ENAM JAM TRANSIT DI LAPANGAN TERBANG INTERNASIONAL - TopicsExpress



          

ENAM JAM TRANSIT DI LAPANGAN TERBANG INTERNASIONAL KUALALUMPUR MINGGU, 30 JUNI 2013 Pukul 06.00 Wite Aku dan kawan-kawan serombongan sudah siap berangkat meninggalkan halaman Penginapan Api-api Centre di Kota Kinabalu. Kami menumpang dua buah taksi menuju ke lapangan terbang internasional Kota Kinabalu. Sekitar 15 menit kami sudah tiba di tempat tujuan karena jaraknya cuma sekitar 10 kilometer. Pengambilan tiket, boardingpas, pemeriksaan X-Ray, pemeriksaan metal detector dapat kami lalui dengan mudah tanpa insiden apa-apa. Tidak seperti biasanya kali ini aku diloloskan begitu saja tanpa ditanya apa-apa oleh para petugas. Diantara kawan-kawan serombongan akulah yang paling sering berurusan dengan para petugas di lapangan terbang, minimal diajak bicara ini itu oleh mereka. Di mata mereka profilku boleh jadi agak mysterious sehingga menarik perhatian mereka. Secara berkelakar YS Agus Suseno menyebutku sebagai orang yang manis dagingan, orang yang sering diincar orang untuk dijadikan mangsa (korban). Memang, dalam beberapa kali perjalanan, terutama yang lakukan sendirian, atau yang kulakukan berdua dengan istriku, aku sering mengalami hal-hal tidak biasanya. Namun, justru hal-hal yang tidak biasanya inilah yang menjadi bumbu-bumbu penyebab dalam catatan perjalananku. Mula-mula memang menegangkan, tapi pada akhirnya justru berakhir happy ending. Pukul 07.30Wite Sesuai dengan data yang tertera pada tiket dan boardingpas, kami berlima segera menuju ke Gate 3. Pesawat terbang yang kami tumpangi kali ini adalah Air Asia Malaysia tujuan Kualalumpur. Pesawat berangkat sesuai jadwal, tidak ada penundaan sama sekali. Perjalanan udara kali ini berlangsung mulus tanpa gangguan apa-apa. Meskipun langit yang kami lalui ketika tampak berkabut. Kabut dimaksud konon berasal dari asap pembakaran lahan yang melayang jauh dari wilayah Provinsi Riau. Pukul 09.30 Wite Pesawat terbang yang kami tumpangi mendarat dengan mulus di lapangan terbang internasional Kualalumpur. Kami tiba di Terminal Kedatangan Dalam Negeri. Setelah menjalani pemeriksaan wajib kami segera ke luar dari gedung terminal. Setelah melihat situasi dan memperoleh informasi yang diperlukan tentang tempat yang harus kami tuju setelah ini, kami berlima masuk ke sebuah warung makan yang berada tak jauh dari situ. Ternyata pengunjungnya banyak sekali. Kami ikut antri seperti pengunjung lainnya. Cukup lama kami antri di rumah makan ini. Aku memilih nasi lemak dengan lauk-paut telur mata sapi dan sepotong ayam gorng, dan untuk minumannya aku memilih kopi. Ternyata kopinya pahit sekali, aku sudah memasukan 3 sachet gula ke dalam cangkirku itu, namun kopinya tetap terasa pahit. Tidak ada pilihan lain aku kemudian mengambil air putih kemasan sebagai penggantinya. Pukul 10.30 Wite Selepas makan, kami ke luar warung, lalu mencari tempat strategis untuk menunggu bis regular di halte yang terletak di seberang jalan. Aku mengeluarkan rokokku, namun tak jadi, karena di dekatku berdiri ada papan bertulisan dilarang merokok. Tidak hanya itu, di papan itu juga ada tulisan bahwa siapa saja yang merokok di tempat itu akan terkena sanksi hukuman penjara 2 tahun atau denda 2 juta ringgit. Aku berseloroh, bahwa ada orang Indonesia yang tinggal di Malaysia selama 2 tahun, semua biaya akomodasi dan konsumsi ditanggung oleh