naik ke alam arwah dan mulai menempuh perjalanan arwah, semua kiriman sudah tidak ada gunanya. Semuanya harus ditinggalkan, tidak ada satupun yang dapat dibawa masuk ke alam arwah. Umumnya arwah tidak mempermasalahkan jenasahnya dikubur atau dikremasi. Rasa khawatir dan takut kalau mati dikubur atau dikremasi yang muncul pada waktu masih hidup tidak akan ditemukan. Juga rasa khawatir dan takut kalau nanti meninggal arwahnya akan kelaparan karena tidak disembahyangi oleh keluarganya, sebab keluarganya sudah pindah agama, juga tidak akan terjadi. Kesemuanya hanya kekhawatiran manusiawi pada waktu masih hidup. Karena ketidak tahuan dan kurang mengerti, sampai sekarang masih banyak orang salah menafsirkan kemampuan arwah, mengira bahwa arwah itu serba tahu dan serba bisa. sehingga banyak orang waktu berdoa di meja abu sembahyang atau dikuburan leluhurnya, meminta kepada arwah leluhurnya untuk membantu melindungi dan mengawasi keluarganya, bahkan banyak yang meminta dibantu usahanya supaya maju. Sebenarnya kebanyakan arwah tidak mempunyai kemampuan seperti itu, tidak serba tahu dan seba bisa. Di dalam menempuh perjalanan arwahnya, sebagian besar arwah membawa dirinya sendiri saja sudah susah, apalagi kalau sampai diminta untuk membantu dan melindungi keluarganya yang masih hidup, betul-betul beban perjalanannya akan berat. Oleh karena itu jangan meminta kepada arwah keluarga anda. Perjalanan arwahnya yang sudah berat, jangan ditambah lagi dengan permintaan-permintaan. Banyak upacara ritual untuk arwah masih dilakukan oleh keluarga almarhum. Seperti yang masih banyak dilakukan oleh ummat Kong Hu Cu dan Taois. Ada meja abu sembahyang, ada sembahyang Ceng Beng, sembahyang Cio Ko, sembahyang Sin Cia dan lain-lain. Apakah semua ritual sembahyang ini berguna untuk arwah? Apakah semua arwah yang diundang dapat hadir? Apakah hidangan yang disajikan dapat dinikmati oleh arwah? Apakah ritual sembahyang untuk arwah ini baik bagi keluarga almarhum? Apakah manfaatnya? Alam arwah dan sorga I. Susunan dan Sketsa Alam Arwah Dengan sketsa Alam Arwah ini kami ingin mengambarkan perjalanan arwah orang yang meninggalkan badan jasmaninya. Mulai dari alam transisi(1) yang umum dikenal dengan Alam Arwah Gentayangan. Kemudian masuk kea lam arwah yang sebenarnya, dimulai di bangsal penampungan dan ruang penghakiman (2), dari sini baru para arwah itu dikirim ke bagian-bagian lain di alam arwah untuk menjalani proses perjalanan arwahnya sesuai dengan amal perbuatannya dan ibadahnya waktu dia masih hidup. Tidak setiap arwah menajalani perjalanan arwahnya dengan urutan yang sama. 1. Alam Transisi / Alama Arwah Gentayangan. Alam Transisi adalah tempat diantara Alam Kehidupan duniawi dan Alam Arwah. Ditempat inilah para arwah yang belum dapat memasuki Alam Arwah ditempatkan dan ada rumah penantian. Alam Transisi ini dihuni oleh arwah dari: a. Orang yang baru meninggal. b. Orang yang belum waktunya meninggal. c. Orang yang menyandang ilmu non Ilahi. d. Arwah yang masih terikat kuat pada keduniawian. Di Alam ini, arwah masih bebas kemanapun dia ingin pergi dalam alam kehidupan duniawi. Di Alam ini tidak ada polisi dan lain-lain untuk menjaga ketertiban, berlaku hokum rimba, yang kuat yang berkuasa. Arwah di alam ini dapat disandera atau dipelihara untuk dimanfaatkan oleh sesama arwah maupun manusia hidup yang mempunyai ilmu untuk memberdayakan arwah, misalnya untuk meramal, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik maupun tidak baik dan lain-lain. Di Alam Transisi ini ada rumah penantian untuk menampung semua arwah orang yang baru meninggal , dengan syarat upacara ritual pemakamannnya atau kremasinya “berisi”, pemimpin upacara ritualnya mempunyai kemampuan