PENGENDALIAN DIRI "Ayah aku sudah bosan", kata seorang anak. - TopicsExpress



          

PENGENDALIAN DIRI "Ayah aku sudah bosan", kata seorang anak. Sang ayah merasakan perasaan si anak, dengan wajah sedih dan memelas ia berkata kepada sang anak "Baiklah kalu begitu kita menyerah saja, mari kita hentika permainan ini" sambil membereskan pakaian dan perlengkapan yang dimilikinya; selimut kumal; baju kotor dan sepatu bututnya. Sang anak dan ayahnya berda dalam kamp, ia dipisahkan dengan ibunya oleh tentara nazi di sebuah kamp kosentrasi Auschiwtz. Mereka sudah tidak memiliki kebebasan, hidup dalam kawasan yang dilingkari kawat berduri, dijaga ketat pasukan nazi bersenjata lengkap, juga anjing pemburu yang ganas. Namun sang ayah mengkondisikan anaknya dengan mengatakan bahwa mereka sedang bermain perang-perangan, sehingga anaknya termotivasi untuk menang. Suatu saat yang dingin, dimana pakaian tidak memadai, serta kekurangan bahan makanan, anaknya mulai merasakan penderitaan dan kebosaanaan yang amat sangat. sehingga anak ini ingin menghentikan permainan terebut. "Baiklah kalau begitu..." kata sang ayah, "kita kalah... dan hadiah tank itu kan diambil oleh orang lain" lanjutnya. Si anak menatap sang ayah, tiba-tiba ia berseru: "TIDAK..tidak ayah, saya ingin memenagkan permainaN ini dan mendapatkan hadiah tank!" Suatu hari, mendadak pasukan jerman melakukan aksi pembunuhan massal di kamp kosentrasi terebut. Mengetahui bahwa pasukan sekutu akan menguasai kota Auschiwtz, sang ayah berusaha untuk menyelamatkan anak serta istrinya. Berdua, mereka melarikan diri dari kamar, mencari tempat persembunyian. Sang ayah menyembunyikan sang anak dalam sebuah peti kayu. Ia berkata pada anaknya "Nak, hari ini adalah puncak permainan, kita harus menang. Kamu harus besembunyi dalam peti ini, jangan sampai terlihat oleh siapapun, karena semua orang akan mencarimu. kamu harus mendapatkan hadiah tank itu." Lalu bergegas ia mencari serta menyelamatkan istrinya. sementara itu, pembantaian manusia sedang berlangsung dengan keji. para tawanan dipaksa berbaris menuju kamar gas. Hari yang menyedihkan itu berlangsung di kota Auschwitz. malang nya si ayah ternyata ia tertangkap oleh tentara nazi. saat digelandan oleh para tentaranya, tanpa sengaja ia berpapasan dengan peti kayu kecil tempat dimana sang anak bersembunyi. Moncong senapan mengarah di bekalang kepala sang ayah, sang anak menatap lamat-lamat dari lubang persembunyiaannya. Seketika sang ayah sadar sedang diawasi sang anak, ia langsung berjalan degan sikap tegak layaknya seorang tentara berparade sambil memberi hormat. sang anak merasa senang. dua menit kemudian terdegar suara tembakan menyalak di balik tembok. Sang ayah ditembah mati. sang anak belum menyadari itu, sesuai pesan sang ayah, tetap bersembunyi. tiga jam berlalu, sebuah tank datang menyelamatkan sang anak, dan si anak memenangkan permainan. INTISARI: sekelumit kisah diatas adalah cuplikan film "Life is Beatiful" yang pernah memenangkan penghargaan Oskar, seorang ayah dari anak yang berusia tujuh tahun diperankan oleh Roberto Benigni. dan istrinya diperankan oleh Nicoletta Brasci. Kisah ini menggambarkan bagaimana seorang Benigni mampu menentukan pilihan, sikap dan reaksi atas kejadian yang menimpa anak serta dirinya. kemampuan mengendalikan hati juga pikiran. meski secara fisik terbelengu, namun ia mampu berpikir merdeka. Dalam diri seseoran sebenarnya telah dikarunia oleh tua sebuah jiwa, dimana dengan jiwa tersebut tiap orang bebas memilih sikap. bereaksi positif atau negatif; reaktif atau proaktif; baik atau buruk. andalah sebenarnya penanggung jawab dari raksi diri anda sendiri, sikap dan juga keputusan anda!
Posted on: Sat, 27 Jul 2013 12:28:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015