--- seperti kasus-kasus kekeliruan penafsiran informasi keagamaan - TopicsExpress



          

--- seperti kasus-kasus kekeliruan penafsiran informasi keagamaan yang dilakukan oleh oknum-oknum umat beragama di luar kesadaran masyarakat Hindu Dharma dalam memaknai satu literatur sastra Veda, hal tersebut terjadi lebih dikarenakan motivasi awal dalam menganalisa informasi yang terdapat dalam sastra Veda bukan untuk mencari sebuah perbandingan yang obyektif, tapi hanya untuk menunjukan bahwa dasar keagamaan yang di anut oleh pelaku penafsiran lebih superior dari dasar-dasar keagamaan dalam sastra Veda, atau kalau ingin dinyatakan lebih "tegas" sebagai manipulasi informasi sekedar untuk mendukung asumsi dari para pelaku tersebut, seperti contoh kutipan artikel berikut --- Umat Hindu percaya pada apa yang disebut Avtar. (Av) berarti Turun dan (Tr) berarti melewati. Jadi Avtar artinya diturunkan atau diutus untuk turun. Sedangkan menurut kamus Oxford, dikatakan bahwa menurut Mythology Hindu Avtar berarti Tuhan/Dewa yang turun atau Ruh yang keluar turun ke bumi dalam bentuk manusia. Kebanyakan orang Hindu percaya bahwa Avtar itu berarti Tuhan yang turun ke dunia sebagai manusia (Mirip kepercayaan umat Kristen). Dan konsep ini tertulis dalam Bhagawad Gita Ch.4 V.7-8 yang mana dikatakan ketika agama telah dirusak, Bharata, dan bangkitnya kebathilan, maka aku akan menjelmakan diri untuk melindungi kebenaran dan untuk menghancurkan kejahatan, dan untuk menegakkan yang benar, aku akan lahir pada setiap jaman. Hal seperti ini juga disebutkan juga dalam Bhagawad Purana Khand 9; Adhyay 24; Shloka 56 yang artinya ketika kebenaran itu telah hancur dan perbuatan dosa telah semakin merajalela saya akan menjelmakan diri. Tapi konsep Avtar ini, seperti yang dipercayai umat Hindu umumnya tidak ada secuilpun di dalam Weda. Padahal Weda adalah Kitab Suci yang paling diagungkan dalam Kitab-kitab Hindu, dan tidak boleh kitab-kitab yang lain bertentangan dengan Weda. Karena itu para cendekiawan Hindu dalam Weda mengatakan bahwa konsep Avtar yang dipercayai oleh kebanyakan orang Hindu berbeda. Karena Avtar adalah kata yang melambangkan kepemilikan Tuhan. Itu bukan berarti bahwa Tuhan sendiri yang Turun, tetapi menunjukkan pada orang yang diutus Tuhan. Dan jika anda baca Weda, tak ada konsep Avtar di dalam Weda. Tetapi Weda mengatakan tentang manusia biasa (Resi) yang diutus Tuhan untuk membimbing umat manusia. sumber artikel : [brlel.tumblr/post/34013243390/islam-dalam-kitab-hindu] pengertian kata “avatara || अवतार | _ incarnation” yang bermakna sebagai inkarnasi atau perwujudan realitas personal Tuhan Yang Maha Esa, yang berkenan hadir ke dunia atas perkenan_Nya sendiri, untu melakukan misi menegakan prinsip-prinsip Dharma (kebenaran), menyelamatkan pribadi-pribadi yang teguh dalam kebajikan dan berjalan dalam kebenaran, dan serta menumpas siapapun mereka yang terperosok dalam berbagai tindakan yang bertentangan dengan Dharma, mereka yang menentang realitas mutlak Tuhan Yang Maha Esa. Sastra Veda menjelaskannya sebagai berikut : yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata abhyutthānam adharmasya tadātmānaṃ sṛjāmy aham ||Bhagavad Gita 4.7| "Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela-pada waktu itulah Aku sendiri menjelma, Wahai putera keluarga Bharata." [vedabase.net/bg/4/7/en] paritrāṇāya sādhūnāṃ vināśāya ca duṣkṛtām dharmasaṃsthāpanārthāya saṃbhavāmi yuge yuge ||Bhagavad Gita 4.8 | "Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, Aku sendiri muncul pada setiap jaman." [vedabase.net/bg/4/8/en] avatārā hy asańkhyeyā hareḥ sattva-nidher dvijāḥ yathāvidāsinaḥ kulyāḥ sarasaḥ syuḥ sahasraśaḥ ||Srimad Bhagavatam 1.3.26| "Wahai para Brahmana, Inkarnasi dari Realitas Mutlak Tuhan Yang Maha Esa tidak terhitung banyaknya, bagaikan anak sungai yang mengalir dari sumber mata air yang tidak pernah ada habisnya" [vedabase.net/sb/1/3/26/en] ṛṣayo manavo devā manu-putrā mahaujasaḥ kalāḥ sarve harer eva saprajāpatayaḥ smṛtāḥ ||Srimad Bhagavatam 1.3.27| "Semua Rsi, Manu (Ras manusia), para Dewa dan keturunan Manu (Manusha), yang sangat kuat, adalah bagian dari gugusan semesta atau bagian dari perwujudan semesta Tuhan Yang Maha Esa. Perwujudan tersebut termasuk juga Prajapati." [vedabase.net/sb/1/3/27/en] ete cāḿśa-kalāḥ puḿsaḥ kṛṣṇas tu bhagavān svayam indrāri-vyākulaḿ lokaḿ mṛḍayanti yuge yuge ||Srimad Bhagavatam 1.3.28 | "Semua inkarnasi yang disebutkan sebelumnya adalah bagian dari semesta atau bagian dari perwujudan semesta Tuhan Yang Maha Esa, namun Realitas Mutlak Sri Krishna adalah Kepribadian Utama Tuhan Yang Maha Esa. Kesemuanya (Para Avatara) akan hadir di planet-planet (Bumi) kapanpun gangguan diciptakan oleh kaum penentang Tuhan. Realitas Personal Tuhan akan hadir untuk melindungi pemuja_Nya" [vedabase.net/sb/1/3/28/en] dengan sangat tegas sastra Veda menyatakan definisi dan diskripsi kehadiran realitas personal Tuhan Yang Maha Esa yang disebut sebagai Avatara tertuang dalam Bhagavata Purana (Sriumad Bhagavatam 1.3.26 serta dalam Bhagavad Gita. lalu darimana penulis artikel dapat mengambil kesimpulan kalau penjelasan tentang Avatara tidak secuilpun dijelaskan dalam Veda? Anda dapat menyimpulkannya sendiri.
Posted on: Sat, 08 Jun 2013 16:16:37 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015