Mantan Presiden PKS Bantah Menjanjikan Proyek JAKARTA, - TopicsExpress



          

Mantan Presiden PKS Bantah Menjanjikan Proyek JAKARTA, (PRLM).- Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq membantah jika ia menjanjikan proyek di tiga kementerian kepada pengusaha Yudi Setiawan untuk mendapatkan dana Rp 2 triliiun untuk Pemilu 2014. Luthfi menyebut Yudi hanya berasumsi. Ia menuding Yudi hanya mencari kesempatan bisnis. “Itu adalah asumsi dia. Sekali lagi, itu asumsi dia. Tidak ada sama sekali respon dari kami terhadap asumsi-asumsi atau business opportunity-nya di sana ada, di sana ada, cuma begitu. Kemudian keterangan itu disampaikan kepada saya dan saya tanggapi secara pasif, tidak ada respon, tidak ada bahasa, tidak ada apa-apa lagi,” kata Luthfi kepada wartawan di KPK, Rabu (17/07/2013). Luthfi yang sebelumnya selalu bungkam saat ditanya wartawan, kemarin ia angkat suara terkait kasus korupsi yang dituduhkan padanya. Luthfi mengakui pertemuannya dengan Yudi. Luthfi bertemu dengan Yudi di suatu kesempatan yang melibatkan banyak pengusaha. Menurut pengakuan Luthfi pertemuan itu tidak terjadi di kantor DPP PKS. Yudi kemudian memaparkan berbagai peluang usaha. “Tidak ada sama sekali respon dari kami terhadap asumsi-asumsi atau business oppurtunity yang dia lihat, apakah salah kalau saya hanya mendengarkan paparan orang? Kan tidak, saya berhak mendengarkan apa saja. Yang penting saya tidak melakukan apa yang diasumsikan bahwa saya memfollow up paparan itu,” tutur Luthfi. Ia mengatakan, semua pemaparan Yudi adalah asumsi pribadi. Tidak ada kaitannya dengan PKS. Tidak pernah ada diskusi atau dialog lanjutan untuk merealisasikan asumsi-asumsinya. Di persidangan, Jaksa mendakwa Luthfi atas penerimaan uang tunai baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing, properti, dan mobil yang nilainya mencapai Rp 17,83 miliar serta USD 79.375. Penerimaan tersebut dinilai sebagai gratifikasi yang seharusnya dilaporkan kepada KPK. Menurut Jaksa, pemberian tersebut berkaitan dengan proyek-proyek yang dijanjikan kepada pengusaha Yudi Setiawan. Proyek tersebut berkaitan dengan proyek pengadaan benih jagung hibrida, bibit kopi, bibit pisang dan kentang, pengadaan laboratorium benih padi, bantuan bio komposer, bantuan Pupuk NPK, proyek bantuan sarana Light Trap, pengadaan handtracktor,, dan kuota daging sapi. "Dalam pertemuan-pertemuan disepakati bahwa proyek di Kementan tersebut akan diijon oleh terdakwa dan pelaksanaan pekerjaannya akan diserahkan kepada Yudi Setiawan dengan komisi sebesar 1% dari pagu anggaran, yang mana pengurusan komisi tersebut dipercayakan kepada Ahmad Fathanah," kta Jaksa membacakan dakwaannya. Yudi dan Luthfi dihubungkan oleh Ahmad Fathanah, orang dekat Luthfi. Luthfi berjanji akan membantu komunikasi dengan Anis Matta yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPR dan Sekjen DPP PKS kala itu. “Itu tidak benar, itu hanya asumsi orang tentang apa yang pernah terjadi. Aslinya tidak pernah,” ujar Luthfi. Kemarin Luthfi diperiksa sebagai saksi dalam kasus suap penambahan kuota impor daging sapi untuk tersangka Maria Elizabeth Liman selaku Direktur Utama PT Indoguna Utama. Ia mengaku pertemuannya dengan Elizabeth tidak pernah membahas hal alin selain soal krisis daging. “Tapia da pihak-pihak lain yang mendompleng di balik Bu Elizabeth maupun di balik saya, maka terjadilah apa yang terjadi. Aslinya tidak ada sama sekali pembahasan tentang apa yang didakwakan kepada saya maupun yang didakwakan kepada Ibu Maria Elizabeth,” katanya. Terkait pertemuannya dengan Menteri Pertanian Suswono, menurut Luthfi hal itu karena Suswono mencari pendapat lain tentang krisis sapi. “Sama sekali tidak membahas masalah kebijakan soal daging itu, kebijakan itu bukan di Kementerian Pertanian tapi di rapat gabungan di tiga kementerian (Kementerian Koordinataor Perekonomian, Kementerian Perdagan, dan Kementerian Pertanian). Kalau sekedar informasi ya kita sampaikan informasi itu dan Ibu Elizabeth sudah menyampaikan yang diperlukan sebagai data pembanding dari apa yang dimiliki oleh pemerintah tetapi sebagai second opinion, bukan bahan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan harus datang dari lembaga formal pemerintahan jadi seluruh pertemuan itu berujung pada pentingnya uji publik terhadap validasi data yang dimiliki,” tutur Luthfi. Luthfi mengakui sehari setelah Fathanah ditangkap KPK, ia berkomunikasi dengan Suswono. “Itu percakapan tema lain, saya tidak pernah membahas kuota dengan Pak Suswono, yang saya bahas adalah aspirasi masyarakat yang disampaikan pada saya tentang beredarnya daging babi, tikus, akibat dari mahalnya harga daging, itu yang kami bicarakan dan tidak pernah bicarakan masalah kuota, tapi orang lain yang bicarakan masalah itu. Pembicaraan orang lain itulah disebutkan bahwa saya seolah-olah yang melakukan,” katanya. Luthfi yang sebelumnya selalu bungkam saat ditanya wartawan, kemarin ia angkat suara terkait kasus korupsi yang dituduhkan padanya. Luthfi juga membantah keterlibatan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin. Hilmi tidak pernah mempunyai hubungan bisnis dengan Elizabeth. “Saya tidak pernah melihat ada sesuatu yang terjadi, mereka tidak pernah saling ketemu dan tidak ada pembicaraan apa-apa. Ustad Hilmi tidak pernah masuk ke hal-hal teknis,” katanya.
Posted on: Wed, 17 Jul 2013 09:49:02 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015