Cindy’s Side Story “ “Loe gak sabaran amat sih Rong. Entar - TopicsExpress



          

Cindy’s Side Story “ “Loe gak sabaran amat sih Rong. Entar loe pasti dapet kesempatan loe. Tapi mana sopan santun loe? Gadis itu kan masih perawan. Masak loe yang bukan siapa-siapanya dia mau ngambil keperawannya? Biar kehormatan itu kita kasih buat kakaknya, ya nggak?”, kata Juki. Fitri terkesiap mendengar kata-kata Barong. Bajingan-bajingan itu akan memaksa suaminya memperawani adik kandungnya sendiri. Farrel tak kalah kagetnya mendengar kata-kata yang diucapkan Juki. Dia merasa jijik mendengar ide itu. Tapi di sisi lain tanpa dapat dia cegah, Farrel merasa kemaluannya semakin mengeras. Saat Barong mendekatinya dan melepas celana Farrel dengan menggunakan pisau, Farrel tak kuasa mencegahnya. Dan kini kemaluannya yang sudah tegang mengacung dengan gagahnya. Wajah Farrel memerah karena malu. “Hua…ha…ha…. lihat Bos. Ternyata cowok ini suka ngeliat istrinya maen ama adiknya. Atau dia ngaceng gini gara-gara mau kita kasih kesempatan ngentot adiknya sendiri ha… ha… ha…”, kata Barong. “Jangan…. lepasin saya….aahhh…. jangan.”, teriak Cindy ketika Chelsea mengangkatnya ke arah kakaknya. Bajingan itu hanya tertawa. “Loe pasti udah lama nunggu kesempatan kayak gini. Sekarang loe jawab, loe pasti sering ngebayangin ngentot sam adik loe yang cantik itu, ya nggak?”, kata Juki sambil melepaskan ikatan pada mulut Farrel. “BRENGSEK! BAJINGAN KALIAN SEMUA. JANGAN GANGGU ADIK GUE.”, umpat Farrel ketika mulutnya terbebas. Tapi bajingan-bajingan itu tak mempedulikannya. Bahkan Chelsea yang mengangkat tubuh Cindy, memaksa gadis itu duduk di pangkuan Farrel dengan posisi berhadap-hadapan. Cindy hanya bisa menangis. “Sekarang loe harus kehilangan perawan loe. Loe boleh pilih siapa laki-laki yang beruntung itu, kakak loe atau kita ha…ha…ha…”, kata Barong pada Cindy. “Jangan ganggu dia… tolong…. kalian boleh ambil apa aja yang kalian mau tapi jangan ganggu dia.”, kata Farrel memohon. “PLAKKK….. Diam kau. Nah Cindy sekarang loe harus milih.” Cindy menangis. Gadis remaja itu bingung apa yang harus dia lakukan. Tapi tak lama kemudian, Cindy meneguhkan hatinya. Jemarinya bergerak ke bawah dan memegang kemaluan kakaknya. Terasa olehnya kalau kemaluan kakaknya begitu besar dan keras. Perlahan dia mengarahkan kemaluan itu ke arah mulut vaginanya. “Cin…Cindy… apa yang kamu lakukan? Jangan. Ingat kita kakak-adik.”, teriak Farrel saat dia menyadari apa yang terjadi. “Nggak apa-apa kak. Lebih baik Cindy melakukannya dengan kak Farrel. Cindy rela kok.”, kata Cindy. Cindy perlahan menurunkan tubuhnya hingga kemaluan Farrel mulai merobos vaginanya yang masih perawan. “Auukhhh…”, teriak Cindy kesakitan saat kepala kontol Farrel dipaksanya masuk ke memeknya. Cindy menaikkan badannya lagi. “Ayo, gadis cantik. Itu sudah bener kok. Memang pertama kali pasti sakit, tapi entar loe pasti ngerasa enak kok ha…ha…ha… Lebih baik loe paksa masuk dengan sekali gerakan, biar sakitnya cepert selesai.”, kata Barong memberi nasihat. Cindy mencoba menyiapkan dirinya. “Jangan, Cin. Kamu jan….uughhh….” “AAAKKH…. KAK FARREL…..”, teriak Cindy ketika dia memaksa kontol Farrel masuk dalam satu gerakan. Gadis itu merasa kemaluannya perih sekali, dia dapat merasakan selaput daranya yang robek. Cindy memeluk Farrel kuat-kuat sambil menahan rasa perih itu. Sedangkan Farrel merasa kaget dengan perbuatan Cindy. Memek Cindy ternyata sangat sempit, sampai Farrel merasa kemaluannya agak perih karena gesekan dan jepitan memek adik kandungnya itu. Hati Farrel hancur saat dia dapat merasakan ada cairan yang melumuri kemaluannya, yang dia tahu pasti adalah darah keperawanan Cindy.”Ya Tuhan. Aku merenggut keperawanan adikku sendiri. Aku seorang kakak yang bejat.” Mereka berdua diam tak bergerak sambil berpelukan selama beberapa waktu. Sementara bajingan-bajingan itu tertawa melihat momen itu. Hati Fitri terasa perih melihat apa yang dialami suaminya dan adik iparnya. Airmata menetes dari kedua matanya, tapi Fitri cepat-cepat mengusapnya sebelum Juki mengetahuinya. Fitri berpikir semua ini akan sia-sia kalau dia tidak dapat menahan emosinya dan terus mengikuti permainan bajingan-bajingan ini. “Ayo, Cin. Goyangin dong pantat loe. Masak orang ngentot kok diem-dieman kayak gitu ha…ha.. ha… Apa