BKSN2013 Gagasan Pendukung - Minggu I Bulan Kitab Suci Nasional - TopicsExpress



          

BKSN2013 Gagasan Pendukung - Minggu I Bulan Kitab Suci Nasional 2013 "FIRMAN-MU ADALAH PELITA BAGI LANGKAHKU" (Mzm 119:105) Gagasan Pendukung Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang PENGANTAR: Bapa Suci Benediktus XVI mencanangkan Tahun Iman yang dimulai pada tanggal 11 Oktober 2012 sampai dengan 24 Nopember 2013. Dalam Surat Apostolik “Porta Fidei” Bapa Suci mengajak seluruh umat Katolik untuk menggali kembali dan menghayati kekayaan iman yang dimiliki oleh Gereja. Selama bulan September 2013, yang selama ini ditetapkan sebagai Bulan Kitab Suci, kita akan mendalami bersama kekayaan iman tersebut lewat tokoh-tokoh Kitab Suci. Dua tokoh iman dari Perjanjian Lama yang akan kita dalami bersama adalah Abraham sebagai Bapa Umat Beriman dan Musa sebagai utusan Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir. Dari Perjanjian Baru, kita akan mendalami bersama Bunda Maria sebagai tokoh iman yang unggul dan para rasul sebagai tokoh-tokoh iman yang telah berjuang mewartakan Injil sampai akhir hayat mereka. Diharapkan renungan di dalam kelompok maupun secara pribadi tokoh-tokoh Kitab Suci tersebut membantu kita sekalian untuk merayakan Tahun Iman dan mengambil manfaat dari kekayaan Iman Gereja Katolik. Tema bulan Kitab Suci 2013 untuk Keuskupan Agung Semarang adalah “Firman-Mu adalah Pelita bagi Langkahku” (Mzm 119:105). Firman Tuhan menjadi pedoman kita untuk menghayati iman dan mendekatkan kita kepada Sang Sumber Iman yaitu Allah dalam Yesus Kristus. Semoga Roh Kudus menuntun kita untuk memasuki Bulan Kitab Suci dan mendalami bahan yang disediakan. Seperti biasa, Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang menyediakan bahan berupa gagasan pendukung dan bahan untuk pertemuan pendalaman Kitab Suci. Ada empat bahan yang disediakan, yang dapat didalami bersama dalam empat pekan. Dibuka kemungkinan bagi para pemandu dan peserta pendalaman Kitab Suci untuk membuat kreasi yang tujuannya agar bahan pendalaman dapat dipahami dan direnungkan dengan lebih mudah dan mengena pada sasaran. Tuhan memberkati. Berkah Dalem. Yogyakarta, Juli 20013 A. Hari Kustono, Pr Ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang I. ABRAHAM BAPA KAUM BERIMAN 1. Panggilan Abraham: Kisah panggilan Abraham dimulai setelah kisah menara Babel. Dengan kisah menara Babel kondisi umat manusia di dunia terserak-serak ke seluruh penjuru bumi. Masing-masing bangsa mempunyai bahasa sendiri-sendiri. Menurut kisahnya, menara Babel dibangun untuk menunjukkan kesatuan umat manusia yang ingin melawan Tuhan. Kesombongan manusia tersebut ditanggapi oleh Tuhan dengan menyerakkan bangsa manusia ke berbagai penjuru bumi. Dengan demikian mereka memenuhi seluruh bumi seperti perintah Allah, namun akibatnya kesatuan menjadi rapuh. Perbedaan tempat dan bahasa ini membuat umat manusia tidak bersatu, tidak saling mengenal, tidak rukun, bahkan kerapkali terjadi konflik antar bangsa. Dari antara bangsa manusia tersebut, Allah berkenan memanggil Abraham untuk menjadi Bapa Bangsa yang besar jumlahnya dan diharapkan dapat menjadi jalan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia. Kondisi manusia yang hidup sendiri-sendiri dan masih diwarnai kesombongan itu merupakan kondisi yang tidak membawa keselamatan. Allah berkehendak mengumpulkan bangsa manusia sebagai anak-anak-Nya. Pengumpulan ini bukan soal tempat dan kesatuan bahasa, tetapi soal sikap hidup manusia yang bersama-sama menyembah Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Untuk