#SnowWhite Disc C “Apaan sih ini? Semua piring kok isinya - TopicsExpress



          

#SnowWhite Disc C “Apaan sih ini? Semua piring kok isinya tepung? Nggak ada sendok lagi, adanya sumpit.” Bagaimanapun juga, karena ia kelaparan semua tepung itu dimakannya (dengan sumpit). Kemudian ia tertidur karena makan puding rasa obat tidur. Tiba-tiba ada 7 kurcaci yang kelihatannya habis pulang bekerja. Mereka kaget ketika membuka pintu kotejnya. Kurcaci pertama bertanya, “Siapa yang duduk di kursiku? " ia bertanya sambil duduk di kursinya. Kurcaci kedua, “Siapa yang makan di atas piringku?” ia bertanya sambil kebingungan mencari piringnya. Kurcaci ketiga, “Siapa yang memakan rotiku?” ia bertanya sambil makan roti. Kurcaci keempat, “Siapa yang memakan sayurku?”, ketika ia melihat kurcaci ketiga makan roti ia meralatnya, “Siapa yang memakan rotiku?” Kurcaci kelima, “Siapa yang menggunakan garpuku?” … “Eh... Kapan aku punya garpu?” Kurcaci keenam, “Siapa yang memotong dengan pisauku?”, ia bertanya sambil menggesek-gesekkan pisaunya ke tangannya, “Aduh!” Kurcaci ketujuh, “Siapa yang minum menggunakan mugku?” … “Jangan dijawab! Aku tidak bertanya padamu!” Kemudian ketujuh kurcaci itu tersadar, di dalam kotejnya kan nggak ada apa-apa, hihihi. Kayaknya mereka kurang tidur deh makanya sarap, ketika mereka menuju tempat tidur, mereka kaget. “Siapa yang habis tidur di tempat tidurku?” Kurcaci pertama bertanya. “Bukan, bukan aku!” Kurcaci kedua menyangkal. “Siapa yang bertanya padamu?” Kurcaci ketiga bertanya. “Bagaimana kamu bisa tahu kurcaci pertama tidak bertanya pada kurcaci kedua?” Kurcaci keempat bertanya. “Kenapa sampai sekarang aku nggak punya tempat tidur?” Kurcaci kelima bertanya. “Tempat tidur? Apa itu tempat tidur?”Kurcaci keenam bertanya. “Hei, ada yang tidur di tempat tidurku!” Kurcaci ketujuh tidak bertanya. Keenam kurcaci lain melihat tempat tidur kurcaci ketujuh, disana ia melihat ada seorang gadis yang tertidur pulas. “Lihatlah, cantiknya gadis itu!” Kurcaci pertama berkata. “Iya, cantik.” Kurcaci kedua mengiyakan. “He! Ojok mbebek ae kon! (Hai! Jangan mengangsa saja kau!)” Kurcaci ketiga lahiran surabaya ini menghardiknas. “Apa? Aku cantik?” Kurcaci keempat bertanya pertanyaan retoris. “Kamu bukan gadis yoo…” Kurcaci kelima mengklarifikasi. “Diam, diam, nanti gadis itu bangun, kasihan dia.” Kurcaci keenam menasehati teman-temannya. “Aku harus ngomong apa ya?” Kurcaci ketujuh bingung. Ketujuh kurcaci tersebut kemudian tertidur pulas di kasur masing-masing. “Hei, aku harus tidur dimana?” Kurcaci ketujuh akhirnya tahu apa yang harus dikatakan. Esoknya, Snow White terbangun dan kaget melihat kurcaci.“Hai, aku kaget lho…” Ketujuh kurcaci tersebut ikutan terbangun. “Ah”, “rupanya”, “kamu”, “sudah”, “terbangun”, “dari”, “tidurmu.” (kata-kata tersebut diucapkan secara berurutan oleh 7 kurcaci) “Kalian pemilik kotej ya? Maafkan aku, aku telah memakan semua tepung kalian… Tapi kalian kok makannya tepung?” 1. “Ah itu… Nggak papa… Nggak tahu juga, setelah kami memberikan makanan ternak, menyiram sayuran, atau mengambil hasil panen, warga memberi kami tepung…” 2. “Iya, habis murah kayaknya…” 3. “Baca guide dari mana sih? ” 4. “Iya, padahal nggak enak…” 5. “Kadang-kadang mereka juga datang siang- siang…” 6. “Minta relaxation tea leaves lagi.” 7. “Iya, budum.” 1, 2, 3, 4, 5, 6. “Budum?” 7. “Ah iya, kok aku bisa ngomong budum ya?” “Sebenarnya nggak tahu kenapa aku bisa ada di hutan ini, aku nggak tahu jalan pulang. Boleh aku tinggal disini?” “Asalkan kamu bisa mengurus rumah”, “masak”, “membersihkan tempat tidur”, “cuci baju”, “menjahit”, “menyulam”, “dan membersihkan rumah, kami bisa menerimamu.” “Ah, aku bisa, tenang saja.” “Baiklah kalau begitu.” Kurcaci manapun yang ngomong nggak penting. Bersambung!
Posted on: Fri, 02 Aug 2013 09:20:03 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015