perlu gue ajarin dulu?”, kata kata Chelsea membuat Cindy tersadar dan dia sangat takut kalau bajingan itu yang memperkosanya. Cindy mulai menggerakkan pantatnya naik turun. Cindy memang belum pernah ML sebelumnya, tapi dari cerita temen-temennya dan juga instingnya sebagai wanita, gadis remaja itu tahu apa yang harus dia lakukan. “Aaaakhh……sstt…..aduh….aaakhhh……”, rintih Cindy lirih menahan sakit. “Sakit Cin? Sudah, hentikan Cin aahh…….”, kata Farrel. Meskipun mulut Farrel menyuruh Cindy untuk berhenti tapi tubuh dan otaknya ingin agar persetubuhan ini berlanjut. Farrel merasa malu pada dirinya yang menikmati hangat dan sempitnya memek Cindy, adik kandungnya sendiri. “Uugghh…. Cindy nggak apa-apa kok.”, kata Cindy sambil meneruskan gerakan naik turun dengan perlahan. Lama-kelamaan Cindy merasa perih di selangkangannya makin berkurang karena memeknya mulai terbiasa dengan kontol Farrel yang panjangnya kira-kira 17 cm itu. Cairan kenikmatan yang mulai mengalir keluar juga turut membantu sebagai pelumas yang membuat persatuan dua kelamin itu menjadi semakin lancar. Cindy kini merasakan sesuatu yang lain menggantikan rasa perih yang semakin hilang. Gesekan kontol kakak kandungnya dengan dinding vaginanya mengirimkan getar-getar kenikmatan yang baru kali ini dirasakan gadis remaja itu. “Ssttt….. aaahhh….mmmmppp……”, desah Cindy yang terlarut dalam birahinya. “Uuugghhh….. Cin…..aaaaahhhhh……”, desah Farrel merasa nikmat. Rasa bersalah yang tadi hinggap di hatinya pupus sudah. Bahkan tanpa sadar Farrel mulai menggerakkan pantatnya seakan menyambut goyangan Cindy di pangkuannya. “Aaahhh…kak Farrel ssttt…… Cindy sayang kakak.”, desah Cindy seakan lupa dengan keadaan sekelilingnya. Gadis remaja yang cantik itu secara naluri mulai memvariasi gerakannya dengan gerakan memutar yang makin membuat Farrel gelagapan. “Kakak juga sayang sama kamu Cin aahhh…. mmmpphhh….”, desah Farrel. Bahkan saat Cindy mendekatkan bibirnya yang ranum ke bibir Farrel, Farrel dengan sigap segera menjemput bibir itu dan mereka pun berciuman dengan panas. Sementara itu Fitri yang menyaksikan suaminya dan adik iparnya larut dalam birahi mereka, merasakan sedikit cemburu di hatinya. Tapi disamping itu, birahi wanita cantik itu pun ikut naik menyaksikan persetubuhan yang terlarang itu. Apalagi Juki yang memeluknya dari belakang, tak henti-hentinya memainkan payudaranya dan mengobok-obok memeknya dengan jari-jarinya yang besar. “Lihat suami kamu. Dia begitu menikmati ngentot dengan adik kandungnya sendiri. Mungkin sudah lama dia pengen ngelakuin itu. Setiap hari melihat perawan secantik Cindy mmmhh…… Mungkin saat dia ngentot sama kamu, dia ngebayangin ngentot sama adiknya yang cantik itu he…he…he….”, kata Juki di telinga Fitri. “Mmmmpphh…..ssttt… aahhh…..”, Fitri tak menjawab provokasi Juki. Wanita cantik itu hanya mendesah sambil tubuhnya mulai bergerak sensual menyambut gerakan jari-jari Juki yang lincah bermain di memeknya yang mulai basah. Sepuluh menitan berpacu dalam birahi seks pertamanya, Cindy merasakan gelombang itu datang lagi. Bahkan kali ini lebih intens daripada saat Fitri menjilati memeknya. Goyangan gadis remaja itu makin liar di atas pangkuan kakak kandungnya. “Aaaghhh…. kak Farrel aaagghh…….”, erang Cindy. Tubuh gadis remaja itu menggeliat liar diatas pangkuan kakak kandungnya. “Uuughhhh….. Cindy aaaahhh……..”, erang Farrel. Farrel tak kuasa untuk bertahan. Memek Cindy semakin berdenyut liar saaat dia orgasme. Jepitan dan empotan memek gadis belia itu bagaikan memeras kontolnya, dan kontolnya pun merespon dengan menumpahkan banyak sekali maninya ke memek adik kandungnya itu. Tumpahan dan semprotan mani untuk pertama kalinya ke dalam rahimnya itu bahkan membuat Cindy mengalami orgasme susulan yang membuatnya makin liar. Setelah orgasme yang susul menyusul itu, Cindy pun lemas dan memeluk Farrel dengan erat. “Hua…ha…ha… gimana rasanya memek adek loe sendiri, enak kan? Loe harus terima kasih sama gue yang udah ngasih loe kesempatan pertama ngentot adek loe yang masih perawan ha…ha…ha…..”, kata Barong pada Farrel. Farrel seakan tersentak kembali ke alam sadar. Wajahnya memerah, rasa sesal, marah, dan malu kini kembali menghinggap di hatinya. “Brengsek kalian semua. Kalian… kalian… aakkhh….”, caci Farrel tapi dia seakan kehabisan