itulah Abraham dipanggil. Abraham dilahirkan sebagai salah satu anak Terah. Abraham mempunyai dua saudara laki-laki yang bernama Haran dan Nahor. Mereka tinggal di Ur-Kasdim, wilayah Mesopotamia. Dalam Yos 24:2 dikatakan: "Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain." Sebelum menerima panggilan dari Tuhan, rupanya Abraham hidup di tengah bangsa-bangsa yang menyembah dewa-dewi. Ketika masih di Ur-Kasdim, saudara laki-laki Abram yang bernama Haran meninggal dunia. Terah bersama Abram dan Lot (cucu Terah dari Haran) pergi meninggalkan Ur-Kasdim menuju ke tanah Kanaan. Pada waktu itu sudah biasa terjadi pengembaraan suatu suku bangsa dari satu daerah ke daerah lain. Abraham mempunyai seorang isteri bernama Sara yang tidak mempunyai anak sampai usia lanjut. Ketika sampai di Haran, mereka menetap sampai Terah meninggal dunia. Setelah kematian Terah, ayahnya, Abraham mendapat panggilan Allah agar meninggalkan tanah kelahirannya dan sanak keluarganya untuk menuju ke suatu tempat yang akan ditunjukkan-Nya. Abraham yang pada mulanya hidup tanpa anak di tengah bangsa penyembah dewa itu mendapat panggilan Allah yang bersabda: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej 12:1-3) Ada tiga janji Allah kepada Abraham yaitu: Abraham akan menurunkan bangsa yang besar, Abraham akan menerima tanah, dan Abraham akan menjadi berkat bagi semua manusia di muka bumi. Tentu saja panggilan dan janji Tuhan Allah itu tidak pernah dibayangkan apalagi dipikirkan oleh Abraham. Panggilan baginya semata-mata berasal dari kehendak Allah sendiri. Selain itu panggilan Abraham ditujukan untuk perwujudan karya keselamatan Allah bagi umat manusia di muka bumi. 2. Tanggapan Abraham Abraham tidak menolak panggilan Allah. Dia menaatinya, meskipun panggilan untuk menjadi Bapa bangsa adalah sesuatu yang mustahil. Dia sudah berusia 75 tahun ketika dipanggil, dan isterinya juga sudah tua, sudah tidak mungkin lagi mempunyai anak. Tuhan Allah bukan hanya akan memberi keturunan tetapi juga memberi tanah dan menjadikannya berkat. Janji Allah sungguh luar biasa besar dan menherankan bagi Abraham yang hanya salah satu dari sekian banyak umat manusia yang hidup di muka bumi. Namun, apapun yang terjadi, Abraham taat pada panggilan Allah. Dia meninggalkan Haran bersama dengan Sara, isterinya, dan Lot. Mereka berangkat menuju tanah Kanaan. Di kota Sikhem Tuhan mengulangi janji-Nya kepada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan kepadanya. Sebagai peringatan akan janji tersebut, Abraham mendirikan sebuah mezbah di Sikhem. Abraham kemudian menlanjutkan perjalanan sampai ke tanah Negeb. Pada waktu itu terjadi kelaparan di wilayah Kanaan, sehingga Abraham harus pergi ke Mesir. Sepulang dari Mesir, Abraham kembali ke Negeb sebagai orang kaya dengan banyak ternak hadiah dari Firaun. Ditinggalkannya tanah Negeb untuk mengembara lagi sampai ke Betel. Abraham terpaksa berpisah dengan Lot, keponakannya, karena tanah yang mereka tempati bersama tidak cukup luas untuk menggembalakan hewan-hewan mereka yang semakin banyak. Lot kemudian memilih pindah ke wilayah dekat sungai Yordan yang subur. Kota tempat tinggal Lot tidak jauh dari kota Sodom yang pada waktu itu penduduknya melakukan banyak kejahatan di mata Tuhan. Abraham sendiri menetap di wilayah lain yaitu di Mamre, masih wilayah Kanaan. Setelah Abram berpisah dengan Lot, Allah memperbaharui janji-Nya: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." (Kej 13:14-17). Abram kemudian menelusuri tanah Kanaan sebelum akhirnya sampai