Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap) antara - TopicsExpress



          

Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap) antara individu, rumah tangga, bisnis, (atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK (information and communication technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam aktivitas. Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara *Penyebab terjadinya digital devide -Infrastruktur -Kekurangan skill (SDM) -Kekurangan isi / materi (content) -Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri DAMPAK NEGATIF KESENJANGAN DIGITAL * Dampak negatif kesenjangan digital adalah bagi mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin. Bila digunakan untuk hal-hal yang benar dan bermanfaat akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan, tetapi jika jatuh ditangan orang jahat akan membahayakan orang lain. Misalnya ; Pembobolan Kartu Kredit, pembobolan kartu kredit (Credit Card Fraud) dengan modus mencuri dan memalsukan kartu kredit. Perbuatan ini menimbulkan kerugian pada pemilik kartu Bank penerbit bahkan merugikan Negara. * SOLUSI MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL 1. Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesejangan digital adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri mereka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Dengan kemajuan teknologi informasi seseorang atau masyarakat akan mendapat kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi. Misalnya dengan mengadakan penyuluhan kesekolah-sekolah tentang penggunaan Internet. 2. Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan desa, sehingga setiap masyarakat yang ingin mengakses informasi dapat tercapai dengan tersedianya fasilitas telekomunikasi yang memadai. Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam mengurangi digital divide. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa. Abad 21 ini dikenal sebagai abad informasi, karena itu salah satu aspek penting agar sebuah bangsa bisa keluar sebagai pemenang di abad ini adalah kemampuannya untuk meningkatkan information literacy masyarakatnya. Bila hal tersebut dapat dilaksanakan maka akan muncul kekuatan information competency, yaitu kemampuan untuk mendayagunakan informasi yang diperolehnya untuk meningkatkan kinerja aktivitas sehari-hari. Di negara-negara maju, masyarakatnya sudah memiliki tingkat information literacy yang cukup tinggi, dan akselerasi pertumbuhan ekonominya tidak lepas dari hasil yang didapat dari terpenuhinya information literacy pada masyarakatnya. Karena untuk dapat maju dan berkembang di era ini tidak hanya menguasai sumberdaya 4 M saja (men,materials, money, machibe/method) saja tetapi juga perlu tambahan K (knowledge). Dan information literacy adalah sarana untuk terpenuhi penguasaan sumberdaya K(knowledge) tersebut. Sesuai dengan jamannya, maka tumbuhnya e-literacy pada setiap generasi akan berbeda. Pada old generation, kesempatan mereka untuk mengenal e-literacy tumbuh secara linear atau sekuensial sejalan dengan berkembangnya teknologi. Namun untuk today dan next genaration, tumbuhnya e-literacy akan lebih cepat dan efektif karena tidak berjalan secara sekuensial tetapi simultan. Digital Litaracy, Information Literacy, Computer Literacy dan I-Literacy akan dapat dikuasai dengan mudah secara simultan pada today/nex genaration. Maka : e-literacy = F ( Digital Litaracy, Information Literacy, Computer Literacy dan I-Literacy)Tingkat kematangan setiap individu dalam hal e-literacy akan berbeda-beda. Dalam hal ini menurut teori Personal Capability Maturity Model (PCMM), level e-literacy dari individu dapat dibedakan menjadi 5 level. • Level 0, jika seorang individu sama sekali tidak tahu dan tidak peduli akan pentingnya informasi dan teknologi untuk kehidupan. • Level 1, jika seorang individu pernah memiliki satu dua kali pengalaman dimana informasi merupakan komponen penting untuk mencapai keinginan dan memecahkan masalah serta telah melibatkan teknologi informasi maupun komunikasi untuk mencarinya. • Level 2, jika seorang individu telah berkali-kali menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu aktivitasnya sehari-hari dan telah memiliki pola perulangan dalam penggunaannya. • Level 3, jika seorang individu telah memiliki standar penguasaan dan pemahaman informasi maupun teknologi yang diperlukannya serta konsisten mempergunakan standar sebagai acuan penyelenggaraan aktivitas sehari-hari. • Level 4, jika seorang individu telah sanggup meningkatkan secara signifikan kinerja aktivitas kehidupannya sehari-hari melalui pemanfaatan informasi dan teknologi. • Level 5, jika seorang individu telah mengganggap informasi dan teknologi sebagai bagian tidak terpisahkan dari aktifitas sehari-hari serta secara langsung maupun tidak langsung telah mewarnai perilaku dan budaya hidupnya (bagian dari information society). Untuk itu semua maka perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis untuk untuk meningkatkan e-literacy pada masyarakat indonesia. ————————————————————————————————— Biasanya digital divide/ Jurang digital yang menganga besar terjadi di negara yang jurang ekonomi/ antara si kaya dan si miskin juga besar. Negara berkembang seperti di Indonesia, kesenjangan ekonomi anatar si kaya dan simiskin sangat besar, maka kesempatan untuk mengakses, memanfaatkan ICT juga akan terjadi jurang yang sangat lebar… kesempatan yang paling mudah untuk memperoleh dan memanfaatkan informasi dan perangkatnya (ICT) adalah orang-orang kaya. Negara Amerika dan Eropa bisa saja terjadi adanya digital Divide. tapi skalanya lebih kecil, jika di Indonesia jurang digital nya sangat besar sedangkan di eropa, tingkat kesejahteraan merata berkorelasi pada kemampuan mengakses ICT yang lebih mudah juga akan menciptakan sempitnya digital divide.MARI KITA PERANGI KESENJANGAN DIGITAL DAN PEMBAJAKAN SOFTWARE DG OPN SOURCE
Posted on: Sat, 14 Sep 2013 14:48:13 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015