kata-kata. Cindy pun juga seakan tersadar. Gadis remaja itu segera turun dari pangkuan kakaknya. Cindy kembali menangis sambil duduk bersimpuh di dekat kakaknya. * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * “ Lepaskan aku. Aaahh… tolooonngg…. kak Farrel.”, teriak Cindy saat Barong, bajingan yang bertubuh agak gendut menariknya. Cindy bisa merasakan nasib yang akan menimpanya saat melihat pandangan penuh birahi dari mata Barong. “He..he..he… sekarang waktunya kita untuk bersenang-senang, anak manis.”, kata Barong sambil memaksa Cindy untuk berbaring di karpet agar dia bisa segera menikmati tubuh belia gadis itu. “Brengsek!!! Jangan ganggu dia! Bajingan. Gue bun…PLAAAKKK!!”, teriakan Farrel yang memaki-maki Barong terhenti oleh tamparan keras Barong di pipinya. Farrel untuk sesaat tak bisa melanjutkan caciannya karena kepalanya terasa berputar oleh tamparan Barong yang keras. Bekas telapak tangan yang memerah tampak di pipinya. “Aauw….ja…ja…jangan ganggu dia. Tolong jangan sakiti kakakku.”, jerit Cindy melihat kakaknya ditampar. Barong tak memperdulikan Cindy. Bajingan itu mengeluarkan pistolnya dan menondongkan ke arah kepala Farrel. “Kenapa? Loe mau bunuh gue? ha..ha…ha…. apa nggak salah? Gue! Gue yang bisa ngebunuh loe kapan aja gue mau, ngerti!!!!”, ancam Barong. Farrel tak bisa menjawab. Kepalanya masih terasa berputar. Tiba-tiba ada seseorang yang datang di antara pistol Barong dan Farrel yang terikat di kursi. “Jangan. To…tolong jangan bunuh kakakku. To..tolong…hiks….”, ternyata yang datang adalah Cindy. Gadis manis berusia 17 tahun itu berusaha menjadi tameng untuk kakak laki-lakinya, Farrel. Melihat Cindy yang rela menjadi tameng untuk Farrel, Barong mendapat ide agar dia tak perlu mengeluarkan tenaga untuk mendapatkan keinginannya. “Hhhmmm…. kamu mau melakukan apa saja agar kakakmu tersayang ini tidak aku bunuh?”, tanya Barong sambil tangannya mengelus payudara Cindy yang masih dalam tahap pertumbuhan itu. “Jangan! Brengsek ka…PLAAAKKK”, Farrel menyela karena dia tahu persis apa yang diinginkan bajingan macam Barong dari adiknya. Tapi tamparan Barong lagi-lagi membuat kepalanya pening dan kali ini sedikit darah keluar dari ujung bibirnya yang robek. “Hentikan! Jangan ganggu kak Farrel. Ba..baik, baik, gue akan melakukan apa saja, asal kamu nggak mengganggu kak Farrel lagi.”, Cindy memohon pada Barong. “Ha..ha…ha…gue suka sama gadis yang penurut kayak kamu. Sekarang loe sepongin kontol gue. Ayo, cepet.”, perintah Barong sambil menyodorkan kontolnya ke depan mulut Cindy. Cindy menatap kontol Barong dengan tatapan ngeri dan jijik. Walaupun masih belum tegang sepenuhnya kontol itu sudah lebih besar dari punya Farrel, kakaknya. “Uugh…ja..jangan lakukan Cin. Breng..mmppphh….”, Farrel tak bisa meneruskan kata-katanya karena Barong kembali menyumpal mulutnya dengan kain yang tadi juga dipakai menyekap mulutnya. “Ayo, tunggu apa lagi. Jangan sampai gue hilang sabar.”, kata Barong sambil melakukan gerakan menodongkan pistolnya ke arah Farrel. Cindy segera meraih kontol Barong. Tangannya yang kecil hampir tak sampai melingkari diameter batang kontol itu. Tangan lembut Cindy mulai mengocok kontol Barong, membuat bajingan itu melenguh pelan. “Mmm… pake mulut loe juga dong.”, perintah Barong. Sebenarnya Cindy jijik sekali karena kontol bajingan itu berbau pesing dan apek. Tapi dia melihat ke arah Farrel, kakaknya yang tampak kesakitan dengan bibir sedikit berdarah karena tamparan Barong. Cindy nggak mau kalo Farrel, kakak kandungnya, disakit apalagi dibunuh oleh bajingan ini kalo dia tak menuruti maunya. Waktu bajingan-bajingan ini memaksa agar Farrel mengambil keperawanannya, Cindy bagaikan menyadari sesuatu. Dia sangat mencintai kakak kandungnya itu yang sejak dulu dia idolakan. Tidak hanya cinta adik pada kakaknya, tapi juga cinta seorang wanita pada seorang pria. “Aku harus melakukan ini demi keselamatan kak Farrel. Aku cinta kamu kak.” Cindy mendekatkan bibirnya ke arah kontol Barong yang kelihatan semakin besar dan mengerikan dari jarak dekat. Gadis remaja menahan diri agar tidak sampai mual dan muntah karena bau pesing kontol itu. Lidahnya dia julurkan menjilat ujung kepala kontol Barong yang segera membuat bajingan itu mendesis nikmat. Cindy mencoba mengingat apa yang dilakukan Sarah maupun Fitri