Cerita filmnya mengikuti Jaguar Paw (Rudy Youngblood), putra - TopicsExpress



          

Cerita filmnya mengikuti Jaguar Paw (Rudy Youngblood), putra kepala suku yg hidup di hutan dan jago berburu, dan Jaguar Paw digambarkan yg paling jago. Suatu ketika ketika Jaguar Paw dkk sedang bagi2 hasil buruan, sekelompok orang suku lain meminta izin lewat, karena desa mereka sudah diporak-porandakan. Keesokan harinya, desa Jaguar Paw yg diserang oleh sekelompok pasukan dengan persenjataan lebih "canggih" dan kuat pimpinan Zero Wolf (Raoul Trujillo), plus prajurit paling menonjol, Middle Eye (Gerardo Taracena). Rupanya pasukan ini menyerang desa2 untuk menangkap dan membawa pergi penduduknya, kecuali anak2. Jaguar Paw akhirnya juga tertangkap, tapi anak dan istrinya yg sedang hamil, Seven (Dalia Hernández) berhasil lolos karena disembunyikan, atau tepatnya terjebak di sebuah gua/sumur yg cukup dalam. Jaguar Paw dan orang2 lainnya yg dibelenggu dibawa ke sebuah kota yg besar dan ramai, yg tak pernah dilihat oleh Jaguar Paw dkk sebelumnya. Para tawanan perempuan dilelang sebagai budak, sedangkan para laki2, well, rupanya dipersiapkan sebagai korban persembahan di atas piramida untuk dewa oleh dukun dan keluarga raja, karena kota kerajaan ini mulai tandus dan muncul wabah penyakit. Setelah "mempersembahkan" 2 korban, terjadi gerhana, dan si dukun mengklaim ini pertanda dewa sudah puas terhadap korban mereka (ini menarik, menurut trivia nya imdb, si Mel Gibson ingin menggambarkan bahwa si dukun dan raja tahu bahwa akan ada gerhana, secara bangsa Maya memang jago astronomi, tapi mereka menggunakannya untuk membodohi rakyat dan memperkuat posisi mereka sebagai yg agung). Nah, yg nggak jadi dikorbanin, termasuk Jaguar Paw tentu saja, disuruh dibunuh saja oleh para pasukan--intinya sih tetep aja mati. Jaguar Paw yg terampil berhasil lolos dan kabur sampai ke hutan daerah kekuasaannya meski dikejar-kejar oleh pasukan Zero Wolf. Selain berusaha lolos dari kejaran, Jaguar Paw juga harus berpacu dengan waktu, karena ia tau air hujan lebat yg tak kunjung henti sedang menggenangi gua tempat anak-istrinya bersembunyi. Apocalypto tak disangka mampu menyita perhatian gw untuk ngikut ceritanya terus menerus. Ceritanya ditata sedemikian rupa sehingga nggak ada yg terbilang mubazir. Sebab akibat dari adegan awal hingga akhirnya juga kompak. Sebenernya yg bisa dianggap poin unggul film ini adalah babak kejar2an Jaguar Paw dan pasukan Zero Wolf yg ternyata seru. Agak berdarah-darah tapi nggak terlalu berlebihan ah. Menariknya, adegan2 action ini nggak terasa kosong, karena punya motif dan tujuan: Jaguar Paw mau jemput anak dan istrinya, dan Zero Wolf yg hancur hati karena putranya terbunuh saat hendak membunuh Jaguar Paw dkk. Selain itu, film ini juga cukup sukses menyentil karena memuat pesan yg relevan dengan zaman sekarang. Di awal film sih udah ada quote yg kira2 artinya kehancuran sebuah bangsa selalu dimulai dari dalam bangsa itu sendiri, or something like that. Bangsa Maya abad ke begitu pesat dan maju dalam kebudayaan, saking pesatnya orang2 ini jadi sangat konsumtif dengan mengeksploitasi hasil alam dan hutan, hingga menyebabkan keadaan seperti digambarkan di setting film ini. Familiar? Bagian endingnya pun menguatkan sentilan ini, ketika ramalan anak perempuan berpenyakit menjadi kenyataan, bahwa mengejar Jaguar Paw akan menuntun pada kemusnahan peradaban bangsa ini. Kemusnahan itu ternyata berbentuk kapal2 Eropa...*ups!* Selain dari cerita, visual Apocalypto juga menarik dilihat. Setting, make-up dan kostum serta properti para penduduk kota yg hiruk pikuk sangat luar biasa dan believable, keren banget, detail2nya amazing. Penggunaan kamera digital (tapi yg canggih punya, Panavision) juga dipergunakan dengan baik, sudut2nya bagus, tangkapan pemandangan alamnya juga bagus, berasa semi dokumenter yg menambah kesan riil film ini. Cuman ya, laju film ini lambaaat banget, jadi kadang bikin gw bosen terutama waktu nonton kedua kali. Adegan2nya bergulir kayak dieman-eman, hati2 sekali. Gw juga menangkap kecenderungan Mel Gibson yg suka meng-slow-motion-kan gerakan obor, serta merekam wajah para pemeran sedang liat-liatan sambil jalan, banyak banget itu. Para aktor, yg memang tidak ada satu pun yg terkenal, bermain cukup baik, hanya saja saat berbicara dalam bahasa kuno Yucatec-Maya yg mungkin bukan bahasa yg mereka kuasai, kelihatan sekali mereka tidak nyaman walaupun sudah berusaha keras di segi ekspresi. Untung aja film ini termasuk nggak banyak omong. Bagaimanapun, salut buat Mel Gibson yg mengedepankan sedekat mungkin gambaran peradaban Maya, tapi tetap memiliki amunisi cerita dan karakter yg menarik dan tidak sembarangan. Sangat mungkin settingnya (termasuk hubungan sosialnya) tidak akurat secara historis, tapi bukan itu intinya. Kasih sayang, keberanian, dan kecenderungan manusia (kita) untuk terlena dalam kesombongan hingga perlahan-lahan merusak lingkungan kita sendiri; merekalah amanah universal yg ingin disampaikan film ini, dan mnurut gw cukup berhasil. Apakah ada adegan2 cara hidup dan kekerasan ala budaya primitif yg "barbar"? Ada dong, pasti. Tapi Apocalypto juga ingin mengedepankan sisi kemanusiaan, yg relatif tidak berubah dari dulu hingga sekarang. And it worked.
Posted on: Wed, 24 Jul 2013 12:02:14 +0000

Trending Topics



"min-height:30px;">
No human being on this Earth knows exactly what it is like to lose
Other side of the Nile by:

Recently Viewed Topics




© 2015