di dekat pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron. 3. Perjuangan Iman Abraham a. Membebaskan Lot: Pada suatu kali Abraham berhasil membebaskan Lot dari tawanan raja Kedorlaomer. Rupanya Abraham sudah mempunyai status yang kuat dan berpengaruh sehingga mempunyai cukup pasukan untuk berperang melawan raja Kedorlaomer dan berhasil mengalahkannya. Ketika pulang dari perang, Abraham bertemu dengan Imam Melkisedek, raja Salem, yang memberkati dia. Kepada raja Salem tersebut Abraham mempersembahkan sepersepuluh dari harta miliknya. b. Sara tidak kunjung mengandung: Ketika firman Tuhan datang lagi padanya, Abraham menjadi semakin teguh menjalankan misinya. Tuhan bersabda: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." (Kej 15:1). Meskipun janji Tuhan sudah berulangkali difirmankan padanya, Abraham masih ada dalam kegalauan karena isterinya tidak segera mengandung. Dia sampai bertanya kepada Tuhan apakah Eliezer, hambanya, yang dimaksud oleh Tuhan sebagai ahli warisnya. Namun Tuhan tetap mengatakan bahwa akan ada anak kandungnya yang meneruskan keturunannya. Abraham percaya kepada janji Tuhan itu. Di sinilah Abraham sekali lagi mengungkapkan imannya kepada Tuhan. c. Diyakinkan akan janji tanah: Kepada Abraham, dijanjikan tanah Kanaan. Sebenarnya sudah mulai ada keraguan di hati Abraham berkaitan dengan janji tanah. Selain mempertanyakan kemungkinan untuk mempunyai anak, Abraham juga mempertanyakan kemungkinan untuk memperoleh negeri Kanaan. Tuhan menegaskan bahwa Dia akan memenuhi janji-Nya tentang tanah. Abraham diperintahkan untuk mempersembahkan korban burung-burung buas untuk membuktikan bahwa Tuhan tidak akan mengingkari janji-Nya. d. Hagar diambil sebagai isteri: Abraham percaya bahwa Tuhan akan memberi keturunan kepadanya, namun lewat siapa? Bukankah Sara sudah semakin tua? Akhirnya, atas kehendak Sara sendiri, Abraham mengambil Hagar, budak Sara, untuk menjadi isterinya. Tak lama kemudian Hagar mengandung dan melahirkan anak yang bernama Ismael. Pada saat kelahiran ismael, Abraham sudah berumur 86 tahun (Kej 16:16). e. Sunat sebagai tanda perjanjian: Untuk kesekian kalinya, Tuhan mengulangi janji-Nya kepada Abraham tentang keturunan yang sangat banyak. Abraham telah mempunyai Ismael sebagai penerus keturunan, namun Tuhan mengatakan bahwa yang dimaksudkan sebagai penerus keturunan adalah anak yang lahir dari Sara, bukan anak dari Hagar. Tuhan memerintahkan adanya tradisi sunat sebagai tanda perjanjian antara Allah dengan Israel. Inilah salah cara Tuhan untuk meneguhkan perjanjian yang ditandakan di dalam fisik setiap laki-laki Israel. semua laki-laki Israel harus disunat sebagai tanda perjanjian. Dengan cara ini diharapkan bahwa Abraham semakin yakin bahwa keturunannya akan banyak, menjadi sebuah bangsa besar yang mengikat perjanjian dengan Allah. Bersamaan dengan perintah untuk menyunatkan laki-laki Israel, Tuhan mengulangi janji keturunan bagi Abraham. Tuhan Allah bersabda kepada Abraham bahwa nama Sarai, isterinya, dirubah menjadi Sara. Alasannya, karena dia akan menjadi ibu bagi bangsa-bangsa. Sara akan melahirkan seorang anak laki-laki. Abraham sempat ragu karena usia Sara sudah 90 tahun. Akan tetapi Tuhan sudah menentukan bahwa Sara akan melahirkan seorang anak tak lama lagi, persisnya setahun kemudian. Anak itu akan dinamai Ishak. f. Nubuat kelahiran Ishak: Janji Tuhan semakin diteguhkan lagi dengan kedatangan tiga malaikat kepada Abraham. Mereka menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Abraham menyambut dengan ramah kehadiran ketiga malaikat