spiritual untuk menghantarkan arwah almarhum sampai ke tempat penantian ini. 2. Bangsal Penampungan dan Ruang Penghakiman. Di Bangsal penampungan ini dikumpulkan arwah yang sudah waktunya untuk memulai perjalanan arwahnya di dalam alam arwah: istilah yang lebih popular adalah arwah yang sudah mendapatkan jalan . Ruangan ini berupa bangunan seperti hangar atau bangsal yang luas sekali, berkumpul banyak arwah dari berbagai bangsa dan ras. Mereka bercerita, suasananya seperti tempat pengungsian. Yang aneh, kata mereka bahwa antara arwah yang satu dengan yang lainnya tidak dapat berkomunikasi, dan tidak pernah bertemu dengan arwah yang waktu hidupnya saling kenal. Di ruang ini ada ruang penghakiman, dimana arwah menunggu gilirannya untuk diadili. Semua kebaikannya dibeberkan dan juga semua kesalahannya diperlihatkan melalui gambar-gambar di layar. Pengadilan ini menentukan kemana arwah itu dikirim untuk menempuh perjalanan selanjutnya. 3. Api Pencucian. Tempat api pencucian ini berupa banyak sumur dengan diameter +/-1,5 meter dan 2 meter, berisi api berkobar kobar dan binatang-binatang seperti ular, ulat/belatung dan lain-lain. Anehnya, bahwa binatang-binatang itu tidak mati atau hancur terbakar, begitu juga arwah yang dimasukkan ke dalam sumur itu. Arwah yang masuk kea pi pencucian ini dibakar terus menerus tanpa memperoleh waktu istirahat sampai selesai waktu yang ditentukan. Kebanyakan arwah segan atau malu untuk menceritakan pengalamannya dihukum di api pencusian ini, karena mengira dia masuk neraka. 4. Rumah Penghukuman Tempat ini untuk menghukum arwah yang mendapat hukuman dipukuli atau dicambuk, dan lain-lain. Hukuman ini hanya dilakukan pada siang hari saja, pada malam hari diberi waktu untuk istirahat, besoknya menjalani hukuman lagi sampai waktunya telah selesai/cukup. 5. Ruang Tahanan. Berupa Ruang kecil seperti sel tahanan, dihuni satu arwah. Ruang tahanan ini dibagi 3 macam yang dibedakan oleh penerangan yang ada di dalamnya. Ada yang gelap sama sekali, ada yang memakai pelita dan ada yang memakai lampu. Di luar pintu tiap ruangan ada penjaganya. Arwah penghuni ruang tahanan ini diberi kesempatan untuk beribadah /sembahayang di tempat-tempat ibadah yang ada di dekat situ. Para arwah ini tidak diberi pekerjaan apa-apa, jadi pengangguran. 6. Tempat Kehidupan Duniawi Tempat kehidupan duniawi di alam arwah ini untuk menghukum arwah yang sangat mendambakan atau sangat menginginkan terhadap kehidupan duniawi. Di tempat ini ada keluarga (bukan keluarga waktu masih hidup) , ada pernikahan, ada perdagangan jual-beli, dan lain-lain. Akan tetapi semuanya monoton dan menjemukan serta tidak ada kebahagiaan duniawi. Arwah yang dihukum di tempat ini akan butuh waktu yang lama sekali untuk dapat direinkarnasikan lagi. 7. Rumah Besar dengan 7 Penghuni. Di dalam rumah besar ini mempunyai 7 kamar yang masing-masing dihuni oleh 1 arwah . Ada Arwah yang tanpa pembantu/pelayan, tapi ada arwah yang mempunyai 1 pelayan yang akan membantu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, jadi para arwah yang tinggal di rumah ini setiap hari diberi tugas seperti memasak, mejahit , mencuci pakaian dan lain-lain untuk arwah perempuan. Sedangkan untuk arwah laki-laki diberi tugas seperti menyabit rumput, mengecat, memelihara ternak dan lain-lain. 8. Rumah Besar dengan 5 Penghuni. Rumah besar ini dibagi menjadi 5 kamar, masing-masing kamar dihuni oleh 1 arwah. Masing-masing arwah mempunyai 1-3 pembantu/pelayan yang akan membantu tugas-tugasnya. Arwah ditingkat ini mendapat tugas seperti juru tulis, membuat laporan-laporan, seperti pengawas dan lain-lain. 9. Rumah Besar dengan 3 penghuni Rumah besar ini dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing