Financeroll - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar - TopicsExpress



          

Financeroll - Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (12/9) diprediksi melemah seiring ekspektasi dipertahankannya BI rate di level 7%. Potensi pelemahan rupiah Kamis ini terutama dipicu oleh pasar yang fokus pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) siang nanti. Masih ada sebagian pelaku pasar yang menginginkan bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin lagi dari level saat ini 7%. Kalaupun BI rate tidak dinaikkan, pasar berharap kenaikan suku bunga Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi). Jika BI tetap mempertahankan suku bunga dan tidak bisa memberikan penjelasan akan upaya untuk menstabilkan rupiah, kemungkinan mata uang garuda ini semakin tertekan. Karena itu, kurs rupiah juga berpeluang melewati level terlemah Rp 11.500. Rupiah masih akan volatile dengan kecenderungan melemah dalam kisaran Rp 11.250 hingga Rp 11.600 per dolar AS. Pada survei terakhir, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 7% dan komentar kemarin pagi dari Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengisyaratkan bahwa BI hari ini tidak akan mengubah kebijakan moneternya. Perry mengatakan, tekanan inflasi September masih rendah. Jika petinggi BI melihat tekanan inflasi masih rendah, menandakan berkurangnya alasan bagi bank sentral untuk menaikan suku bunga lebih lanjut. Karena itu, pasar sudah mengantisipasi pelemahan rupiah Kamis ini. Terutama jika BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 7%. Pernyataan BI juga akan menjadi fokus pasar. Sebab, pasar akan menanti kebijakan baru apa yang akan dirilis oleh BI. Apakah BI akan umumkan kesepakatan currency swap lagi dengan bank sentral negara lain. Akhir bulan lalu, BI sudah memperpanjang swap tersebut dengan Jepang. Pasar juga ingin melihat, apakah ada inovasi baru dari bank sentral untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Outlook ekonomi juga akan mendapat fokus dari pasar. BI kemungkinan akan kembali memangkas outlook Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk 2013. Dari eksternal, fokus pasar tertuju pada pertemuan Bank Sentral New Zealand dan juga data tenaga kerja Australia. Selain itu, New Zealand sudah diprediksi mempertahankan suku bunga acuan di level 2,5%. Tapi, komentar dari gubernur bank sentral New Zealand mungkin akan cukup negatif. Diperkirakan, gubernur akan mengutarakan keinginan untuk melihat pelemahan mata uangnya lebih lanjut sehingga menyumbang penguatan dolar AS. Di sisi lain, data tenaga kerja Australia cukup variatif. Jumlah tenaga kerja Australia sudah diprediksi naik untuk Agustus, bertambah Rp 10.000 dari sebelumnya berkurang 10.200 tapi tingkat penganggurannya juga naik dari 5,7% menjadi 5,8%. Karena itu, secara umum masih ada tendensi penguatan dolar AS. Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (11/9) ditutup melemah 270 poin (2,4%) ke posisi Rp 11.480-11.485. [geng]
Posted on: Thu, 12 Sep 2013 00:52:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015