itu. Para malaikat itu bernubuat bahwa Sara akan melahirkan ank tahun depan. Sara sempat tertawa. Ada keraguan padanya tentang kepenuhan janji tersebut, karena Abraham dan Sara sudah tua. g. Abraham menjadi berkat: Kedatangan ketiga malaikat tersebut bukan hanya untuk menubuatkan kelahiran Ishak, tetapi juga menyatakan kepada Abraham tentang penghancuran kota Sodom dan Gomora. Kota Sodom dan Gomora akan dihancurleburkan oleh Tuhan karena dosa-dosa para penduduknya sudah sedemikian besar. dalam kisah Sodom dan Gomora ini, Abraham mempunyai peranan unik sebagai orang yang menjadi berkat. Keunikan terjadi ketika Abraham diberi kemungkinan untuk tawar-menawar dengan Tuhan lewat perantaraan para malaikat itu. Abraham menawar, seadainya ada 50 orang benar saja di Sodom apakah kota itu tetap akan dihancurkan? Tuhan menjawab, jika ada 50 orang benar di Sodfom, kota itu akan selamat. Tuhan akan mengampuninya. Rupanya Abraham ragu sendiri apakah ada 50 orang baik di Sodom. Tawarannya dirubah lagi dengan menurunkan jumlah orang benar sebagai syarat agar kota tersebut selamat. Dari 50 orang, Abraham menawar menjadi 45 orang, kemudian 40, kemudian 30, kemudian 20. Tuhan akan mengampuni Sodom jika ada 20 orang benar di dalamnya. Akhirnya, Abraham masih menawar lagi. Jika ada 10 orang benar di dalamnya, apakah Tuhan akan mengampuni. Untuk terakhir kalinya, Tuhan masih memberi ruang pengampunan jika ada 10 orang benar di Sodom. Rupanya, jumlah 10 orang benar itupun tidak tercapai. Tuhan siap menghancurkan Sodom dan Gomora. Namun Abraham ingat bahwa Lot, keponakannya, hidup di wilayah Sodom. Atas perintah malaikat, Lot membawa anak isterinya keluar Sodom dan melarikan diri Lot berhasil selamat, sedangkan penduduk kota Sodom dihancurleburkan bersama dengan seluruh kota. Dalam Kej 19:29-30 dikisahkan: "Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu. 30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya." Malang, isteri Lot melanggar pantangan. Dia menoleh ke kota Sodom yang sedan dilalap api, akhirnya dia berubah menjadi patung garam. h. Pelaksanaan janji yang sempat terhambat: Kejadian di Mesir terulang lagi. Abimelek, raja negeri Gerar, berniat mengambil Sara sebagai isterinya. Namun, Allah melarang keinginan Abimelek dengan ancaman Dia akan menciptakan kematian bagi rakyat negeri Gerar. Abimelek tidak berani melanjutkan niatnya mengambil Sara sebagai isterinya. Sebaliknya, dia kemudian memberi kambing-domba dan sejumlah hamba laki-laki dan perempuan kepada Abraham. i. Janji terpenuhi: Akhirnya janji Tuhan sungguh terpenuhi. Pada usianya yang sudah tua, Sara melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Ishak. Dengan kelahiran Ishak, Sara merasa terlepas dari rasa malunya: "Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku." Lagi katanya: "Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya." (Kej 21:6-7). Kelahiran Ishak tentu saja menimbulkan kelegaan luar biasa bagi Abraham. Tuhan telah menepati janji-Nya. j. Hagar dan Ismael diusir: Muncul persoalan baru di dalam keluarga Abraham. Kehadiran Ishak menjadi pesaing bagi Ismael. Memang begitulah yang terjadi. sara tidak suka jika Hagar dan Ismael berada di tengah mereka. Sara mengusulkan agar keduanya diusir pergi. Abraham pasti amat berat hati dengan usulan Sara itu. Bagaimanapun juga Hagar telah melahirkan anak baginya. Ismael sungguh-sungguh anak kandungnya. Namun demikian, Abraham tidak dapat menolak permintaan Sara, karena firman Allah datang padanya: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu." (Kej 21: 