dihuni 1 arwah, masing=masing arwah mempunyai 3-5 pembantu yang akan membantu tugas-tugasnya. Arwah ditingkat ini mendapat tugas sebagai kepala bagian, Koordinator, kepala pengawas dan lain-lain. 10. Sorga, Rumah Besar dan Bagus dengan 1 Penghuni. Pada rumah besar yang mewah ini, ad ataman yang indah. Rumah ini hanya ditempati oleh satu penghuni saja dan mempunyai 7-12 pelayan/pembantu . Arwah ini ditingkat ini tidak dibebani tuga apapun. Ke 12 pembantu ini melayani semua kebutuhan yang diinginkan penghuninya. Apa saja yang diinginkan akan segera ada pelayan yang menyediakannya. Inilah tingkat tertinggi di dalam alam arwah, tidak dibebani pekerjaan, apa saja yang inginkan segera tersedia. Inilah mungkin yang disebut dengan SORGA di dalam kitab-kitab suci. SKETSA ALAM ARWAH II. Komunikasi di Alam Arwah. Komunikasi di Alam arwah mempergunakan bathin atau yang lebih dikenal dengan telepati. Komunikasi secara telepati ini hanya berlaku untuk arwah dengan atasannya saja. Untuk menerima intruksi dari arwah atasannya. Jadi antara arwah tidak dapat berkomunikasi atau tidak dapat berbicara. Hanya saling pandang dengan expresi wajah yang berbeda-beda dan salam tanpa sentuh. III. Sorga itu Apa dan Dimana Menurut beberapa kitab suci agama, sorga dijelaskan sebagai suatu tempat yang sangat menyenangkan, penuh dengan kebahagiaan dan penuh kesenangan, apa saja yang diinginkan akan diberikan dan dilayani. Kalau berdasarkan penjelasan ini, maka sorga itu adalah alam arwah tertinggi. Seperti yang diceritakan oleh nenek saya pada kasus 1. nenek saya dilayani oleh 12 orang pelayan, dan ingin apa saja segera dilayani. Tempat tinggalnya besar, indah dan semuanya sangat menyenangkan. Sorga seperti ini ada beberapa tingkatan, dibedakan dari besar dan bagusnya rumah tinggal, pakaian dan segala fasilitas hidup. Hidup di sorga yang serba menyenangkan ini, harus berhati-hati, sebab semua kesenangan yang dinikmati adalah hasil dari karma baik yang telah dikumpulkan untuk kesenangan di sorga, sehingga nanti direinkarnasikan lagi hanya membawa karma baik yang pas-pasan. Sorga bukan Nirwana, yang sudah sampai ke sorga belum tentu dapat menembus nirwana. Arwah dapat mencapai sorga sebab karma buruknya sudah terbayar lunas dalam hidupnya, jadi karma buruknya sudah nol. Tetapi jika didalam kesadaran rohaninya masih ada keterikatan keduniawian, maka arwah tersebut tidak akan dapat menembus kea lam Nirwana. Dialog dengan arwah Pada waktu itu kami berdua sedang menerima pelajaran tentang perjalanan arwah. Oleh Guru Roh kami, banyak arwah dari para leluhur orangtua kami, keluarga atau famili yang telah meninggal dihadirkan ke rumah kami untuk dialog degan kami, menceritakan perjalanan arwahnya, keadaannya, apa yang dialami, dan apa yang dikerjakan tiap-tiap hari. Kasus 1 : Nenekku di Sorga Suatu hari hadir arwah Nenek saya dari garis Ayah, inilah ceritanya: - Oh.. jadi kalian cucu-cucuku. Hatiku senang sekali dapat bertemu dengan kalian berdua. - Nenek, salam hormat kami berdua. Bagaimana keadaan Nenek? - Keadaan Nenek baik-baik saja, aku tidak butuh apa-apa, keadaan Nenek sudah enak. - Nenek tadi bagaimana dapat datang ke rumah saya? - Sudah beberapa hari ini, setiap sore atau malam, waktu nenek memandang ke bawah melalui jendela rumah maupun dari jembatan di taman rumahku, aku melihat 2 titik cahaya berkelip-kelip[. Dalam hatiku timbul pertanyaan, apakah gerangan 2 titik cahaya kecil yang berkelip-kelip itu? Sampai suatu hari ada yang datang kepadaku dan bertanya, apakah kamu mau melihat dua titik cahaya itu? Mari kuantar ke bawah menuju dua titik cahaya kecil yang selalu berkelip-kelip itu. Ternyata setelah sampai, kutemukan kalian berdua. - Nenek