Kesombongan Sungguh ini adalah artikel yang paling berat yang - TopicsExpress



          

Kesombongan Sungguh ini adalah artikel yang paling berat yang harus saya tulis, karena saya masih perlu belajar banyak tentang hal ini, dan tahapan saya sekarang tentang hal ini masih dirasa jauh dari nilai yang cukup. Setelah saya mencoba untuk menghindarinya berkali-kali, kali ini saya didesak kuat oleh hati nurani saya untuk menuliskannya dalam artikel kali ini, karena saat sekarang adalah saat yang tepat dimana ditengah kebesaran K-Link cobaan untuk menjadi sombong terasa kuat sekali. Harapan saya artikel ini menjadi ‘guiding angel’ buat saya dan juga bisa bermanfaat bagi yang lain. Kesombongan adalah suatu cobaan yang menghinggapi kita semua, dan kita sendiri tidak merasanya disaat kita dihinggapi oleh penyakit sombong ini, bahkan semakin tinggi tingkat kesombongannya semakin sulit kita deteksi. Kesombongan bermanifestasi dalam segala lini kehidupan. Sombong akan materi; sombong akan kekayaan ini adalah godaan yang paling sulit dilawan dan ini tahap awal kesombongan. Sombong akan kemiskinan, orang yang miskin dan malas untuk berjuang masuk kedalam kategori ini, mereka menggunakan kemiskinannya untuk meminta-minta dan orang-orang yang tidak mau membantu sesuai dengan harapan mereka dicap sombong. Sombong akan umur, sombong karena masih muda sehingga orang tergoda untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya membuang-buang waktu dan negatif. Sombong karena sudah tua, orang tergoda untuk dihormati secara berlebihan, sehingga tidak mau belajar lagi. Sombong akan kesehatannya, membuat orang tidak menjaga kesehatannya. Sombong akan kecantikan, kecerdasan, jabatan, peringkat, kekuasaan, bahkan sombong akan aliman dan merasa sangat rohaniah membuat orang merasa paling benar dan paling suci. Kesombongan berakar dari ego yang berlebihan. Pada tingkatan normal ego bermanifestasi dalam bentuk harga diri (Self-Esteem) dan kepercayaan diri (Sef-Confidence). Dua faktor ego ini sangat penting dalam perjuangan dalam hidup untuk menuju sukses. Saat berubah menjadi kebanggaan (Pride), hal ini masih positif hanya saja perlu di cermati bahwa tingkatan ini sudah dekat dengan berubahan berikutnya yaitu ke arah sombong. Batas antara bangga dan sombong sangat tipis dan kita sendiri tidak merasakannya saat batas tersebut telah tersebrangi. Kesadaran sejatilah merupakan kutub yang bersebrangan dengan kutub ego dalam diri kita semua. Perjalanan hidup sering menggiring kita menuju kutub ego. Ego menjebak kita untuk masuk kedalam dualisme sifat ketamakan (Ekstrem Suka) dan Kebencian (Ekstrem tidak suka). Kalau kita terjebak dalam lingkaran ego ini, kita tidak akan bahagia walaupun sebenarnya pencapaian kita telah tinggi sekalipun. Banyak kisah-kisah pilu berkaitan dengan korban-korban kesombongan, seperti: Titanic, kapal terbesar di era awal abad ke 20. mampu mengangkut 3000 penumpang dari Inggris ke Amerika Serikat. Memiliki teknologi tercanggih saat itu. Sebuah contoh kesombongan manusia lewat perkataan pemiliknya, Jangankan tujuh samudera, bahkan Tuhan pun tidak akan mampu menenggelamkan kapal ini! Maka di sebuah malam yang dingin, dan ironisnya di pelayaran perdananya, kapal ini menabrak sebuah gunung Es. Kapal besar ini pun tenggelam membawa ribuan penumpangnya, beserta kesombongan yang dibawanya.. Ketika petinju Muhammad Ali sedang berada di puncak ketenarannya, ia berpergian dengan naik sebuah pesawat. Ketika hendak take-off, seorang pramugari mengingatkannya untuk mengenakan sabuk pengaman. Muh. Ali menjadi dengan lantang dan sombongnya menjawab, “Superman tidak perlu sabuk pengaman.” Dengan cepat sang pramugari menjawab, “Superman juga tak perlu naik pesawat terbang.” Lalu Muhammad. Ali segera memasang sabuk pengaman. Menara Babel berakhir dengan kekacauan pada saat muncul kesombongan. Nebukadnezar direndahkan begitu rupa akibat sombong dan bermegah diri. Dan masih banyak lagi kisah-kisah kehancuran karena kesombongan. Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Ada paradigma yang perlu kita rubah. Kita perlu menyadari bahwa kita terdiri dari roh dan fisik, dimana fisik bersifat sementara sedangkan roh yang akan kekal. Kita lahir dan mati tidak membawa apa-apa. Pandangan ini membawa kita untuk mampu melihat kesetaraan universal, sehingga kita tidak lagi dikelabui oleh penampilan, label dan segala bentuk luar lainnya, sehingga yang tampak adalah hal-hal dari dalam yang bersifat roh. Selalu terus mendekatkan diri dengan Tuhan, senantiasa berdoa adalah cara terbaik. Sering kita dekat dengan Tuhan pada saat kita susah saja namun gilirannya saat kita senang, kita melupakan Tuhan. Berbaliklah kepada Tuhan. Sombong dan bangga batasannya tipis, apalagi di bisnis MLM ini, dimana kita pada saat berhasil harus menjadi bukti yang menginspirasi orang lain untuk berjuang bisa berhasil juga. Semua kembali tergantung kepada niatnya. Memang sering sebaik apapun yang kita lakukan, maka orang yang sirikpun akan mencap kita sombong, dan kita menjadi serba salah dengan apapun yang kita lakukan. Pada prinsipnya jangan terintimidasi oleh hal ini, namun bercerminlah dan buka hati dengan tanpa kesombongan, tanyakan pada diri anda paling dalam, apakah ini tujuannya adalah untuk menginspirasi orang lain atau untuk menunjukkan keberhasilan anda? Setelah anda mendengarkan jawabnya tanyakan sekali lagi, dan rasakan nurani anda yang terdalam, jika ada rasa tidak enak, itu jawaban niat anda salah, niat anda bersombong. Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.
Posted on: Wed, 23 Oct 2013 08:02:03 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015