Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak - TopicsExpress



          

Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang. “Gimana Pak Robert?” tanyanya tersenyum. “Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget” kataku tertawa kecil. “Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak” katanya lagi. “Percaya deh sama Dita. Tuh anaknya masih di kamar” Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagi-lagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya. Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur. “Saya permisi dulu Pak Robert” pamit Dita. “Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda.” jawabku sambil mengedipkan mataku. “Beres Pak” jawabnya sambil menggandeng Tari keluar. “Ini tasnya ketinggalan” kataku sambil menyerahkan tas Tari yang berisi buah-buahan untuk adiknya itu. Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku. Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku. Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku. Tak lupa kusetel lagu Al Jarreau kesayanganku. ,
Posted on: Mon, 12 Aug 2013 13:32:49 +0000

Trending Topics



div>
Slept like a brick, woke up singing. The Love we had stays on my
The Big Book of ACT Metaphors: A Practitioners Guide to
Parábola de los talentos Lucas 19, 11-28. Tiempo Ordinario. Dios

© 2015