saat mereka menyepong kontol Bimo dan Suparno. Dengan ingatannya dan insting sebagai seorang wanita, Cindy mulai menyapukan lidahnya menjilati kontol Barong dari ujung kepala lalu perlahan merayap sampai ke pangkalnya. Tangan mungilnya ikut membantu dengan mengocok batangan kotol yang semakin keras dan besar itu, atau kadang meremas lembut buah zakarnya. “Ouggh…..sstt…. adek loe benar-benar berbakat nyepong kontol, Rel aah…. Masukin ke mulut kamu, Cin.”, kata Barong sambil mendesis keenakan. Cindy berusaha memasukkan kontol Barong yang besar ke dalam mulut mungilnya. Gadis remaja itu berusaha melupakan bau pesing kontol Barong dan mulai mengulum kepala kontol Barong. “Ouugh….yeah terus…aah… mainin lidah kamu.”, kata Barong memberi instruksi ada Cindy. Tangannya memegang belakang kepala Cindy agar gadis itu bisa memasukkan kontolnya lebih dalam lagi ke mulutnya. Walaupun Cindy sudah berusaha membuka mulutnya sampai rahangnya terasa sedikit ngilu tapi kontol gede itu hanya bisa masuk sebagian saja. “Mmmmphh..mmppmm…”, Cindy hanya bisa bergumam sambil berusaha agar tidak muntah ketika Barong mulai memaksakan kontolnya keluar masuk kedalam mulut mungilnya. Barong pun melenguh nikmat merasakan hangatnya mulut dan bibir Cindy di batang zakarnya. Bajingan itu menggunakan mulut Cindy layaknya lubang memek demi kepuasannya sendiri. Setelah hampir lima menitan Barong pun merasakan dia akan orgasme. “Aaaghhh…. telan semuanya. Nih aaghh……”, teriak Barong saat orgasme. Kepala Cindy ditahannya dan kontolnya dia paksa masuk sampai Cindy agak tersedak karena kontol itu serasa masuk sampai ke tenggorokannya. Lalu kontol Barong menyemprotkan banyak sekali mani kedalam mulut mungil itu. Cindy agak gelagapan karena banyaknya mani yang dikeluarkan Barong, dan gadis remaja itu terpaksa menelannya agar ia tidak tersedak. “Hhhmmm…. mulut loe bener-bener enak, Cin. Dan sekarang gue mau coba memek loe, apa sama enaknya kayak mulut loe ha..ha..ha…”, kata Barong sambil menyergap tubuh Cindy. Barong memaksa tubuh Cindy terlentang di karpet, dan dia pun menindihnya. “Jangan!!!!! Toloong!!!”, jerit Cindy sambil berusaha memberontak, tapi apalah daya gadis remaja seperti Cindy melawan bajingan seperti Barong. Melihat nasib adik kandungnya, Farrel berusaha melepaskan diri dari ikatannya namun sia-sia saja. Teriakan dan caciannya juga teredam oleh ikatan di mulutnya sehingga hanya suara mengguman yang terdengar. Barong pun tak memperdulikan tingkah Farrel, si gendut itu segera memegang batang kontolnya yang masih tetap tegak walaupun sudah orgasme dan mengarahkannya ke bibir memek Cindy. “Jangan! I..itu gak bakal muat AAAAGGHH…..”, rengekan Cindy segera berubah menjadi jeritan histeris saat Barong memaksakan kontolnya yang gede itu ke memek Cindy yang masih kering sampai mentok dalam satu gerakan. Nasib Cindy tampaknya yang paling sial malam itu karena dia harus menghadapi Barong. Barong adalah bajingan yang paling sadis diantara tiga sekawan itu. Kalo Juki dan Chelsea senang menaklukan wanita dengan kelebihan mereka dalam ukuran, stamina maupun teknik bercinta, hingga mereka pun akan berusaha merangsang wanita yang mereka perkosa agar mabuk oleh kenikmatan yang dapat mereka berikan. Tapi Barong lain. Dia hanya ingin mengejar kenikmatannya sendiri dan tak pernah peduli pada wanita yang diperkosanya. Bahkan dia cenderung suka main kasar. “AKH…AKHH…Sakit aaghhh….”, jerit Cindy saat Barong langsung memacunya dengan tempo tinggi tanpa memberi kesempatan memek mungilnya beradaptasi dengan ukuran kontol Barong yang gede. Gadis remaja itu merasa memeknya perih, mungkin lecet dan berdarah. Cindy baru saja kehilangan keperawanannya malam ini. Tapi waktu dia melakukan persetubuhan pertamanya dengan kakak kandungnya, Farrel, memek Cindy sudah cukup terlumasi oleh cumbuan Fitri, kakak iparnya. Dan juga kontol kakaknya tidaklah sebesar punya Barong. Jadi tentu saja dia merasa kesakitan saat harus melayani Barong yang kasar dan kontol gedenya. “Uughh… memek kamu enak Cin. Sempit banget aaghh…….”, erang Barong keenakan sambil terus memacu Cindy dengan brutal. Melihat Cindy yang menjerit-jerit kesakitan, tampaknya membuat Barong menjadi semakin bergairah. Payudara Cindy yang mungil diremasnya keras-keras, bahkan sesekali putingnya dia puntir dan tarik