12-13). Akhirnya Hagar dan Ismael diusir pergi dari rumah Abraham. k. Pencobaan amat berat bagi Abraham: Tinggallah kini Abraham, Sara dan Ishak yang menjadi anak tunggal mereka. Rupanya, pergulatan iman Abraham belum selesai dengan kelahiran Ishak. Allah mencobai Abraham dengan perintah agar Ishak anaknya dikorbankan sebagai korban bakaran di atas gunung Moria. Betapa berat dan tak masuk akal perintah itu bagi Abraham. Ishak, anak janji, anak tunggalnya yang akan menjadi penerus keturunannya harus dikorbankan. Apa boleh buat jika Tuhan memang menghendakinya. Abraham dengan berat hati menaati perintah Tuhan dan membawa ishak ke gunung Moria untuk dikorbankan. Ketika Ishak hampir saja dikorbankan, tiba-tiba seorang malaikat melarang Abraham untuk meneruskan rencananya, yaitu mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran: "Abraham, Abraham... Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." (Kej 22:11-12). Abraham tahu kemudian bahwa perintah untuk mengorbankan Ishak adalah cobaan Tuhan bagi imannya. Sungguh sebuah cobaan yang amat berat baginya. Tuhan kemudian menegaskan janji-Nya lagi. Setelah itu, pemenuhan janji-janji Tuhan Allah sudah semakin nyata dengan tambahnya keturunan Abraham dan pendudukan tanah Kanaan. 4. Pendampingan Tuhan Abraham dengan penuh ketaatan mengikuti panggilan Tuhan. Dia telah meninggalkan tanah dan keluarganya untuk menuju Kanaan. Dari Ur-Kadim ke Haran jaraknya sekitar 800 km. Dari Haran ke tanah Kanaan ada sekitar 640 km. Jarak tersebut cukup jauh dan sulit ditempuh pada waktu itu. Meskipun begitu, Abraham mengikuti panggilan Tuhan untuk mencari tanah yang dijanjikan. Sementara mengembara mencari tanah yang dijanjikan, Abraham juga harus terus-menerus meyakinkan diri bahwa dia akan menjadi Bapa bangsa yang menurunkan bangsa yang besar jumlahnya. Perjuangan untuk memenuhi panggilan ternyata tidak mudah. Abraham kerapkali dibuat sangsi apakah janji Tuhan akan terlaksana. Tiga janji Tuhan, yaitu tanah, keturunan dan berkat, bukanlah janji yang sudah jadi, sudah jelas, dan tinggal menerima. Keraguan Abraham akan pemenuhan janji tersebut sempat terjadi ketika Sara tidak kunjung mengandung dan melahirkan anak. Memang Sara sudah tua, dan Tuhan dapat melakukan apa saja untuk membuat Sara melahirkan anak. Namun, cukup lama dia harus menanti pemenuhan janji. Abraham sempat menawarkan Eliezer budaknya sebagai pewaris keturunan dan menikahi Hagar yang melahirkan Ishak. Namun Tuhan tetap teguh pada janji-Nya sampai terbukti dengan kelahiran Ishak. Abraham juga sempat takut mati ketika berada di Mesir, sampai menyuruh Sara untuk mengaku diri sebagai adiknya perempuan. Berkat bantuan Tuhan, Sara dapat dibebaskan dari tangan Firaun. Hal yang sama terjadi kegtika Abimelek menghendaki Sara menjadi isterinya. Tuhan sendiri yang membebaskan Sara, karena Abraham tidak mampu menyelesaikan soal. Dari kegalauan, kesangsian dan ketakutan Abraham itu kita dapat belajar bahwa cobaan terhadap iman setiap kali dapat terjadi. Meskipun begitu, kisah Abraham menunjukkan bahwa Tuhan Allah senantiasa melindungi orang-orang pilihan-Nya. Abraham sempat pula berada di dalam dilema, ketika Sara menginginkan agar Hagar diusir bersama dengan Ismael anaknya. Akhirnya Tuhan sendirilah yang mengatur, sehingga Abraham tidak perlu merasa bersalah menyuruh Hagar kembali ke Mesir. Iman adalah harta yang tidak selalu aman. Iman dapat diredupkan ketika kita mengalami cobaan hidup. Abraham pernah mengalami sebuah pencobaan yang sungguh menggoncangkan imannya. Alkitab tidak berbicara apa-apa