Happy weekend member. Gue sekarang lagi galau nih habis ulangan - TopicsExpress



          

Happy weekend member. Gue sekarang lagi galau nih habis ulangan sebejibun. Tapi tenang, gue tetap punya lanjutan ceritanya kok. So lets happy weekend. Ini dia.. #Tadadaaaa ~Love Is Ribet~ Part 8 Hari ini adalah weekend. Yaitu hari dimana semua mahkluk yang berkewarganegaraan Indonesia libur. Begitu juga dengan murid sekolah. Mereka di wajibkan libur di setiap weekend. Kalo mereka nggak diwajibkan libur, bisa dipastikan aksi demo seluruh pelajar Indonesia bisa terjadi. Dan itu akan membuat kurva kebahagiaan pelajar Indonesia berkurang. Kali ini Jason dan empat temannya yang lain, akan menikmati weekend kali ini bersama-sama. Mereka akan menuju ke tempat rekreasi lokal yang menjadi favorit orang-orang untuk digunakan sebagai tempat wisata. Steve yang menyetir mobil. Di sampingnya ada Cindy. Ah, mesra sekali mereka. Nampak seperti sepasang kekasih. Jason, Veeza,dan Michelle dibelakang mereka. Di kursi penumpang nomer dua. Jadi gambarannya seperti ini. Steve jadi bapak, Cindy jadi ibunya, sisanya jadi anak mereka berdua. Dan mereka semua sangat layak dipanggil keluarga bahagia. Steve menyetel CD player. Ia memutar lagu-lagu yang membuat semuanya yang ada disana bernyanyi. Dan karaoke on the road pun dimulai. Mereka bernyanyi dengan riang. Jason yang paling sumbang dan fals dalam menyanyi, semakin memperkeras suaranya. Dan itu membuat semuanya yang ada disana tertawa sambil menutup telinga. “Son, lo gausah nyanyi deh. Ntar kaca mobil gue pecah semua..” Omel Steve dari balik kemudi. Sementara para cewek tertawa. “Bodo amat. Mobil kayak angkot gini aja lo banggain…” Ketus Jason. Ia masih saja meneruskan bernyanyi dengan sumbang dan fals. Karena bête mendengar Jason yang terus bernyanyi, Steve mematikan CD playernya. “Kok lo matiin sih…? Kan gue lagi gelar konser…” Jason memprotes tindakan Steve yang mematikan CD player tersebut secara sepihak. “Lo nggak kasian sama gendang telinga gue…? Dari tadi dia nangis denger suara lo. Dia takut denger suara lo itu..” Para cewek itu pun tertawa semua. “Dan lo juga harus tau, suara lo itu bisa membunuh kakek-kakek yang sedang duduk dirumah mereka. Jadi lo gausah nyanyi. Cukup sudah kakek-kakek yang tewas hari ini karena lo.” “Yaelah.. “ Jason melengos. Sementara para cewek tertawa. Dua jam kemudian, sampailah mereka ke tempat rekreasi yang mereka tuju. Parkirannya. Sangat ramai kedaan disana. Ya jelas lah, weekend gitu loh. Kalo mau sepi ya kuburan. Tapi, sekarang kuburan jarang ada yang sepi. Malah kuburan sekarang makin rame. Bukan karena banyak yang berziarah, tapi tuh kuburan dijadikan hotspot buat pacaran. Cuman orang-orang yang otakknya miring yang mau pacaran disana. Kalo tiba-tiba ada orang ketiga. Dan orang ketiga itu adalah pocong, mau gimana lo…? Ntar juga lo bakal double date sama pocong dan kuntilanak, mau..? Eh kok malah bahas percintaan antara Pocong dan Kuntilanak ya..? Mereka mulai masuk kedalam tempat rekreasi tersebut. Banyak sekali anak kecil yang berkeliaran di sana. Cindy sangat senang melihat itu. Ia merasa gemas jika melihat anak kecil yang berlarian dengan riang. Berbanding terbalik dengan Steve. Dia merasa paranoid sama anak kecil. Karena dulu, Steve pernah dianiaya sama anak kecil. Lebih tepatnya ketika bulu hidungnya di jambak sama anak kecil, tetangganya. Sejak itu dia jadi paranoid sama anak kecil. Mereka menuju ke wahana rumah hantu. Hmm… kesempatan bagi Jason dan Steve buat PDKT. Sejak kejadian belajar kelompok di rumah Veeza lalu, Jason dan Steve mulai PDKT sama Veeza dan Cindy. Dan PDKT itu juga di respon baik sama Veeza dan Cindy. Sementara itu Michelle telah lebih dahulu jadian sama anak komplek depan rumahnya. Masuklah mereka berlima. Plus seorang nenek-nenek funky yang ikut dalam rombongan mereka. Mereka mulai berjalan menjauh dari pintu masuk. Baru saja tiga langkah, muncul penampakan Zombie di depan mereka. Veeza kaget bukan main. Dengan spontan ia memeluk Jason dari belakang. Ah…, romantisnya. Jason