kuat hingga Cindy semakin kesakitan. “Akkh…aakkhhh…..aaahh…..”, jerit Cindy. Gadis remaja itu merasa perih di selangkangannya yang di bombardir kontol gede Barong. Bajingan itu juga mempermainkan payudaranya dengan kasar, membuat Cindy semakin tersiksa. Sampai akhirnya setelah beberapa menit mengalami siksaaan dari Barong, Cindy pun tak sadarkan diri. Tapi hal itu tak membuat Barong menghentikan aksinya, bajingan itu terus mencari kenikmatannya sendiri. Memek Cindy terus dientotnya dengan brutal sampai akhirnya bajingan itu merasa orgasmenya akan datang. Barong mengeluarkan kontolnya dari memek Cindy lalu dikocoknya sampai orgasme. “Aaagh…..”, dengus Barong sambil menyemprotkan banyak sekali maninya kemuka Cindy, mulutnya, badannya, hingga kini tubuh Cindy menjadi berlepotan sperma bajingan itu. Sementara itu Farrel yang melihat kondisi Cindy yang tak sadarkan diri menjadi sangat marah. Dia memberontak sebisa-bisanya. Tapi ikatan di kaki dan tangannya sangat kuat hingga ia tidak bisa melepaskan diri. Dan akhirnya Farrel pun hanya berhasil melepaskan penutup mulutnya yang sebelumnya cuma diikat serampangan saja oleh Barong. “CINDY! CINDY! BRENGSEK, BAJINGAN, KUBUNUH KAU BANG…PLAAAKKK”, caci maki Farrel terhenti oleh tempelengan Barong. “ATAU APA HA?!!! Loe gak bakal bisa berbuat apa-apa. Gue bisa ngentot adek loe kapan aja gue mau. Gue bisa ngentot istri loe dan keluarga loe yang lain, dan loe gak akan bisa berbuat apa-apa.”, kata Barong sambil tersenyum mengejek. “LEPASKAN AKU BAJ…PLAAAKKK.”, Farrel mencoba mencaci lagi tapi tamparan Barong pun hinggap lagi di pipinya. “Ja…jangan aah… kamu sudah janji nggak akan menganggu kak Farrel.”, kata Cindy yang baru saja sadar dari pingsannya dan melihat kakaknya dianiaya Barong. Barong pun menghentikan tindakannya. “Cin!!!Cindy!! Kamu nggak apa-apa?”, tanya Farrel. Hatinya merasa lega melihat Cindy sadar, tapi juga hancur melihat keadaan Cindy yang baru saja diperkosa Barong. Farrel memperhatikan Cindy. Gadis remaja itu memejamkan matanya kembali, bibirnya digigitnya sendiri menahan sakit. Rambutnya awut-autan, badannya tampak lusuh dan berlepotan mani Barong. Hati Farrel terasa hancur, lebih hancur daripada saat dia melihat tingkah istrinya yang menjadi wanita lacur. “To..tolong biarkan aku ngerawat adikku. Aku mohon. Aku nggak akan melawan kalian lagi tapi tolong biarkan aku merawat adikku.”, kata Farrel memohon pada Barong yang sedang duduk sambil menghisap rokok. Barong menatap Farrel, lalu mengalihkan pandangannya pada Cindy. “Oke. Gue akan ngelepasin loe sementara agar loe bisa ngerawat adek loe itu. Tapi kalo loe macam-macam, gue akan perkosa adek loe, lalu gue akan panggil temen-temen gue yang lain agar bisa ngentot adek loe didepan mata loe, sebelum gue bunuh loe berdua. Ngerti.” “I…iya.” Barong pun beranjak ke arah Farrel lalu melepaskan ikatannya. Tapi bajingan itu menodongkan pistolnya, berjaga-jaga kalo Farrel mencoba melawan. Tapi Farrel tak mencoba untuk melawan, dia terlalu khawatir dengan keadaan Cindy. Farrel segera menghampiri Cindy lalu memeriksa keadaannya. “Cindy! Cin…Cindy!”, kata Farrel begitu kuatir dengan keadaan Cindy. Cindy yang masih lemah, hanya bisa membuka matanya dan gadis remaja itu pun tersenyum lemah melihat Farrel, kakak kandungnya. “Kak Farrel.”, bisik Cindy lemah. “Kamu nggak apa-apa?” “Nggak apa-apa kak. Cindy cuman lemes dan badan Cindy kotor semua. Cindy pasti akan lebih enakan kalo Cindy bisa mandi air hangat.”, bisik Cindy. Gadis remaja itu sangat ngerasa nggak nyaman dengan sperma Barong yang berlepotan di wajah dan tubuhnya. Farrel menganggukan kepalanya sebagai tanda dia akan mengabulkan permintaan adiknya itu. Tapi saat dia memapah tubuh Cindy, Farrel merasakan todongan pistol Barong di kepalanya. “Loe mau kemana? Jangan macam-macam.”, ancam Barong. “Please. Gue cuma mau bawa adek gue ke kamar mandi dan ngerawat dia. Please. Gue nggak akan coba buat ngelawan ataupun melarikan diri.”, pinta Farrel. Wajahnya begitu memelas. Barong berpikir sejenak. “Dimana kamar mandinya?”, kata Barong. Farrel pun segera memapah tubuh Cindy, lalu menuju ke kamar mandi utama sambil diikuti oleh Barong. Saat sampai di pintu kamar mandi, Barong mendahului Farrel masuk ke kamar mandi, lalu memeriksa kamar mandi tersebut. Setelah memeriksa