Mengapa Awal Ramadhan Selalu Berbeda? Antara Wihdatul Mathla’ - TopicsExpress



          

Mengapa Awal Ramadhan Selalu Berbeda? Antara Wihdatul Mathla’ Dan Ta’addud Matholi’ Oleh : Tabi Dakwah Najd Berkali-kali dan untuk kesekian kalinya kaum Muslimin dibuat bingung oleh negara-negara sekuler yang menguasai kaum Muslimin. Bagaimana tidak, hanya untuk menentukan awal Ramadhan pemerintah-pemerintah sekuler ini telah memecah kaum Muslimin berdasarkan batas-batas wilayah politisnya. Kaum Muslimin harusnya bersatu di atas rahmat bulan Ramadhan dibuat berpecah belah menjadi lebih 50-an negara yang memaksakan kaum Muslimin berbeda waktu puasanya satu negara dengan negara yang lain. Perbedaan waktu puasa harusnya TIDAK TERJADI karena bulan yang dilihat satu dan tempat terbitnya hilal juga satu. Terus!!!? Kenapa kaum Muslimin berpecah belah dalam penetapan waktu puasa?. Berdasarkan pengalaman penulis ketika dialog dengan Al-Ustadz Al-Asier Abu Sulaiman Aman Abdurrahman beliau menjelaskan yang kurang-lebih penjelasan sebagai berikut: “Dahulu kala para ulama salaf tidak berbeda dalam penentuan waktu masuknya Ramadhan, karena bulan yang dilihat satu dan mathla’ tempat terbitnya hilal juga satu. Terus… kenapa umat harus berbeda pendapat?”. Masih menurut beliau: “makanya para ulama’ menetapkan kalau seandainya negeri paling barat dari negeri kaum Muslimin seperti Maroko mengabarkan telah melihat hilal kemudian kabar tersebut sampai kepada kaum Muslimin di Jazirah (Arab) maka kalau waktu memungkinkan (belum masuk waktu subuh) wajib bagi kaum Muslimin di Jazirah untuk berpuasa ketika itu juga”. Maka dapat disimpulkan usaha untuk memecah belah kaum Muslimin dengan peta politik yang kacau ini, harusnya tidak terjadi. Bagaimana tidak?, pemerintah-pemerintah sekuler mendasari usaha mereka dengan methode ta’addadul matholi’ yakni sebuah methode yang mendasari perbedaan tempat melihat terbitnya hilal karena perbedaan tempat. Methode tersebut sudah terbantahkan dengan adanya alat komunikasi yang dapat memberikan informasi ke belahan negeri yang lain. Dahulu para ulama’ menetapkan ta’addadul matholi’ dikarenakan sulitnya komunikasi diantara mereka saat itu sehingga kabar terlihatnya hilal tidak sampai kepada mereka dan mereka menetapkan BOLEHNYA taaddadul matholi’. Adapun hari ini, ketika di Indonesia kaum Muslimin tidak melihat hilal dan kemudian datang kabar di belahan barat dari Indonesia yang terpaut beberapa jam yang akan datang bahwa hilal sudah terlihat maka kaum Muslimin di Indonesia wajib puasa karena sampainya berita valid tentang hilal yang sudah terlihat. Makanya, tidak ada alasan bagi kaum Muslimin untuk berpecah belah. Masak harus dipaksakan perpecahan yang jelek ini sebagai RAHMAT BAGI KAUM MUSLIMIN. Sungguh ini kebodohan yang nyata. Bagi negara-negara sekuler yang mendewa-dewakan taaddadul matholi’ coba resapi kekacauan pendapat kalian!. Kalian memaksakan daerah yang jauh dari Pelabuhan Ratu dan Tanjung Kodok untuk ikut keputusan kalian, tapi daerah terdekat seperti Singapura tidak masuk dalam wilayah pendapat kalian. Kenapa demikian? Karena sesungguhnya kepentingan kalian dalam menetapkan awal Ramadhan adalah kepentingan politik negara tertentu bukan untuk kemaslahatan kaum Muslimin secara Global. Makanya wilayah yang tidak masuk kawasan politik negara tersebut walaupun dekat tidak masuk ranah pendapat ini. Solusi buat kaum Muslimin adalah dengan adanya HILAL GLOBAL bagi kaum Muslimin sehingga kaum Muslimin tidak berpecah belah dalam penentuan waktu puasa. Sudah tentu, dengan adanya KHILAFAH ISLAMIYAH perselisihan penetapan waktu awal Ramadhan tidak terjadi, oleh karena itu menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak kaum Muslimin untuk menegakkan Khilafah Islamiyah sekarang juga. Allahu Akbar!
Posted on: Mon, 08 Jul 2013 16:57:51 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015