sekarang tinggal di tempat seperti apa? - Aku tinggal di sebuah rumah besar, aku dilayani oleh 12 pembantu, semuanya perempuan. - Apa saja yang dikerjakan 12 pelayan nenek? - Macam-macam, ada yang mengurus makanan, pakaian, kebersihan rumah, kebun dan tanaman, mengecat gedung, dan lain-lain. - Apakah Nenek yang mengatur dan memerintahkan mereka semua? - Tidak, ada yang mejadi kepalanya yang mengatur, mengawasi dan mencatat kegiatian mereka. Aku tidak tahu untuk apa itu. Yang aneh adalah kalau aku ingin makan sesuatu, tidak lama kemudian, ada yang datang membawakan makanan yang nenek inginkan. Kalau aku ingin dipijit, tahu-tahu ada yang datang memijit nenek, dan lain-lain. Semua yang aku inginkan tidak selang lama sudah ada yang datang membawakan untukku. Jadi aku tidak pernah meminta atau memerintah, mereka sudah tahu dan datang menyediakan. - Apa yang nenek kerjakan sehari-hari? Apa nenek tiap hari masih berdoa seperti waktu nenek masih hidup dulu? - Sehari-hari Nenek tidak bekerja apa-apa, semuanya sudah ada yang mengerjakan dan menyediakan kebutuhanku. Setiap hari aku masih berdoa , mendoakan anak cucuku dan buyutku. - Nek..nenek sekarang sudah tidak perlu mendoakan anak cucu dan buyut. Mereka semua sudah punya garis hidup masing-masing. Mereka semua sudah ada yang mengatur, Nenek tidak usah memikirkan mereka lagi. Yang Nenek pikirkan adalah berdoa untuk diri Nenek sendiri. Nanti setelah Nenek pulang Nenek mulai berdoa untuk diri nenek sendiri. - Aku ini sudah tidak butuh apa-apa lagi, semuanya sudah ada , jadi untuk apa aku berdoa untuk diri sendiri? - Walaupun Nenek sudah tidak butuh apa-apa lagi, dan semuanya sudah tersedia, tetapi Nenek perlu berdoa untuk diri Nenek sendiri. - Aku harus berdoa bagaimana? - Apakah Nenek di rumah ada meja sembahyang (altar)? - Tida ada,. Meja sembahyang yang bagaimana? - Nanti kalau Nenek sampai di rumah, Nenek minta saja. Nenek menginginkan meja untuk sembahyang, dan minta juga guru untuk mengajari nenek sembahayang dan berdoa, supaya nenek dapat melanjutkan perjalanan nenek menuju tempat yang lebih tinggi. - Oh … begitu. Baiklah, Nenek akan meminta seperti yang kalian ajarkan. Sekarang aku akan pulang dulu, nanti aku akan datang lagi untuk menceritakan apa yang nenek dapat kepada kalian. - Selamat jalan Nek. Beberapa hari kemudian, Nenek saya betul-betul hadir lagi dan inilah ceritanya: + Cucuku sekalian, apa yang telah kalian beritahukan sudah aku jalani, dan betul, sekarang dirumahku sudah ada altar sembahyang dan ada guru yang datang untuk mengajari nenek sembahyang dan berdoa, dan juga memberikan pelajaran-pelajaran kepada nenek. - Ajaran-ajaran apa saja yang enenk terima? +Cucuku, sebelum akau turun tadi, aku dipesan tidak boleh cerita tentang ajaran-ajaran yang nenek terima. Ajaran-ajaran itu semua tidak boleh diberitahukan kepada manusia. Sebab bukan untuk manusia, katanya. - Baik nenek, cucu mengerti. Nenek perlu tekun belajar dan memperhatikan serta menuruti semua yang diajarkan oleh guru nenek, sebab semua yang diajarkan oleh guru itu sangat berguna dan penting untuk nenek. + Baiklah cucuku, tapi aku mau tanya, bagaimana kalian dapat mengetahui semua ini? Darimana kalian belajar? - Kami berdua mendapat pelajaran dan bimbingan dari guru roh masing-masing, dalam laku spiritual yang kami berdua jalani. + Setelah aku selesai belajar dari guru nenek, akau akan datang lagi pada kalian untuk cerita. Sekarang nenek pulang dulu. - Terima kasih nenek, selamat jalan. Hampir satu tahun kemudian nenek saya datang lagi dan bercerita: + Cucuku, kata guruku, pelajaran untuk nenek sudah cukup. Dan guruku memberitahukan kalau aku akan dipindahkan dari rumah nenek. Cucuku, aku takut, akau akan