Agama: Jembatan Yang hampir Rubuh Antara Tuhan dan Manusia Oleh : - TopicsExpress



          

Agama: Jembatan Yang hampir Rubuh Antara Tuhan dan Manusia Oleh : R u s m a n Hari ini, sekitar pukul 17:00 alias jam 5 sore hujan yang mengguyur kota daeng tak kunjung berhenti mengisi setiap selokan kota dimana jentik-jentik nyamuk dapat tumbuh dengan “girang”, tanggal 12 Juli 2013 yang bertepatan dengan hari ke-3 bulan Ramadhan bagi yang mengikuti hadist nabi “ Atiullahu, wa atiu rasulu, wa ulil amri mingkum” artinya, taatlah kepada Allah, rasulnya dan para pemimpim diantara kamu, namun menjadi hari Ramadhan hari ke-4 bagi kelompok muslim Indonesia yang berdiri pada “lantai” pemahaman keagamaan yang sama dengan saludara kita, Muhammadiyah…. Jadi inget pesan temen kajian gue di kampus, dia bilang sekarang bukan lagi saatnya Sami’na wa ata’na, tapi sudah harus diganti dengan “Sami’na wa Analisis” … hahahahah .. Meracau ! Keningku mengkerut ketika melirik “mesra” pada sebuah buku mungil berjul “Tuhan Tak Sembunyi, Mencarai Agama untuk Zaman Baru”. Betapa tidak, ternyata setelah saya “telanjangi”, manuskrip karya Hikmat Darmawan itu begitu berbobot dan kontekstual dengan fenomena keberagamaan ummat manusia zaman sekarang. Pada halaman pembuka, kita akan menemukan sambutan “meriah” dari Budhy Munawar Rahman yang juga sebelumnya telah saya ajak berkenalan melalui bukunya “Argumen Islam Untuk Pluralisme”. Buku “antik” tersebut didedikasikan sendiri oleh beliau sebagai peringatan atas 40 tahun orasi pembaharuan islam dari Nurkholis Madjid, seorang tokoh intelektual Islam Indonesia yang dengan semangat 45, gencar mengkampanyekan isu pembaharuan gerakan Islam, yang mana juga bersesusaian dengan pokok-pokok pemikir pluralis yakni bapak Gus dur, Dawam Raharjo dan Johan Evendi. Pada zamanya, bahkan hingga era sekarang ini, subtansi dari “gelagat” pemikiran cak Nur banyak menuai pro dan kontra. Kubu gerakan islam yang menentang pemikiran Cak Nur dengan menjadikan dalil syariat-fiqih menilainya sebagai bentuk sekularasi kendatipun dengan model pendekatan yang tidak cukup mendalam, bahkan dianggap sebagai antek Yahudi Indonesia yang memiliki agenda mendesak “Yahudi-sasi global”. Sementara, kubu pro cak Nur, lebih meletakkan dasar dukungan pemikiranya pada fakta akan kebutuhan mendesak bagi penghayatan ulang nilai-nilai yang terkandung dalam syariat Islam ke dalam ranah sosio-kultural masyarakat Indonesia yang lebih empiris dengan pluralitasnya…. Hmmm .. Saya ada di kelompok mana yaah ? kalau kmu ?? heheheh Manuskrip Hikmat Darmawan itu, dengan santai tanpa rasa bersalah sedikitpun “menindih” spesies sejenisnya. Sebuah karya dari penulis buku best seller “Psikologi Kematian”, ayahanda Komaruddin Hidayat. Namun buku keduanya itu berjudul “Psikologi Beragama”. Topik tentang ilmu psikologi yang “dinikahkan” dengan Ilmu agama sendiri sudah banyak diulas oleh sejumlah tokoh. Di kamar kost saya juga terdapat buku dengan judul yang bersis sama karangan Jalaluddin Rahmat. Buku itu saya pinjam dari seorang teman yang sekarang lebih nyaman tinggal di Bandung dengan mengelola bisnis Online miliknya, konon buku itu adalah peninggalan dari almarhum ayahnya yang telah lebiih dulu berangkat ke “balik-papan” beberapa tahun silam. Hanya saja, pokok pembahasan dan dua buku yang ber”label” sama itu sedikit berbeda. Saya tidak akan mengulasnya disini. Takut nanti malah lebih bagus dari buku aslinya . hahaha .. Narsis dikit Coy .. kan gak disuruh bayar sama departemen keuangan RI, belakangan nahkodanya telah diganti oleh Chatib basri, yang sebelumnya dipimpin oleh Agusmarto Wardoyo. Pembicaraan mengenai agama memang tak pernah ada habisnya, baik diteropong dari kacamata orang sosiologi, orang politikus, orang ekonomikus, bahkan orang-orangan sawah sekalipun … what ?? (just intermeso broo) seperti air laut, yang tak akan habis sekalipun seluruh tentara Nazi berusaha menghabiskanya, ets itupun kalau terpaksa sob .. masa tentara Hitler minum air laut …. Hahaha.. Seandainya … Seorang sosilog jerman kenamaan Herman … siapaaa ? Ets salah, nama temen kost gue tuh yang paling males mandi .. Jerman maksudnya, telah berusaha keras