Kerajaan Malaysia alias gratis. Modalnya juga murah, yakni Cuma berupa sebatang rokok yang disulut di tempat terlarang. Cuma sayang seribu kali sayang tempat tinggalnya bukan di rumah atau di hotel mewah, tetapi di hotel pordeo. Hehehehe…. Cukup lama juga kami berdiri menunggu kedatangan bis regular yang melayani trayek dari Terminal Kedatangan Dalam Negeri ke Terminal Keberangkatan Luar Negeri. Micky Hidayat yang sudah kebelet ingin merokok memilih menyeberang jalan karena di tempat siapa saja boleh merokok. Kulihat para petugas juga meokok di tempat itu. Ketika itulah melintas ide iseng di benakku. Ide itu langsung kuterapkan. Tak jauh dari tempatku berdiri ada seorang pria bule berusia sekitar 30 tahun berjalan menuju ke tempatku berdiri. Iseng, kutatap wajah bule itu dengan mimic seolah-olah aku mengenalnya. Bule itu membalas tatapanku dengan mimik seolah-olah ia juga mengenalku. Namun sejurus kemudian ia rupanya haqqul yaqin aku bukan orang yang penah dikenalnya. Aku membayangkan bule itu berguman: “Akh, persetan. Kenal enggak kenal. Emangnya gue pikirin?” “Hehehe, emang masalah buat lo.” Untunglah, bule itu cuma tersenyum sambil berlalu begitu saja, tidak meninjuku. Sungguh, apa yang kulakukan barusan adalah iseng-iseng berbahaya, bukan iseng-iseng berhadiah. Pukul 11.30 Wite Tidak lama kemudian bis regular yang kami tunggu-tunggu datang dan berhenti di halte tempat di mana kami berdiri menunggunya. Kami dan para penumpang lainnya segera naik ke bis secara tertib satu demi satu tidak berebutan sebagaimana yang lajim terjadi di tanah air kita. Ketika dalam perjalanan dari Terminal Kedatangan Dalam Negeri ke Terminal Keberangkatan Luar Negeri, aku melihat di kiri kanan jalan banyak ditanami pepohonan. Sementara itu di kejauhan tampak merimbun kelapa sawit. Ketika berada di udara sesaat sebelum tinggal landas perkebunan kelapa sawit merupakan pemandangan yang menjadi ciri khas lapangan terbang internasional Kualalumpur. Pemandangan hijau aneka jenis pepohonan yang dipadu dengan perkebunan kelapa sawit itu membuat lapangan terbang internasional Kualalumpur seolah-olah berada di tengah hutan. Ternyata, menurut catatan yang ada di Wikepedia Indonesia, citra dimaksud memang sengaja diciptakan oleh Kisho Kurokawa yang menjadi perancangnya. Dalam hal ini ia dibantu oleh Institut Penelitian Hutan Negara Malaysia. Luas areal lapangan terbang internasional Kualalumpur 100 kilometer persegi. Mampu menampung 130 juta penumpang per tahun. Supaya tidak terjadi penumpukan di satu titik, maka tata ruangnya sengaja didesain begitu rupa, sehingga calon penumpang menjadi tersebar di beberapa titik. Demi kemudahan pelayanan, maka disediakan 216 konter untuk keperluan pembelian tiket, boardingpas, pemeriksaan X-Ray, dan pemeriksaan metal detector. Para petugas dan fasilitas yang ada di lapangan terbang internasional Kualalumpur mampu mengelola 120 pergerakan penerbangan per 60 menit. Sistem pengelolaan yang dipakai merujuk kepada TAMS (Total Airport Managemen Sistem). Dilengkapi dengan dua menara pengendali lalu lintas udara, menara utama tingginya 130 meter. Bentuk menara ini seperti obor Olimpiade. Fungsinya sebagai pengendali system lalu lintas udara dan peralatan radar. Lapangan terbang internasional Kualalumpur mempunyai 2 landasan pacu yang dibangun parallel dengan panjang 4 kilometer dan lebar 600 meter. Setiap landasan pacu mempunyai 