Good Bye My Love part 2 “Haaa, neomu chuwo (sangat dingin)” - TopicsExpress



          

Good Bye My Love part 2 “Haaa, neomu chuwo (sangat dingin)” kata Hi Rae. Tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi. Hi Rae pun segera melihat ke CCTV untuk memastikan siapa yang datang. “Eoh, abeoji” Hi Rae pun segara menekan tombol untuk membuka pintu gerbang rumahnya. “Abeoji wasso (Ayah sudah datang)” kata Hi Rae bersemangat. Ayah Hi Rae mengusap lembut kepala Hi Rae. “Nde, kau belum tidur ?”. Hi Rae menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa tidur”. “Tidurlah, ini sudah malam” kata ayah Hi Rae. “Oo.. Abeoji juga, istirahatlah. Jalja (tidurlah dengan nyenyak)” kata Hi Rae lalu berjalan menuju kamarnya. Di dalam kamarnya Hi Rae sibuk mondar-mandir karena ia masih saja tidak bisa tidur . “Aish, kenapa mata ku masih terjaga !” keluh Hi Rae. Ia pun merasa frustasi dan mencoba menyalakan laptopnya. “Apa Jung Soo sudah tidur ?” gumamnya. Hi Rae mencoba mengirimkan e-mail pada Jung Soo. “Jung Soo-ah, apa kau sudah tidur ?”. Hi Rae tampak sedikit kecewa karena Jung Soo tidak membalas e-mailnya. Namun sesaat kemudian ia mendengar nada pemberitahuan bahwa ada e-mail masuk. “Belum, kau juga ?”. Hi Rae tersenyum kecil. “Nde, aku tidak bisa tidur. Mau kah kau menemani ku sejenak ?”. mereka pun saling mengirim e-mail hingga larut malam dan akhirnya Hi Rae tertidur dengan laptop yang masih menyala. Ditempat yang berbeda Jung Soo tengah menanti balasan e-mail dari Hi Rae. “Yaa, apa kau tertidur ?” gumam Jung Soo sambil tersenyum manis. *** Jam sudah menunjukkan pukul 9 a.m. Tiba-tiba handphone Hi Rae berbunyi. Hi Rae pun meraba-raba tempat tidurnya dan mencari dimana sumber suara tersebut. Setelah menemukan handphonenya, ia pun langsung meletakkan ditelinganya. “YAAAK !!! PALLI IREONA !!!”. teriak Jung Soo. Sontak Hi Rae pun terkejut dan menjauhkan handphone dari telinganya. “YAA ! wae sori jillo (HEI ! mengapa kau berteriak begitu) !!” protes Hi Rae. Dari balik telepon Jung Soo terkekeh. “Mianhae Hi Rae-ah, cepatlah bangun aku akan mengajak mu berkeliling kota Gyeong Gi”. Hi Rae tersenyum senang. “JINJJA ?? geurae aku akan bersiap-siap” kata Hi Rae bersemangat. Hi Rae pun tengah sibuk merias wajahnya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. “Nde” kata Hi Rae. “Hi Rae-ah, apa kau ingin pergi ?” tanya Ibu Hi Rae. “Oo.. aku akan pergi dengan Jung Soo, wae eomeoni ?”. “Hi Rae-i abeoji (Ayahmu) ingin berbicara, cepatlah kau turun” kata Ibu Hi Rae seraya meninggalkan Hi Rae yang tampak bingung dengan sikap Ibunya pagi itu. Hi Rae pun segera menemui Ayahnya. “Annyeong hasimnika abeoji” sapa Hi Rae. “Anjeseyo (Duduklah)” kata Ayah Hi Rae. “Hi Rae-ah, ada yang ingin abeoji bicarakan dengan mu, abeoji sudah membicarakan hal ini dengan eomeoni mu” lanjut Ayah Hi Rae. “Hum, apa yang ingin abeoji katakan ? sepertinya itu sangat penting” tanya Hi Rae penasaran. “Hi Rae-ah, kita harus pindah ke Seoul”. Sontak Hi Rae terkejut mendengarnya. “Nde ? wae abeoji (Apa ? kenapa ayah) ?”