BERNAFAS dari LOGIKA ke HATI Saat ini, kita telah begitu - TopicsExpress



          

BERNAFAS dari LOGIKA ke HATI Saat ini, kita telah begitu terobsesi dengan “kepala”. Sebagian besar pendidikan kita, peradaban kita, terobsesi dengan ”kepala” karena kepala telah membuat berbagai kemajuan teknologi dan kita memikirkan itu. Apa yang diberikan hati kepada kita? Benar, ia tidak dapat memberikan teknologi yang hebat, ia tidak dapat memberikan industri yang besar, ia tidak dapat memberikan uang. Tetapi ia dapat memberikan kegembiraan, ia dapat memberikan perasaan luar biasa tentang kecantikan, keindahan dan kebahagiaan. Ia dapat membimbing Anda ke dunia ”cinta” dan akhirnya ke ”langit” dalam diri Anda, tetapi semua ini tidak menghasilkan uang. Anda tidak bisa menambah saldo rekening bank dengan hati. Tetapi apalah artinya jika kekayaan kita, kedudukan kita dan kehidupan kita tidak tersentuh oleh sesuatu yang bernama BERKAH. Ketika kepala kita semakin menjauhi hati, ”kegelisahan” semakin menjadi. Ketika logika kita tidak menghiraukan nurani, komunitas ”pelayan” kemanusiaan justru menjadi ”pemusnah” potensi kemanusiaan. Ke”berkah”an tidak akan ”ada” saat ke”serakah”an muncul. Ke”berkah”an tidak akan muncul saat ke”benci”an ada. Keberkahan hanya mewujud saat ada ”cinta dan keikhlasahan” dan ”pintu” keberkahan terbuka hanya jika hati dan kepala tumbuh bersama atau manusia akan ”senantiasa” masuk dalam ”labirin” kehancuran dan penderitaan. Semakin hidup kita jauh dengan ”berkah”, semakin kita mencipta banyak dan banyak lagi penderitaan! Saat ini sudah banyak kerusakan alam dan sosial, diawali dari logika ”untung rugi”, tidak sedikit kematian, korupsi dan kriminalitas diilhami oleh berpikir ”cara instant meraih impian”. Belum lagi beragam bahan ”kimia” dan stress melemahkan daya tahan tubuh kita, sehingga semakin banyak muncul penyakit-penyakit ”misterius” yang mengganggu kesehatan kita. Industri lebih menyukai produktifitas daripada kreatifitas, sehingga banyak tercipta produk massal yang hanya memberikan ”barang” tapi tidak dapat memberikan ”nilai” Produksi dapat membuat Anda menjadi kaya secara lahiriyah, tetapi membuat Anda miskin secara ”batin”. Surga adalah milik hati, tetapi inilah yang terjadi, hati telah banyak dilupakan. Tidak banyak orang yang memahami bahasa hati. Kita ”terbiasa” memahami logika, namun sering merasa ”terasing” oleh pemahaman cinta. Saat ini, Anda harus mengembalikan fungsi hati nurani agar kembali ”sadar”. Dan setelah itu, Anda akan terkejut bahwa Anda mulai bisa memahami bahasa ”cinta” dan Anda akan kembali memiliki kontak dengan alam. Ketika cinta menjadi ”poros” berpikir, tidak akan ada penindasan, tidak akan ada keserakahan. CINTA menghidupkan profil ”hati” yang mati. Semakin banyak Anda mencintai, semakin ”luar biasa” arti kegembiraan dan kebahagiaan. Jangan hiraukan apakah cinta Anda dibalas atau tidak, itu sama sekali bukan tujuan utamanya. Kegembiraan secara otomatis selalu mengikuti cinta, apakah dibalas atau tidak dan apakah orang lain mau menanggapi atau tidak. Itulah ”keindahan”cinta, bahwa hasilnya hakiki, nilainya hakiki. Tidak tergantung dari tanggapan orang lain. Jadi cinta sepenuhnya milik Anda. Tak peduli kepada siapa cinta itu dicurahkan, kepada seekor ikan, tanaman, manusia bahkan sampai kepada Tuhan sekalipun. Mulailah untuk mencintai kehidupan dan biarkan cinta Anda menjadi seperti ”bernafas”. Ketika Anda menghembuskankan nafas, tuangkanlah rasa cinta pada kehidupan dan ketika Anda menghirup udara, kehidupan pun menuangkan cintanya kepada diri Anda. Dalam waktu singkat, Anda akan merasakan kualitas pernafasan Anda berubah. Kepala dan hati menjadi terhubung kembali. Jadi totalitas Anda, tidak hanya bernafas dengan ”oksigen” tetapi bernafas dengan ”kehidupan” dari sang Pencipta. Jika kita mengundangnya, ia akan masuk, tetap hidup bersama nafas kita. Mudah-mudahan, kualitas nafas kita membawa pada kehidupan ”inner blossoming” yang senantiasa berlimpah rasa syukur dan cinta pada Allah, yang maha pengasih dan maha penyayang. An asykurlillahi wamayyasykur fainnama yasykuru linafsih, Wa man kafaro fainnalloha ghoniyyun hamid. PHARMACY of the SOUL Written by Mukhlis
Posted on: Sat, 10 Aug 2013 19:21:59 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015