Al Wajibatu Aktsar Minal Awqat ( KEWAJIBAN LEBIH BANYAK DARI - TopicsExpress



          

Al Wajibatu Aktsar Minal Awqat ( KEWAJIBAN LEBIH BANYAK DARI WAKTU ) وَالْعَصْرِ إِنَّ الْأِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang beriman dan beramal shalih dan mereka yang saling menasehati untuk menjalankan kebenaran dan saling berwasiat untuk menetapi kesabaran” (QS. Al Ashr 1-3). Ikhwan dan akhwat fillah, pemahaman akan pentingnya menghargai waktu tentunya telah kita miliki, mengingat begitu banyak nash-nash baik Al Qur-an dan Hadits serta literatur-literatur yang membahas tentang hal itu. Tinggal kini bagaimana pemahaman yang telah kita punyai itu mewujud dalam aktivitas kita sehari-hari. Sejarah telah mencatat bahwa orang-orang yang berhasil adalah mereka yang benar-benar mengisi waktunya dengan baik. Sebaliknya mereka yang gagal pada umumnya adalah orang-orang yang seringkali menyia-nyiakan waktu. Betapa pemanfaatan yang tepat dan benar terhadap waktu secara otomatis membawa keuntungan bagi sipelaku. Maka wajarlah bila pemuliaan terhadap waktu digaungkan di mana-mana: waktu adalah uang. Waktu adalah pedang. Waktu adalah ibadah. Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan bahwa waktu adalah kehidupan. Bahkan beliau tambahkan lagi bahwa kewajiban yang mesti kita tunaikan jauh lebih banyak dari waktu tersedia yang kita miliki. Ungkapan ini dapat kita buktikan kebenarannya dengan menginventarisir seluruh kewajiban kita lalu membandingkannya dengan jumlah waktu rata-rata yang kita miliki, sejak kita memasuki usia baligh hingga berpulang ke rahmatullah (50-60 th). Dapatkah kita menjamin bahwa durasi 60 th itu bisa kita gunakan dan mengisinya dengan ratusan tugas-tugas kerja, ribuan amanah dan jutaan kewajiban-kewajiban lainnya. Yakinkah kita bahwa akan masih ada waktu kosong yang kita miliki. Benarkah 24 jam penuh telah kita tata secara efektif dan effisien guna mengisi kewajiban harian kita. Benarkah masih ada waktu luang? Ikhwan dan akhwat fillah, betapa luasnya sebenarnya medan aktifitas yang kita punya dan sebaliknya alangkah terbatasnya waktu yang kita miliki. Kita sebenarnya hampir-hampir tidak memiliki kesempatan selain harus menunaikan lebih dulu kewajiban-kewajiban. Bahkan istirahat, refreshing dan acara keluarga kitapun pada hakikatnya adalah kewajiban. Bahwa pada tubuhmu ada hak dan pada keluargamu ada hak. Maka adalah kewajiban kita memberi hak istirahat serta makanan bagi tubuh dan hak diperhatikan serta dibimbing bagi keluarga. Ikhwan dan akhwat fillah, pernah mungkin suatu saat kita dihadapkan pada suasana yang begitu ekstrim. Semua serba padat. Semua membutuhkan perhatian kita dan mendesak kita untuk segera menuntaskannya. Sementara semua yang dituntut itu belum rampung, waktu begitu sempit dan kemampuan kita terbatas. Walaupun akhirnya semua itu dapat kita atasi dan selesaikan, paling tidak suasana seperti itu akan menjadi masa yang tak terlupakan dalam sejarah kesibukan kita. Ikhwan dan akhwat fillah, sesungguhnya seperti itulah idealnya suasana harian kita. Bahwa sepantasnya perlakuan istimewa juga mesti kita berikan bagi kewajiban-kewajiban lain yang begitu banyak (misalnya membaca, memahami, mengamalkan dan mendakwahkan Al Qur-an) yang sering kita anggap tidak begitu mendesak sehingga terkesan kita agak santai menjalankannya. Akibatnya waktu kita lebih sering dihiasi dengan kewajiban mengistirahatkan badan dan bercengkrama dengan keluarga. Ikhwan dan akhwat fillah, lewat taujih singkat ini kami ingin mengajak kita semua untuk benar-benar menyadari betapa pentingnya pemanfaatan waktu dan kemudian berusaha sungguh-sungguh untuk merealisasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu, tips berikut ini insya Allah dapat lebih mengokohkan langkah kita untuk menuju kesana: 1. Tetapkan jadwal kewajiban rutin seperti shalat, makan, istirahat, kerja dan menuntut ilmu. 2. Lalu isilah waktu luang dengan kewajiban-kewajiban lain seperti tilawah atau tahfizh Qur-an, meningkatkan kualitas diri dengan membaca atau pelatihan. 3. Jangan tunda sampai esok apa yang bisa dituntaskan sekarang. Dan bila nampaknya kita tidak mampu menunaikan sendiri kewajiban itu, jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain. 4. Tunda dulu menerima amanah yang baru bila memang masih disibukkan oleh kewajiban lain dan tidak yakin sanggup menuntaskannya dalam waktu yang disediakan. 5. Hindari sedapat mungkin kegiatan yang dapat melenakan dan melalaikan kita dari tumpukan kewajiban yang mesti dituntaskan segera serta kalahkan rasa malas dengan kerja keras dan kesungguhan. 6. Evaluasi terus keberhasilan dan kegagalan dalam menunaikan kewajiban serta inventarisir faktor-faktor penyebabnya. 7. Belajarlah dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu untuk dapat memanfaatkan waktu secara lebih efektif dan effisien di masa depan. Serta jangan pernah berhenti berdoa dan berharap pada Allah agar diberikanNya kita ilmu untuk menyikapi waktu secara benar dan kesanggupan mengisinya dengan kewajiban-kewajiban, amanah-amanah dan kebajikan-kebajikan. ... وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “… dan bertaqwalah kalian kepada Allah, pasti allah akan ajarkan kalian” (QS. 2:282)
Posted on: Thu, 27 Jun 2013 03:48:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015