“Berwajah jelek.” Mungkin itulah kriteria yang sangat tepat - TopicsExpress



          

“Berwajah jelek.” Mungkin itulah kriteria yang sangat tepat sebagai pemimpin di masa depan. Karena wajah-wajah rupawan dengan rupa santun dan mengaku sangat dalam ketaqwaannya pada Tuhan saat ini hanyalah para drakula penghisap madu kekayaan Indonesia untuk kepentingan pribadi. Pemimpin sekarang yang kebanyakan berpendidikan, dari keluarga berada, dan mendapat pendidikan agama yang kuat. Tapi semua masuk dalam gelombang korupsi. Ada juga orang-orang muda revolusioner yang dulunya sangat idealis. Berasal dari bawah . Tapi setelah masuk dalam system tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan hampir 80% terkena power of syndrom. Berkarakter dan berprilaku lebih parah dari para birokrat tua dengan gaya dan penampilan yang semelohai. Para aktifis tahun 1998 kini banyak masuk dalam persoalan hukum yang akhirmya masuk bui. Tapi lepas dari keputusasaan itu, masihn ada satu sosok contoh pemimpin yang baik di masa datang. Sosok ini pernah dekat dengan masyarakat Indonesia, dikenal secara luas, memiliki pemikiran yang sangat maju tentang dunia politik dan agama. Kebijakannya banyak yang kontroversial. Tapi yang pasti dia selalu berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Kemampuannya mendengar dan memecahkan masalah sangat teruji. Beliau juga bisa menghancurkan kebekuan dan ketegangan politik dengan guyonan-guyonannya. Sungguh sosok yang sulit ditemukan. Sosok itu adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Seorang ayah, teman, ulama, dan juga pemikir sejati. Orangnya sungguh bersahaja. Sulit menemukan pemimpin seperti ini di masa sekarang ini. Tapi alangkah indahnya jika pada tahun 2014 nanti, seorang Gus Dur lain muncul. Mengacu pada seluruh pribadi, sifat, pemikiran, langkah-langkah, kebijakan dan kepemimpinannya bukan hanya dua belas, Gus Dur memiliki ratusan kriteria menjadi seorang pemimpin. Dia sangat dicintai rakyatnya, suami yang baik, presiden yang revolusioner, kyai yang dihormati dan memiliki pemahaman yang tinggi tentang budaya, sosial dan kebiasaan rakyat Indonesia. Dari ratusan kriteria itu, ada 12 (duabelas) kriteria utama yang disari dari seluruh kehidupan Gus Dur. Kriteria ini merupakan kriteria khas yang harus dimiliki oleh pemimpin masa depan di samping kriteria soal pendidikan, kemampuan managerial,akuntability dan berbagai kemampuan leadership lainnya. Dua belas kriteria itu adalah sebagai berikut: 1. Progressif dan Pendobrak: Hal itu telah dibuktikan Gus Dur dengan usulan mencabut TAP MPR tentang komunis. Issu sensitif yang tidak pernah disentuh oleh pemimpin lain. Gus Dur ingin mengajarkan bahwa komunis memang benar-benar sudah menjadi hantu. Ada, tetapi tidak mungkin akan bangkit lagi untuk hidup di Indonesia. Bukti lain adalah keberaniannya dalam membuka hubungan diplomatik dengan Israel. 2. Kerakyatan. Cara hidup Gus Dur sangat kerakyatan. Praktek hidupnya benar-benar mewakili cara hidup rakyat Indonesia dengan kopiah dan sandal. Dalam kebijakannya, Gus Dur juga secara drastis menaikkan gaji PNS terutama golongan bawah. Karena golongan ini merupakan jumlah yang paling besar dalam komposisi pegawai negeri. 4. Kebijakan dan praktek hidup yang berkelanjutan. Gus Dur tidak pernah mengeluarkan program yang hanya memberikan ikan pada rakyatnya seperti program BLT, Jamkesmas, dan PNPM. Program yang mengeluarkan dana triliunan rupiah yang berasal dari hutang. Tapi akhirnya dikorupsi. Gus Dur lebih mengutamakan mengeluarkan kebijakan berkelanjutan terutama dalam mendidik rakyat tetap kritis dan berkembang maju. 5. Seorang yang Pro HAM, berperspektif gender dan berkeadilan lingkungan. Disamping idiologi Pancasila sebagai idiologi utama. Pemimpin masa depan harus menjadikan 3 (tiga) hal ini menjadi idiologi baru dalam seluruh kebijakannya. Penghormatan terhadap hak asasi manusia, keadilan pada perempuan dan lestarinya lingkungan harus sejalan dengan kerja-kerja demi kemakmuran rakyat. Tiga hal ini terus menjadi bingkai selama berjalannya kepemimpinan Gus Dur. 6. Memahami politik luar negeri. Gus Dur sempat dikritik karena terlalu sering keluar negeri. Gus Dur sendiri ingin meyakinkan luar negeri bahwa Indonesia sebuah negara yang aman, kaya akan hasil alam, demokrasi sudah maju dan masyarakatnya sudah cerdas tapi kritis. Gus Dur juga membangun hubungan politik dengan satu negara yang bahkan berbeda idiologi. Karena Gus Dur telah paham politik luar negeri. 