Klarifikasi dan permohonan maaf atas pernyataan saya di status - TopicsExpress



          

Klarifikasi dan permohonan maaf atas pernyataan saya di status sebelumnya yg perlu saya ralat. Pernyataan tersebut tidak bermaksud utk menggeneralisasi semua penggiat Gentle Birth atau memojokkan grup tertentu yg mengusung Gentle Birth. Pernyataan itu ditujukan kepada sebagian yg menyebarkan informasi salah kaprah, yg jujur saja cukup banyak ditemui berseliweran di news feed yg isinya ajakan melahirkan di rumah dan katakan tidak utk bersalin dengan dokter. Mereka tidak sadar kampanye yg mereka lakukan bisa menelan korban jiwa. Ini yg membuat saya geram. Sementara berdasarkan klarifikasi teman2 yg aktif di grup Gentle Birth, tidak benar bahwa mereka anti dokter maupun anti tindakan medis. Yg benar intinya mereka adalah orang2 yg berusaha utk melahirkan secara normal dan menghindari intervensi yg tidak perlu. Nah, padahal ya.. dalam ilmu Kedokteran yg benar di Obstetri, fitrahnya manusia itu memang melahirkan secara normal, hanya saja dg berkembangnya ilmu pengetahuan, banyak sekali ditemukan resiko2, penyulit dan komplikasi yg bisa terjadi dari kehamilan dan persalinan yg dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Dari penemuan2 tsb berkembanglah, berdasarkan penelitian, tindakan2 intervensi yg dapat mencegah timbulnya hal2 tidak diinginkan tsb, tujuannya jelas utk menekan angka kematian ibu dan bayi dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi, cita-citanya di MDGs sih zero kematian. Jadi, sebenarnya yg diusung penggiat Gentle Birth itu ya sama aja dg yg ada di ilmu Obstetri. Semua pasien diupayakan lahir normal terlebih dahulu, jika berdasarkan pemeriksaan terdapat resiko yg berbahaya sehingga diperlukan tindakan intervensi, ya baru lah diambil tindakan intervensi tsb. Perlu digarisbawahi, tindakan intervensi pada persalinan yg benar, baru dilakukan jika ada indikasinya. Namun, dalam pelaksanaannya memang ada beberapa dokter atau bidan yg tidak mau repot dan tidak berani ambil resiko, sehingga mereka lebih memilih bermain aman. Aman utk mereka, dan aman utk ibu dan bayi. Karena di Indonesia angka kematian Ibu dan bayi masih saja cukup tinggi. Nah, kenapa ini bisa terjadi? Apa itu yg dimaksud dg bermain aman? Well, utk penjelasannya mari kita masuk ke lingkaran setan yg kusut ini, sekalian curcol yak :p Begini, sistem kesehatan di Indonesia lah yg jauh dari sempurna yg jadi penyebabnya. 1. Masih ingat kasus pasien 2 bayi kembar lahir prematur BBLSR (Berat Badan Lahir Sangat Rendah) di Jakarta beberapa waktu yg lalu, yg ditolak sana-sini utk mendapatkan perawatan lebih lanjut di RS yg memiliki fasilitas lebih canggih? Ini karena fasilitas kesehatan yg memadai yg kita miliki minim dan jumlahnya sangat terbatas. Utk fasilitas ICU, NICU, PICU di Jakarta saja terhitung minim, karena butuh investasi yg sangat besar, baik itu sarana prasarana, alat2 kesehatannya, maupun SDMnya. Tidak semua RS negeri punya fasilitas ini, kalau pun ada jumlahnya sangat terbatas. Susah sekali merujuk pasien2 yg butuh fasilitas tsb, RSCM dan RS Fatmawati tidak pernah kosong, bahkan selalu membludak sampai ke selasar lorong2 utk menampung pasien. Sementara RS swasta biayanya sangat mahal. Kenapa? Ya karena investasinya sangat besar, milyaran, tanpa subsidi pemerintah, dan mereka butuh mencapai BEP utk operasional. Tahu kah, alat2 kesehatan dikenakan pajak bea cukai sebagai barang mewah? Sementara industri dalam negeri tidak disupport utk berkembang supaya bisa memproduksi sendiri alat2 kesehatan dan obat2an import yg mahal2. Kemarin sempat baca klo ga salah pemerintah berencana menghapus pajak utk mobil mewah??? Kenapa bukan alat2 kesehatan aja yg dihapuskan pajak supaya biaya kesehatan lebih terjangkau??? 2. Masyarakat Indonesia masih bisa dibilang sedikit yg teredukasi dg baik. Anggapan masyarakat bayi lahir prematur dg BBL hanya ratusan gram – 1 kg karena ibu tidak pernah ANC dan tidak terpenuhi nutrisinya (karena sembako dan biaya hidup mahal, fasilitas kesehatan tidak terjangkau), harus bisa hidup, jika bayinya meninggal, maka mereka akan menyalahkan dokternya. Mereka tidak tahu, bahwa perawatan bayi prematur itu sangat-sangat-sangat mahal dan susah. Begitu juga dg ibunya, jika terjadi PEB, solusio plasenta, dll dan butuh ICU, biaya yg diperlukan sangat besar dan belum tentu fasilitas yg dibutuhkan tersedia. Ini salah satu penyebab kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. 3. Karena begitu banyak resiko yg bisa timbul dari proses persalinan, sebagian dokter memilih melakukan tindakan intervensi utk preventif meski belum ada indikasi kuat, agar selamat buat ibu, bayi, dan dirinya. Inilah yg disebut dg bermain aman. 4. Jika hal2 ini teratasi, bisa jadi tidak ada istilah Gentle Birth, karena proses persalinan berlangsung sesuai dg keilmuan yg benar. 5. Cukup panjang juga curcolnya dan tulisan saya cukup berantakan, ah.. biarlah, yg penting pendapat saya sudah tersampaikan :P Maka, utk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia, mari dukung teman2 yg bergabung dalam gerakan moral DIB (Dokter Indonesia Bersatu) mendesak pemerintah menganggarkan APBN 5% saja utk kesehatan sesuai dg amanat Undang-Undang. Demi kesehatan Indonesia yg lebih baik.
Posted on: Sun, 15 Sep 2013 14:53:18 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015