kalo disitu tidak ada alat yang bisa digunakan Farrel untuk melawan ataupun minta tolong, dan memastikan bahwa tidak ada jalan keluar lain selain pintu kamar mandi, akhirnya Barong memperbolehkan Farrel dan Cindy ke kamar mandi. Setelah dua bersaudara itu masuk ke kamar mandi, Barong mengunci pintunya dari luar. Kamar mandi itu lumayan besar dilengkapi dengan bath tub dan shower, juga sistem pemanas air. Farrel meletakkan Cindy ke dalam bath tub. Dia mencari handuk untuk membersihkan tubuh adiknya, tapi di kamar mandi itu tidak ada handuk atau kain yang bisa dipakai. Farrel akhirnya melepaskan kaos yang dipakainya untuk nanti dipakai membasuh adiknya. Farrel merasa sedikit malu karena dia sekarang telanjang bulat di depan adiknya, karena saat bajingan-bajingan itu memaksanya bersetubuh dengan adiknya, celananya dilepas dan kini tertinggal di ruangan mesum itu. Tapi Farrel lebih mengkuatirkan keadaan Cindy daripada tubuhnya yang telanjang. Dia mulai mengatur sistem pemanas air, lalu setelah dirasanya suhu airnya sudah pas hangatnya, Farrel mengambil penyemprot dari shower lalu mulai membilas badan Cindy. “Hhhmmm…..”, gumam Cindy saat merasakan siraman air hangat di tubuhnya. Gadis remaja itu merasa tubuhnya menjadi nyaman. Farrel menggunakan kaosnya yang sudah dibasahi air untuk membasuh Cindy. Wajah Cindy yang lusuh dan berlepotan sperma Barong dibersihkan oleh Farrel, hingga wajah Cindy yang manis dan imut pun kini bersih. Tapi saat Farrel meneruskan basuhan kain kaos itu semakin ke bawah, Farrel sadar kalo dia punya masalah. Saat tiba waktunya untuk membersihkan bagian dada Cindy, tangan Farrel gemetaran. Tanpa dapat dicegahnya, Farrel merasa kemaluannya mulai mengeras. Farrel pun hanya seorang lelaki normal yang tentu saja akan terpancing gairahnya dengan adanya pemandangan indah di depan matanya. Walaupun dia membersihkan tubuh Cindy dengan kain kaosnya, namun Farrel seakan masih bisa merasakan lembutnya kulit gadis remaja seperti Cindy. “Brengsek! Kakak macam apa aku ini? Terangsang kecantikan adik kandung sendiri. Ta..tapi Cindy memang cantik, manis, imut lagi. Payudara mungilnya terlihat begitu indah dengan putting yang mengacung seakan menanti untuk dihisap dan dilumat hhmmm….. Nggak! Nggak Boleh! Dia adik kandungku sendiri.”, pikir Farrel dalam hati. Farrel berharap Cindy tetap memejamkan matanya seperti ini, karena dia pasti akan malu kalo adiknya menyadari bahwa kontolnya sekarang berdiri begitu tegang dan keras karena birahi. “Hhmmm….sstt….ahhh….”, desis Cindy karena gadis remaja itu merasa nikmat dengan sentuhan Farrel didadanya terutama di putingnya. “Kenapa Cin? Sakit??”, tanya Farrel. “Ngg…nggak apa-apa kok. Cindy nggak sakit kok. Kak Farrel boleh melakukan apa aja ke Cindy. Cuma kak Farrel.”, kata Cindy sambil membuka matanya dan menatap sayu ke arah Farrel. “Ouughh.. Cin kamu???”, kata Farrel kaget saat dia merasa jemari lentik Cindy memegang kontolnya yang tegang dan meremasnya lembut. “Cindy sayang sama kakak.”, bisik Cindy sambil menatap Farrel dengan pandangan penuh cinta. “Kakak juga sayang banget sama Cindy.”, balas Farrel lembut. Perdebatan moral yang sedari tadi hinggap di benak Farrel selesai sudah. Farrel merasa bahwa dia mencintai Cindy, adik kandungnya sendiri, lebih dari cinta adik dan kakak. Farrel mendekatkan wajahnya ke wajah Cindy. Cindy sedikit membuka mulutnya hingga Farrel pun tak tahan untuk mengecup bibir lembut Cindy. “Hhhhmmm……..”, desah Farrel dan Cindy saat mereka berciuman mesra. Lidah mereka pun ikut bermain didalam panasnya ciuman mereka berdua. Mereka berdua baru berhenti berciuman saat hampir kehabisan nafas. Cindy tersenyum bahagia menatap Farrel. “Nah, sekarang kak Farrel mau nerusin membersihkan badan kamu.”, kata Farrel sambil berdiri dan ikut masuk ke dalam bath tub bersama Cindy. Wajah Cindy memerah dan tersipu saat melihat kontol Farrel yang sudah berdiri tegak dengan gagahnya mengangguk-angguk di selangkangan Farrel. Gadis remaja itu teringat akan kenikmatan yang bisa diberikan kontol itu. Kontol Farrel juga lah yang merenggut keperawanannya dan yang pertama kali mengenalkannya akan nikmatnya seks. Farrel menyuruh Cindy agar duduk di ujung bath tub yang ada tempat datar sedikit lapang, hingga Cindy bisa duduk nyaman sambil bersandar ke dinding