. Ayah Hi Rae melanjutkan pembicaraannya. “Perusahaan yang telah abeoji bangun bertahun-tahun telah pindah tangan karena pesaing abeoji telah berhasil mengambil lebih dari 50% saham di perusahaan abeoji. Namun salah satu sahabat abeoji yang tinggal di Seoul menawarkan saham diperusahaannya. Abeoji tidak dapat menolaknya karena hanya dengan cara ini abeoji dapat menjamin kehidupan mu dan eomeoni mu” jelas Ayah Hi Rae. “Hi Rae-ah, eomeoni tahu ini sangat sulit bagimu. Kau dan Jung Soo sudah seperti saudara, bahkan eomeoni pun sudah menganggapnya seperti anak eomeoni sendiri. Kende (Tapi), tolonglah mengerti keadaan abeoji mu” jelas Ibu Hi Rae. Hi Rae terdiam sejenak. “Hum, algetseumnida (aku mengerti). Jika ini yang terbaik untuk kelangsungan hidup keluarga kita, na gwaenchana (aku tidak apa-apa)” kata Hi Rae seraya tersenyum manis. Namun tidak begitu dengan hatinya yang menangis kecil. “Abeoji, kapan kita akan pindah ke Seoul ?” tanya Hi Rae. “Besok lusa. Abeoji akan mengurus kepindahan mu”. Hi Rae tersenyum manis pada Ayahnya. “Nde, gomapseumnida uri abeoji” kata Hi Rae sambil memeluk Ayahnya. “Eomeoni, bolehkah aku menemui Jung Soo hari ini ?” tanya Hi Rae penuh harap. Ibu Hi Rae tersenyum pada Hi Rae. “Keurom (tentu saja)” kata Ibu Hi Rae sambil menganggukkan kepalanya. Hi Rae pun tersenyum senang. “Gomawo eomoni” Hi Rae pun berlari keluar. *** Di sebuah taman seorang pria tampan telah menunggu Hi Rae. “JUNG SOO-AH !!!” teriak Hi Rae dari kejauhan. Jung Soo yang mendengar panggilan itu pun langsung membalikkan tubuhnya. “YAA !! HI RAE-AH IRI BABWA (HEI !! KEMARILAH)” kata Jung Soo sambil melambaikan tangan. “Jung Soo-ah, kita akan pergi kemana ?” tanya Hi Rae penasaran. “Kita akan menaiki sepeda rel”. Hi Rae tersenyum manis. “Jinjja ? aah, pasti akan menyenangkan menaiki sepeda rel dan melihat pemandangan yang indah di Gyeong Gi Do” kata Hi Rae bersemangat. Jung Soo tersenyum manis pada Hi Rae. Tanpa sadar Hi Rae menggandeng lengan Jung Soo. “Kajja (ayo pergi)”. Jung Soo hanya tersenyum tanpa menjawab. Sesekali Jung Soo memperhatikan lengannya lalu tersenyum. *** Hi Rae dan Jung Soo pun telah tiba ditempat yang mereka tuju. Hi Rae tampak begitu senang. “Jung Soo-ah, palliwa (cepatlah)” teriak Hi Rae. Jung Soo pun berlari kearah Hi Rae. “Igo (ini), aku baru membeli tiketnya” kata Jung Soo sambil memberikan tiket tersebut pada Hi Rae. “Eoh, sepeda ini dapat menampung empat orang pengunjung. mengapa kau tidak mengajak pengunjung yang lainnya juga ? bukan kah kalau hanya berdua tiketnya seharga 40.000 won, sedangkan jika berempat hanya 45.000 won. Itu akan lebih hemat” jelas Hi Rae. Jung Soo terkekeh mendengar perkataan Hi Rae. “Yaa, bisakah kau berhenti menjadi orang yang perhitungan , eoh ?” goda Jung Soo. “Kajja, naiklah aku hanya ingin menikmati pemandangan berdua denganmu. Ah, ani bertiga dengan ahjussi itu” lanjut Jung Soo sambil menunjuk kearah petugas yang akan menemani perjalanan mereka. Mereka pun mengayuh sepeda menelusuri rel sambil mengagumi pemandangan indah di sepanjang jalan. Hingga mereka tiba di pos pemberhentian pertama. Mereka pun masuk untuk beristirahat sesuai waktu yang telah ditentukan. “Haaa, neomu chuwo” kata Hi Rae. “Jja, minumlah agar tubuh mu menjadi hangat” Jung Soo memberikan secangkir minuman hangat. “Hi Rae-ah, gwaenchana ?” tanya Jung Soo sedikit khawatir. Hi Rae menganggukkan kepalanya “Oo..”