10 jalur antri pesawat terbang dengan waktu tunggu per pesawat terbang antara 1-11 menit. Dalam waktu dekat kedua landasan pacu ini akan mampu didarati oleh peswat terbang berjenis Airbus A380. Pukul 12.00 Wite Kami tiba di Terminal Keberangkatan Luar Negeri, ternyata bis yang kami tumpangi berhenti di lokasi yang relative jauh dari tempat di mana kami harus mengurus tiket, boardingpas, pemeriksaan X-Ray, pemeriksaan metela detector, dan konter imigrasi. Kami kemudian berjalan secara beriringan menuju ke tempat yang dituju. Menurut jadwal yang tertea di tiket dan boardingpas, pesawat terbang Lion Air Indonesia baru tinggal landas pukul 15.30 Wite. Masih banyak waktu bagi kami untuk melihat-lihat segala sesuatu yang ada di lingkungan dalam lapangan terbang internasional Kualalumpur ini. Namun, aku dan kawan-kawan serombongan memilih jalan aman, yakni langsung menuju ke Gate 6. Kami ke sana menumpang trem listrik. Fasilitas trem listrik merupakan salah satru keistimewaan yang ada di lapangan terbang internasional Kualalulmpur. Begitu sampai di Gate 6, belum ada kegiatan apa-apa di sini. Para petugas memang sudah siap sedia di tempatnya, namun tempat pemeriksaan X-Ray, dan pemeriksaan metal detector masih belum dioperasikan. Pukul 14.45 Wite Menjelang tibanya waktu keberangkatan, Gate 6 mulai dipenuhi olkeh calon penumpang. Ternyata jumlah mereka banyak sekali. Sebentar saja Gate 6 sudah penuh sesak dengan calon penumpang. Pukul 15.30 Pesawat terbang Lion Air Indonesia tinggal landas menuju ke lapangan terbang internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Pukul 17.45 Pesawat terbang Lion Air Indonesia mendarat dengan mulus di lapangan terbang internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Setelah menjalani pemeriksaan yang diwajibkan kami segera keluar dari Terminal Kedatangan Luar Negeri menuju ke Terminal Keberangkatan Dalam Negeri,. Kami menumpang bis regular yang melayani trayek dari terminal ke terminal yang disediakan oleh otoritas lapangan terbang. Begitu tiba di Terminal Keberangkatan Luar Negeri kami tidak langsung ke Gate 12 sebagaimana yang tertera pada tioket dan boardingpas, tetapi singgah dulu ke longe untuk makan minum. Pukul 19.30 Pihak maskapai penerbangan Lion Air Indonesia mengumumkan bahwa penerbangan tujuan ke lapangan terbang Syamusddin Noor Banjarbaru ditunda selama 30 menit. Pukul 20.00 Wite Kami diminta masuk ke dalam pesawat terbang. Tidak lama kemudian pesawat terbang tinggal landas. Pukul 21.45 Pesawat terbang Lion Air Indonesia mendarat dengan mulus di lapangan terbang Syamsuddin Noor Banjarbaru. Begitu turun dari pesawat kami langsung berebutan masuk ke dalam bis yang bakal membawa kami ke terminal kedatangan. Malam itu kami dijemput oleh Saudara Ismail, kerabat dari Bapak Syarifuddin R. Sesampainya di Gambut kami singgah dulu untuk makan malam di sebuah warung nasi. Setelah itu Saudara Ismail mengantarkan kami satu per satu. Mula-mula mengantarkan Saudara Micky Hidayat yang tinggal di bilangan Jalan Pramuka, kemudian mengantarkan YS Agus Suseno yang turun di Taman Budaya Banjarmasin. Setelah mengantarkan Pak Syarifuddin R, Saudara Ismail mengantarkan Saudara Irwan Alfiadin yang tinggal di Jalan Zafry Zamzam, dan mengantarkanku ke Jalan Mayjen Soetoyo S, Gang Sepakat, Banjarmasin.
Posted on: Thu, 11 Jul 2013 17:30:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015