7. Moral yang baik. Siapa yang meragukan ahlak Gus Dur. Seorang imam dan kyai yang benar-benar menjalankan hidup dan ibadah secara lurus. Seorang laki-laki yang sangat menyayangi keluarganya. Kebesaran namanya tidak menjadikan dirinya otoriter dan menjadi penindas baru. Seorang ayah yang dikagumi anak-anaknya dan seorang suami yang sangat dihormati dan dicintai istrinya. 8. Berani mengambil resiko. Hal itu telah dibuktikan oleh Gus Dur. Ketika dengan kritik pedasnya dia mengatakan DPR itu seperti taman kanak-kanak. Benar saja, sampai saat ini DPR itu masih seperti taman kanak-kanak karena mengurusi hal-hal kecil dari soal rok mini hingga kondom. Padahal masih banyak persoalan besar di negeri ini yang harus segera diselesiakan. 9. Berkepribadian sederhana dan bersahaja. Hidup Gus Dur sangat sederhana dan apa adanya. Bukan seperti penampilan para pemimpin Indonesia saat ini. Berpenampilan sangat elegan dengan kulit mulus putih. Sungguh menggambarkan kemunafikan dan penampilan yang beku. Gus Dur berasal dari orang kaya, tapi sikap hidup dan kesehariannya menunjukkan kebersahajaan. Dia ingin memunculkan desakralisasi. Bahkan saat dia menjadi presiden, dia menghapus aturan protokoler yang berbelit dan ketat di istana. Istana terbuka bagi siapa saja. 10. Berpikiran maju dan menumbuhkan optimisme baru. Jika pemikiran pemimpin sempit dan picik, percayalah kehancuran akan dialami oleh bangsa ini. Gus Dur adalah pribadi yang sangat luas pandangannya. Memahami suatu masalah dengan menggunakan pola pikir yang maju. Gus Dur juga selalu berhasil membuat orang-orang yang mendengar perkataannya untuk maju dan berharap lebih optimis ke depan. Dia melalui ilustrasinya meyakinkan rakyat bahwa perubahan mendasar akan memperbaiki Indonesia. Dan hal itu masih dimungkinkan jika rakyat menerima, mengikuti dan menjalankan kebijakannya. 11. Menghargai keberagaman/pluralisme dan menghormati kaum minoritas. Gus Durlah pemimpin paling maju pemikirannya dalam soal keberagaman/pluralisme dan penghormatan terhadap kaum minoritas. Gus Dur yang pertama kali mengakui agama Kong Hu Cu di Indonesia. Membuka kran yang seluas-luasnya bagi agama minoritas Hindu dan Budha untuk menjalankan keyakinannya. Gus Dur juga sangat memberi perhatian pada kaum minoritas dan terabaikan seperti para penyandang cacat, transgender dan para pekerja seks. 12. Seorang yang suka bercerita dan humoris. Di situasi tegang dan semakin tingginya kompetisi hidup saat ini. Rakyat butuh seorang pemimpin yang suka bercerita dan berguyon seperti Gus Dur. Untuk meredakan emosi yang tinggi. Lihatlah ketegangan ada dimana-mana. Di Maluku, kembali terjadi bentrok antar warga, di Mesuji terjadi pembantaian terhadap para petani,dan di kota-kota besar tejadi pemerkosaan terhadap perempuan. Rakyat semakin akrab dengan kekerasan. Melalui cerita inilah nilai-nilai moral ditanamkan. Banyak ilustrasi tentang kehidupan disampaikan Gus Dur selama hidupnya. Sifatnya tidak menggurui, tapi secara tidak sengaja menanamkan nilai-nilai kebaikan didalamnnya. Kekuatan dua belas kriteria inilah yang akan sanggup menopang sebuah negara besar seperti Indonesia. Akan menjadi tiang-tiang yang kokoh tetapi tetap memakai simpul yang kuat seperti moral, ahlak dan pribadi lainnya. Dengan modal duabelas kriteria ini diharapkan akan mampu menghantar Indonesia ke gerbang kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Biodata Penulis Nama : Berliana Siregar
Posted on: Thu, 28 Nov 2013 16:51:38 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015