Tahun 1993 aku bermimpi berlutut di kaki Rasulullah saw, menangis - TopicsExpress



          

Tahun 1993 aku bermimpi berlutut di kaki Rasulullah saw, menangis rindu tak kuat untuk ingin jumpa. Maka Sang Nabi saw menepuk pundakku, “Tenang dan sabarlah.. . sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku." AlHabib Mundzir AlMusawa : Aku teringat mimpiku beberapa minggu yang lalu. Aku berdiri dengan pakaian lusuh bagai kuli yang bekerja sepanjang hari, di hadapanku Rasulullah saw berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda, "Semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai Munzir, aku lebih tak tega lagi… kembalilah padaku, masuklah kedalam kemahku dan istirahatlah….” Kujenguk dalam kemah mewah itu ada Guru Mulia (Habib Umar bin Hafidz) seraya berkata, "Kalau aku bisa keluar dan masuk ke sini kapan saja, tapi Engkau wahai Munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia." Maka Rasulullah saw terus mengajakku masuk, "Masuklah... kau sudah kelelahan… kau tak punya rumah di dunia (memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah). Tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah di sini bersamaku… serumah denganku… seatapdenganku…. makan dan minum bersamaku.... masuklah!" Lalu aku berkata, "Lalu bagaimana dengan Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasulullah saw).” Maka beberapa orang menjawab di belakangku, “Wafatmu akan membangkit kan ribuan hati untuk meneruskan cita-citamu...! Masuklah...! Ini lah akhir dari mimpi kekasih dengan kekasihnya.. إنا لله وإنا إليه راجعون (Mengenang kisah kekasih اَللّهُ, Al Habib Munzir Al Musawa)
Posted on: Mon, 16 Sep 2013 06:38:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015