Kiriman dari Andika Saputra Review Mungkin (S4), Lagu Melankolis - TopicsExpress



          

Kiriman dari Andika Saputra Review Mungkin (S4), Lagu Melankolis yang Berhasil Dalam industri musik, remake atau daur ulang sebuah lagu adalah hal yang wajar. Lagu yang sudah terkenal kemudian diaransemen ulang agar menjadi lebih segar didengar. Beberapa remake lagu dinilai berhasil. Misalnya saja soundtrack film aksi ilmiah Armageddon, Leaving on the jet plane. Chantal Kreavizuk memberikan nyawa baru bagi lagu cinta ini. Atau Heaven versi DJ Sammy yang membuat lagu milik Bryan Adams menjadi lebih modern. Tapi tidak sedikit lagu remake yang menurut saya aneh. Misalnya saja lagu Uptown girl milik Billy Joel yang dinyanyikan ulang oleh grup Westlife. Saya tidak suka interpretasi mereka atas lagu ini. Menurut saya, Shane dkk menyanyikan lagu ini terlalu serius. Padahal lagu ini seharusnya lebih santai dan penuh canda. Kenapa awal posting saya menceritakan tentang remake, karena kali ini saya ingin mereview single milik S4 yang berjudul “Mungkin”. Untuk yang belum familiar dengan nama grup ini, mereka adalah Idol grup yang sempat dilatih di sebuah agensi di Korea Selatan, Rainbow Bridge Agency. Apa istimewanya grup ini? Menurut saya, mereka lebih terkonsep baik dari segi vocal maupun tampilan. Tidak sekedar terlihat korea tapi menurut kuping saya, mereka memang bisa bernyanyi. Dan pada akhir April mereka mengeluarkan single terbaru “Mungkin” yang merupa remake lagu dari I Wonder if You Hurt Like Me dari 2AM. Saya suka 2AM, terutama leader mereka, Jo Kwon. UntungLah mereka meremake lagu ini, bukan I Can’t Let You Go Even I Die. Karena kalau lagu itu yang dinyanyikan ulang, pasti saya akan pasang standar yang sangat tinggi. Kalau tidak menyayat, saya pasti akan mengomel-ngomel. Kemampuan baru seberapa sudah mau cover 2AM. Tapi kalau dipikir-pikir strategi memilih 2AM juga cukup bijak. Walau mereka terkenal tapi masih banyak yang belum mengetahui lagu dari Jo Kwon dkk. Di Indonesia, 2AM masih kalah tenar dibandingkan saudara mereka, 2PM. Jadi telingga publik masih belum terlalu familiar dengan lagu-lagu 2AM (CMIIW). Remake ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu untuk mempopulerkan grup 2AM. Oke, balik lagi ke tema posting, I Wonder if You Hurt Like Me adalah sebuah lagu patah hati berbahasa korea. Maka masalah krusial dalam remake adalah lirik. Kalau hanya sekedar mengubah aransemen, lagu ini pasti tidak akan laku. Berapa banyak sih WNI yang fasih berbahasa korea. Kalaupun ada pasti hanya segelintir, dan lebih banyak yang tidak bisa sama sekali. Pertama, Lirik. Penulis Valiant Budi Yogi alias Vabyo menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat baik. Lirik “Mungkin” sangat puitis tapi tidak hiperbola. Saya sangat senang dengan berbagai personifikasi yang digunakan mantan TKI ini. favorit saya adalah part Arthur di lirik “Sering kali ku berpura tertawa Laksana boneka yang tersenyum paksa tersiksa” Personifikasi yang digunakan di bait ini dalam sekali. Sangat pas menggambarkan orang yang tersiksa tapi mencoba sangat keras untuk terlihat bahagia. Kedua, aransemen musik. Saya tahu tidak adil jika membandingkannya dengan versi aslinya. Saya harus memperlakukan “Mungkin” sebagai lagu baru bukan remake tapi saya tidak bisa. I Wonder if You Hurt Like Me adalah lagu yang sangat indah, melankolis. Kalau aransemennya kacau pasti akan membuat dahi berkerut. Dan jika aransemenya berlebihan, saya juga bisa muntah. Tapi musisi Inu Numata berhasil membuat lagu ini menjadi lebih Indonesia. Pasti tidak mudah mengubah lagu ini. Keputusannya memasukan unsur musik gesek atau string merupakan hal yang sangat baik. Lagu ini menjadi lebih menyayat. Ketiga, vocal. Ok, 2 AM terkenal dengan vocal mereka yang sangat bagus. Lagu-lagu lembut dengan jangkauan nada yang lebar merupakan ciri khas mereka. Apakah S4 bisa menyamainya? Tentu tidak. Karakter suara mereka berbeda. Merupakan hukum tidak tertulis, jika dalam sebuah grup suara yang paling bagus dan tinggi dipegang oleh lead vocal. Harus diakui lead vocal S4, Jeje memang bersuara paling merdu. Dia bisa mencapai nada-nada tinggi dengan mudah. Tapi di lagu ini, saya lebih suka suara Arthur. Di dua lagu mereka She’s My Girl dan Driving Me Crazy, porsi Arthur bernyanyi relative sedikit jika dibandingkan dengan tiga temannya. Bahkan di She’s My Girl, saya sempat mengira dia hanya kebagian “C’mon-c’mon” saja. Tapi di “Mungkin”, saya suka sekali dengan suara rendah calon dokter ini. Saya pikir dia pasti berlatih keras agar bisa mengeluarkan suara dengan lebih baik lagi. Keep doing that good job, doc. Penjiwaan S4 juga cukup baik di lagu ini. Ya sih, masa lagu sedih tapi nyanyinya sambil tersenyum. Kalau bisa kan, yang mendengar ikut menangis saat mendengarnya. Kalau grup ini sampai tidak jadi terkenal dengan lagu ini, sungguh terlalu. Sayangnya sepertinya tidak bakal ada MV untuk single ini. Sayang sekali. Seharusnya lagu ini bisa membuat mereka menjadi lebih terkenal. Tanggapan S4US gimana? :) Veren
Posted on: Wed, 26 Jun 2013 11:31:48 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015