Mengelola Keuangan Keluarga Saat seseorang masih lajang, maka - TopicsExpress



          

Mengelola Keuangan Keluarga Saat seseorang masih lajang, maka segala pengaturan keuangan dan pembayaran pengeluaran biaya hidup diatur sendiri. Tidak ada yang akan marah atau protes kala dia mempergunakan semua pendapatan yang diterimanya. Dia bebas membayar segala biaya kebutuhan dan keinginan dirinya, bahkan dengan berhutang sekalipun. Bisa saja seorang lajang yang sudah bekerja dan memperoleh gaji selama belasan tahun, namun dirinya belum memiliki aset atau investasi yang berarti. Bahkan beberapa diantaranya ternyata terjerat dan masuk ke dalam perangkap hutang, alias memiliki aset minus (hutang lebih besar daripada aset). Sehingga saya sarankan kepada Anda sahabat setia ATURKEUANGAN, sebelum berucap sumpah: ”Yes I DO” saat melangsungkan pernikahan sebaiknya bicarakan dan pahami bagaimana kondisi mental keuangan calon pasangan hidup. Diskusikan dan selaraskan format dan tata cara kelola keuangan Anda dengan dirinya. Aktifitas ini bermanfaat untuk menghindarkan Anda dari pertikaian dan pertengkaran yang akan menghabiskan energi dan berpotensi menimbulkan keretakan hubungan Anda. Setelah Anda menikah dan bersepakat mengarungi samudera kehidupan bersama dalam biduk rumah tangga, maka segala sesuatunya layak dan sepantasnya dibicarakan dan disepakati. Karena Anda dan dia berasal dari latar belakang dan pemahaman yang berbeda satu sama lain. Permasalahan keuangan merupakan salah satu persoalan yang harus dipecahkan dan dicarikan solusinya, bahkan sebelum permasalahan timbul. Jangan menunggu sebuah masalah timbul, baru Anda mulai melakukan pembicaraan. Sesaat seseorang menikah, maka dia sudah kehilangan ”akses pribadi“ dan ”otoritas“ akan pendapatan yang diperolehnya, karena semua pendapatan yang diterima suami dan atau istri, menjadi milik bersama (keluarga). Sehingga bila dia ingin memanfaatkan pendapatan keluarga tersebut, dia layak membicarakan dengan pasangannya dan hendaknya pemanfaatan dana tersebut untuk aktifitas produktif dan positif. Pada umumnya merencanakan dan mengelola keuangan bersama (suami dan istri) jauh lebih baik dan berpotensi mencapai berbagai tujuan keuangan lebih mudah, karena terdapat 2 pihak yang saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang satu. Mereka dapat saling mengingatkan dan memberikan masukkan yang bermanfaat. Bila perencanaan keuangan dilakukan sendiri, maka ego dan kepentingan diri akan mendominasi dan tidak ada pihak yang dapat mengingatkan (mengimbangi) bila terjadi sebuah kekeliruan penggunaan. 2 orang lebih baik daripada 1 orang dalam mencapai sebuah tujuan. Bicarakan, diskusikan dan sepakati perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga, dengan selalu menempatkan pemanfaatan bagi kepentingan keluarga diatas kepentingan pribadi. Bukankah itu makna sebuah perkawinan dan keluarga? aturkeuangan/mrxnus520/130629-mengelola-keuangan-keluarga.htm
Posted on: Mon, 28 Oct 2013 08:15:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015