kamar mandi. Farrel mencium kening Cindy dengan mesra, lalu turun ke hidung. Kemudian bergeser ke pipi kanan sampai ke telinga kanan Cindy. Farrel sedikit bermain di sekitar telinga Cindy yang membuat bulu kuduk Cindy meremang. Setelah itu baru Farrel berpindah ke pipi dan telinga kiri. Sasaran selanjutnya adalah bibir Cindy yang setengah terbuka. Farrel mencium bibir Cindy dengan penuh gairah. Lidahnya menyelusup lincah mengajak lidah Cindy untuk ikut bermain. Setelah puas bermain di bibir yang ranum itu, Farrel kini menjelajahi leher jenjang Cindy, dia memberi beberapa cupangan disana. “Mmmm…. kak Farrel…..”, desis Cindy. Birahinya mulai terpancing cumbuan mesra kakaknya. Ciuman Farrel terus turun ke bawah dan sampai ke dada Cindy. Payudara Cindy memang masih dalam tahap pertumbuhan. Tampak mungil tapi indah dengan putingnya yang mencuat karena gelora birahi yang kini melanda dara remaja itu. Farrel menciumi seluruh bagian payudara Cindy kecuali putingnya, yang membuat gadis makin penasaran dan semakin bangkit gairahnya. Cindy membusungkan dadanya dan berharap Farrel segera mencumbu putingnya yang makin mencuat. Akhirnya Farrel pun gemas dan langsung menghisap putting Cindy. “Aaaagh…….kak…..ssst……”, desah Cindy merasa nikmat. Farrel dengan lincah menjilat dan menghisap putting payudara Cindy yang berwarna merah muda menggemaskan. Agak lama juga Farrel bermain disana, sampai Cindy merasa dia bisa orgasme hanya dengan cumbuan Farrel didadanya. Tapi Farrel tak ingin adik kandungnya itu orgasme dulu. Cumbuannya mulai terun ke perut Cindy yang rata. Kemudian Farrel memegangi kedua kaki Cindy lalu mengangkangkannya. Kini Farrel bisa melihat jelas vagina Cindy yang terlihat indah dengan bulu halus yang tumbuh di atas bibir vagina tanpa bagian yang menggelambir dan terlihat rapat. Tepian bibir vagina itu sedikit memerah, mungkin karena permainan kasar Barong tadi. Bagian dalam liang vagina Cindy tampak segar berwarna merah muda hingga Farrel sejenak terdiam dan mengagumi vagina Cindy. “Jangan diliatin gitu dong. Nngg..Cindy kan malu.”, kata Cindy menyadarkan Farrel. Farrel melihat ke wajah Cindy yang memerah, entah karena malu atau karena dilanda birahi. “Kamu nggak usah malu. Memek kamu bagus banget.”, kata Farrel sambil menundukkan wajahnya ke arah liang surgawi itu. “Aauughh….ssstt…. kak Farrel…..aaahhh…..”, Cindy mendesis nikmat saat Farrel mulai memainkan lidah dan bibirnya di belahan vagina Cindy. Farrel tampaknya menjadi ketagihan mengoral memek Cindy, adik kandungnya sendiri. Lidahnya bergerak lincah menyapu belahan memek Cindy, menyusup ke dalam liangnya, bahkan dengan nakala mempermainkan kelentit gadis remaja itu sampai Cindy tak kuasa untuk tak menjerit nikmat sampai pantatnya terangkat. Desahan Cindy makin keras, bahkan kadang sampai menjerit nikmat karena kenikmatan birahi yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Beberapa menit kemudian Cindy merasakan gelombang kenikmatan itu akan datang menimpanya. Farrel pun tampaknya juga bisa merasakan hal itu, hingga saat Cindy akan mengalami orgasmenya, Farrel menghisap klitoris gadis remaja itu kuat-kuat. “Ooooughh….aaaaaghhhh…….”, jerit Cindy saat orgasme melandanya. Hisapan kuat Farrel pada klitorisnya membuat gelombang orgasme yang menimpanya menjadi lebih intens. Tubuh Cindy sampai menegang hingga pantatnya terangkat ke atas. Tubuhnya terasa bergetar. Cairan kenikmatannya sampai menyemprot ke mulut Farrel yang dengan senang hati malah menjilatinya bagaikan musafir di padang pasir yang menemukan sumber air. Sesaat suasana kamar mandi itu menjadi hening. Hanya terdengar suara gemericik air dan suara nafas Cindy yang masih terbaring lemas di ujung bath tub. Farrel terdiam menatap Cindy, adik kandungnya, yang masih terhanyut oleh sisa-sisa orgasmenya. Farrel sadar kalo dia mencintai Cindy, adik kandungnya sendiri. Bukan hanya cinta kakak pada adiknya, tapi juga cinta seorang pria pada wanita. Farrel sekarang lagi horny banget. Kontolnya mengacung tegang sampai dia sendiri tersiksa. Sebenarnya dia kasihan melihat kondisi Cindy yang masih lemas, tapi nafsu Farrel sudah sampai ke ubun-ubun. “Cin..Cindy…. nngg… kakak pengen ngg…..”, Farrel mencoba meminta ijin Cindy untuk ngentot adiknya yang cantik itu tapidia seperti kehilangan kata-kata. Cindy