Alhamdulillah Setelah menanti selama 20 tahun lebih akhirnya - TopicsExpress



          

Alhamdulillah Setelah menanti selama 20 tahun lebih akhirnya Timnas Garuda Indonesia berhasil menjuarai AFFU 19 dengan menundukan Timnas Vietnam melalui drama adu pinalti 7:6. Sepanjang 120 menit bangsa Indonesia diperlihatkan sebuah pertandingan sepak bola yang sangat baik. Kerja sama tim yang kompak, skill individu yang diatas rata-rata, stamina yang konsisten serta semangat pantang menyerah. Selama pertandingan babak pertama dan kedua Timnas menunjukkan sebuah semangat spartan. Serangan yang datang dari Tim Vietnam secara rapih dapat dihalau melalui kerja sama yang apik. Ketika menyerang skema-skema serangan yang efektif dan efisien kerap menyulitkan barisan belakang Vietnam. Operan-operan pendek dari kaki ke kaki diperlihatkan pasukan Garuda Muda secara apik, rapih dan presisi. Hampir dipastikan semua rakyat Indonesia yang dekat dengan pesawat televisi tak lepas pandangan matanya melihat aksi menawan Tim yang di komandoi pelatih bertangan dingin yang tetap low profile, Sepanjang pertandingan emosi penonton dibuat tegang melihat jatuh bangun para pemain untuk membuahkan gol ke gawang vietnam. Sampai pada selesai 90 menit dan perpanjangan 30 menit maka harus dilakukan adu pinalti. Tensi kita makin meningkat apalagi saat Timnas tertinggal karena tendangannya berhasil ditepis oleh kiper Vietnam. Tetapi perlahan namun pasti akhirnya kita bisa menyamakan kedudukan dan akhirnya unggul 7:6. Pecahlah teriakan puji syukur diselingi teriakan Indonesia bergema di stadion Deltra Sidoarjo. Ya malam ini adalah malamnya anak anak muda Indonesia yang berjuang di lapangan bola. Melalui jerih payah mereka malam ini rasa nasionalisme rakyat Indonesia seakan menemukan tempatnya kembali di dada ini. Tak sedikit yang menahan haru dan matanya sampai berkaca-kaca melihat melihat keberhasilan yang diraih oleh anak-anak muda yang belum sampai 20 tahun usianya. Nasionalisme yang selama ini hilang tersapu berita dan persoalan yang mendera bangsa ini. Kalau bukan korupsi, konflik warga masyarakat, kejahatan yang semakin marak, hilangnya rasa aman karena polisi malah jadi incaran para penjahat, muncul kembali. Ya rasa nasionalisme itu masih ada dan dimunculkan oleh pemuda-pemuda yang masih murni dan belum terkontaminasi sebagaimana generasi sebelumnya. Kita memerlukan kemenangan ini untuk memuaskan dahaga setelah sekian lama menerima kekalahan. Bukan hanya kekalahan di lapangan sepak bola tetapi juga kekalahan di bidang ekonomi, kekalahan bidang politik, kekalahan disektor budaya, kekalahan-kekalahan itu yang melemahkan kita. Kekalahan itu yang menghilangkan semangat dan rasa nasionalisme kita sebagai sebuah bangsa. Kita seolah menjadi bangsa yang selalu kalah dan menerima kekalahan itu tanpa pernah belajar untuk bangkit dan berusaha menjadi pemenang. Kita lelah melihat penegakkan hukum kita kalah oleh penguasa dan pemilik uang. Kita cape menerima kekalahan atas membanjirnya produk asing memenuhi rak-rak toko sampai pelosok desa. Kita sesungguhnya sudah muak para elit politik dan pemimpin negeri ini sambil menebar senyum, seolah tanpa dosa, memainkan kewenangannya untuk memperkaya diri, kelompok dan partainya. Kita sudah sangat, sangat, dan sangat muak melihat kemunafikan tampil vulgar didepan mata kita. Kita kehilangan semangat sebagai bangsa ketika mendengar TKI di negara lain akan dihukum mati. Ketika mereka tidak mendapatkan haknya sebagai warga negara atas pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan. Kita malu sebagai bangsa tidak mampu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah kita. Malam ini, kita boleh tersenyum dan bermimpi indah. Anak-anak muda kita berhasil meyakinkan kita bahwa asa itu masih ada. Bahwa perjuangan yang dilakukan masih dapat membuahkan hasil yang membanggakan. Setelah 20 tahun tak pernah menjuarai kompetisi antar negara, malam ini mereka membuktikan bahwa Indonesia masih bisa juara. Tidaklah berlebihan kalau harapan seluruh bangsa Indonesia bukan hanya berhasil menjuarai kompetisi sepak bola. Kita juga ingin menjuarai hal-hal lainnya diberbagai bidang. Kita pasti mampu karena kita punya semuanya, segalanya kita miliki. Mulai hari ini kita niatkan diri kita, kita yakinkan diri kita, bahwa kita bisa melakukan apapun asalkan kita bersungguh-sungguh memperjuangkannya. Perjuangan, ya kata itu yang sekarang sudah hampir terlupakan oleh mereka yang hanya ingin meraih hasil sebesar-besarnya tanpa mengeluarkan keringat. Akibatnya jalan pintas yang akan diambil tanpa mengidahkan lagi nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Kita bisa tampil sebagai bangsa terbesar dan terkuat karena kita memiliki segalanya. Kekayaan alam berlimpah, jumlah penduduk yang besar, luas wilayah, keragaman budaya dan suku bangsa, serta sejarah panjang yang telah melahirkan kemerdekaan Indonesia. Sesungguhnya kita adalah bangsa besar yang lahir dari perjuangan para pahlawan yang mengorbankan keringat, darah dan air mata untuk merebut kemerdekaan kita dari tangan para penjajah. Kita adalah keturunan dari pejuang-pejuang yang tangguh dan berhasil mengalahkan musuh dan lawan kita. Tetapi semakin lama semangat kepahlawanan itu semakin luntur digerus arus modernisasi dan kemajuan jaman. Generasi muda kebanyakan menjadi generasi 3G, gaul, galau, gedek. Mereka cenderung konsumtif dan terbawa arus besar trend yang sedang melanda dunia serta kehilangan jati diri dan karakternya. Karena itu, malam ini adalah malam yang menggetarkan kembali setiap relung hati para pemuda dan mereka yang memiliki jiwa muda. Bahwa hanya dengan berjuang sepenuh jiwa raga maka keberhasilan akan diraih, kemenangan akan dicapai. Malam ini anak-anak muda Timnas Garuda Indonesia U-19 bukan saja memberikan sebuah kebanggaan sebagai sebuah bangsa, tetapi juga menyadarkan kita bahwa semangat itu masih ada. Semangat juang yang dapat meraih kemenangan bukan saja kemenangan di lapangan olah raga tetapi kemenangan di bidang-bidang lainnya. Selamat kepada Timnas garuda U-19 semoga dapat menjadi inspirasi bagi setiap anak bangsa.
Posted on: Sun, 22 Sep 2013 17:37:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015