tentang perasaan Abraham ketika Tuhan menghendaki agar Ishak dikorbankan. Namun, kita yakin bahwa Abraham mengalami kegoncangan perasaan yang tak dapat dilukiskan. Ishak, anak yang pernah dijanjikan Tuhan, harus dikorbankan. Lalu bagaimana dengan rencana Tuhan untuk menjadikan dia Bapa Bangsa? Di tengah ketidaktahuan dan kegalauan perasaan itu, Abraham tetap taat. Inilah Abraham, tokoh iman. Perjuangan imannya sungguh menguras energi. Tuhan sendiri yang kemudian menjadi kekuatannya. Dengan cara-Nya sendiri Tuhan mendampingi dan meneguhkan Abraham Berulang-ulang Tuhan menyatakan janji-Nya, termasuk memberi peneguhan kepada Abraham: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar." (Kej 15:1) Berkat perlindungan dan kekuatan Tuhan, Abraham dapat menjadi berkat bagi orang lain. Yang paling jelas adalah berkat bagi Lot. Abraham yang pemberani itu telah membebaskan nyawa Lot dari tawanan raja asing. Bersama Abraham, Lot berhasil memiliki kekayaan berlimpah dan tanah yang subur. Abraham juga berusaha menjadi pengantara untuk meredakan murka Tuhan terhadap Sodom dan Gomora. Meskipun dia tidak berhasil menyelamtkan Sodam-Gomora, namun dia telah berusaha dengan melakukan negosiasi dengan Tuhan. Itu semua dapat terjadi karena Abraham mempunyai kualitas iman dan integritas pribadi yang berkenan pada Tuhan. Abraham setia dalam iman sampai akhir hayatnya. Sara meninggal dunia pada usia 120 tahun. Dia dikuburkan oleh Abraham di gua Makhpela. Abraham begitu sedih hatinya. Setelah kematian Sara, Ishak dinikahkan dengan Ribka, Abraham sempat mengambil seorang isteri lagi, bernama Ketura. Dengan Ketura, Abraham mempunyai anak bernama: Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Masing-masing anak akan menurunkan bangsa. demikian pula Ismael, anak Abraham dari Hagar, menurunkan 12 anak yang nanti akan menjadi cikal bakal 12 kerajaan. Akhirnya, Abtraham Bapa kaum beriman itu meninggal dunia pada usia 175 tahun. Anak-anak Abraham menguburkan dia di gua Makhpela bersatu dengan Sara isterinya. 5. Menggali pesan iman dari Kisah Abraham a. Abraham dipanggil menjadi Bapa kaum beriman. Dia mengikuti kehendak Tuhan dengan meninggalkan tanah kelahirannya menuju ke Kanaan. Janji dari Tuhan kepada Abraham adalah memperoleh tanah, keturunan yang banyak dan menjadi berkat bagi semua bangsa. b. Meskipun Abraham tidak menunjukkan penolakan terhadap kehendak Tuhan, namun dia harus mengalami berbagai macam pengalaman yang membuatnya ragu-ragu apakah kehendak Tuhan akan terlaksana baginya. Dua kali Sara hampir diperistri oleh raja bangsa lain (Firaun dari Mesir dan raja Abimelek). Selain itu, janji Tuhan untuk memberinya keturunan tidak segera terwujud. Namun demikian, apa yang dijanjikan Tuhan memang akhirnya terjadi. Abraham mempunyai tanah, mempunyai keturunan dan dapat menjadi berkat bagi orang lain. c. Suatu peristiwa yang menguji iman Abraham adalah ketika Tuhan menghendaki agar Ishak, anak kandung yang dikasihinya, untuk dikorbankan sebagai korban bakaran. Abraham yang sudah berpengalaman menghadapi berbagai pencobaan iman menaati kehendak Tuhan. Berat sekali bagi Abraham untuk mengikuti perintah Tuhan tersebut. Namun, dia mempercayakan semuanya kepada Tuhan. Dialah Allah mahabesar yang mengatur seluruh kehidupan umat manusia. Terbukti bahwa Abraham sungguh taat dan penuh iman akan kehendak Tuhan. Pada akhirnya dia tahu bahwa Tuhan Allah telah mencobai imannya ketika memerintahkan pengorbanan Ishak anaknya.
Posted on: Wed, 04 Sep 2013 04:45:31 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015