menatap kakaknya dengan tersenyum manis. Sebenarnya Cindy masih lemas, tadi sore dia masih gadis perawan yang belum pernah mengenal seks tapi malam ini dia sudah mengalami banyak hal. Dari mulai permainan seks sejenis dengan Fitri, kakak iparnya, keperawanannya yang diambil oleh Farrel, kakak kandungnya, sampai diperkosa dengan brutal oleh Barong dan kontolnya yang super besar. Memeknya masih terasa sedikit ngilu, tapi melihat keadaan Farrel yang belum terlampiaskan birahinya, Cindy menjadi kasihan juga. Apalagi dia sangat mencintai Farrel, dan teringat akan kenikmatan yang bisa diberikan Farrel padanya, Cindi pun menganggukkan kepalanya. Anggukan Cindy membuat Farrel tersenyum lega. Dia segera mengarahkan batang kontolnya yang sudah menegang itu ke belahan memek Cindy. “Pelan-pelan aja ya kak. Memek Cindy masih agak ngilu.”, kata Cindy. Farrel pun mengangguk. Dia mulai memasukkan kontolnya ke memek Cindy yang sempit dengan perlahan. Bibirnya melumat bibir Cindy, sambil tangannya bermain di payudara Cindy. Farrel melakukan itu untuk merangsang Cindy dan memberikan kenikmatan pada gadis remaja itu agar bisa mengurangi rasa ngilu di memeknya. Perlahan tapi pasti, kontol Farrel basuk ke liang kenikmatan Cindy. Cindy merasa sedikit perih di selangkangannya tapi desahannya terbungkam ciuman panas kakaknya. Farrel ternyata benar-benar menepati janjinya untuk tidak menyakiti Cindy. Dia memompa memek Cindy dengan perlahan, tidak menuruti nafsunya yang sebenarnya sudah tak sabar mendapatkan penyelesaian. ““Aaaahh….kakak sayang sama kamu Cin mmm…..”, desah Farrel yang menikmati hangat dan sempitnya memek Cindy. ““Sssstt…..aaahh……. Cindy juga sayang kakak aaaahh…..”, balas Cindy sambil menatap mesra kakaknya itu. Permainan lembut Farrel kembali membangkitkan gairah Cindy. Rasa ngilu di memeknya sudah tergantikan oleh nikmatnya nafsu birahi yang melanda gadis remaja itu. Desah kenikmatan mereka berdua mulai bergaung dalam ruang kamar mandi itu. Mereka berdua bercinta dengan penuh kemesraan dan nafsu yang menggelora. Mereka berdua sudah lupa bahwa mereka berdua saudara sedarah dan percintaan diantara mereka adalah hal yang tabu. Beberapa menit mereka bercinta dengan irama pelan dan lembut. Farrel merasa Cindy sudah mulai panas lagi. Akhirnya Farrel pun memutuskan untuk mengganti posisi karena dengan posisi Cindy yang terlentang di ujung bath tub, posisi Farrel sangat tak nyaman karena dia hanya bertumpu pada tangannya saja. Dibaliknya tubuh Cindy hingga gadis remaja itu menungging bertumpu pada lututnya dan tubuh bagian atasnya bersandar telungkup di ujung bath tub. Farrel mengambil posisi di belakang Cindy, siap untuk melakukan penetrasi ala doggy style. “Uuggh….sstt……aahhhhhh…..”, desis Farrel sambil mulai memompa Cindy dari belakang. Tempo penetrasinya sedikit dinaikkan oleh Farrel karena dilihatnya Cindy mulai bangkit gairahnya dan memeknya sudah basah dengan cairan kenikmatan. “uuufff… mmm…. kak Farrel….”, desis Cindy yang semakin dibuai oleh kenikmatan birahi. Dua kakak beradik itu kian larut dalam kenikmatan yang tabu. Mereka sudah tak perduli lagi dengan hal lain selain memuaskan nafsu birahi mereka sendiri yang mengatasnamakan cinta. “Kak…Kak Farrel… Cindy mau aahhhh…….. aahhhh……”, jerit Cindy saat orgasme melandanya. Tubuh belianya bergetar karena menjalarnya kenikmatan orgasme. Memeknya berdenyut liar seakan memeras kontol Farrel yang tertanam di dalamnya. Farrel yang merasakan empotan liar memek Cindy saat gadis remaja itu orgasme itu punh akhirnya menjadi tak tahan juga. “Ouuughhh… kakak juga Cin aaaghhh….”, dengus Farrel sambil memasukkan kontolnya dalam-dalam ke memek Cindy. Kontol Farrel menyemprotkan banyak sekali sperma ke rahim adik kandungnya itu. Setelah usai orgasme itu mereka nikmati, Farrel menarik Cindy untuk berendam di bath tub itu. Farrel bersandar di tepian bath tub sambil memeluk Cindy dari belakang. Cindy menyandarkan tubuhnya ke badan kakanya sambil memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasmenya sambil memejamkan mata. Senyum bahagia tersungging di bibir gadis belia yang sudah menjadi wanita dewasa seutuhnya malam ini. * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Posted on: Sat, 31 Aug 2013 08:22:43 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015