dipindahkan kemana? - Jangan takut, nenek akan dipindahkan ke alam nirwana. Disana semuanya jauh lebih baik dibandingkan keadaan nenek sekarang ini. + Apakah nanti aku masih boleh datang ke rumahmu lagi? - Nenek perlu minta ijin terlebih dahulu, nanti cucu juga akan membantu nenek meminta ijin turun dan datang ke rumah cucu lagi. Sekitar satu bulan kemudian, nenek saya datang lagi, inilah ceritanya: + Cucuku sekalian, aku sudah dipindahkan. Kau benar bahwa keadaan tempatku yang baru ini jauh lebih baik dan lebih enak. Udaranya saja harum dan wangi seperti bunga sedap malam. Disini banyak tanaman bung ayang indah dan besar. Suasananya tentram dan membahagiakan hati. Berbeda dengan tempatku dulu.iap Yang aneh, badanku menjadi muda kembali, diriku berubah tidak sama dengan yang dulu. Aku menjadi anak remaja putri. - Cucu bersyukur nenek telah berhasil memasuki alam Nirwana, dilahirkan kembali ke alam para dewa dengan jati diri baru. Apa yang nenek kejakan setiap hari? + Tiap-tiap hari aku diberi pelajaran-pelajaran, aku harus belajar, dan juga diberi tugas untuk mengantarkan para tamu yang datang pada sebuah Istana. Istananya besar sekali dan hanya aku yang diberikan tugas sebagai penghantar tamu. - Nenek perlu belajar dengan giatdan mengerjakan tugas nenek sebaik-baiknya, agar nenek cepat naik kelas yang lebih tinggi. + Kalian berdua sekarang tidak mudah mengenali nenek lagi, jatidiriku sudah berubah dari yang dulu. Walaupun demikian, bagaimanapun juga akau dulu pernah menjadi nenekmu. Aku akan berterima kasih pada kalian berdua yang telah menolong aku sehingga akau dapat menjadi seperti sekarang ini. Mungkin di waktu-waktu yang akan datang, aku sudah tidak bisa semudah sekarang untuk turun dan bertemu dengan kalian, sulit untuk mendapat ijin turun. - Nenek tidak usah khawatir, jangan dipikirkan. Sering-sering turun berkunjung ke tempat cucu berdua tidak baik untuk nenek. Hal itu dapat menganggu dan menghambat perjalanan nenek. Nenek perlu belajar dengan sungguh-sungguh dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Semoga suatu waktu kita masih diijinkan bertemu kembali. + Baiklah, sekarang aku kembali. - Selamat jalan nenek. Sedikit tambahan untuk penjelasan: - Nenek saya ini adalah anak pertama kakek buyut saya, sangat disayang dan tidak disentuh ajaran agama apapun. - Hatinya bersih penuh rasa kasih, penuh kepedulian, kebajikan, menjalani kehiddupannya dengan keiklasan yang tinggi. Semua penderitaan hidup dijalani dengan hati yang iklas. - Pada saat meninggal di pangkuan saya, SKKB nenek mencapai Nol. Tidak ada karma buruk yang terutang. Karma buruknya terbayar lunasdalam kehidupan ini. Oleh karena itu perjalanan arwah nenek mulus, langsung mencapai tingkat tertinggi di alam arwah, yang juga disebut sebagai sorga. dan dilayani oleh 12 pembantu. - Setelah menjalani laku spiritual di alam arwah, bersembahyang, berdoa dan belajar dari gurunya, nenek berhasil menembus ke alam Nirwana atau alam dewa dengan dilahirkan kembali memakai jatidiri baru. - Guru Roh saya masih beberapa kali mengijinkan saya bertemu dengan nenek saya. Pertemuan terakhir adalah pada saat nenek datang untuk berpamitan kepada kami berdua, dan mengatakan bahwa ini adalah pertemuan terakhir sebab nenek sudah diberitahu tidak lama lagi akan turun reinkarnasi lagi. Turun sebagai manusia yang telah memiliki roh berstrata Nirwana atau strata langit. - Kakek buyut dan nenek buyut (Kongco & Makco) dari istri saya, juga kakek angkat istri saya, ke-3 arwah leluhur ini juga berhasil kami pandu perjalanan arwahnya sehingga mencapai alam Nirwana. Yang lainnya masih belum berhasil.
Posted on: Fri, 29 Nov 2013 10:07:34 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015