juga takut, ia memeluk balik si Veeza. #modus Mereka melanjutkan perjalanan. Kursi yang tiba-tiba bergoyang sendiri, mengagetkan Cindy. Ia langsung memegang rambut Steve. “Aduh…. sakit Cin….” Erang Steve. Cindy malah cuek bebek. Ia masih ketakutan. Dan ekspresi itu yang selalu ingin dilihat Steve. Karena kalo Cindy ketakutan, kata Steve dia terlihat lebih cantik. Dan mungkin ini emang aneh, katanya juga kalo nanti mau nembak Cindy, dia akan nembak di pinggir jurang. Biar dapet feelnya gitu. Ketika melihat sebuah pintu keluar, mereka berlima langsung berlari. Mereka membuka dengan sangat keras pintu itu. Hingga pintu itu nyaris putus. Setelah keluar, mereka berteriak “Yeeee… kita berhasil…..” Mereka bersuka cita. Kemudian Steve celingak-celinguk. “Kamu kenapa Steve…?” Tanya Veeza heran. “Sakit leher lo…?” Imbuh Michelle. “Lo ingat gak, kita tadi masuk ke rumah hantu bareng nenek-nenek. Nah sekarang dimana dia…?” Sontak itu membuat mereka berlima celingak-celinguk. Kemudian mereka mulai mencari. Jason mencari di balik semak-semak. Tak ketemu. Veeza, Cindy,dan Michelle berusaha memanggil nenek-nenek tadi dengan panggilan “Nenek gayung… dimana kamu…?” sebanyak tiga kali. Tapi nenek itu tak kunjung muncul. Dan ternyata, nenek-nenek funky tersebut, masih tertinggal di dalam rumah hantu itu. Kebayang kalo tiba-tiba dia ditakutin sama pocong terus kaget terus kena serangan jantung dan kemudian dia menghajar pocong itu. “Dengan kekuatan tulang osteoporosis, aku akan menghajar mu.. ciaatt..!”. #khayal Setelah puas berwisata di tempat wisata itu, mereka kini menuju ke suatu tempat. Tempat yang hanya diketahui oleh Steve dan Jason. “Kita mau kemana kita Son..?” Tanya Veeza sambil memandang Jason. Dan dia juga tersenyum diakhir perntayaan nya. “Ada deh… Udah kamu santai aja.. Tempat yang mau kita tuju gue jamin, pasti bikin mata kalian yang melihatnya akan berbinar…” Ujar Jason. “Kalo kalian nggak percaya tanya Steve tuh..” “Bener Steve…?” Cindy tampak antusias. Steve hanya mengangguk. Ia masih fokus di kemudinya. Selama perjalanan menuju tempat itu, mereka disuguhi oleh pemandangan yang indah. Veeza, Cindy,dan Michelle terkagum-kagum di buatnya. Memang, hipnotis alam itu sangat kuat. Bahkan lebih kuat dari hipnotis nya Uya Kuya. “Tatap tisu saya..”. Kemudian sampai lah mereka di tempat yang dimaksud oleh Steve dan Jason. Tiga cewek yang dibawa mereka berdua langsung kagum sekagum-kagumnya. Mereka disuguhi pemandangan yang sangat indah. Pemandangan pohon hijau dan nampak penampakan samar-samar air terjun di kejauhan. Desiran angin yang sejuk menyapu pipi ketiga cewek tersebut. Mereka terhipnotis. “Kita kesana yuk…” Ajak Jason. Mereka semua menurut mengikuti langkah Jason. Jason berniat membawa mereka ke air terjun. Dimana pemandangan air terjun itu akan terlihat begitu indah ketika didekat air terjun itu. “Waahh… Indah banget….!” Teriak Veeza ketika sampai di dekat air terjun. “Lebih indah kalo ada kamu disitu…” Celetuk Jason. “Hmmm….?” Veeza menoleh kerah Jason. “Apa…?” Jason malah balik tanya. Sementara Veeza tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Jason kemudian tersenyum. “Eh.. ada yang bawa SLR gak…?” Tanya Michelle. “Gue pengen nih foto disitu…” Michelle menunjuk sebuah batu yang ada di dekat air terjun. “Gue bawa…” Steve menuju mobilnya untuk mengambil SLR. Kemudian setelah mengambilnya, dia memberikan SLRnya ke Jason. “Fotoin gue….” Seru Michelle. Ia sudah ada di atas batu yang ia tunjuk tadi. Kemudian aksi foto-foto Michelle itu berlangsung. Michelle mulai berpose. Jason malah cekikikan ketika memfoto dia. “Zaa…. Cinn…. Ayok kesini..! Foto bareng sama gue…” Ajak Michelle. Yang dipanggil langsung menuju ke batu itu. Mereka bertiga kemudian berfoto. Berbagai gaya mereka posekan. Dari yang chabby-chabby menggemaskan, hingga yang unyu-unyu mengerikan. Steve dan Jason yang melihat mereka berpose cekikikan gak karuan. Kemudian mereka bertiga pindah ke pinggir air terjun. “Fotoin kita disini…!” Ucap Cindy. Steve langsung mengambil alih SLR dari tangan Jason. Jason