menemukan pola hubungan resiprokal dan mutual antara agama dan pola hidup materialis ala masyarakat Eropa dan Amerika dalam magnum opusnya, “Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme”. Dalam karya intelektualnya tersebut, weber mengemukakan sebuah tesis penting dan seksi, bahwa terdapat sebuah system kode etik dan unsur teologis dalam setiap tindakan masyarakat kapitalis yang aktif menumpuk harta, kate temen gue yang anak aktivis, itu pola hidup Materialistik … sesame orang sosiologi alias sosiolog, Peter L. Berger juga berusaha menjelaskan bagaimana “agama” telah menjadi sebuah realitas sosial dalam setiap kominitas masyarakat, ada kebutuhan akan sesuatu yang gaib selain dari apa-apa yang nampak oleh mata “telanjang”.. hey, mata lho jangan bayangin Marlyn Monroe lagi… Istigfar, bulan Ramadhan Coy .. Masih dalam rentan waktu yang relatif “bertetangga”, Max Weber kembali tampil ke panggung intelektual untuk berusaha menjelaskan realitas secara lebih dalam, tapi mungkin masih lebih dalam lautan india katanya pelantun lagu “Sedang-sedang Saja”, Iwan., sebuah karya lanjutan dari Weber sebagai satu rangkaian dari kontribusi intelektualnya, “Sosiologi Agama” semakin menegaskan bahwa diskursus yang mengalami kontinyuitas melampaui anak zaman dan waktunya berdialog secara akademik dan ilmiah. Sementara itu, jauh di wilayah timur tengah nun jauh disana, ets.. timur tengah itu ladang minyak lho.. konon kalau tanam jagung disana, jagung bisa rasa miinyak juga.. Wow.. Ngawur lho men. Lanjutin yang tadi, karya seorang ulama yang katanya tergolong syiah, “duduk” termenung menunggu kapan lagi jari-jariku “menyentuhnya”…. Ngiler lho.. Adalah Ayatullah Murtadha Muttahari dengan karya epik sensasionalnya, “manusia dan Takdirnya” dan “Keadilan Ilahi, asas pandangan dunia Islam”. Sebuah manuskrip yang coba membangun dasar argumentasi tentang perlu ummat islam memperoleh cara pandang yang sedikit berbeda dengan kalangan muslim konservatif, bagaimana sebuah konsekuensi atas tindakan Tuhan memberikan sisksa atas dosa-dosa para hambanya dan ganjaran pahala bagi mereka yang setia, singkatnya tentang cara pandang atas takdir, surge dan nerakanya Tuhan itu sendiri. Melalui pendekatan Filsafat, agama oleh Ayatullah Muttahari mengalami keterbukaan yang “ lebih terang dan jelas”. Namun demikian, kritik atasnya juga tidak kalah tajam, karena dianggap telah meng-subordinasikan wahyu diatas “kuasa” akal manusia yang katanya terbatas itu. Pada tepi “meja” diskursus yang lain, agama (islam) sebagai rahmatan lil alamin menampakkan sisi “jahat”nya. “Agama dianggap justru sebagai sumber kekerasan”, buku karya Wim Beuken dan Karl Joseph Kuschel. Sebuah buku “nyentrik” dengan gambar Osama Bin Laden beserta para tentaranya sedang mengangkat senjata dengan sangat “percaya diri”. Uraian fakta-fakta empiris dalam buku itu “seiring-sejalan” dengan fenomena penyerangan kelompok fundamentalis islam atas jamaah pengikut Ahmadiyah dan Syiah, yang digelar predikat “sesat” itu. Agama sebagai pembawa kedamaian dan keadilan justru oleh para pengikutnya yang mengaku “Sound System”.. salaaah.. “Konsisten” maksudnya, lebih banyak menghabiskan seluruh perhatinaya pada persolahan keyakinan beragama, padahal dalam konstitusi kita membenarkan hal itu, tapi malah justru kekeran yang dilegitimasi oleh Negara terlihat dimana-mana atas nama “menjaga ketertiban umum”. Tapi justru menutup mata dengan fenomena, penggusuran kaum miskin kota, kemiskinan di kolong-kolong jembatan dan para pengemis pada setiap lampu merah disetiap sudt-sudut kota, dan masih banyak lagi yang lainya…. Gak enak kalau disebutin semua … hahahah. Gagasan ke-agama-an yang dijadikan sebagai dasar gerakan ideologis, untuk selanjutnya gerakan sosial-politik, khususnya untuk konteks Indonesia masih memerlukan upaya dialogis yang lebih intensif, untuk tercapainya “rahmatan lil alamin” sebagaimana tujuan diturunkanya agama. Oeeeee…. Bangun lho,, tidur melulu.. dikit lagi udah mau buka,, Ehh .. itu udah azam Magrib … Alhamdulillah … saatnya berbuka puasa…
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 11:29:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015