Ada dua hal yang secara akal sehat membuat propaganda yang - TopicsExpress



          

Ada dua hal yang secara akal sehat membuat propaganda yang menyatakan Pak Harto sosok pemimpin otoriter dan tidak jarang dikesankan sebagai "penindas" kepada lawan-lawan politiknya menjadi terbantahkan. Pertama, kelompok kritis, oposisi dan bahkan para penentang fanatik pun hidup segar bugar hingga akhir hayat. Banyak eks kader PKI atau yang terlibat dalam G.30.S/PKI masih bisa menghirup udara segar hingga usia senja. Mereka tidak sedikit membuat memoar pembelaan. Kalau mental penindas, tentu tidak sulit menghabisi sejak dulu dan meniadakan semuanya, pada saat semua instrumen kekuasaan dalam genggaman. Itu menunjukkan bahwa Pak Harto menekankan proses hukum, dan apa kata pengadilan (Mahmilub), itulah yang dtegakkan. Soal banyak terbunuhnya kader PKI pada tahun 65-66, sebagaimana banyak catatan menunjukkan itu merupakan civil war. Selain ada kebijakan pengejaran oleh TNI terhadap pelaku G.30.S/PKI, juga ada persitegangan antara massa komunis dan non komunis sejak lama. Banyaknya aktivis yang dikabarkan hilang juga tidak bisa dilihat hitam putih dan tidak bisa serta merta ditudingkan kepada Pak Harto. Harus dilihat dengan menyediakan ruang kemungkinan bagi permainan klik intelijen (dalam dan luar) yang tidak terkontrol atau oleh sebab-sebab situasi di luar kendali atau sebuah skenario politik kelompok-kelompok tertentu (dalam dan luar). Walaupun Presiden Soeharto sangat berpengaruh, namun bukanlah satu-satunya pengendali semua keadaan, karena manusia/warga negara bukanlah robot yang bisa diremot secara otomatis dan ada banyak pihak yang juga mencoraki dinamika perpolitikan maupun keamanan bangsa. Fakta lain banyak aktivis yang dulu dikabarkan dicederai, diculik, dll, pada era reformasi justru tiba-tiba mencuat dan bertengger di lini-lini tertentu kekuasaan, yang bahkan akhir-akhir tidak sedikit yang di tuding atau di duga korup. Kedua, orang banyak melupakan bahwa ini masih Nusantara. Dibalik gemuruh perpolitikan formal, pantulan kesadaran kekuasaan masa lalu masih tegak eksis di hampir semua tempat Nusantara. Ada energi kekuasaan Sunda, Mataram, Jawa Timuran, Bali, Kalimantan, Bugis-Makasar, Sumatera, dll. Nusantara merupakan ranjau-ranjau energi kekuasaan seperti itu. Jika Pak Harto merupakan sosok penindas atau zalim, maka kekuasannya tidak akan bertahan dalam rentang panjang seperti itu. Bahwa kita hendak mewujudkan keadilan yang beradab dan bentuk-bentuk ketidakberadaban (penjahat) ditindak tegas, tentu itu merupakan kebenaran universal yang juga berlaku bagi semua bangsa. Kita harus kritis melihat semuanya, termasuk dalam memahami jati diri kita, bukan saja sebagai sebuah bangsa, namun juga sebagai sebuah peradaban berusia tua. Di dalamnya sudah sangat matang dalam memahami makna sebuah kekuasaan.
Posted on: Mon, 07 Oct 2013 02:47:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015