. Setelah 30 menit beristirahat mereka pun melanjutkan perjalanan hingga mereka tiba ditempat pemberhentian terakhir, pos ketiga. Jung Soo membawakan makanan untuk Hi Rae. “Hi Rae-ah, mani mogko (makanlah yang banyak)” kata Jung Soo. Hi Rae tersenyum manis pada Jung Soo. “Yaa, mengapa kau memandangi ku seperti itu ? apakah aku sangat tampan ?” goda Jung Soo. Hi Rae terkekeh mendengarnya. “Nde, neomu kyeopta (Iya, kau sangat tampan)”. Jung Soo pun tertawa kecil mendengar pujian Hi Rae. Setelah selesai makan Hi Rae dan Jung Soo memilih menghabiskan waktu istirahat dengan berfoto. “Jung Soo-ah” kata Hi Rae sambil menundukkan kepalanya. “Oo..” jawab Jung Soo singkat. “Apa kau akan selalu menjawab setiap kali aku memanggilmu ?” tanya Hi Rae dengan nada pelan. Jung Soo tampak bingung dengan pertanyaan Hi Rae. “Nde ? museum suriya (apa yang kau maksud) ?”. Hi Rae menatap lurus kedepan. “Jung Soo-ah”. “Oo..” jawab Jung Soo. “Bisakah kau selalu menjawab seperti ini saat aku memanggil mu ?” kata Hi Rae. Jung Soo merasa frustasi dengan perkataan Hi Rae. “YAA ! sebenarnya apa maksudmu ?”. Hi Rae menatap Jung Soo. “Jung Soo-ah, besok lusa aku, eomma, appa akan pindah ke Seoul” kata Hi Rae dengan nada lembut. “DEG!!” Jung Soo terkejut mendengarnya. “Uri abeoji kehilangan perusahaannya karena kalah dari pesaingnya. Di Seoul ada seorang sahabat yang menawarkan saham yang lumayan besar untuk abeoji. Kende, kogjong hajima (Tapi, jangan khawatir) saat liburan aku akan sering mengunjungimu” jelas Hi Rae. Jung Soo tersenyum manis pada Hi Rae. “Na gwaenchana. Jika itu yang terbaik untuk keluarga Hi Rae, kau tidak perlu mengkhawatirkan ku. bukankah kita masih bisa bertemu ditelepon dan e-mail ?” kata Jung Soo sambil menepuk pelan pundak Hi Rae. “Jung Soo-ah, jaga kesehatanmu”. Jung Soo tertawa kecil mendengarnya. “Yaa , yang harusnya bicara seperti itu adalah aku. Hi Rae-ah, jaga kesehatanmu. Aku tidak ingin asma mu kambuh lagi, arachi (mengerti)?”. Hi Rae hanya tersenyum memandang Jung Soo tanpa menjawabnya. Hari sudah mulai sore. Mereka pun kembali menaiki sepeda rel. Setelah 2 jam perjalanan akhirnya mereka tiba ditempat awal mereka datang. “Kamsahamnida ahjussi, annyeonghi gaseyo” sapa Hi Rae dan Jung Soo pada petugas yang telah menemani perjalanan mereka sambil membungkukkan badan. “Nde, annyeonghi gyeseyo, jalka (Iya, selamat jalan, hati-hati)” jawab petugas tersebut. *** Hi Rae tengah sibuk membereskan barang-barangnya. Ia terdiam sejenak ketika melihat fotonya bersama Jung Soo. Namun seketika ia tersadar dari lamunannya saat mendengar suara yang tidak asing ditelinganya. “Annyeonghaseyo ahjussi, ahjumma” sapa Jung Soo. “Nde, kau datang untuk membantu, Jung Soo-ah ?” kata Ibu Hi Rae. Jung Soo tersenyum manis. “Nde, apa yang bisa ku bantu, ahjumma ?” tanya Jung Soo sambil melihat disekelilingnya. Ayah Hi Rae menepuk pelan pundak Jung Soo. “Tolong kau bantu Hi Rae saja, dia ada dikamarnya”. “Arraseumnida ahjussi (Baiklah tuan)” kata Jung Soo sambil membungkukkan badannya. Jung Soo pun menuju kamar Hi Rae yang berada dilantai dua. Ia melihat Hi Rae tengah sibuk dengan barang-barangnya. “Hi Rae-ah, mari ku bantu” usul Jung Soo. Hi Rae terseyum manis. “Aku bisa melakukannya sendiri, Jung Soo-ah”. Jung Soo mendekati Hi Rae dan melihat disekelilingnya. “Apa kau yakin dapat membereskan kamar mu yang sangat besar ini sendrian ?” tanya Jung Soo dengan nada sedikit meremehkan. Hi Rae menyipitkan ujung matanya. “Eiissh, arraseo. Kajja bantu aku” kata Hi Rae sambil memberikan kotak yang ia pegang. Waktu berlalu. Hi Rae dan Jung Soo pun sudah selesai dengan pekerjaan mereka. “Jung Soo-ah, gomapseumnida (terima kasih sudah membantu)” kata Hi Rae sambil memberikan secangkir minuman pada Jung Soo. Jung Soo tersenyum manis. “Byeolmalsseumeullyo (Sama-sama)”. Ibu dan Ayah Hi Rae yang tengah memperhatikan keakraban Hi Rae dan Jung Soo pun, menghampiri mereka. “Jung Soo-ah, jika kau ada waktu luang berkunjunglah kerumah kami di Seoul” kata Ibu Hi Rae sambil menepuk pelan pundak Jung Soo. “Jung Soo-ah, gomawo kau sudah menemani Hi Rae selama ini kau telah menjadi seorang oppa yang baik untuknya. Mianhae karena harus membuat kalian terpisah oleh jarak” lanjut Ayah Hi Rae. Jung Soo tersenyum manis pada orang tua Hi Rae. “Gwaenchanayo ahjumma, ahjussi. Aku akan sering mengunjungi kalian” jawab Jung Soo. Ibu dan Ayah Hi Rae pun tersenyum manis dan berlalu meninggalkan Jung Soo dan Hi Rae. Hi Rae menggenggam tangan Jung Soo. “Jung Soo-ah”. “Oo..”jawab Jung Soo singkat. Hi Rae memberikan sebuah kalung berbentuk kunci pada Jung Soo. “Aku mau kau menyimpan ini, anggap saja ini kenang-kenangan dariku”. Jung Soo menatap kalung tersebut. “Apa ini kunci ? mengapa kau memberikan kalung berbentuk kunci padaku ?” protes Jung Soo. Hi Rae memperlihatkan kalung yang sedang ia pakai. “Kalung ku berbentuk hati. Kalung mu berbentuk kunci. Kalung kita dapat disatukan seperti ini” kata Hi Rae sambil menyatukan kalungnya dan Jung Soo. “Tada .. yepputa, jiyo (cantik, kan) ?” lanjut Hi Rae setelah berhasil menyatukan kalung mereka menjadi bentuk yang indah. Jung Soo tersenyum sambil melepaskan kalungnya. “Nde, neomu yeppeo (Iya, sangat cantik). Gomawo, aku akan menyimpannya”kata Jung Soo. “Kajja, orang tua mu pasti sudah menunggu di mobil” lanjut Jung Soo seraya membalikkan badan. Hi Rae menarik lengan Jung Soo dan memberikan ciuman hangat pada pipi Jung Soo. Jung Soo hanya bisa diam tak bergerak sedikitpun. Hi Rae tersenyum manis pada Jung Soo dan menggandeng tangannya. “Kajja” kata Hi Rae. Jung Soo yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi pun hanya bisa diam dan mengikuti langkah Hi Rae. Hi Rae pun masuk kedalam mobil. “Annyeonghi gaseyo Jung Soo-ah, saranghaeyo” kata Hi Rae sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis pada Jung Soo. Jung Soo pun melambaikan tangannya “Na do, saranghae. Annyeong”. Jung Soo menatap mobil yang dikendarai Ayah Hi Rae hingga mobil itu hilang dari pandangannya. *** ;Nure 누르;
Posted on: Wed, 25 Sep 2013 12:53:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015