memandang Steve dengan tatapan aneh. Kemudian Steve memotret mereka bertiga. Dan di sela-sela itu, Steve memotret wajah Cindy yang sedang berpose chabby. Pose dimana dia mengembungkan pipinya. Seperti ikan fugu. Ia tersenyum setelah memotret Cindy. “Son….. Sini…! Kamu foto sama aku ya…?” Pinta Veeza. Jason mendelik. “Hah...?” Tangan Jason langsung ditarik Veeza. Jason mengikuti gerakan tarikan tangannya Veeza. Dan Jason dibawa di samping air terjun tadi. “Steve potretin kita…..!” Teriak Veeza. “Jangan jelek-jelek ya…” Steve mengacungkan jempolnya. Kemudian mereka berdua berpose. Veeza merangkul tangan Jason sebelah kiri. Jason melirik rangkulan tangan Veeza. “Ini maksudnya apa..?” Kata Jason di dalam hati. Kemudian ‘Cekrikk…’. Mereka berdua telah terpotret. “Ahh…. mesra sekali kalian berdua….” Kata Steve ketika melihat hasil foto itu. “Lagi…lagi….! Nggak kerasa….!” Ucap Veeza. Steve langsung bersiap memotret mereka kembali. “Kamu yang gaya dong. Masa kamu difoto diam aja. Disamping cewek cantik lagi..” Jason mendelik. Ia akan tertawa. Tapi ia menahannya. Ia hanya tersenyum. “Woii… Son… Gaya lo mana…? Jangan jadi arca kenapa…?” Omel Steve dari kejauhan. “Berisik….! Gue kan guardian angelnya…” Teriak Jason. Veeza melirik Jason sekilas. Kemudian ia kembali berpose. Jason juga berpose. Pose seolah mengacak-acak rambut Veeza. Dan, mereka kembali terpotret. Veeza langsung cemberut. Karena rambutnya diacak-acak Jason sewaktu ia berpose tadi. “Liat…. liat…!” Veeza berlari mendekati Steve. Sementara Jason berjalan gontai. “Tuh kan…! Jelek… Kamu sih ngacak-ngacak rambut aku tadi…” Veeza cemberut. Jason malah tertawa. “Ih… kok malah ketawa…” “Fotonya cocok tuh dikasih nama, the Acak-acaks girl with handsome man…” Veeza langsung mencubit lengan Jason. Jason mengaduh. Kemudian Steve berfoto dengan Cindy. Dibantu Jason tentunya. Dilanjutkan dengan mereka berfoto berlima di tengah-tengah air terjun. Dibantu pak pedangang kerupuk yang lagi lewat situ guna memotret mereka. Mungkin, pedangang kerupuk itu bergumam “Sialan. Kenapa gue disuruh memfoto mereka..? Kok gue nggak diajak sih…” Mereka kini sedang menikmati pemandangan disekitar. Mereka tak bergerombol lagi, mereka berpisah dalam menikmati pemandangan itu. Cindy dan Steve berada di dekat warung kopi yang menghadap lurus ke air terjun. Ngopi sambil liat pemandangan air terjun. Apalagi ada temennya. Beda gender pula. Jason dan Veeza duduk di batu besar tadi. Jason masih mengalungkan SLR Steve di lehernya. Sementara Michelle sedang asyik berterfon ria dengan pacar nya. “Son….” Panggil Veeza dengan nada manja. Ia sedang bermain air dengan kakinya. “Apa..?” “Terima kasih ya kamu udah ngajak aku kesini.. Sumpah ini indah banget. Ini pertama kalinya aku lihat yang kayak gini..” Kata Veeza sambil melihat pemandangan air terjun yang begitu dekat. Jason tersenyum. “Iya sama-sama kok.” Jason menatap lurus. “Son…, yang kamu katakan tadi serius…?” Muka Veeza menjadi serius. Jason bingung dengan perubahan raut muka Veeza. “Yang mana…?” Jason tak mengerti. Veeza menundukkan wajah wajahnya memerah. Merona. “Yang elo bilang ‘Kan gue guardian angelnya…” Kata Veeza pelan. Jason tersenyum. Lalu menatap langit. “Gue serius..” Kata Jason cuek. Ia masih menatap langit biru yang tak kalah indah. Veeza tercekat. Hening. Tampak muka Veeza semakin merah. “Makasih..” Katanya pelan. “Hah…?” Jason tak mendengar apa yang dikatakan Veeza barusan. “Nggak kok. bukan apa-apa..” Sahut Veeza cepat. Veeza kemudian menatap air terjun itu lagi. Ia memandang dengan tatapan dalam. Veeza merasa degup jantungnya kali ini berdegup tak karuan. Ini kah cinta…? Sementara Jason masih memandang langit. Ia melirik Veeza sekilas yang tampak merah wajahnya. Ia tersenyum. Ia tau, ia pasti akan mengatakan. Yah pasti. Pada gadis yang ada disampingnya kini. L+C is yeeah... Penindasan no.. nb: Tunggulah episode terakhir dari Love Is Ribet. Dijamin seru...!! Oke selamat menunggu.. ~D7~ :)
Posted on: Sat, 05 Oct 2013 06:52:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015