Selamat malam teman-teman Komal! Selasa malam waktunya #ManDay, - TopicsExpress



          

Selamat malam teman-teman Komal! Selasa malam waktunya #ManDay, cerita menarik mengenai pahlawan pria Indonesia. Malam ini Komal punya pahlawan pria yang menjadi salah satu korban G 30 S, nama beliau juga menjadi salah satu jalanan tersibuk di ibukota. “Jiwa perjuangan kami untuk menegakkan kemurnian pancasila tidak mungkin dipatahkan hanya dengan mengubur kami dalam sumur ini” Letjen TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono, lahir di Surabaya, 20 Januari 1924 adalah salah satu dari dari Tujuh Pahlawan Revolusi. MT Haryono sebelumnya mendapatkan pendidikan di ELS, diteruskan ke HBS, lalu Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) di Jakarta, tetapi tidak melanjutkan hingga tamat. Beliau adalah perwira yang fasih berbicara bahasa Belanda, Inggris dan Jerman sehingga menjadi penyambung lidah yang dibutuhkan dlm berbagai perundingan. Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada masa KMB, Atase Militer RI untuk Belanda dan terakhir sebagai Deputi III Men/Pangad. Ketika kemerdekaan RI diproklamirkan, Beliau sedang berada di Jakarta, bergabung dengan pemuda lain untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Akhirnya beliau melanjutkan karir di dunia militer dengan begabung bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) memperoleh pangkat Mayor awalnya. Ketika menjabat Deputi III Men/Pangad, pengaruh PKI sedang marak dan semakin berani di Indonesia karena merasa dekat dengan Presiden Soekarno. PKI menyebut kaum buruh dan tani sebagai Angkatan Kelima yang harus dipersenjatai. Ide tersebut tidak disetujui oleh sebagian besar perwira AD termasuk M.T. Haryono. MT Haryono punya pertimbangan sendiri, ia yakin ada maksud tersembunyi di balik itu, yakni mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Di samping itu, pembentukan Angkatan Kelima beresiko tinggi, namun penolakan tersebut membuat dirinya dan para perwira lain dimusuhi. Tidak hanya dimusuhi, para perwira AD ini juga dijadikan sebagai target pembunuhan PKI dalam pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Pada 1 Oktober 1965 dinihari, M.T. Haryono bersama 6 perwira AD lain akhirnya diculik, lalu dibunuh dengan cara yang kejam. Lalu jenazah dibuang ke sumur tua di daerah Lubang Buaya, tetapi setelah diketahui jasad para Pahlawan Revolusi ini dimakamkan di TMP Kalibata. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya mempertahankan Pancasila, pangkatnya dinaikkan satu tingkat jadi Letnan Jenderal dari Mayor Jenderal. Sekian cerita dari Komal hari ini dalam #ManDay Terima Kasih :) @Komal_FIBUI #ManDay
Posted on: Tue, 03 Sep 2013 14:51:13 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015